27
2.5.3.2 Webometrics
Sistem perangkingan universitas di seluruh dunia ada beberapa macam jenis dan Webometrics adalah salah satunya. Webometrics merupakan sistem
perangkingan universitas sedunia berbasis web. Supradono 2010: 10 mengemukakan bahwa:
Webometrics Rangking of Word University WRWU secara resmi diluncurkan pada tahun 2004. Peringkat Webometric ini diterbitkan dua
kali setahun Januari dan Juli, oleh Laboratorium Cybermetric milik The Consejo Superior de Investigaciones Cientificas CSIC. CSIC merupakan
lembaga penelitian terbesar di Spanyol. Mencakup lebih dari 18.000 Institusi Pendidikan Tinggi di seluruh dunia. Kehadiran webometric yang
dapat mengukur aktivitas dan visibilitas dari institusi serta merupakan indikator yang baik yang berdampak pada prestise universitas.
Pemeringkatan merangkum kinerja global Universitas, memberikan informasi bagi calon mahasiswa dan cendekiawan, dan mencerminkan
komitmen untuk penyebaran pengetahuan ilmiah.
Webometric adalah salah satu perangkat untuk mengukur kemajuan perguruan tinggi melalui Websitenya. Sebagai alat ukur Webomatric sudah
mendapat pengakuan dunia termasuk di Indonesia. Peringkat Webometric dapat diakses dengan cara mudah, dan terbuka, ada di http:www.webometrics.info .
Menurut Thelwall 2009 yang dikutip oleh Muntashir 2012: 40, “Webomerics berkaitan dengan aspek-aspek pengukuran web, situs web, halaman
web, bagian dari halaman web, kata-kata dalam halaman web, hyperlink, hasil pencarian dari mesin pencari web”. Perkembangan ini diikuti oleh fenomena web
sebagai media komunikasi dan dokumen yang terekam dalam format web. Analisis webometrics merupakan salah satu alat penting yang digunakan untuk
mengukur secara kuantitatif dari aktivitas suatu web. Kajian webometrics sering juga disebut analisis kuantitatif dari fenomena web.
Kajian webometrics mengadopsi metode yang digunakan oleh ilmu perpustakaan dan informasi terutama pendekatan bibliometrika. Pernyataan ini
menunjukan kajian Webometrics merupakan kajian yang mengunakan metode dari berbagai disiplin termasuk metode bibliometrika yang digunakan dalam kajian
ilmu perpustakaan dan informasi. Bjorneborg dan Ingwersen menggambarkan keterkaitan antara kajian ilmu perpustakaan dan informasi dari Informetrics,
Universitas Sumatera Utara
28
Bibliometrics, Scientometrics hingga webometrics. Serta menggambarkan ketumpang tindihan dari bidang kajian tersebut.
Gambar 1. Hubungan disiplin antara Infor-biblio-sciento-cyber-webo- metrics.
Sumber: Thelwall: 2005 Dari gambar di atas menunjukkan bahwa webometrics merupakan bagian
kajian informetrics, dengan memanfaatkan metode bibliometrics serta scientometrics. Cybermetrics merupakan kajian yang lebih luas dibandingkan
dengan webometrics.
a. Tujuan Webometrics
Tujuan dari peringkat ini adalah untuk mempromosikan kehadiran web akademik, mendukung inisiatif Open Access untuk meningkatkan secara
signifikan transfer pengetahuan ilmiah dan budaya yang dihasilkan oleh perguruan tinggi. Tujuannya bukan untuk mengevaluasi website, desain atau kegunaan atau
popularitas isinya sesuai dengan jumlah kunjungan atau pengunjung. Indikator web dianggap sebagai proxy dalam evaluasi, benar komprehensif, mendalam
kinerja global Universitas, dengan mempertimbangkan kegiatan dan output dan relevansi dan dampaknya
Web merupakan objek dalam kajian Webometrics, dengan demikian gabungan dari kontruksi serta sisi penggunaan dari web menjadi bahan kajian.
http:www.webometrics.infomethodology.
