Fraud Risk Assessment Kualitas Audit

akuntabilitas yang paling tinggi. Rata-rata aktual mean tingkat independensi untuk seluruh responden adalah 24,60 sedangkan rata-rata teoritisnya adalah 18. Karena rata-rata aktual lebih tinggi daripada rata-rata teoritis, dapat disimpulkan bahwa aparat cederung memiliki akuntabilitas yang tinggi. Standar deviasi menunjukkan ukuran variasi data terhadap mean jarak rata-rata data terhadap mean. Standar deviasi untuk variabel akuntabilitas adalah sebesar 3,560. Hal ini berarti bahwa variansi data relatif lebih kecil karena standar deviasi lebih kecil dari mean.

4.1.3.5. Fraud Risk Assessment

Variabel Fraud Risk Assessment diukur dengan menggunakan instrumen yang terdiri dari 6 pertanyaan. Seperti terlihat pada tabel 4.4, dari 20 responden dihasilkan rentang aktual 16 – 28, artinya tingkatFraud Risk Assessment aparat yang kurang berada pada kisaran 16 dan tingkat Fraud Risk Assessment aparat yang lebih tinggi berada pada kisaran 28. Sedangkan rentang yang mungkin terjadi adalah antara 6 menunjukkan Fraud Risk Assessment yang paling rendah sampai 30 menunjukkan Fraud Risk Assessment yang paling tinggi. Rata-rata aktual mean tingkat Fraud Risk Assessment untuk seluruh responden adalah 22,40 sedangkan rata-rata teoritisnya adalah 18. Karena rata-rata aktual lebih tinggi daripada rata-rata teoritis, dapat disimpulkan bahwa aparat cenderung memiliki Fraud Risk Assessment yang tinggi. Standar deviasi menunjukkan ukuran variasi data terhadap mean jarak rata-rata data terhadap mean. Standar deviasi untuk variabel kompetensi adalah Universitas Sumatera Utara sebesar 3,119. Hal ini berarti bahwa variansi data relatif lebih kecil karena standar deviasi lebih kecil dari mean.

4.1.3.6. Kualitas Audit

Variabel kualitas audit diukur dengan menggunakan instrumen yang terdiri dari 6 pertanyaan. Seperti terlihat pada tabel 4.4, dari 20 responden dihasilkan rentang aktual 22 – 29, artinya tingkat kualitas audit aparat yang kurang berada pada kisaran 22 dan tingkat kualitas audit aparat yang lebih tinggi berada pada kisaran 29. Sedangkan rentang yang mungkin terjadi adalah antara 6 menunjukkan kualitas audit yang paling rendah sampai 30 menunjukkan kualitas audit yang paling tinggi. Rata-rata aktual mean tingkat kompetensi untuk seluruh responden adalah 24,55 sedangkan rata-rata teoritisnya adalah 18. Karena rata-rata aktual lebih tinggi daripada rata-rata teoritis, dapat disimpulkan bahwa aparat cenderung memiliki kompetensi yang tinggi. Standar deviasi menunjukkan ukuran variasi data terhadap mean jarak rata-rata data terhadap mean. Standar deviasi untuk variabel kualitas audit adalah sebesar 2,139. Hal ini berarti bahwa variansi data relatif lebih kecil karena standar deviasi lebih kecil dari mean. 4.2. Hasil Penelitian dan Pembahasan 4.2.1. Uji Asumsi Klasik

