dihasilkan oleh auditor maka tingkat kepercayaan yang akan diberikan oleh masyarakat semakin tinggi. Menurut Panduan Manajemen Pemeriksaan BPK
2002 standar kualitas audit terdiri dari : 1. Kualitas strategis yang berarti hasil pemeriksaan harus memberikan
informasi kepada pengguna laporan secara tepat waktu. 2. Kualitas teknis berkaitan dengan penyajian temuan, simpulan, dan
opini pemeriksaan, yaitu penyajiannya harus jelas, konsisten, dan objektif.
3. Kualitas proses yang mengacu pada proses kegiatan pemeriksaan sejak perencanaan, pelaksanaan, pelaporan, sampai dengan tindak lanjut
pemeriksaan.
2.1.3. Kompetensi
Alim 2007 : 6 kompetensi didefinisikan sebagai aspek-aspek pribadi dari seorang pekerja yang memungkinkan dia untuk mencapai kinerja superior.
Kompetensi merupakan karakteristik - karakteristik yang mendasari individu untuk melakukan suatu pekerjaan superior.
Dari pengertian di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa kompetensi merupakan suatu karakteristik dan keterampilan individu yang mencerminkan
kemampuan potensialnya dalam melakukan suatu pekerjaan superior. Karakteristik dan keterampilan individu dapat dimiliki sebagai hasil dari
menempuh jalur pendidikan formal maupun non-formal, serta ujian, sertifikasi maupun keikutsertaan dalam seminar, pelatihan, lokakarya, dan lain-lain. Berarti
kompetensi dalam audit berarti seorang auditor setelah menempuh pendidikan
Universitas Sumatera Utara
formalnya serta mengikuti pelatihan-pelatihan dan akan semakin terasah keahliannya tersebut dengan melakukan praktek audit.
Kompetensi auditor juga dapat diukur melalui banyaknya sertifikat atau ijazah yang dimiliki serta banyakseringnya keikutsertaan dalam pelatihanseminar
yang berkaitan dengan profesinya. Semakin sering seorang auditor yang bersangkutan hadir dan mengikuti pelatihanseminar maka auditor yang
bersangkutan diharapkan dan seharusnya akan lebih cakap dan lebih lihai dalam melaksanakan tugas auditnya.
Kompetensi berkaitan dengan pendidikan dan pengalaman memadai yang dimiliki akuntan publik dalam bidang auditing dan akuntansi. dalam
melaksanakan tugasnya, seorang auditor harus bertindak sebagai seorang yang ahli dalam bidangnya, yakni auditing dan akuntansi. Christiawan 2002 : 89
menyatakan akuntan publik harus terus bersikap dinamis dalam menanggapi perubahan dan perkembangan dari suatu standar. Auditor sebagai seorang yang
ahli harus selalu mempelajari dan memahami semua perkembangan ketentuan maupun ketentuan baru yang diterapkan dalam bisnis maupun organisasi profesi.
Selain itu juga dapat diketahui bahwa kualitas auditor juga dapat diukur dari tingkat kompetensi dan independensinya.
Dalam lampiran 2 SPKN disebutkan bahwa: Pemeriksa yang ditugasi untuk melaksanakan pemeriksaan menurut
Standar Pemeriksaan harus secara kolektif memiliki : Pengetahuan tentang Standar Pemeriksaan yang dapat diterapkan terhadap jenis pemeriksaan
yang ditugaskan serta memiliki latar belakang pendidikan, keahlian dan pengalaman untuk menerapkan pengetahuan tersebut dalam pemeriksaan
yang dilaksanakan; Pengetahuan umum tentang lingkungan entitas, program, dan kegiatan yang diperiksa obyek pemeriksaan paragraf 10.
Pemeriksa yang melaksanakan pemeriksaan keuangan harus memiliki
Universitas Sumatera Utara
keahlian di bidang akuntansi dan auditing, serta memahami prinsip akuntansi yang berlaku umum yang berkaitan dengan entitas yang
diperiksa paragraf 11. Kompetensi yang diperlukan dalam proses audit tidak hanya berupa
penguasaan terhadap standar akuntansi dan auditing, namun juga penguasaan terhadap objek audit. Selain dua hal di atas, ada tidaknya program atau proses
peningkatan keahlian dapat dijadikan indikator untuk mengukur tingkat kompetensi auditor.
2.1.4. Independensi