b. Lingkup kajian Webometrics
Universitas Sumatera Utara
29
Ada empat cakupan penelitian dalam Webometrics yang dikemukakan oleh Bjorneborn dan Ingwersen yang dikutip oleh Muntashir 2012: 41 yaitu ;
1 Analisis konten halaman web,
2 Analisis struktur link web,
3 Analisis penggunaan web memasukan log file dari pemakai, pencarian
dan prilaku penelusuran, 4
Analisis teknologi Web termasuk kemampuan mesin pencari. Dalam merangking, webometrics melibatkan beberapa search engine
antara lain: mesin pencari umum Google, Yahoo, Live MSNBing, Exalead, dan ilmiah khusus database Google Scholar dengan memperhatikan kriteria-kriteria
sebagai berikut: Tabel 5. Kriteria Penilaian World Class University menurut Webometrics
No. Kriteria
Definisi Bobot
1 Size Ukuran
Jumlah halaman elektronik dalam suatu website universitas yang terindeks oleh 4
empat mesin pencari yaitu: Yahoo, Google, Live Search dan Exalead.
20
2 Visibility
Keternampakan Jumlah link ekternal yang berkaitan dengan
universitas dan seluruh sivitas akademiknya yang dapat diakses melalui mesin pencari di
atas. Visibility bukan berarti hit, tapi jumlah total
link yang dibuat oleh situs lain yang menunjuk ke suatu situs.
50
3 Rich Files
Dokumen Ketersediaan dokumen-dokumen dari
artikel akademik suatu universitas yang dapat diekstrak dari internet, baik dalam
format: Word Document .doc; Adobe Acrobat .pdf; Microsoft power Point
.ppt maupun Adobe Postcript .ps. 15
4 Scholar Pakar
Jumlah publikasi elektronik baik berupa jurnal, academic report dan academic item
lainnya dari suatu website universitas dan terindeks oleh google scholar.
15
Total 100
Sumber: Taryana 2011: 1 Berikut merupakan metode pengukuran Webometric Webometric rank
menggunakan perhitungan Wahono, 2008 : 1:
Webometrics Rank = 4xV + 2xS + 1xR + 1xSc
Universitas Sumatera Utara
30
Handayani 2013: 1 mengemukakan pendapatnya mengenai parameter Visibility, Size, Rich Files dan Scholar sebagai berikut:
1. Parameter Visibility V
Visibility adalah Jumlah link ekternal yang berkaitan dengan universitas dan seluruh sivitas akademiknya yang dapat diakses melalui mesin
pencari. Visibility bukan berarti hit, tapi jumlah total link yang dibuat oleh situs lain yang menunjuk ke suatu situs.
Untuk memperoleh nilai visibility dapat dilakukan dengan mengetikan keyword: linkdo main:[alamat domain][spasi]-site:[alamatdomain]
Contoh: “ugm.ac.id” -site:ugm.ac.id
“ui.ac.id” -site:ui.ac.id “itb.ac.id” -site:itb.ac.id
2. Parameter Size S
Size adalah banyaknya halaman dalam suatu domain yang diindeks oleh mesin pencari Google, Yahoo, Bing Live Search, Exalead. Terdapat
empat search engine utama yang digunakan dalam perangkingan, dimana cara memperoleh nilai Size adalah dengan mengetikkan
keyword: site:[alamat domain] Contoh: site:ugm.ac.id.
site:ui.ac.id site:itb.ac.id
3. Parameter Rich Files R
Rich files R adalah banyaknya file PDF, PS, DOC, dan PPT dalam suatu domain yang diindeks oleh Google.
Cara memperoleh nilai Rich Files dari search engine adalah dengan mengetikkan keyword: site:domain spasi filetype:format dokumen
Contoh: site:ugm.ac.id filetype:pdf.
site:ui.ac.id filetype:pdf site:itb.ac.id filetype:pdf
4. Parameter Scholar Sc
Scholar Sc adalah banyaknya karya ilmiah dalam suatu domain yang diindeks oleh Google Scholar. Cara mengukur : Masuk ke url:
http:scholar. google.com. Ketikan parameter berikut: site:[alamat domain] parameter : articles and patents, since 1992, dan includes
citations.