4.2.1.1. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel dependen dan independen keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak.Uji normalitas data dalam penelitian ini menggunakan Uji Kolmologorov- Universitas Sumatera Utara Smirnov Uji K-S dengan ringkasan hasil analisis sebagaimana disajikan pada tabel 4.5 berikut ini. TABEL 4.5 HASIL UJI NORMALITAS One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Standardized Residual N 20 Normal Parameters a,b Mean ,0000000 Std. Deviation ,85839508 Most Extreme Differences Absolute ,109 Positive ,064 Negative -,109 Test Statistic ,109 Asymp. Sig. 2-tailed ,211 Sumber : Data primer diolah, 2015 Hasil uji normalitas pada Tabel 4.5 di atas didapatkan nilai KS sebesar 0,109. Nilai ini tidak signifikan pada 0,05 karena nilai P = 0,211, lebih besar dari 0,05. Hal tersebut memberikan gambaran bahwa sebaran data tidak menunjukkan penyimpangan dari kurva normalnya, yang berarti bahwa sebaran data telah memenuhi asumsi normalitas. Untuk lebih memperjelas tentang sebaran data dalam penelitian ini maka akan disajikan dalam grafik histogram dan grafik normal P-plot. Dimana dasar pengambilan keputusan menurut Haryadi dan Julianita 2011 yaitu : a. Jika sumbu menyebar sekitar garis diagonal atau grafik histogramnyamenunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsinormalitas. Universitas Sumatera Utara b. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal atau tidak mengikuti arah garisdiagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal, makamodel regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. GAMBAR 4.1. GRAFIK HISTOGRAM Sumber : Data primer diolah, 2015 Universitas Sumatera Utara GAMBAR 4.2. GRAFIK NORMAL Sumber : Data primer diolah, 2015 Dengan melihat tampilan grafik histogram maupun grafik normal P-Plot diatas dapat disimpulkan bahwa grafik histogram memberikan pola distribusi yang mendekati normal.Sedangkan pada grafik normal P-Plot terlihat titik-titik menyebar disekitar garis diagonal, serta arah penyebarannya mengikuti arah garis diagonal.Kedua grafik tersebut menunjukkan bahwa model regresi layak dipakai karena memenuhi asumsi normalitas.

4.2.1.2. Uji

Multikolinearitas Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model Universitas Sumatera Utara regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen penelitian. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Ada tidaknya korelasi antar variabel tersebut dapat dideteksi dengan melihat nilai tolerancedan Variance Inflation Factor VIF. Apabila nilai tolerance 0,1 dan VIF 10, maka dinyatakan tidak ada korelasi sempurna antar variabel independen dan sebaliknya Haryadi dan Julianita 2011. Hasil uji multikolinieritas dapat dilihat tabel 4.6 berikut: TABEL 4.6 HASIL UJI MULTIKOLINEARITAS Variabel Independen Collinearity Statistics Keputusan Tolerance VIF Kompetensi ,450 2,221 Tidak ada multikolinearitas Independensi ,387 2,587 Tidak ada multikolinearitas Due Professional Care ,390 2,564 Tidak ada multikolinearitas Akuntabilitas ,539 1,854 Tidak ada multikolinearitas Fraud Risk Assessment ,436 2,293 Tidak ada multikolinearitas Sumber : Data primer diolah, 2015 Berdasarkan Tabel 4.6 di atas dapat dilihat bahwa angka tolerance dari variabel independen kompetensi, independensi, Due Professional Care, Akuntabilitas, Fraud Risk Assessment mempunyai nilai tolerance lebih dari 0,10 yang berarti bahwa tidak ada korelasi antar variabel indpenden yang nilainya lebih dari 95. Sementara itu, hasil perhitungan nilai Variance Inflantion Factor VIF juga menunjukkan hal yang sama. Tidak ada satupun variabel independen yang Universitas Sumatera Utara memiliki nilai VIF lebih dari 10.Dengan demikian dapat disimpulkan dalam model regresi tidak terjadi multikolinieritas antar variabel independen tersebut.

