dueprofessional care dan akuntabilitas secara simultan terhadap kualitas audit. Hasilnya menunjukkan bahwa tedapat pengaruh yang signifikan terhadap variabel
kualitas audit secara simultan atau bersama-sama.
4.2.2.3. Uji Parsial Uji t
TABEL 4.11 HASIL UJI PARSIAL UJI T
Sumber : Data primer diolah, 2015
a Pengaruh Kompetensi terhadap Kualitas Audit
Hasil pengujian hipotesis pertama H1 yang menyebutkan bahwa kompetensi aparat inspektorat berpengaruh secara parsial dan simultan terhadap
kualitas audit dikonfirmasi pada tabel 4.10. Tabel 4.10 tersebut menunjukkan bahwa nilai koefisien regresi variabel kompetensi aparat inspektorat X1 adalah
0,420 dan nilai t hitung 3,040. Nilai koefisien regresi ini signifikan pada tingkat signifikansi 0,05 dengan p value sebesar 0,004.
Hasil ini dipertegas dengan hasil perhitungan nilai t hitung dan t tabel. Nilai t tabel pada taraf signifikansi 5 dan df derajat kebebasan n – k = 20 –
Coefficients
a
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
T Sig.
B Std. Error
Beta 1
Constant 1,188
,472 11,398
,693 KOMPETENSI
,420 ,138
,339 3,040
,004 INDEPENDENSI
-,002 ,040
-,001 -,038
,970 DUE PROFESSIONAL
CARE -,017
,037 ,013
-,455 ,652
AKUNTABILITAS ,302
,087 ,306
3,452 ,001
FRAUD RISK ASSESSMENT
,378 ,098
,349 3,864
,000
Universitas Sumatera Utara
6 = 14 adalah 2,145. Dengan demikian, nilai t hitung 3,040 t tabel 2,145. Hasil pengujian ini menginterpretasikan bahwa variabel kompetensi aparat inspektorat
berpengaruh secara parsial dan signifikan terhadap kualitas audit pada taraf signifikansi 5 atau dengan kata lain H1 diterima.
Hasil pengujian hipotesis ini sejalan dengan pendapat De Angelo bahwa kemungkinan probability dimana auditor akan menemukan salah saji tergantung
pada kualitas pemahaman auditor kompetensi. Hasil penelitian ini sejalan pula dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Harhinto 2004 bahwa keahlian yang
diproksikan dalam intensitas pengalaman dan tingkat pengetahuan auditor berhubungan positif terhadap kualitas audit. Hasil tersebut dapat dipahami bahwa
untuk meningkatkan kualitas audit, seorang auditor sangat bergantung pada tingkat kompetensinya. Jika auditor memiliki kompetensi yang baik maka auditor
akan dengan mudah melakukan tugas – tugas auditnya dan sebaliknya jika rendah maka dalam melaksanakan tugasnya, auditor akan mendapatkan kesulitan-
kesulitan sehingga kualitas audit yang dihasilkan akan rendah pula.
b Pengaruh Independensi terhadap Kualitas Audit
Hasil pengujian hipotesis kedua H2 yang menyebutkan bahwa independensi aparat inspektorat berpengaruh secara parsial dan simultan terhadap
kualitas audit dikonfirmasi pada tabel 4.10. Ditunjukkan bahwa nilai koefisien regresi variabel independensi aparat inspektorat X2 adalah -0,002 dan nilai t
hitung -0,038. Nilai koefisien regresi ini tidak signifikan pada tingkat signifikansi 0,05 dengan p value sebesar 0,970. Dengan demikian, nilai t hitung -0,038 t
tabel 2,145.Hasil ini menjelaskan bahwa nilai koefisien regresi variabel
Universitas Sumatera Utara
independensi aparat inspektorat X2 tidak berpengaruh secara parsial terhadap kualitas audit, demikian pengaruh tersebut tidak signifikan.
Hasil ini diperkuat dengan hasil perhitungan nilai t hitung dan t tabel. Nilai t tabel pada taraf signifikansi 5 dan df derajat kebebasan n-k-1 = 31 adalah
2,145. Dengan demikian, nilai thitung -0,038 2,145 ttabel sehingga perubahan atau variasi variabel independensi tidak akan diikuti oleh variasi kualitas audit.