Namun mulai Webometrics Juli 2012, parameter penilaian berubah. Menurut Hidayat 2012: 1, ada empat komponen yang menjadi indikator utama
dari penilaian Webometrics ini, yaitu: Presence 20, Impact 50, Openness 15, dan Excellence 15.
1 Excellence Keunggulan merupakan jumlah artikel-artikel ilmiah
publikasi perguruan tinggi yang bersangkutan yang terindeks di Scimago Institution Ranking dan di Google Scholar. Pada versi
sebelumnya disebut Scholar.
Universitas Sumatera Utara
31
2 Presence Keberadaan adalah banyaknya jumlah halaman website
html dan halaman dinamik yang ada pada sebuah domain ataupun subdomain dari suatu universitas yang terindeks oleh mesin pencari
Google. Pada edisi sebelumnya disebut Size.
3 Impact Dampak merupakan jumlah eksternal link yang unik jumlah
backlink yang diterima oleh domain web universitas inlinks yang tertangkap oleh mesin pencari Google. Versi sebelumnya disebut
Visibility. Data link visibilitas diperoleh dari dua penyedia informasi ini, yaitu Majestic SEO dan Ahrefs.
4 Openness Keterbukaan merupakan jumlah file dokumen jurnal, artikel
ilmiah ataupun penelitian yang yang online di bawah domain website universitas yang tertangkap oleh mesin pencari Google Scholar.
Memperoleh status World Class University adalah impian setiap perguruan tinggi, untuk mewujudkan impian tersebut tentu saja terdapat kriteria dan lembaga
pengekreditasinya. Saat ini beberapa institusi yang telah mantap dan diakui dunia sebagai lembaga pengakreditasi world class university antara lain:
1. The Times Higher Education - Quacquarelli Symonds THE-QS
Quacquarelli Symonds QS World University Rankings adalah salah satu institusi yang menerbitkan daftar universitas peringkat dunia secara periodik
selain Shao Jiao Tong University SJTU, Webometrics, dan Times Higher Education Supplements THES. QS World University Rankings dikelola oleh
Quacquarelli Symonds Limited. Lembaga ini pada awalnya menerbitkan peringkat universitas dunia bersama Times Higher Education THE dengan tajuk THE-QS
World University Rankings.
Tujuan dari adanya Time Higher Education Supplement THES World Universty Rangking ini ialah mengetahui dan mengenali universitas-universitas
sebagai organisasi multidimensi serta untuk menyediakan perbandingan secara global agar menjadi universitas berkelas dunia. Adanya World Class University
ini tentu dirasakan manfaatnya bagi universitas-universitas di seluruh dunia. Suatu universitas akan lebih dikenal oleh dunia internasional yang imbasnya bisa pada
berbagai hal. Misalnya, dengan adanya peringkat ini, banyak calon mahasiswa asing yang ingin belajar di universitas top dunia tersebut. Selain itu, peringkat
universitas ini akan berimbas pada peningkatan kualitas dari universitas itu sendiri. Dengan adanya peringkat universitas ini, banyak upaya yang dilakukan
universitas-universitas di seluruh dunia agar universitas-universitas tersebut dapat berstandar internasional. Penelitian-penelitian dalam berbagai bidang pun
Universitas Sumatera Utara
32
digalakkan, pembenahan kualitas dosen dan mahasiswa melalui metode pengajaran yang selalu diperbaiki pun dilakukan. Peringkat dalam World Class
University ini seharusnya dapat bermanfaat bagi perkembangan pendidikan terutama di universitas di seluruh dunia tidak hanya menjadi suatu kebanggaan
atau ‘gelar bergengsi’ semata. Menurut Melisa 2008: 1, ada empat pilar kunci dari pendekatan
universitas kelas dunia, yaitu: 1.
Kualitas Penelitian Research quality ialah indikator yang menunjukkan seberapa baik publikasi hasil penelitian suatu universitas.
Jika suatu universitas merupakan pusat keunggulan dari multidisiplin ilmu maka universitas tersebut akan dikenal oleh seluruh dunia karena
telah berkontribusi bagi kemajuan ilmu pengetahuan. Indikator ini juga dapat dilihat dari kualitas peneltian, produktivitas banyaknya paper
yang dipublikasikan, penghargaan yang diperoleh, bahkan awards seperti penerima hadiah Nobel atau fields medals.
