Hasil dan Pe mbahasan

69 Bab 6 ini membahas tentang penentuan DPM berbasis model dugaan dengan metode PPR. Tujuan kajian ini adalah untuk memperoleh daerah prakiraan musim berdasarkan pola model dugaan untuk setiap stasiun penakar hujan di kabupaten Indramayu.

6.2. Bahan dan Metode

6.2.1. Bahan

Data GCM yang digunakan sama dengan data GCM domain Segi8 pada Bab 4. Data curah hujan bulanan di 32 stasiun, termasuk stasiun Sukadana, digunakan untuk kajian pewilayahan ini. Di stasiun-stasiun itu terdapat data curah hujan historis selama 20 tahun dari tahun 1981 sampai dengan 2000. Data luaran GCM sebagai prediktor atau matriks X t ×g dan curah hujan di 32 stasiun masing- masing sebagai peubah respon atau vektor y t seperti pada persamaan 4.3.

6.2.2. Metode

Pewilayahan dilakukan berdasarkan keserupaan pola model dugaan curah hujan di setiap stasiun penakar hujan. Pendugaan model SD dengan PPR panjang data historis 20 tahun, periode 1981-2000, dan domain Segi8 dilakukan untuk 32 stasiun sehingga diperoleh pola model dugaan untuk masing- masing stasiun. Selanjutnya pewilayahan atau pengelompokan stasiun-stasiun dilakukan berdasarkan pola model dugaan dengan metode pengelompokan Ward sehingga diperoleh wilayah-wilayah atau daerah prakiraan musim. Metode ini berdasarkan jumlah kuadrat jarak minimum antara titik-titik individu dan pusat centroid masing- masing kelompok. DPM-DPM yang diperoleh disebut DPM_PPR.