Berdasarkan hasil pengujian H2 ini dapat diinterpretasikan bahwa variabel independensi aparat inspektorat tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas
audit pada taraf signifikansi 5 atau dengan kata lain H2 ditolak. Hasil pengujian hipotesis ini sejalan dengan pendapat De Angelo bahwa
kemungkinan dimana auditor akan melaporkan salah saji tergantung pada independensi auditor. Demikian juga dengan hasil penelitian ini sejalan dengan
Samelson et al.2006 yang menyimpulkan bahwa independensi tidak mempunyai hubungandengan kualitas audit. Hasil penelitian peneliti menunjukkan bahwa
independensi tidak berpengaruh signifikan positif terhadap kualitas au
dit.
Ini berarti bahwa hubunganantara independensi dengan kualitas hasil audit tidak
berpengaruh. Hasil penelitian ini didukung oleh Tjun 2012 yang menyimpulkan bahwa
independensi tidak mempunyai hubungan dengan kualitas audit karena ketika mengukur independensi auditor tidak diturunkan dari sikap mental auditor.
Hipotesis 2 penelitian ini berhasil dibuktikan, diduga karena independensi aparat inspektorat Kabupaten Karo masih terpengaruh dengan penentu kebijakan dan sering
adanya mutasi antar satuan kerja perangkat daerah.
Universitas Sumatera Utara
c Pengaruh Due Professional Care terhadap Kualitas Audit
Hasil pengujian hipotesis ketiga H3 yang menyebutkan bahwa due professional care aparat inspektorat berpengaruh secara parsial dan simultan
terhadap kualitas audit dikonfirmasi pada tabel 4.10. Hasil pengujian tersebut menunjukkan bahwa nilai koefisien regresi variabel due professional care aparat
inspektorat X3 adalah -0,017 dan nilai thitung -0,455. Nilai koefisien regresi ini signifikan pada tingkat signifikansi 0,05 dengan p value sebesar 0,652. Hasil ini
didukung oleh hasil perhitungan nilai thitung dan ttabel. Nilai t tabel pada taraf signifikansi 5 dan df derajat kebebasan n-k-1 = 31 adalah 2,145. Dengan
demikian, nilai thitung -0,455 ttabel 2,145. Hasil pengujian ini menginterpretasikan bahwa variabel due professional care aparat inspektorat tidak
berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit pada taraf signifikansi 5 atau dengan kata lain H3 ditolak.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa due professional care tidak berpengaruh secara signifikan terhadap audit kualitas audit. Hal ini menunjukkan
bahwa indikator sikap skeptis dan keyakinan yang memadai kurang berpengaruh terhadap hasil audit yang dihasilkan oleh aparat Inspektorat Kabupaten Karo.
Penelitian ini konsisten dengan penelitian Bawono dan Singgih 2010 yang mengatakan bahwa due professionalcare tidak berpengaruh secara signifikan
nterhadap audit kualitas audit.Hal ini dimungkinkan karena peristiwa-peristiwa skandal keuangan yang pernah terjadi memberi dampak positif kepada para
auditor yaitu menumbuhkan kesadaran untuk lebih berhati-hati dalam mempertahankan independensinya.Dengan adanya peristiwa - peristiwa tersebut
Universitas Sumatera Utara
auditor semakin merasa dibatasi oleh peraturan-peraturan baru yang dibuat lebih ketat dari sebelumnya, serta merasa profesinya terancam oleh konsekuensi-
konsekuensi yang berat seperti hilangnya kepercayaan masyarakat kepada profesinya dan sanksi-sanksi hukum.