2. Kualitas Pengajaran Teaching quality ialah seberapa baik metode
pengajaran yang dilakukan termasuk fasilitas pengajaran. 3.
Kesiapan Kerja Lulusan Graduate employability ialah indikator yang menunjukkan seberapa baik lulusan universitas dapat bekerja dalam
berbagai bidang serta seberapa besar gaji mereka. 4.
Pandangan Internasional International outlook ialah indikator yang menunjukkan apakah universitas tertentu dapat berkontribusi tidak
hanya bagi negaranya tetapi juga bagi negara lain yang dilihat dari proporsi mahasiswa asing, staf asing, mahasiswa pertukaran pelajar,
serta kekuatan hubungan internasional dengan universitas lainnya di seluruh dunia.
2. Academic Ranking of World Universities ARWU
Academic Ranking of World Universities ARWU adalah sistem perangkingan yang dilakukan oleh Institute of Higher Education, Shanghai Jiao
Tong University IHE-SJTU Cina. Termasuk salah satu sistem perangkingan universitas yang cukup valid, dengan teknik dan metodologi yang diakui oleh
dunia akademisi internasional. Kerja dari tim ARWU ini melahirkan study group bernama International Rankings Expert Group serta konferensi bertaraf
internasional bernama International Conference on World-Class Universities. ARWU mulai mempublikasikan rangking universitas di tahun 2003, dan
mengupdate setiap tahun rangking universitas di dunia. Pada tahun 2007, fitur perangkingan mulai ditambahi dengan rangking universitas di lima bidang ilmu
yaitu Natural Sciences and Mathematics SCI, EngineeringTechnology and
Universitas Sumatera Utara
33
Computer Sciences ENG, Life and Agriulture Sciences LIFE, Clinical Medicine and Pharmacy MED, dan Social Sciences SOC.
Menurut Wahono 2007: 1, Rangking ARWU dihitung berdasarkan 6 faktor utama, yaitu:
1. Alumni: Total jumlah alumni yang mendapatkan penghargaan nobel
Nobel Prize di bidang fisika, kimia, ekonomi dan kedokteran serta meraih Field Medal di bidang matematika. Digunakan hitungan bobot
weight berdasarkan kebaruan tahun mendapatkan penghargaan tersebut. Semakin lama mendapatkan penghargaan, semakin kecil bobot
prosentase nilainya.
2. Award: Total jumlah staff saat ini yang mendapatkan penghargaan
nobel Nobel Prize di bidang fisika, kimia, ekonomi dan kedokteran serta meraih Field Medal di bidang matematika.. Perhitungan bobotnya
sama dengan Alumni.
3. HiCi: jumlah peneliti dosen yang mendapatkan nilai citation tinggi
high cited researcher alias penelitiannya banyak dikutip oleh peneliti lain, dalam 20 kategori subyek berdasarkan publikasi resmi dari
http:isihighlycited.com.
4. PUB: Jumlah artikel yang diindeks oleh Science Citation Index-
Expanded dan Social Science Citation Index http:www.isiknowledge.com.
5. TOP: Prosentase artikel yang dipublikasikan dalam top 20 journal
internasional dari berbagai bidang ilmu. Penentuan top 20 journal adalah berdasarkan nilai impact factors dari Journal Citation Report
http:www.isiknowledge.com.
6. Fund: Jumlah total anggaran biaya penelitian dari sebuah universitas.
Data didapatkan dari negara dimana universitas berada dan dari institusi-intitusi pemberi dana penelitian.