6.3. Hasil dan Pe mbahasan

Keenam DPM dalam DPM_BMG yang dihasilkan BMG 2003 mencakup 36 stasiun penakar hujan di kabupaten Indramayu tercantum pada Gambar 6.1 dan Tabel 6.1. Dalam pembahasan ini hanya mencakup 31 stasiun yang berada di kabupaten Indramayu, untuk keperlua n pembandingan dengan DPM_PPR pada Gambar 6.2 dan Tabel 6.1. Keenam DPM dalam DPM_BMG tersebut adalah: 1 DPMG1 terdiri dari Bantarhuni, Bondan, Cipancuh, Temiyang, dan Gantar; 2 70 DPMG2 terdiri dari Indramayu dan Bangkir; 3 DPMG3 terdiri dari Bugel; 4 DPMG4 terdiri dari Cidempet, Lohbener, Losarang, Ujunggaris, Jatibarang, Juntinyuat, Kedokan Bunder, Krangkeng, Sudimampir, Sukadana, dan Tugu; 5 DPMG5 terdiri dari Bulak, Sudikampiran, Anjatan, Gabuswetan, Karangasem, Luwungsemut, Tulangkacang, dan Wanguk; dan 6 DPMG6 terdiri dari Bugis, Kroya, Cikedung, dan Sumurwatu. Gambar 6.1. Daerah Prakiraan Musim BMG BMG 2003 Gambar 6.2. Daerah Prakiraan Musim PPR 71 Tabel 6.1. Stasiun-Stasiun dalam DPM_BMG dan DPM_PPR DPM No Nama Stasiun BMG PPR 1 Indramayu 2 1 2 Bugel 3 1 3 Cidempet 4 1 4 Bangkir 2 2 5 Lohbener 4 2 6 Losarang 4 2 7 Ujungaris 4 2 8 Bulak 5 2 9 Jatibarang 4 3 10 Juntinyuat 4 3 11 Kedokan Bunder 4 3 12 Krangkeng 4 3 13 Sudimampir 4 3 14 Sudikampiran 5 3 15 Anjatan 5 4 16 Gabuswetan 5 4 17 Karangasem 5 4 18 Luwungsemut 5 4 19 Tulangkacang 5 4 20 Wanguk 5 4 21 Bugis 6 4 22 Kroya 6 4 23 Bantarhuni 1 5 24 Bondan 1 5 25 Cipancuh 1 5 26 Temiyang 1 5 27 Gantar 1 5 28 Sukadana 4 5 29 Tugu 4 5 30 Cikedung 6 5 31 Sumurwatu 6 5 Ada lima DPM dalam DPM_PPR yang meliputi 32 stasiun, tetapi hanya 31 stasiun, tidak termasuk stasiun Sukra, yang akan dibandingkan dengan DPM_BMG. Stasiun Sukra tidak termasuk dalam DPM_BMG. Kelima DPM tersebut adalah: 1 DPMR1 mencakup 3 stasiun yaitu Indramayu, Bugel, dan Cidempet; 2 DPMR2 terdiri dari 5 stasiun yaitu Bangkir, Lohbener, Losarang, Ujunggaris, dan Bulak; 3 DPMR3 terdiri dari 6 stasiun yaitu Jatibarang, Juntinyuat, Kedokan Bunder, Krangkeng, Sudimampir, dan Sudikampiran; 4 DPMR4 terdiri dari 8 stasiun yaitu Anjatan, Gabuswetan, Karangasem, 72 Luwungsemut, Tulangkacang, Wanguk, Bugis, dan Kroya; 5 DPMR5 terdiri dari 9 stasiun yaitu Bantarhuni, Bondan, Cipancuh, Temiyang, Gantar, Sukadana, Tugu, Cikedung, dan Sumurwatu. DPMR1 terletak di pantai utara, DPMR5 di wilayah selatan kabupaten Indramayu, dan DPMR2, DPMR3 dan DPMR4 berada di tengah wilayah kabupaten Indramayu. DPM_PPR berbeda dengan DPM_BMG di mana DPM_PPR terdiri lima DPM sedangkan DPM_BMG terdiri dari enam DPM. Stasiun-stasiun dalam masing- masing DPM berbeda, baik dalam DPM_PPR dan DPM_BMG Tabel 6.1. DPMR1 dalam DPM_PPR terdiri dari tiga stasiun Indramayu, Bugel, dan Cidempet, tetapi dalam DPM_BMG ketiga stasiun ini berada dalam tiga DPM yang berbeda yaitu masing- masing dalam DPMG2, DPMG3, dan DPMG4. DPMR2 dalam DPM_PPR terdiri dari lima stasiun Bangkir, Lohbener, Losarang, Ujunggaris, dan Bulak, tetapi dalam DPM_BMG kelima stasiun ini berada dalam tiga DPM yang berbeda, masing- masing satu stasiun dalam DPMG2, tiga stasiun dalam DPMG4, dan satu stasiun dalam DPMG5. DPMR4 dalam DPM_PPR terdiri dari delapan stasiun Anjatan, Gabuswetan, Karangasem, Luwungsemut, Tulangkacang, Wanguk, Bugis, dan