6
3 Bagi Peneliti, dapat menjadi bahan rujukan untuk penelitian selanjutnya. Hasil
evaluasi juga dapat dijadikan acuan untuk membangun website yang baik. 4
Bagi penulis, untuk menambah wawasan pemahaman penulis mengenai evaluasi situs web perpustakaan dan informasi.
1.5 Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah mengenai perpustakaan digital yang terfokus pada situs web. Pengukuran kualitas situs web perpustakaan UGM,
UI dan ITB berdasarkan instrument dalam WebQual yaitu kemudahan penggunaan usability, kualitas informasi information quality, dan kualitas
interaksi interaction quality. Serta mengkaji peranan situs web perpustakaan dalam meningkatkan peringkat webometrics.
Universitas Sumatera Utara
7
BAB II KAJIAN TEORITIS
2.1 Perpustakaan Perguruan Tinggi dan Digitalisasi Dokumen 2.1.1 Perpustakaan Perguruan Tinggi
Secara sederhana perpustakaan perguruan tinggi adalah perpustakaan yang dikelola oleh perguruan tinggi dengan tujuan tercapainya tujuan perguruan tinggi.
Reitz 2004 yang dikutip oleh Hasugian 2009: 79 mendefinisikan perpustakaan perguruan tinggi sebagai berikut, “a library or library system established,
administered, and funded by a university to meet the information, research, and curriculum needs of its students, faculty, and staff”. Definisi ini menyatakan
bahwa perpustakaan perguruan tinggi adalah suatu perpustakaan atau sistem perpustakaan yang dibangun dan didanai oleh suatu universitas untuk memenuhi
kebutuhan informasi, penelitian dan kurikulum dari mahasiswa, fakultas dan stafnya.
Perpustakaan perguruan tinggi sebagai perpustakaan akademik telah dan akan terus memainkan peran yang sangat penting dalam kehidupan suatu
perguruan tinggi. Perpustakaan perguruan tinggi sangat diperlukan untuk penelitian, pengajaran dan pembelajaran. Pengertian Perpustakaan perguruan
tinggi menurut Siregar 2004: 1 yaitu: Perpustakaan perguruan tinggi adalah organ pusat dari suatu perguruan
tinggi, nilai suatu perguruan tinggi dipengaruhi oleh kondisi perpustakaannya, karena keberadaan perpustakaan perguruan tinggi sangat
strategis dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Dari pendapat Siregar di atas diketahui bahwa perpustakaan perguruan tinggi merupakan bagian yang sangat penting dari suatu perguruan tinggi, nilai
suatu universitas bergantung pada perpustakaannya. Perpustakaan pada dewasa ini telah berkembang sedemikian pesatnya.
Perkembangan perpustakaan dalam beberapa dasawarsa ini telah banyak dipengaruhi oleh perkembangan Teknologi Informasi TI. Perpustakaan sebagai
salah satu “aktor” yang berperan dalam pengumpulan, pengolahan dan pendistribusian informasi mau tidak mau harus berhadapan dengan apa yang
dinamakan TI ini. Tidak sedikit orang yang beranggapan bahwa tanpa adanya
Universitas Sumatera Utara
8
sentuhan TI, perpustakaan dianggap sebagai suatu institusi yang ketinggalan jaman, kuno dan tidak berkembang. Teknologi Informasi di perpustakaan sering
menjadi tolak ukur kemajuan dan modernisasi dari suatu perpustakaan. Penerapan TI dalam perpustakaan atau khususnya layanan perpustakaan
tidak terlepas juga berbicara mengenai transformasi perpustakaan tradisional menuju perpustakaan digital, perpustakaan elektronik, atau perpustakaan virtual.
Namun dari sekian banyak konsep yang berkembang tersebut sebetulnya saat ini konsep yang berkembang cukup pas dan mungkin dalam beberapa dasawarsa ke
depan masih relevan adalah apa yang dinamakan dengan Perpustakaan Hybrid. Perpustakaan hybrid menurut Pinfield 1998: 1 yaitu, “The hybrid library
is on the continuum between the conventional and digital library, where electronic and paper-based information sources are used alongside each other”.
Dari pengertian tersebut dapat dinyatakan bahwa yang dimaksud dengan perpustakaan “hybrid” adalah bentuk perpaduan antara perpustakaan tradisional
dan perpustakaan digitalelektronik, dimana sumber-sumber informasi baik tercetak maupun elektronik digunakan secara bersama satu sama lain.