2.6 Peranan Perpustakaan dalam Meningkatkan Perangkingan Webometrics
Sesuai dengan tujuan perpustakaan perguruan tinggi yang bertujuan untuk mendukung tujuan universitas yaitu Tri Dharma Perguruan Tinggi pendidikan,
penelitian dan pengabdian masyarakat. Maka perpustakaan dapat berperan pula untuk mendukung keinginan universitas dalam menaikkan peringkatnya di
webometrics. Peranan yang dapat dilakukan oleh perpustakaan dalam webometrics
berdasarkan seminar training Direktorat Sistem Informasi 2010: 1 sesuai dengan indikatornya yaitu:
1. Visibility keternampakan
Indikator ini menghitung berapa banyak link eksternal yang terkandung dalam website tersebut. Perpustakaan dapat menambah penilaian dari
indikator link misalnya dengan :
Universitas Sumatera Utara
34
1 Mengisimeng-update main website dan subdomain-nya dengan
materi yang dapat menjadi rujukan sehingga website lain membuat link ke website Universitas.
2 Membuat daftar link antar perguruan tinggi Nasional ataupun
Internasional. 3
Mengusahakan agar civitas kampus membuat link ke website Universitas saat memberikan komentar di blog atau forum website
lain. 4
Mengirimkan metadata koleksi yang dimiliki ke situs Garuda http:garuda.dikti.go.id. Garuda Garba Rujukan Digital adalah
portal penemuan referensi ilmiah Indonesia yang merupakan titik akses terhadap karya ilmiah yang dihasilkan oleh akademisi dan
peneliti Indonesia. Garuda yang mencakup antara lain e-journal domestik, tugas akhir mahasiswa, dan laporan penelitian
dikembangkan oleh Direktorat P2M-Dikti Depdiknas bekerjasama dengan PDII-LIPI serta berbagai perguruan tinggi dalam hal
penyediaan konten.
2. Size ukuran
Indikator ini menghitung jumlah halaman yang tertangkap oleh mesin pencari seperti google, yahoo, live search dan exalead.
Peran yang dapat dilakukan perpustakaan, yaitu : 1
Membuat website perpustakaan sendiri. 2
Menyatukan semua domain yang terpisah-pisah menjadi satu domain.
3 Membuat blog untuk sivitas akademik.
4 Membuat Forum.
5 Mengaktifkan e-learning.
3. Rich Files kekayaan file
Indikator ini menghitung berapa banyak file jenis PDF adobe acrobat, Adobe PostScript, Word Document, dan PPT Presentation Document.
Upaya yang dapat dilakukan perpustakaan, misalnya : 1
Upload file ke bentuk pdf, ps, doc dan ppt secara berimbang 2
Digitalisasi dan publikasi surat, bahan ajar, jadual dan lain lain. 3
Memasukkan publikasi ilmiah dari dosenstaff ke Institusional Repository.
4. Scholar Sc
Indikator ini diambil dari data situs google scholar terkait dengan tulisan-tulisan ilmiah dari perguruan tinggi bersangkutan.
Upaya yang dapat dilakukan yaitu: 1
Digitalisasi dan publikasi hasil karya ilmiah, penelitian, tugas akhir dan sejenisnya.
2 Membentuk tim khusus ”webometric” jika dipandang perlu.
Selain peranan di atas menurut Harmawan 2008: 1, agar perpustakaan dapat berperan dalam meningkatkan peringkat Webometric, perpustakaan harus
mengembangkan perpustakaan digital. Pengembangan perpustakaan digital dapat
Universitas Sumatera Utara
35
dilakukan melalui pengembangan E-book, E-Journal, E-Grey Literature dan E- Local Content.
1. Pengembangan E-Book Pengembangan koleksi e-book dapat dilakukan dengan pembelian atau
pengembangan buku hasil karya dari civitas akademika. Kalau kita mengembangkan koleksi e-book dari pembelian penulis tidak yakin
bahwa hal itu akan berpengaruh secara langsung terhadap peringkat Webometric. Namun apabila pengembangan e-book berasal dari hasil
karya civitas akademika akan sangat berpengaruh terhadap peringkat Webometric.
2. Pengembangan E-Journal Sama halnya dengan e-book, pengembangan e-journal berlangganan
tidak mempunyai pengaruh langsung terhadap Webometric. Namun pengembangan e-journal milik universitas akan dapat meningkatkan
unsur–unsur dalam kriteria Webometric.
