dilaksanakan dalam perkawinan di daerah ini. Studi kasus riwayat hidup, berkaitan dengan identitas informan, jumlah anak, jumlah saudara yang
dimiliki serta seperti: pendidikan, pekerjaan, dan keberlanjutan tradisi ini. • Tahap keempat; September-Desember 2008 melakukan wawancara
mendalam dengan informan dan responden yang terpilih tujuannya untuk memperdalam data yang diperoleh.
3.2. Unit Analisis
Unit analisis dalam suatu penelitian dapat meliputi individu, rumahtangga, kelompok, organisasi, lembaga sosial dan sebagainya. Unit analisis apa yang akan
diambil dalam suatu penelitian tergantung kepada permasalahan yang diteliti Nugroho, 2001. Berkaitan dengan penelitian unit analisis yang diambil tentang
eksisnya tradisi bajapuik adalah individu sebagai anggota masyarakat. Terdapat sejumlah pertimbangan mengapa individu dijadikan sebagai unit
analisis dalam penelitian ini. Pertama, sebagai konsekuensi atas pilihan teori yang digunakan karena menerangkan fenomena individu dalam masyarakat lebih
mengenai perilaku manusia individual daripada kelompok atau masyarakat. Individu-individu merupakan realitas konkrit dan obyektif dan kelompok
keluarga atau masyarakat hanya merupakan nama yang menunjukkan asosiasi di antara mereka. Jadi, tindakan individu merupakan sumber informasi utama dalam
rangka memahami fenomena sosial. Kedua, para pelaku tradisi bajapuik merupakan individu yang secara
langsung mengalami tradisi bajapuik, sehingga menjadi sangat penting untuk mendapatkan informasi langsung dari mereka dan tidak hanya dari persepsi
masyarakat. Meskipun para pelaku tradisi bajapuik merupakan sumber informasi utama, tetapi juga penting untuk menggali dari sumber informasi lain dari warga
masyarakat lain untuk mendapatkan gambaran menyeluruh tentang topik penelitian.
3.3. Responden dan Informan Penelitian Penelitian ini adalah menggunakan analisis kualitatif. Meskipun terdapat
responden sebagai suatu karakteristik penelitian kuantitatif, namun penelitian ini tidak bertujuan untuk menguji suatu hipotesa, apalagi menggunakan suatu tes
statistik tertentu. Responden diperlukan dalam penelitian ini untuk memperoleh data awal, khusus melihat ke arah mana tradisi bajapuik dilaksanakan dalam
masyarakat. Responden penelitian adalah individu yang mewakili tiga kelompok masyarakat. Tujuan agar setiap lapisan masyarakat dapat terwakili untuk melihat
pandangannya terhadap tradisi bajapuik. Adapun lapisan masyarakat tersebut adalah; generasi muda, generasi menengah dan generasi tua. Masing-masing
kelompok terdiri dari laki-laki dan perempuan, sehingga pada akhirnya menjadi enam sub kelompok.
Adapun keenam sub kelompok responden tersebut adalah; Generasi Muda Laki-laki GML; Generasi Muda Perempuan GMP; Pelaku
Laki-laki; PL; Pelaku Perempuan PP; Orang Tua Laki-laki OTL dan Orang tua Perempuan OTP. Selain itu, untuk memperdalam penelitian ini dilakukan
wawancara mendalam kepada informan penelitian. Informan yang dimaksud terdiri dari; KAN, LKAAM; dan tiga tungku sajarangan, yang terdiri dari Alim
Ulama, ninik mamak
1
dan cerdik pandai
2
. Semua responden dan informan penelitian adalah penduduk setempat yang berada dalam lingkup budaya tradisi
bajapuik, dengan pertimbangan merekalah yang banyak mengetahui tradisi bajapuik dan berada di dalam lingkungan kehidupan sehari-hari mereka. Adapun
teknik pengambilan responden dan informan penelitian dilakukan dengan purposif dan teknik bola salju snowball sampling
3
Berdasarkan ketentuan di atas, responden yang terlibat dalam penelitian ini berjumlah totality sample 360 orang, terdiri dari 180 orang untuk Kecamatan
Sungai Limau Kabupaten Padang Pariaman dan 180 untuk Kecamatan Pariaman Tengah Kota Pariaman, dengan masing-masing sub kelompok 30 orang.
