Fraud Risk Assessment
skeptisisme profesional auditor dipengaruhi
oleh penaksiran risiko kecurangan yang
diberikan oleh atasannya. Auditor
yang diberi penaksiran risiko kecurangan
tinggi secara signifikan lebih skeptis
dibandingkan dengan auditor yang tidak
diberi penaksiran risiko kecurangan dan secara
signifikan lebih skeptis dibandingkan dengan
auditor yang diberi penaksiran risiko
kecurangan lebih rendah.
Sumber : Berbagai sumber dan jurnal
2.3. Kerangka Konseptual
Berdasarkan uraian yang dimulai dari latar belakang hingga penelitian terdahulu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi kualitas audit. Variabel-variabel yang diduga mempengaruhi kualitas audit adalah kompetensi, independensi, due professional care,
akuntabilitas, dan fraud risk assessment. Kerangka konseptual dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
H
1
H
2
H
2
H
3
H
4
H
5
H
6
2.4. Hipotesis 2.4.1. Pengaruh Kompetensi terhadap Kualitas Audit
Audit harus dilaksanakan oleh orang yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis cukup sebagai auditor. Harhinto 2004 telah melakukan penelitian
mengenai pengaruh keahlian dan independensi terhadap kualitas audit, dimana keahlian diproksikan dengan pengalaman dan pengetahuan, sedangkan
independensi diproksikan dalam lama ikatan dengan klien, tekanan dari klien dan telaah dari rekan auditor. Dengan demikian, dapat dikemukakan hipotesis sebagai
berikut:
Fraud Risk AssessmentX
5
Kompetensi X
1
Independensi X
2
Kualitas Audit
Y
Due Professional CareX
3
Akuntabilitas X
4
Universitas Sumatera Utara
H1 : Kompetensi berpengaruh secara parsial terhadap kualitas audit.
2.4.2. Pengaruh Independensi terhadap Kualitas Audit
Karena pentingnya independensi dalam menghasilkan kualitas audit, maka auditor harus memiliki dan mempertahankan sikap ini dalam menjalankan tugas
profesionalnya.Harhinto 2004 dan Alim, dkk. 2007 menunjukkan hasil bahwa independensi berpengaruh signifikan terhadapkualitas audit yang dilaporkan oleh
auditor kepada klien. Dari penjelasan dan hasil penelitian tersebut di atas, hipotesis yang dapat
diajukan adalah: H2 : Independensi berpengaruh secara parsial terhadap kualitas audit
2.4.3. Pengaruh Due Professional Care terhadap Kualitas Audit
Kecermatan dan keseksamaan dalam penggunaan kemahiran profesional menuntut auditor untuk melaksanakan skeptisme professional. Achmat Badjuri
2011 meneliti tentang Independensi, Due Professional Care, Akuntabilitas terhadap kualitas audit. Dimana hasil penelitiannya menyatakan due professional
care tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Berdasarkan pemaparan di atas, hipotesis ketiga yang dapat diajukan
adalah: H3 : Due professional care berpengaruh secara parsial terhadap kualitas
audit.
Universitas Sumatera Utara
2.4.4. Pengaruh Akuntabilitas terhadap Kualitas Audit
Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Muliani dan Bawono 2010 yang memberi hasil bahwa akuntabilitas memberi pengaruh secara
signifikan terhadap kualitas audit. Dari penjelasan di atas, hipotesis keempat yang dapat diajukan adalah:
H4 : Akuntabilitas berpengaruh secara parsial terhadap kualitas audit. 2.4.5. Pengaruh
Fraud Risk Assessment terhadap Kualitas Audit
Penelitian yang dilakukan Suzy Noviyanti 2008 dalam disertasinya mencoba melihat keeratan hubungan variabel trust tingkat kepercayaan auditor
terhadap klien, fraud risk assessment penaksiran risiko kecurangan dan karakteristik personal dengan skeptisisme profesional. Hasil penelitiannya
menunjukkan bahwa skeptisisme profesional auditor dipengaruhi oleh penaksiran risiko kecurangan yang diberikan oleh atasannya.
Dari penjelasan di atas, hipotesis kelima yang dapat diajukan adalah: H5 : Fraud risk assessment berpengaruh secara parsial terhadap kualitas
audit. H6 : Kompetensi, indepedensi, due professional care, akuntabilitas, dan
fraud risk assessment berpengaruh secara simultan terhadap kualitas audit.
