Teori Motivasi Kerja Motivasi Kerja

34 pada intinya berkisar sekitar imbalan moneter, dan imbalan non moneter yang dapat mempengaruhi hasil kinerjanya secara positif atau secara negatif, yang mana tergantung pada situasi dan kondisi yang dihadapi orang yang bersangkutan Winardi 2002:6. Amirullah dkk, 2002:146, motivasi kerja adalah kondisi yang berpengaruh membangkitkan, mengarahkan dan memelihara perilaku yang berhubungan dengan lingkungan kerja. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud motivasi kerja adalah sesuatu yang dapat menimbulkan semangat atau dorongan bekerja individu atau kelompok terhadap pekerjaan guna mencapai tujuan. Motivasi kerja guru adalah kondisi yang membuat guru mempunyai kemauan atau kebutuhan untuk mencapai tujuan tertentu melalui pelaksanaan suatu tugas.

2.3.2 Teori Motivasi Kerja

Tahun 1950an merupakan periode perkembangan konsep-konsep motivasi. Teori-teori yang berkembang pada masa ini adalah hierarki teori kebutuhan, teori X dan Y, dan teori dua faktor. Teori-teori kuno dikenal karena merupakan dasar berkembangnya teori yang ada hingga saat ini yang digunakan oleh manajer pelaksana di organisasi-organisasi di dunia dalam menjelaskan motivasi Wikipedia.org 1 Teori Motivasi Klasik a. Teori Hierarki Kebutuhan Teori motivasi yang paling terkenal adalah hierarki teori kebutuhan milik Abraham Maslow. Ia membuat hipotesis bahwa dalam setiap diri manusia terdapat hierarki dari lima kebutuhan. Tingkat kebutuhan yang paling rendah 35 adalah kebutuhan fisiologis dan tingkat kebutuhan yang tertinggi adalah kebutuhan realisasi diri. Maslow mengemukakan lima tingkatan kebutuhan, yaitu: 1 Kebutuhan Fisiologis Kebutuhan ini merupkan kebutuhan tahap pertama, karena manusia membutuhkan ini dan ditempatkan pada urutan yang paling dasar. Pangan, sandang dan papan adalah salah satu kebutuhan fisiologis yang harus segera dipenuhi dalam hidupnya. 2 Kebutuhan Akan Keselamatan dan Keamanan Pada tahap kedua ini, manusia memerlukan keselamatan dan keamanan disegala bidang. Mereka ingin bebas dari rasa ketakutan dan memperoleh keamanan terhadap harta benda dan dirinya. Dalam penampilannya, manusia ingin aman dan ada kepastian hidupnya di hari tua dalam pekerjaannya, dalam pengalaman di masyarakat dan sebagainya. Rasa keamanan dan keselamatan ini merupakan kebutuhan untuk kelanjutan kehidupannya. 3 Kebutuhan Rasa Kemasyarakatan Sosialisasi Manusia ingin diakui sebagai anggota masyarakat. Manusia merasakan kemanusiaannya bilamana berada di tengah-tengah masyarakat. 4 Kebutuhan Ingin di Hargai Kebutuhan tahap keempat ini masih berkaitan dengan kebutuhan kemasyarakatan. Manusia ingin dihormati dan diakui oleh orang lain, rasa dihormati ini menumbuhkan berbagai perasaan positif, seperti rasa percaya diri dan wibawa. Mungkin pada orang-orang tertentu, rasa kehormatan ini tumbuh menjadi perbuatan yang negatif. Untuk menarik perhatian masyarakat, dia 36 membuat keonaran dalam pergaulan hidup atau membuat hal-hal yang aneh, sekedar ingin mendapat perhatian dan pengakuan dari masyarakat. 