. Dengan teknik purposif sampling, dimaksudkan agar semua responden dan informan penelitian diyakini benar-benar
penduduk setempat, sehingga validitas data dapat tercapai. Dari responden dan informan pertama, selanjutnya didapat pula responden dan informan berikutnya
snowball sampling dan begitulah seterusnya.
1
Ninik mamak adalah orang yang mengetahui adat istiadat
2
Cerdik Pandai adalah orang yang mempunyai pendidikan
3
Dengan teknik ini, pertama peneliti datang pada seseorang yang menurut pengetahuannya dapat menjadi key informan. Setelah berbicara secara cukup, informan tersebut menunjuk subyek lain
yang dipandang mengetahui lebih banyak masalah penelitian sehingga peneliti memilihnya sebagai informan baru, dan demonian seterusnya, sehingga data yang diperoleh semakin banyak
lengkap dan mendalam. Proses yang demonian ini, ibarat bola salju yang mengelinding, semakin lama semakin besar Bogdan Biklen, 1982; Patton , M.Q., 1990; Babbie, 2004.
Sementara itu, informan penelitian ini berjumlah 20 orang, dengan masing- masing 10 orang untuk Kecamatan Sungai Limau Kabupaten Padang Pariaman
dan 10 orang untuk Kecamatan Pariaman Tengah Kota Pariaman. Jumlah responden dan informan yang terlibat dalam penelitian ini dapat dilihat dalam
tabel 3.
Tabel : 3. Jumlah Responden dan Informan Penelitian
KabupatenKe camatan
Kategori Kelompok
Sub Kelompok Jumlah
1. Kecamatan
Sungai Limau Kabupaten
Padang Pariaman
Responden Generasi Muda
-Generasi Muda laki- laki GML
- Generasi Muda Perempuan GMP
30 30
Generasi Menengah
-Pelaku laki-laki PL
-Pelaku Perempuan PP
30 30
Generasi Tua -Orang tua laki-laki
OTL -Orang Tua Perempuan
OTP 30
30 Informan
- KANMantan KAN
2 Alim Ulama
2 Ninik Mamak
3 Cerdik Pandai
3 2.
Kecamatan Pariaman
Tengah Kota
Pariaman Responden
Generasi Muda -Generasi Muda laki-
laki GML - Generasi Muda
Perempuan GMP 30
30 Generasi
Menengah -Pelaku laki-laki
PL -Pelaku Perempuan
PP 30
30 Generasi Tua
-Orang tua laki-laki OTL
-Orang Tua Perempuan OTP
30 30
Informan -
KANMantan KAN 2
Alim Ulama 2
Ninik Mamak 3
Cerdik Pandai 3
Total 380
Sumber: Data Primer penelitian, 2008
3.4. Asumsi Dasar Penelitian Menurut Guba dan Lincoln 2000, mengemukakan empat paradigma
penelitian yakni; positivisme, postpositivisme, teori kritis critical theory, dan konstruktivisme. Dari empat paradigma, untuk kepentingan studi ini
menggunakan paradigma postpositivisme. Pada hakikatnya penggunaan
paradigma dalam suatu penelitian bersifat menuntun dan tidak bersifat mutlak Sitorus, 1999; Lubis 2004.
Paradigma postpositivisme oleh para pengikutnya dianggap memiliki kemampuan untuk memecahkan sebagian persoalan yang belum sempurna dengan
cara melakukan penelitian dalam setting yang lebih alami, mengumpulkan informasi yang lebih situasional. Kaidah ontologinya realisme kritis
memposisikan realitas yang ada, namun tidak bisa dipahami secara sempurna karena pada dasarnya mekanisme intelektual manusia memiliki kekurangan,
sedangkan fenomena itu sendiri secara fundamental memiliki sifat yang tak mudah diatur. Dengan demikian realitas sosial tidak lagi dipahami dalam
perspektif tunggal-monolitik, tapi mereka percaya bahwa realitas sosial adalah ganda: subyektif dan obyektif. Oleh karena itu secara metodologi pendekatan
experimen melalui observasi tidak cukup tetapi harus dibantu dengan metode lain trianggu lasi yakni melalui wawancara mendalam indept interview, dan
observasi. Secara Epistimologis : Modified dualistobjectivist, hubungan peneliti dengan realitas yang diteliti tidak bisa dipisahkan tapi harus interaktif dengan
subjektivitas seminimal mungkin. Kemudian secara metodologi paradigma ini bersifat modified experimental dan manipulatif. Paradigma ini selain
menggunakan model pendekatan kualitatif secara dominan namun terkadang masih juga model pendekatan kuantitatif secara terbatas. Denzin dan Lincoln,
2000; 2009; Salim, 2006: 55-56. Paradigma postpositivisme sebagai pilihan paradigma penelitian dapat dilihat dalam tabel 4 berikut ini.