Perpustakaan hybrid memiliki koleksi tercetak yang permanen dan setara dengan koleksi elektronik atau digitalnya. Perpustakaan hybrid
bermaksud mempertahankan koleksi tercetak, bukan menggantikan semuanya dengan koleksi
elektronik atau digital. Selain itu pada Perpuspedia 2011: 1 diketahui bahwa, “Perpustakaan
hybrid memperluas konsep dan cakupan jasa informasi, sehingga penambahan koleksi elektronik dan digital serta penggunaan teknologi komputer tidak
dipisahkan dari jasa berbasis koleksi tercetak”. Jasa koleksi tercetak diperluas dan dikelola secara lebih beragam lewat bantuan komputer. Dengan kata lain,
perpustakaan hybrid bukan hanya perpustakaan tercetak dan elektronik, melainkan gabungan keduanya secara menyeluruh sehingga koleksi tercetak kini
dimanfaatkan dengan cara berbeda dibandingkan sebelum ada komputer. Perpustakaan perguruan tinggi saat ini secara tidak langsung telah
mengembangkan konsep perpustakaan hybrid. Menurut Surachman 2009: 1, “konsep perpustakaan hybrid adalah mengelola koleksi tercetak dan koleksi
digital”. Artinya selain mempertahankan perpustakaan dalam bentuk konvensional
Universitas Sumatera Utara
9
perpustakaan hybrid juga mengembangkan perpustakaan digital. Dalam perpustakaan hybrid, selain memanfaatkan koleksi tercetak pengguna juga dapat
memanfaatkan koleksi yang dapat diakses secara elektronik atau virtual. Ada sinergi antara koleksi tercetak dengan elektronik atau virtual, artinya konsep
tradisional dan elektronik kedudukannya saling melengkapi satu dengan lain, tidak terpisah dan terintegrasi.
Dalam rangka membangun perpustakaan hybrid atau digital, maka digitalisasi sangat diperlukan oleh perpustakaan. Untuk itu, perpustakaan yang
sedang menuju perpustakaan digital maupun hybrid sebaiknya mulai membuka satu unit khusus untuk scanning koleksi cetak yang sudah ada seperti:
skripsitesisdisertasi mahasiswa, hasil penelitian dosen, makalah presentasi sivitas akademika, prosiding, jurnal dan terbitan lokal lainnya.
2.1.2 Digitalisasi Dokumen
Digitalisasi informasi semakin laju berkembang pada akhir tahun delapan puluhan, dan berlanjut hingga saat ini. Secara berangsur-angsur perkembangan
format elektronik semakin popular. Perkembangan digitalisasi informasi tersebut dipengaruhi oleh laju pertumbuhan informasi, serta meningkatnya kemampuan
teknologi informasi khususnya komputer. Digitalisasi informasi ini menyebabkan terjadinya berbagai perubahan di berbagai pusat pengelolaan informasi, termasuk
pada perpustakaan. Menurut Hasugian 2003: 1 dalam artikelnya menyatakan bahwa:
Digitalisasi informasi di berbagai perpustakaan dan pusat informasi, mulai dilakukan ketika sejumlah perpustakaan mulai menggunakan komputer
sebagai sarana penyimpanan dan pengolah informasi. Kemapanan kertas sebagai media informasi yang selama ribuan tahun menjadi primadona
koleksi perpustakaan, kini ditantang oleh media magnetik dan optik atau media elektronik lainnya yang menawarkan cara yang berbeda dalam
menyimpan dan menemukan kembali informasi.