5 Kebutuhan Untuk Mengembangkan Diri Apabila keempat tahap sudah dapat dipenuhi, maka timbul kebutuhan untuk mengembangkan diri dan berbuat sendiri. Kebutuhan mengembangkan diri tidak terbatas pada motorik saja, tapi meliputi semua aspek, seperti perasaan dan pengetahuan. b. Teori X dan Y Douglas McGregor menemukan teori X dan teori Y setelah mengkaji cara para manajer berhubungan dengan para karyawan. Kesimpulan yang didapatkan adalah pandangan manajer mengenai sifat manusia didasarkan atas beberapa kelompok asumsi tertentu dan bahwa mereka cenderung membentuk perilaku mereka terhadap karyawan berdasarkan asumsi-asumsi tersebut. Ada empat asumsi yang dimiliki manajer dalam teori X, yaitu: 1 karyawan pada dasarnya tidak menyukai pekerjaan dan sebisa mungkin berusaha untuk menghindarinya. 2 karena karyawan tidak menyukai pekerjaan, mereka harus dipakai, dikendalikan, atau diancam dengan hukuman untuk mencapai tujuan. 3 karyawan akan mengindari tanggung jawab dan mencari perintah formal. 4 sebagian karyawan menempatkan keamanan di atas semua faktor lain terkait pekerjaan dan menunjukkan sedikit ambisi. 37 Bertentangan dengan pandangan-pandangan negatif mengenai sifat manusia dalam teori X, ada pula empat asumsi positif yang disebutkan dalam teori Y, yaitu: 1 karyawan menganggap kerja sebagai hal yang menyenangkan, seperti halnya istirahat atau bermain. 2 karyawan akan berlatih mengendalikan diri dan emosi untuk mencapai berbagai tujuan. 3 karyawan bersedia belajar untuk menerima, mencari, dan bertanggung jawab. 4 karyawan mampu membuat berbagai keputusan inovatif yang diedarkan ke seluruh populasi, dan bukan hanya bagi mereka yang menduduki posisi manajemen. 2 Teori Motivasi Kontemporer a. Teori Kebutuhan McClelland Teori kebutuhan McClelland dikembangkan oleh David McClelland dan teman-temannya. Teori kebutuhan McClelland berfokus pada tiga kebutuhan yang didefinisikan sebagai berikut: 1 kebutuhan pencapaian Need for Achievement n Ach: dorongan untuk melebihi, mencapai standar-standar, berusaha keras untuk berhasil. 2 kebutuhan kekuatan Need for Power n Pow: kebutuhan untuk membuat individu lain berperilaku sedemikian rupa sehingga mereka tidak akan berperilaku sebaliknya. 3 kebutuhan hubungan Need for Affiliation n Aff: keinginan untuk menjalin suatu hubungan antarpersonal yang ramah dan akrab. 38 b. Teori Evaluasi Kognitif Teori evaluasi kognitif adalah teori yang menyatakan bahwa pemberian penghargaan-penghargaan ekstrinsik untuk perilaku yang sebelumnya memuaskan secara intrinsik cenderung mengurangi tingkat motivasi secara keseluruhan. Teori evaluasi kognitif telah diteliti secara ekstensif dan ada banyak studi yang mendukung. c. Teori Penentuan Tujuan Teori penentuan tujuan adalah teori yang mengemukakan bahwa niat untuk mencapai tujuan merupakan sumber motivasi kerja yang utama. Artinya, tujuan memberitahu seorang karyawan apa yang harus dilakukan dan berapa banyak usaha yang harus dikeluarkan. d. Teori Penguatan Teori penguatan adalah teori dimana perilaku merupakan sebuah fungsi dari konsekuensi-konsekuensinya, jadi teori tersebut mengabaikan keadaan batin individu dan hanya terpusat pada apa yang terjadi pada seseorang ketika ia melakukan tindakan. e. Teori Keadilan Teori keadilan adalah teori bahwa individu membandingkan masukan- masukan dan hasil pekerjaan mereka dengan masukan-masukan dan hasil pekerjaan orang lain, dan kemudian merespon untuk menghilangkan ketidakadilan. 39 f. Teori Harapan Teori harapan adalah kekuatan dari suatu kecenderungan untuk bertindak dalam cara tertentu bergantung pada kekuatan dari suatu harapan bahwa tindakan tersebut akan diikuti dengan hasil yang ada dan pada daya tarik dari hasil itu terhadap individu tersebut.

2.3.3 Fungsi Motivasi