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Rancangan penelitian yang akan digunakan untuk menganalisis penelitian ini adalah tipe penelitian kausalitas, Umar 2008 menyebutkan desain kausal
berguna untuk menganalisis bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lain, dan juga penelitian ini bermaksud untuk menjelaskan hubungan kausal antara
variabel-variabel dengan melalui pengujian hipotesis yang telah dirumuskan sebelumnya. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan kombinasi variabel-
variabel independen penelitian yang dilakukan oleh peneliti sebelumnya untuk dianalisa yang merupakan penelitian replikasi dari beberapa peneliti sebelumnya.
3.2. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Inspektorat Kabupaten Karo pada tahun 2014. Pemilihan Kabupaten Karo sebagai lokasi penelitian didasarkan pada
pertimbangan bahwa masih diperlukannya upaya peningkatan kualitas audit Inspektorat Kabupaten Karo.
3.3. Definisi Operasional Variabel dan Skala Pengukuran Variabel
Variabel penelitian adalah obyek penelitian yang menjadi pusat suatu penelitian. Dalam penelitian ini terdapat dua jenis variabel, yaitu variabel
independen bebas dan variabel dependen terikat. Variabel dependen
Universitas Sumatera Utara
merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel independen. Sedangkan variabel independen merupakan variabel yang
menjelaskan atau mempengaruhi variabel lain. Dalam penelitian ini, variabel dependen Y yang digunakan adalah
kualitasaudit Inspektorat sedangkan variabelindependennya terdiri dari kompetensi auditor X1, independensi auditor X2, Due professional care X3,
Akuntabilitas X4 dan Fraud risk assessment X5. Skala adalah suatu instrument atau mekanisme untuk membedakan
individu yang terkait dengan variabel minat yang kita pelajari. Skala pengukuran adalah serangkaian aturan yang dibutuhkan untuk menguantitatifkan data dari
pengukuran suatu variabel. Dalam melakukan analisis statistik, perbedaan jenis data akan sangat berpengaruh terhadap pemilihan model ataupun alat uji statistik
yang akan digunakan. Menurut Sarjono Haryadi dan Julianita Winda 2011:3 skala interval
adalah skala yang memiliki urutan dan interval atau jarak yang sama antar kategori atau titik - titik terdekatnya, dimana antara kategori yang satu dan
kategori yang lain memiliki keterkaitan, yaitu urutan seperti lebih besar atau lebih kecil daripada kategori lain dengan jarak sama dalam kategori yang terdekat.
Sedangkan skala likert adalah skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang terhadap suatu
kejadian atau keadaan sosial, dimana variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik
Universitas Sumatera Utara
tolak untuk menyusun butir - butir pernyataan.Definisi operasional dan pengukuran untuk variabel-variabeltersebut adalah:
Tabel 3.1 Ringkasan Definisi Operasional Variabel dan Skala Pengukuran Variabel
Variabel Variabel
Penelitian Defenisi
Indikator Skala
Pengukuran Model Skala
Pengukuran I
N D
E P
E N
D E
N Kompetensi
Pengetahuan, keahlian, dan
pengalaman yang dibutuhkan auditor
untuk dapat melakukan audit
secara objektif. 1.Penguasaan
StandarAkuntansi dan Auditing
2.Wawasan tentang Pemerintahan
3.Peningkatan Keahlian
Interval Skala Likert
Independensi Tidak mudah dipengaruhi, karena
auditor melaksanakan
pekerjaannya untuk kepentingan umum
1. Gangguan Pribadi 2. Gangguan Ekstern
Interval Skala Likert
Due Professional
Care Kemahiran
professional yang cermat dan seksama
1.Sikap Due Professional Care
2.TeknikDue Professional Care
Interval Skala Likert
Akuntabilitas Pertanggungjawaban 1. Motivasi 2. Pengabdian pada
Profesi 3. Kewajiban Sosial
Interval Skala Likert
Fraud Risk Penafsiran Resiko 1. Penilaian Resiko
Interval Skala Likert
Universitas Sumatera Utara
Sumber : Berbagai sumber dan jurnal
3.4. Model Pengukuran Skala Sikap Variabel