4.2.1.3. Uji

Heteroskedastisitas Pengujian heteroskedastisitas dimaksudkan untuk mengetahui kesamaan varian masing-masing variabel independen X1, X2, X3, X4, dan X5 terhadap variabel terikat Y. Pengujian homogenitas terhadap variabel penelitian digunakan uji heterokedastisitas. Deteksi terhadap masalah heteroskedastisitas dilakukan dengan melihat grafik sebaran nilai residual. Uji heteroskedastisitas menggunakan metode grafik plot Regression Standarized Predicted Value dengan Regression Studentized Residual. Hasil pengujian dapat dilihat pada gambar 4.3 berikut ini : GAMBAR 4.3 GRAFIK SCATTERPLOT Sumber : Data primer diolah, 2015 Berdasarkan grafik scatterplot di atas tampak bahwa sebaran data tidak membentuk pola yang jelas, titik-titik data menyebar di atas dan di bawah angka Universitas Sumatera Utara pada sumbu Y. Hal ini mengindikasikan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas dalam model regresi. Hasil ini dipertegas dengan uji statistik berupa uji Glesjer.Hasil uji yang ditampilkan pada tabel 4.7 di bawah ini menunjukkan bahwa probabilitas signifikansi semua variabel independen di atas tingkat kepercayaan 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model regresi ini memenuhi asumsi heteroskedastisitas. Dengan kata lain pada model regresi ini variasi data homogen, terjadi kesamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain . TABEL 4.7 HASIL UJI GLESJER Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta 1 Constant 9,520 6,553 1,453 ,168 KOMPETENSI ,210 ,225 ,260 ,934 ,366 INDEPENDENSI -,100 ,210 -,144 -,479 ,639 DUE PROFESSIONAL CARE ,171 ,261 ,196 ,654 ,523 AKUNTABILITAS ,072 ,153 ,120 ,474 ,643 FRAUD RISK ASSESSMENT ,276 ,194 ,403 1,425 ,176 Sumber : Data primer diolah, 2015

4.2.2. Analisis Regresi Berganda

Dokumen yang terkait

Pengaruh Kompetensi, Independensi, Due Professional Care, Akuntabilitas, dan Fraud Risk Assessment Aparat Inspektorat terhadap Kualitas Audit dalam mewujudkan Good Governance di Kabupaten Karo

1 5 123

PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, AKUNTABILITAS, PENGALAMAN, DUE PROFESSIONAL CARE DAN MOTIVASI Pengaruh kompetensi, independensi, akuntabilitas,pengalaman, due professional care dan motivasi terhadap kualitas audit.

0 3 14

PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, AKUNTABILITAS, PENGALAMAN, DUE PROFESSIONAL CARE DAN MOTIVASI Pengaruh kompetensi, independensi, akuntabilitas,pengalaman, due professional care dan motivasi terhadap kualitas audit.

0 3 19

PENGARUH INDEPENDENSI, PENGALAMAN, DUE PROFESSIONAL CARE, DAN AKUNTABILITAS TERHADAP KUALITAS AUDIT Pengaruh Independensi, Pengalaman, Due Professional Care, Dan Akuntabilitas Terhadap Kualitas Audit (Studi Empiris Pada KAP Wilayah Surakarta dan Yogyakar

0 1 20

PENGARUH INDEPENDENSI, DUE PROFESSIONAL CARE DAN AKUNTABILITAS TERHADAP KUALITAS AUDIT DENGAN Pengaruh Independensi, Due Professional Care Dan Akuntabilitas Terhadap Kualitas Audit Dengan Etika Profesi Sebagai Variabel Moderating (Studi Empiris Pada Aud

0 0 15

Pengaruh independensi, pengalaman, due professional care dan akuntabilitas terhadap kualitas audit.

0 2 97

PengaruhKompetensi, Independensi, Due Professional Care, Akuntabilitas, dan Fraud Risk Assessment Aparat Inspektorat terhadap Kualitas Audit dalam mewujudkan Good Governance di Kabupaten Karo

0 0 25

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori - PengaruhKompetensi, Independensi, Due Professional Care, Akuntabilitas, dan Fraud Risk Assessment Aparat Inspektorat terhadap Kualitas Audit dalam mewujudkan Good Governance di Kabupaten Karo

0 1 26

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah - PengaruhKompetensi, Independensi, Due Professional Care, Akuntabilitas, dan Fraud Risk Assessment Aparat Inspektorat terhadap Kualitas Audit dalam mewujudkan Good Governance di Kabupaten Karo

0 0 8

PengaruhKompetensi, Independensi, Due Professional Care, Akuntabilitas, dan Fraud Risk Assessment Aparat Inspektorat terhadap Kualitas Audit dalam mewujudkan Good Governance di Kabupaten Karo

0 0 14