Tabel 4. Paradigma Postpositivisme sebagai Pilihan Paradigma Penelitian
Aspek Filosofis Paradigma Postpositivisme
Ontologis Realisme kritis—realitas “nyata” namun hanya bisa dipahami secara
tidak sempurna dan secara probabilitik Epistomologis
Dualisobjektif yang dimodifikasi; tradisi komunikasi tradisi komunitas kritis, temuan-temuan yang mungkin benar.
Metodologis Modified Experiment Manipulative. Pengamatan secara natural,
metode kualitatif dan tergantung pada teori yang dipergunakan. Kriteria kualitas penelitian
: masih menggunakan Objectivity, Reliability dan validity internal dan external validity.
Aksiologis Nilai, etika merupakan pertimbangan penting yang harus
diperhatikan dalam suatu penelitian. Tujuan penelitian: untuk menjelaskan, memprediksi dan
mengendalikan fenomena alam.
Sumber: Guba dan Lincoln, 2009
Dengan demikian untuk menjawab pertanyaan penelitian ini, penulis menggunakan paradigma postpositivisme, yang bercirikan ontologi realisme
kritis, epistomologi modifikasi dualismeobjetivisme dan metodologi falsifikasi hipotesa dan dukungan metode kualitatif. Hal ini berarti realitas perilaku kolektif
eksis keberadaan tradisi bajapuik dalam masyarakat Pariaman merupakan konstruksi “nyata” tetapi pemahaman atas realitas tersebut bersifat probabilistik
dan tidak sempurna. Untuk itu strategi yang digunakan selain menggunakan survey, juga menggunakan wawancara mendalam indept interview dengan
wawancara langsung, dan pengamatan berpatisipasi. Untuk menjawab pertanyaan penelitian pertama, penulis menggunakan
metode survey dan wawancara dan pengamatan berpartisipasi. Metode survey digunakan untuk melihat kecenderungan ke arahmana keberadaan eksistensi
tradisi bajapuik, khususnya siapa yang dijemput dan apa yang menjadi penilaian untuk penjemputan seorang laki-laki yang diterima sebagai menantu dalam
masyarakat. Sementara itu wawancara mendalam dan partisipasi dilakukan untuk mendalami kasus-kasus dari pengalaman aktor yang melakukan tradisi bajapuik
yang tidak terungkap melalui survey. Dalam menjawab pertanyaan penelitian kedua, penulis menggunakan
pendekatan makna lokal emic, berdasarkan kasus dalam penelitian. Untuk itu strategi yang digunakan adalah studi kasus dengan teknik pengumpulan data
penulis riwayat dan wawancara mendalam. Caranya dengan pengamatan berpartisipasi, mendengarkan penuturan kisah hidup berdasarkan peristiwa
penting dari pelaksanaan tradisi bajapuik, pengecekan kepada orang lain dan contoh-contoh relitas sekarang. Studi kasus penulisan riwayat hidup untuk dapat
menjelaskan proses pelaksanaan tradisi bajapuik dalam masyarakat dari sisi pandang pelaku sendiri. Aktor yang diambil sebagai kasus berdasarkan keunikan
atau spesifik tertentu para aktor dalam melakukan tradisi bajapuik. Dengan demikian, pemahaman mengenai tradisi bajapuik, berdasarkan sudut pandang
individu yang melaksanakan dan berinteraksi pengalaman subyektif dengan tradisi itu.
Dalam menjawab pertanyaan penelitian ketiga, masih mengunakan pendekatan makna lokal emic, dengan menggunakan teknik pengumpulan data
wawancara mendalam indept interview, dan pengamatan berpartisipasi. Strategi yang digunakan dengan mendengarkan penuturan informan, dengan mengecek
kepada orang lain dan contoh-contoh relitas sekarang. Paradigma postpositivisme dan metode yang digunakan dalam penelitian
ini secara rinci dapat dilihat pada tabel 5 berikut. Tabel 5. Metode yang Digunakan Dalam Penelitian