Semakin auditor mahirahlikompeten dalam melakukan audit ternyata belum tentu mendorong meningkatnya kualitas audit.
d Pengaruh Akuntabilitas terhadap Kualitas Audit
Hasil pengujian hipotesis kedua H4 yang menyebutkan bahwa akuntabilitas aparat inspektorat berpengaruh secara parsial dan simultan terhadap
kualitas audit dikonfirmasi pada tabel 4.10. Ditunjukkan bahwa nilai koefisien regresi variable akuntabilitas aparat inspektorat X4 adalah 0,302 dan nilai t
hitung 3,452. Nilai koefisien regresi ini tidak signifikan pada tingkat signifikansi 0,05 dengan p value sebesar 0,001. Dengan demikian, nilai t hitung 3,452 t tabel
2,145. Hasil ini menjelaskan bahwa nilai koefisien regresi variabel akuntabilitas aparat inspektorat X4 berpengaruh secara parsial terhadap kualitas audit,
demikian pengaruh tersebut signifikan. Hasil ini diperkuat dengan hasil perhitungan nilai t hitung dan t tabel. Nilai
t tabel pada taraf signifikansi 5 dan df derajat kebebasan n-k-1 = 31 adalah 2,145. Dengan demikian, nilai thitung -0,038 2,145 ttabel sehingga perubahan
atau variasi variabel akuntabilitas tidak akan diikuti oleh variasi kualitas audit. Hasil pengujian ini menginterpretasikan bahwa variabel akuntabilitas aparat
inspektorat berpengaruh secara parsial dan signifikan terhadap kualitas audit pada taraf signifikansi 5 atau dengan kata lain H4 diterima.
Universitas Sumatera Utara
Hasil pengujian menunjukkan bahwa bahwa akuntabilitas memiliki hubungan positif dengan kualitas hasil kerja dengan komplesitas tugas yang
rendah.. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Tetclock dan Kim 1987, yang secara umum mengungkapkan bahwa akuntabilitas dapat meningkatkan
proses kognitif seseorang, respon yang diberikan dan keputusan-keputusan yang diambil. Walaupun dalam penelitian ini Tetclock Dan Kim 1987, belum
membagi pekerjaan berdasarkan kompleksitasnya Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa akuntabilitas berpengaruh secara
signifikan terhadap kualitas audit. Hal ini menunjukkan bahwa indikator motivasi, pengabdian pada profesi dan kewajiban sosial yang kompleks dan cukup tinggi
berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit yang dihasilkan oleh auditor. Penelitian ini konsisten dengan penelitian Singgih dan Bawono 2010 yang
mengatakan bahwa akuntabilitas berpengaruh secara parsial terhadap kualitas audit. Akuntabilitas merupakan perwujudan kewajiban seseorang atau unit
organisasi untuk mempertanggungjawabkan pengelolaan sumber daya dan pelaksanaan kebijakan yang dipercayakan kepadanya dalam rangka pencapaian
tujuan yang telah ditetapkan.
e Pengaruh Fraud Risk Assessment terhadap Kualitas Audit
Hasil pengujian hipotesis kelima H5 yang menyebutkan bahwa fraud risk assessment aparat inspektorat berpengaruh secara parsial dan simultan
terhadap kualitas audit dikonfirmasi pada tabel 4.10. Ditunjukkan bahwa nilai koefisien regresi variabel independensi aparat inspektorat X5 adalah 0,378 dan
nilai t hitung 3,864. Nilai koefisien regresi ini tidak signifikan pada tingkat
Universitas Sumatera Utara
signifikansi 0,05 dengan p value sebesar 0,000. Dengan demikian, nilai t hitung 3,864 t tabel 2,145. Hasil ini menjelaskan bahwa nilai koefisien regresi variabel
fraud risk assessment aparat inspektorat X5 berpengaruh secara parsial terhadap kualitas audit, demikian pengaruh tersebut signifikan.
