tidak jujur. Sebagai contoh seseorang mengaku mengambil uang perusahaan tetapi dia beralih hanya meminjam dan akan mengembalikan
uang itu setelah menerima gaji atau berdalih itu pantas dia dapatkan karena yang bersangkutan sudah bekerja keras untuk perusahaan.
Salah satu cara untuk mengurangi kemungkinan terjadinya fraud adalah dengan menghilangkan kesempatan untuk melakukan fraud tersebut dengan
mempunyai pengendalian internal yang baik serta mempertimbangkan fraud risk assessment penaksiran resiko kecurangan.
Fraud risk assessment penaksiran risiko kecurangan yaitu penaksiran seberapa besar risiko kegagalan auditor dalam mendeteksi terjadinya kecurangan
dalam asersi manajemen. Slamet Susanto 2009 mengartikan fraud risk assessment merupakan risiko salah saji laporan keuangan yang disengaja dengan
jumlah melebihi tingkat kekeliruan yang dapat ditolerir yang meliputi salah saji maupun penghilangan jumlah-jumlah atau pengungkapan-pengungkapan.
Formulir penaksiran risiko kecurangan digunakan untuk mendokumentasikan hasil penelaahan faktor-faktor risiko kecurangan.
2.1.8. Konsep Inspektorat
Berdasarkan amanat Pasal 112 ayat 2 UU No. 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah dan pasal 11 PP No. 20 tahun 2001 tentang Pembinaan
Pengawasan atas Penyelenggaraan Pemerintah Daerah, maka unsur pengawasan pada Pemerintah Daerah yang semula dilaksanakan oleh Inspektur Wilayah
PropinsiKota atau Kota, Inspektorat merupakan unsur penunjang Pemerintah Daerah di Bidang Pengawasan yang dipimpin oleh seorang Kepala Badan yang
Universitas Sumatera Utara
berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah. Inspektorat mempunyai tugas melaksanakan pengawasan fungsional
terhadap penyelenggaraan Pemerintahan Daerah dan Pengelolaan Badan Usaha Milik Daerah serta usaha daerah lainnya. Disamping itu Inspektorat mempunyai
fungsi yaitu : 1. Perumusan kebijakan teknis di bidang pengawasan fungsional;
2. Pelaksanaan pengawasan terhadap penyelenggaraan Pemerintahan Daerah oleh Perangkat Daerah dan pengelolaan Badan Usaha Milik Daerah dan
Usaha Daerah lainnya; 3. Pelaksanaan pemeriksaan, pengujian dan penilaian atas kinerja Perangkat
Daerah dan Badan Usaha Milik Daerah serta Usaha Daerah lainnya; 4. Pelaksanaan pengusutan dan penyelidikan terhadap dugaan penyimpangan
atau penyalahgunaan wewenang baik berdasarkan temuan hasil pemeriksaan maupun pengaduan atau informasi dari berbagai pihak;
5. Pelaksanaan pemeriksaan, pengujian dan penilaian atas kinerja Perangkat Daerah dan Badan Usaha Milik Daerah serta Usaha Daerah lainnya;
6. Pelaksanaan pengusutan dan penyelidikan terhadap dugaan penyimpangan atau penyalahgunaan wewenang baik berdasarkan temuan hasil
pemeriksaan maupun pengaduan atau informasi dari berbagai pihak; 7. Pelaksanaan tindakan awal sebagai pengamanan diri terhadap dugaan
penyimpangan yang dapat merugikan daerah; 8. Pelaksanaan fasilitasi dalam penyelenggaraan otonomi daerah melalui
pemberian konsultasi;
Universitas Sumatera Utara
9. Pelaksanaan koordinasi tindak lanjut hasil pemeriksaan. Aparat pengawasan Fungsional Pemerintah APFP;
10. Pelaksanaan pelayanan informasi pengawasan kepada semua pihak; 11. Pelaksanaan koordinasi dan kerja sama dengan pihak yang berkompeten
dalam rangka menunjang kelan-caran tugas pengawasan; 12. Pelaporan hasil pengawasan disampaikan kepada Gubernur dengan
tembusan kepada DPRD; 13. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diperintahkan oleh Gubernur;
Inspektorat kota juga mempunyai tugas pokok melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan urusan pemerintahan daerah di bidang pengawasan yang
meliputi pemerintahan, pembangunan, sosial kemasyarakatan serta keuangan dan kekayaan daerah.
Fungsi-fungsi Inspektorat provinsi, meliputi : 1.
Perencanaan program pengawasan. 2.
Perumusan kebijakan dan fasilitasi pengawasan. 3.
Pembinaan dan pelaksanaan pengawasan meliputi bidang pemerintahan, pembangunan, sosial kemasyarakatan serta
keuangan dan kekayaan daerah. 4.
Pemeriksaan, pengusutan pengujian dan penilaian tugas pengawasan.
Universitas Sumatera Utara
2.2. Penelitian Terdahulu