penyembuhan, sedangkan pangan fungsional lebih bersifat mengurangi resiko. Pada obat, efek harus dirasakan segera, sedangkan pada pangan fungsional lebih
pada keuntungan di masa mendatang.pemberian obat lebih ditujukan pada populasi tertentu orang dengan penyakit tertentu. Sedang makanan fungsional
berpeluang dimanfaatka oleh siapa saja dengan kemungkinan cakupan konsumen yang lebih luas. Dari segi keamanannya, pertimbangan penggunaan obat lebih
didasarkan pada pertimbangan keuntungan lebih besar dari resiko, sedang pada pangan fungsional sisi keamanan harus menjadi pertimbangan utama.
Beberapa persyaratan yang harus dimiliki oleh suatu produk agar dapat dikatakan sebagai makanan fungsional menurut Winarti 2010:5:
a. Harus merupakan produk pangan bukan berbentuk kapsul, tablet, atau
bubukyang berasal dari bahan ingredien alami. b.
Dapat dan layak dikonsumsi sebagai bagian dari diet atau menu sehari-hari. c.
Mempunyai fungsi tertentu pada saat dicerna, serta dapat memberikan peran dalam proses tubuh tertentu, seperti: memperkuat mekanisme pertahanan
tubuh, mencegah penyakit tertentu, membantu mengembalikan kondisi tubuh setelah sakit tertentu, menjaga kondisi fisik dan mental, serta memperlambat
proses penuaan.
2.1.3 Tinjauan Tentang Singkong
2.1.3.1 Singkong
Singkong merupakan salah satu komoditas pertanian yang banyak diolah menjadi berbagai produk jadiatauproduk setengah jadi yang memiliki nilai tambah
lebih tinggi. Umbi singkong merupakan sumber energi yang kaya karbohidrat,
namun sangat miskin protein. Di Indonesia tanaman singkong memiliki bermacam nama antara lain singkong, ketela, ketela pohon, ubi kayu, dan lain-lain Emil
Salim, 2011. Setiap bagian tanaman singkong telah dimanfaatkan, dari umbi, kulit, batang,
hingga daunnya.Hampir semua bagian dapat dimanfaatkan. Daun singkong digunakan untuk sayur-sayuran, batang singkong untuk mengembangbiakan
secara stek atau tanaman pagar, kulit singkong diolah menjadi keripik kulit singkong, sedangkan umbi singkong telah banyak diproses menjadi bermacam-
macam produk, antara lain tepung singkong, tapioka, ceriping, gaplek, tiwul dan tepung gaplek.
Sinkong merupakan bahan pangan yang telah lama dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia.Sebagian masyarakat telah memanfaatkan singkong sebagai
pengganti nasi karena ketidakmampuan ekonomi untuk membeli beras.Ini menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia semenjak dahulu telah mengenal
makanan sumber
karbohidrat sebagai
makanan pokokyang
dapat mengenyangkan.Di Indonesia tanaman singkong merupakan tanaman nomor tiga
setelah padi dan jagung. Melihat berbagai potensi yang dimiliki komoitas singkong untuk
dikembangkan menjadi berbagai macam produk olahan, singkong merupakan komoditas ungglan yang layak dikembangkan di Indonesia.Selain ketersediaan
lahn yang luas, Indonesia juga memiliki iklim dan tanah yang cocok untuk mengembagkan komoditas singkong, terlebih tanaman ini mampu tumbuh
didataran tinggi dan rendah dan tidak mengenal musim.Indonesia memiliki
potensi sangat besar untuk mengembagkan produk-produk berbasis singkong karena, selain memiliki lahan yang luas, iklimnya juga cocok. Pengembangan
produk olahan singkong akan mendukung ketahanan pangan nasional dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Tabel 2.2. Kandungan Gizi pada Singkong per 100 gram Kandungan Gizi
Singkong
Kalori kal Protein g
Lemak g Karbohidrat g
Fosfor mg Besi mg
Vit. B1 mg Vit. C mg
Air Kalsium
146,00 1,2
0,30 34,00
40,00 0,7
0,06 30,00
62,50 33,00
Sumber : Emil Salim
2.1.4 Tinjauan Tentang Gaplek