Oleh karena itu, berbagai perpustakaan dan pusat informasi lainnya, telah memperkaya koleksinya dengan berbagai sumber informasi digital. Digitalisasi
informasi diperkirakan akan semakin meningkat, seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Universitas Sumatera Utara
10
Kemajuan yang luar biasa dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, mengakibatkan berlimpahnya informasi. Informasi yang ada pada saat
ini, rasanya tidak mungkin lagi tertampung secara fisik pada suatu perpustakaan atau pusat dokumentasi manapun. Untuk menangani masalah tersebut yang dapat
dilakukan oleh perpustakaan yaitu dengan membangun koleksi digital. Salah satu cara yang umum dilakukan dalam membangun koleksi digital
adalah dengan mengubah bahan pustaka tercetak yang dimiliki ke bentuk digital. Menurut Pendit 2007: 241, “Digitalisasi merupakan suatu proses yang
mengubah sinyal analog menjadi bentuk digital dari sinyal tersebut. Dalam dunia perpustakaan, proses digitalisasi adalah suatu proses yang mengubah dokumen
tercetak menjadi dokumen digital”. Tujuan digitalisasi adalah untuk mendapatkan efisiensi dan optimalisasi
dalam banyak hal antara lain efisiensi dan optimalisasi tempat penyimpanan, keamanan dari berbagai bentuk bencana, untuk meningkatkan resolusi, gambar
dan suara lebih stabil. Selain itu, menurut Deegen 2002 yang dikutip oleh Rasiman 2011: 2, ada beberapa keuntungan digitalisasi yaitu antara lain:
a Akses cepat ke item permintaan tinggi dan sering digunakan.
b Akses mudah ke komponen individual dalam item contoh: artikel dalam
jurnal. c
Akses cepat ke materi secara remote. d
Kemampuan untuk mendapatkan materi yang tidak diterbitkan lagi out of print.
e Berpotensi untuk menampilkan materi dalam format yang tidak dapat
dicapai contoh: ukuran terlalu besar atau peta. f
Mengizinkan penyebaran koleksi dan digunakan secara bersama. g
Berpotensi untuk mempresentasikan benda yang mudah pecahasli mahal dengan pengganti dalam format yang dapat diakses.
h Meningkatkan kemampuan penelusuran, termasuk full text.
i Integrasi pada media yang berbeda gambar, suara, video, dll.
j Mengurangi beban atau ongkos pengiriman.
Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa tujuan digitalisasi adalah untuk perluasan pemanfaatan dan kemudahan akses. Pemanfaatan dan akses terhadap
sumberdaya informasi elektronik jauh lebih luas jika dibandingkan dengan bahan tercetak. Sumberdaya informasi elektronik dapat digunakan oleh banyak
pengguna multi user dalam waktu yang bersamaan dan dapat dimanfaatkan dengan akses jarak jauh remote access tanpa harus datang ke perpustakaan.
Universitas Sumatera Utara
11
Pemanfaatan sumberdaya informasi elektronik dapat dilakukan tidak hanya oleh pengguna dari internal institusi, akan tetapi juga oleh masyarakat luas. Melalui
digitalisasi, perpustakaan dapat menyimpan ribuan bahkan jutaan karya local content maupun koleksi lainnya tanpa dibatasi ruang dan waktu.
Perkembangan teknologi membuat transfer informasi dan data dapat menjadi lebih cepat. Selain mempercepat proses dalam aktivitas sehari-hari,
format data digital juga mempermudah aktivitas pelayanan kepada masyarakat. Perkembangan teknologi digital serta internet saat ini telah memberi kemudahan
untuk melakukan akses serta mendistribusikan berbagai informasi dalam format digital. Menurut Elvina 2010: 1 ada beberapa faktor yang membuat data digital
seperti audio, citra, video dan text banyak digunakan antara lain : a
Mudah diduplikasi dan hasilnya sama dengan aslinya. b
Murah untuk penduplikasian dan penyimpanan. c
Mudah disimpan dan kemudian untuk diolah atau diproses lebih lanjut. d
Serta mudah didistribusikan, baik dengan media disk maupun melalui jaringan seperti internet.
Digitalisasi koleksi perpustakaan adalah proses pemberian atau pemakaian sistim digital pada koleksi suatu perpustakaan. Proses digitalisasi yang dilakukan
perpustakaan saat ini adalah digitalisasi Skripsi, Disertasi, Tesis, Orasi Ilmiah, dan Laporan Penelitian. Pada pelaksanaannya, sering dijumpai kendala dalam proses
scaning, diantaranya format kertas yang tidak standard, warna kertas yang sudah menguning, ketebalan kertas yang tidak sesuai, ataupun jenis kertas yang licin,
semuanya mempersulit proses scaning. Diperlukan keahlian khusus, ketekunan dan kesabaran dalam melakukan scaning dokumen. Pengelolaan dokumen
elektronik yang baik dan terstruktur adalah bekal penting dalam pembangunan sistem perpustakaan digital digital library.
