Perbandingan PPR dan PCR

47 data tahun 2001 untuk validasi model. Pembandingan dilakukan berdasarkan RMSEP dan nilai korelasi r antara data aktual dengan nilai dugaannya. Gambar 4.2. Domain Segi8 dan Segi8kor Tabel 4.1. Tahun Pemodelan untuk Tahun Peramalan 2001 Panjang Data Historis tahun Tahun Pemodelan 35 1966 - 2000 30 1971 – 2000 25 1976 – 2000 20 1981 – 2000 15 1986 - 2000

4.5. Hasil dan Pembahasan

4.5.1. Perbandingan PPR dan PCR

Hasil dugaan curah hujan pada tahun 2001 dengan model PPR dan PCR masing- masing dengan nilai RMSEP dan nilai r tercantum pada Tabel 4.2. Model PCR menggunakan dua atau tiga komponen dengan sekitar 80 keragaman data asal, sedangkan model PPR menggunakan satu fungsi ridge. 1,4 LU 18,1 LS 6,9 LS 25,5 LS 98,4 BT 118,1 BT 126,5BT 146,2 BT Indramayu 48 Tabel 4.2. Curah Hujan Dugaan berdasarkan Panjang Data Historis 35, 30, 25, 20, dan 15 Tahun dengan PCR dan PPR: untuk Domain Segi8 Curah Hujan Curah Hujan Dugaan mm Bulan Aktual mm 35 th 30 th 25 th 20 th 15 th Th 2001 PCR PPR PCR PPR PCR PPR PCR PPR PCR PPR Januari 241 245 142 251 226 258 289 252 176 262 330 Pebruari 248 180 141 185 242 195 347 192 175 205 136 Maret 306 148 323 154 146 164 203 166 237 182 147 April 238 67 143 68 52 71 88 80 27 80 23 Mei 144 11 50 5 30 37 12 18 15 39 Juni 105 11 50 7 30 29 28 24 Juli 9 28 10 29 1 40 38 38 Agustus 38 32 41 31 37 38 34 38 30 26 September 17 53 52 58 39 57 39 55 39 56 23 Oktober 147 32 43 42 41 41 121 51 112 60 46 November 360 79 209 85 163 89 203 99 192 106 148 Desember 207 128 149 130 192 136 216 135 206 137 213 RMSEP 125 83 123 105 121 87 116 97 112 118 r 0,60 0,84 0,60 0,71 0,62 0,73 0,66 0,75 0,68 0,59 Nilai-nilai RMSEP dan r tersebut untuk setiap panjang data historis 35, 30, 25, 20, dan 15 tahun di stasiun Sukadana. Secara umum nilai RMSEP dari model PPR lebih kecil dari RMSEP dari model PCR, sedangkan nilai r dari model PPR lebih besar dari nilai r dari model PCR, kecuali untuk panjang data historis 15 tahun di mana nilai RMSEP dari kedua model relatif sama tetapi nilai r dari model PPR 0,59 lebih kecil dari nilai r PCR 0,68. Untuk panjang data historis 35 tahun, nilai RMSEP PPR sebesar 83 dan nilai r PPR sebesar 0,84, sedangkan nilai RMSEP PCR sebesar 125 dan nilai r PCR sebesar 0,60. Untuk panjang data historis 30 tahun, nilai RMSEP PPR sebesar 105 dan nilai r PPR sebesar 0,71, sedangkan nilai RMSEP PCR sebesar 123 dan nilai r PCR sebesar 0,60. Untuk panjang data historis 25 tahun, nilai RMSEP PPR sebesar 87 dan nilai r PPR sebesar 0,73, sedangkan nilai RMSEP PCR sebesar 121 dan nilai r PCR sebesar 0,62. Demikian juga untuk panjang data historis 20 tahun, nilai RMSEP PPR sebesar 97 dan nilai r PPR sebesar 0,75, sedangkan nilai RMSEP PCR sebesar 116 dan nilai r PCR sebesar 0,66. Gambar 4.3 menunjukkan perbandingan nilai- nilai RMSEP dan r dari kedua model. Gambar 4.4 sampai dengan 4.8 masing- 49 masing menunjukkan perbandingan curah hujan aktual pada tahun 2001 dengan curah hujan dugaannya untuk panjang data historis 35, 30, 25, 20, dan 15 tahun. 