Hasil ini diperkuat dengan hasil perhitungan nilai t hitung dan t tabel. Nilai t tabel pada taraf signifikansi 5 dan df derajat kebebasan n-k-1 = 31 adalah
2,145. Dengan demikian, nilai thitung 3,864 2,145 ttabel sehingga perubahan atau variasi variabel fraud risk assessment tidak akan diikuti oleh variasi kualitas
audit. Penelitian ini konsisten dengan Suzy Novianti dimana fraud risk assessment terdapat dukungan data yang signifikan secara statistik, yang menyatakan bahwa
auditor dengan tingkat kepercayaan berbasis identifikasi identification-based trust jika diberi penaksiran risiko kecurangan yang tinggi akan menunjukkan
skeptisme profesional yang lebih tinggi dalam mendeteksi kecurangan. Hal ini membuktikan bahwa ketika mengalami disonansi kognitif auditor memilih
bersikap sesuai dengan petunjuk dari atasannya.Oleh karena itu auditor yang diberi penaksiran risiko kecurangan yang tinggi lebih skeptis dibanding auditor
yang tidak diberi penaksiran risiko kecurangan dan auditor yang diberi penaksiran risiko kecurangan yang rendah.
Hasil pengujian ini menginterpretasikan bahwa variabel fraud risk assessment aparat inspektorat berpengaruh secara parsial dan signifikan terhadap
kualitas audit pada taraf signifikansi 5 atau dengan kata lain H5 diterima.
Universitas Sumatera Utara
f Pengaruh Kompetensi, Independensi,
Due Professional Care, Akuntabilitas, dan
Fraud Risk Assessment secara simultan terhadap Kualitas Audit
Penelitian ini menguji pengaruh kompetensi, independensi, due professional care, akuntabilitas, fraud risk assessment terhadap kualitas audit
aparat inspektorat daerah. TABEL 4.12
RINGKASAN HASIL PENGUJIAN HIPOTESIS Kode
Hipotesis Hasil
H1 Kompetensi berpengaruh secara parsial terhadap kualitas audit
Diterima H2
Independensi berpengaruh secara parsial terhadap kualitas audit Ditolak
H3 Due Professional Care berpengaruh secara parsial terhadap kualitas audit
Ditolak H4
Akuntabilitas berpengaruh secara parsial terhadap kualitas audit Diterima
H5 Fraud Risk Assessment berpengaruh secara parsial terhadap kualitas audit
Diterima H6
Kompetensi, independensi, due professional care, akuntabilitas, dan fraud risk assessment berpengaruh secara simultan terhadap kualitas audit
Diterima
Sumber : Data Primer,2015
Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kompetensi, independensi, due professional care, akuntabilitas, dan fraud risk assessment
aparat Inspektorat Kabupaten Karo terhadap kualitas audit. Berdasarkan hasil penelitian maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Kompetensi, independensi, due professional care, akuntabilitas, dan fraud risk assessment secara simultan berpengaruh terhadap kualitas audit yang
dilaksanakan oleh aparat Inspektorat Kabupaten Karo. 2. Kompetensi berpengaruh secara parsial dan signifikan terhadap kualitas audit,
sehingga semakin baik tingkat kompetensi, maka akan semakin baik kualitas audit yang dilakukannya
3. Independensi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas audit, sehingga independensi yang dimiliki aparat inspektorat tidak menjamin
apakah yang bersangkutan akan melakukan audit secara berkualistas. 4. Due professional care tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas
audit. Hal ini menunjukkan bahwa indikator sikap skeptis dan keyakinan yang memadai kurang berpengaruh terhadap hasil audit yang dihasilkan oleh aparat
Inspektorat Kabupaten Karo.Semakin auditor mahirahlikompeten dalam melakukan audit ternyata belum tentu mendorong meningkatnya kualitas
audit.
Universitas Sumatera Utara
5. Akuntabilitas berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas audit. Hal ini menunjukkan bahwa indikator motivasi, pengabdian pada profesi dan
kewajiban sosial yang kompleks dan cukup tinggi berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit yang dihasilkan oleh auditor.
6. Fraud Risk Assessment berpengaruh secara parsial dan simultan terhadap kualitas audit dimana auditor yang diberi penaksiran risiko kecurangan yang
tinggi lebih skeptis dibanding auditor yang tidak diberi penaksiran risiko kecurangan dan auditor yang diberi penaksiran risiko kecurangan yang
rendah.
5.2. Implikasi
Berhasil dikonfirmasinya semua hipotesis penelitian yang ditawarkan dalam penelitian ini membawa beberapa implikasi praktis maupun teoritis.
5.2.1. Implikasi Praktis