Kroya , tetapi dalam DPM_BMG kedelapan stasiun ini terbagi menjadi masing- masing enam stasiun dalam DPMG5 dan dua stasiun dalam DPMG6. DPMR5 dalam DPM_PPR terdiri dari sembilan stasiun Bantarhuni, Bondan, Cipancuh, Temiyang, Gantar, Sukadana, Tugu, Cikedung, dan Sumurwatu, tetapi dalam DPM_BMG kesembilan stasiun ini terbagi menjadi masing- masing lima stasiun dalam DPMG1, dua stasiun dalam DPMG4, dan dua stasiun dalam DPMG6. Pada Tabel 6.2 tercantum curah hujan rata-rata aktual dan dugaannya untuk setiap DPM dalam DPM_PPR. Nilai rata-rata RMSEP sebesar 73 dan nilai korelasinya r=0,68. Pada Tabel 6.3 tercantum curah hujan rata-rata aktual dan dugaannya untuk keenam DPM dalam DPM_BMG dengan nilai rata-rata RMSEP sebesar 94 dan nilai korelasinya r=0,59. Perbedaan nilai RMSEP ini menunjukkan bahwa secara umum dalam DPM_PPR perbedaan nilai dugaan curah hujan dengan aktualnya lebih kecil daripada dalam DPM_BMG. Sedangkan perbedaan nilai korelasinya memperlihatkan bahwa dalam DPM_PPR pola nilai dugaan relatif lebih mendekati pola data aktualnya daripada dalam DPM_BMG. 73 Tabel 6.2. Curah Hujan Aktual dan Dugaan pada Tahun 2001 dengan untuk Setiap DPM_PPR DPMR1 DPMR2 DPMR3 DPMR4 DPMR5 Aktual Dugaan Aktual Dugaan Aktual Dugaan Aktual Dugaan Aktual Dugaan 120 334 204 189 167 244 243 279 246 230 162 130 166 230 140 146 174 111 172 187 226 103 138 82 179 68 166 109 263 173 124 106 134 93 132 53 167 23 241 102 62 101 45 17 70 38 55 19 111 26 147 98 112 22 196 48 55 23 74 28 27 28 10 24 5 65 15 26 16 29 9 19 22 21 36 15 21 11 27 11 19 11 28 24 26 5 26 13 26 95 58 69 54 112 116 133 117 219 36 308 128 363 253 281 146 245 279 407 280 111 113 125 186 181 151 166 200 167 260 RMSEP 91 RMSEP 54 RMSEP 77 RMSEP 54 RMSEP 90 r 0,40 r 0,85 r 0,54 r 0,85 r 0,75 Catatan: Rata-rata RMSEP = 73; STD RMSEP = 19; Rata-rata r = 0,68; STD r = 0,20 74 Tabel 6.3. Curah Hujan Aktual dan Dugaan untuk Setiap DPM_BMG Catatan: Rata-rata RMSEP = 94; STD RMSEP = 30; Rata-rata r = 0,59; STD r = 0,24 DPMG1 DPMG2 DPMG3 DPMG4 DPMG5 DPMG6 Aktual Dugaan Aktual Dugaan Aktual Dugaan Aktual Dugaan Aktual Dugaan Aktual Dugaan 248 352 199 143 96 440 187 192 223 328 242 357 170 159 93 262 286 152 153 230 183 126 160 104 263 184 205 114 194 85 195 113 139 108 241 103 228 47 148 108 58 23 158 136 150 27 227 130 100 25 78 44 80 83 70 40 50 50 92 35 56 38 177 44 218 54 132 35 86 45 72 24 19 39 27 41 14 32 13 18 12 23 9 32 18 29 3 37 27 11 3 18 20 11 9 31 15 25 2 41 29 15 12 18 16 22 6 32 215 38 130 52 32 48 109 40 121 29 201 147 438 179 466 135 192 85 312 239 227 195 371 309 151 178 168 135 87 45 164 216 122 262 227 309 RMSEP 114 RMSEP 123 RMSEP 126 RMSEP 55 RMSEP 72 RMSEP 74 r 0,60 r 0,36 r 0,24 r 0,82 r 0,72 r 0,81 75 Perbedaan hasil pewilayahan terjadi karena perbedaan data yang dijadikan sebagai dasar penentuan daerah prakiraan curah hujan. DPM_BMG menggunakan data curah hujan dasarian yang bersifat temporal dan lokal, sedangkan DPM_PPR menggunakan model dugaan berupa pola nilai dugaan curah hujan bulanan yang memperhitungkan kondisi global dari data luaran GCM yang bersifat spasial dan temporal. Metode pengelompokan yang digunakan untuk DPM_BMG dan DPM_PPR juga berbeda.

6.4. Simpulan