20 40 60 80 100 120 140 PCR PPRPCR PPRPCR PPRPCR PPRPCR PPR 35 th 30 th 25 th 20 th 15 th panjang data RMSEP 0.0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 metode r RMSEP r Gambar 4.3. Nilai RMSEP dan Korelasi r pada Metode PCR dan PPR dengan Berbagai Panjang Data Historis 35, 30, 25, 20, dan 15 tahun Berdasarkan hasil tersebut, dalam pendugaan curah hujan model PPR lebih akurat dan pola nilai dugaan lebih mendekati pola data aktualnya daripada model PCR terutama untuk panjang data historis 35, 30, 25, dan 20 tahun. Untuk panjang data historis 15 tahun model PCR RMSEP=112; r=0,68 lebih baik dari model PPR RMSEP=118; r=0,59. Pendugaan dengan model PPR untuk panjang data historis 35 tahun RMSEP=83; r=0,84 lebih baik dari model PPR untuk panjang data historis 30 tahun RMSEP=105; r=0,71, 25 tahun RMSEP=87; r=0,73, dan 20 tahun RMSEP=97; r=0,75. Berdasarkan nilai RMSEP dan r tersebut, untuk pendugaan curah hujan dengan panjang data historis 35 tahun memberikan hasil yang lebih akurat daripada dengan panjang data historis lainnya. Namun demikian panjang data historis yang lebih pendek, seperti 20 tahun, masih dapat digunakan untuk pendugaan curah hujan. Gambar 4.4 sampai dengan 4.8 memperlihatkan bahwa secara umum dugaan curah hujan lebih rendah dari curah hujan aktual terutama pada bulan- bulan Januari sd Juni dan Oktober sd Desember, tetapi dugaan tersebut lebih tinggi dari curah hujan aktual pada bulan-bulan Juli, Agustus, dan September. Di 50 samping itu terlihat bahwa dugaan curah hujan pada musim kemarau lebih mendekati curah hujan aktualnya daripada dugaan pada musim hujan. Hal ini dapat dijadikan sebagai pertimbangan untuk melakukan pendugaan model SD dan peramalannya pada setiap musim kemarau atau hujan atau pada setiap tiga bulanan yaitu JFM Januari, Februari, dan Maret, AMJ April, Mei, dan Juni, JAS Juli, Agustus, dan September, dan OND Oktober, November, dan Desember. Panjang Data 35 Tahun 50 100 150 200 250 300 350 400 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Bulan Th 2001 Curah Hujan mm PCR PPR Aktual Gambar 4.4. Dugaan Curah Hujan dengan Metode PCR dan PPR dengan Panjang Data Historis 35 Tahun Panjang Data 30 Tahun 50 100 150 200 250 300 350 400 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Bulan Th 2001 Curah Hujan mm PCR PPR Aktual Gambar 4.5. Dugaan Curah Hujan dengan Metode PCR dan PPR dengan Panjang Data Historis 30 Tahun 51 Panjang Data 25 Tahun 50 100 150 200 250 300 350 400 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Bulan Th 2001 Curah Hujan mm PCR PPR Aktual Gambar 4.6. Dugaan Curah Hujan dengan Metode PCR dan PPR dengan Panjang Data Historis 25 Tahun Panjang Data 20 Tahun 50 100 150 200 250 300 350 400 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Bulan Th 2001 Curah Hujan mm PCR PPR Aktual Gambar 4.7. Dugaan Curah Hujan dengan Metode PCR dan PPR dengan Panjang Data Historis 20 Tahun Panjang Data 15 Tahun 50 100 150 200 250 300 350 400 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Bulan Th 2001 Curah Hujan mm PCR PPR Aktual Gambar 4.8. Dugaan Curah Hujan dengan Metode PCR dan PPR dengan Panjang Data Historis 15 Tahun 52

4.5.2. Perbandingan PPR Berdasarkan Domain Segi8 dan Segi8kor