2.2 Perpustakaan Digital
Tantangan baru teknologi informasi khususnya untuk para penyedia informasi adalah bagaimana menyalurkan informasi dengan cepat, tepat dan
global. Perpustakaan sebagai salah satu penyedia informasi yang keberadaannya sangat penting di dunia informasi, harus memikirkan kembali bentuk yang tepat
untuk menjawab tantangan ini. Salah satunya adalah dengan mewujudkan perpustakaan digital yang terhubung dalam jaringan komputer.
Universitas Sumatera Utara
12
Menurut Hasugian 2009: 182 dalam bukunya yang berjudul “Dasar- Dasar Ilmu Perpustakaan dan Informasi”, menyatakan bahwa:
Ada dua terminologi yang sering disebut untuk menyatakan perpustakaan digital. Penyebutan terminologi itu sebenarnya bermula dari munculnya
bahan-bahan perpustakaan yang berbeda dengan bahan yang tersedia di perpustakaan sebelumnya. Pertumbuhan pesat di bidang produksi bahan-
bahan berbasis elektronik electronic-based telah melahirkan ungkapan electronic library atau digital library.
Perpustakaan digital adalah suatu lingkungan perpustakaan dimana berbagai objek informasi dokumen, images, suara dan video-clips disimpan dan
diakses dalam bentuk digital. Perpustakaan digital menurut Digital Library Federation yang dikutip oleh Hasugian 2009: 185 menyatakan bahwa:
Perpustakaan digital adalah berbagai organisasi yang menyediakan sumberdaya, termasuk pegawai yang terlatih khusus, untuk memilih,
mengatur, menawarkan akses, memahami, menyebarkan, menjaga integritas, dan memastikan keutuhan karya digital, sedemikian rupa
sehingga koleksi tersedia dan terjangkau secara ekonomis oleh sebuah atau sekumpulan komunitas yang membutuhkannya.
Dari pendapat tersebut dapat dinyatakan bahwa Perpustakaan Digital adalah perpustakaan dimana koleksi-koleksinya menggunakan format digital yang
disimpan dan dapat diakses dalam bentuk elektronik serta disebarluaskan dalam bentuk digital.
Pada dasarnya perpustakaan digital sama saja dengan perpustakaan biasa, hanya saja memakai prosedur kerja berbasis komputer dan sumberdaya digital.
Perpustakaan digital menawarkan kemudahan bagi para pengguna untuk mengakses sumber-sumber elektronik dengan alat yang menyenangkan pada
waktu dan kesempatan yang terbatas. Menurut Saleh 2010: 4, yang menjadi keunggulan dan kelemahan
perpustakaan Digital adalah sebagai berikut: Beberapa keunggulan perpustakaan digital diantaranya:
1. Long distance service, artinya dengan perpustakaan digital, pengguna
bisa menikmati layanan sepuasnya, kapanpun dan dimanapun. 2.
Akses yang mudah. Akses pepustakaan digital lebih mudah dibanding dengan perpustakaan konvensional, karena pengguna tidak perlu
dipusingkan dengan mencari di katalog dengan waktu yang lama. 3.
Murah cost efective. Perpustakan digital tidak memerlukan banyak biaya. Mendigitalkan koleksi perpustakaan lebih murah dibandingkan
dengan membeli buku.
Universitas Sumatera Utara
13
4. Mencegah duplikasi dan plagiat. Perpustakaan digital lebih “aman”,
sehingga tidak akan mudah untuk diplagiat. Bila penyimpanan koleksi perpustakaan menggunakan format PDF, koleksi perpustakaan hanya
bisa dibaca oleh pengguna, tanpa bisa mengeditnya.
5. Publikasi karya secara global. Dengan adanya perpustakaan digital,
karya-karya dapat dipublikasikan secara global ke seluruh dunia dengan bantuan internet.
Selain keunggulan, perpustakaan digital juga memiliki kelemahan yaitu: 1.
Tidak semua pengarang mengizinkan karyanya didigitalkan. Pastinya, pengarang akan berpikir-pikir tentang royalti yang akan diterima bila
karyanya didigitalkan. 2.
Masih banyak masyarakat Indonesia yang buta akan teknologi. Apalagi, bila perpustakaan digital ini dikembangkan dalam perpustakaan di
pedesaan. 3.
Masih sedikit pustakawan yang belum mengerti tentang tata cara mendigitalkan koleksi perpustakaan. Itu artinya butuh sosialisasi dan
penyuluhan tentang perpustakaan digital.
2.3 Dokumen Elektronik e-document