3. Pengembangan E-Grey Literature. Grey literature atau literatur kelabu adalah koleksi yang tidak
diterbitkan secara luas. Yang termasuk koleksi ini adalah skripsi, tesis, disertasi dan laporan penelitian. Apabila perpustakaan perguruan tinggi
sudah medigitalkan koleksi tersebut, potensi untuk meningkatkan peringkat Webometric sangat besar.
4. Pengembangan E-Local Content Sama halnya e-grey literature, e-local content sangat pontensial untuk
meningkatkan peringkat Webometric. Sehubungan dengan local content di atas, Setiawati 2006: 2,
mengemukakan bahwa yang dimaksud dengan local content adalah : Segala sesuatu yang bermuatan sumber pengetahuan informasi yang asli
dihasilkan oleh suatu institusi lembaga, perusahaan atau daerah sampai dengan negara, yang dapat dijadikan sumber pembelajaran learning
resources dalam bentuk karya cetak maupun karya rekam. Potensi local content dapat berupa :
1.
Potensi suatu daerah negara salah satunya kebudayaan, sejarah, pariwisata, perekonomian dan sebagainya, yang menjadi ciri khas dari
suatu daerah negara. 2.
Potensi local content perusahaan salah satunya sejarah perusahaan, perkembangan produk yang dihasilkan, dokumentasi suatu media.
3. Potensi local institusi pendidikan atau perguruan tinggi yang terdiri para
akademisi, reseachter, tenaga non edukatif sebagai pengguna informasi pengetahuan aktif yang menghasilkan riset penelitian, Skripsi, Tugas
Akhir, Laporan Akhir, artikel ilmiah, materi kuliah, kumpulan kebijakan pimpinan perguruan tinggi, sejarah perguruan tinggi atau
event-event yang dilaksanakan oleh institusiperguruan tinggi yang didokumentasikan baik tercetak maupun terekam.
4. Potensi lokal lainnya yang dihasilkan oleh para professional.
Universitas Sumatera Utara
36
Dari pendapat Setiawati di atas maka dapat diketahui bahwa yang dimakud dengan local content adalah segala sesuatu yang merupakan sumber pengetahuan
informasi yang asli dihasilkan oleh suatu institusi lembaga, perusahaan atau daerah sampai dengan negara, yang dapat dijadikan sumber pembelajaran baik
dalam bentuk karya cetak maupun karya rekam. Misalnya Potensi suatu daerah negara yang menjadi ciri khas dari suatu daerah Negara, potensi local content
perusahaan, potensi lokal institusi pendidikan atau perguruan tinggi serta potensi lokal lainnya yang dihasilkan oleh para professional.
Pengembangan perpustakaan digital tidak akan berjalan dengan baik tanpa adanya pustakawan yang handal dan pustakawan yang menerima perkembangan
teknologi. Untuk itu upaya-upaya pengembangan pustakawan agar selalu mengetahui perkembangan teknologi terus-menerus dilakukan. Pola pikir
tradisional harus ditinggalkan menuju pola pikir terbuka dan mengikuti perkembangan teknologi. Kegiatan pustakawan tidak cukup hanya melakukan
katalogisasi, klasifikasi, layanan sirkulasi, dan layanan referensi secara manual, tetapi harus lebih dari itu. Pustakawan harus mampu melakukan penelusuran
informasi, pengembangan koleksi, pengolahan koleksi dan penyebarluasan informasi secara elektronik.
Universitas Sumatera Utara
37
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Metode penelitian ilmiah merupakan cara yang digunakan untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Metode penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif yang bersifat komparatif. Dalam metode deskriptif penulis dapat membandingkan fenomena-
fenomena tertentu sehingga merupakan suatu studi komparatif. Arikunto 2005: 234 menyatakan bahwa yang dimaksud dengan
penelitian deskriptif adalah “penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai status suatu gejala yang ada, yaitu keadaan gejala menurut
apa adanya pada saat penelitian dilakukan”. Selain itu, Goro 2010 menyatakan bahwa “penelitian deskriptif dapat
bersifat komparatif dengan membandingkan persamaan dan perbedaan tertentu”. Penelitian ini bersifat komparatif karena membandingkan kualitas tiga situs web
perpustakaan yaitu UGM, UI dan ITB.
3.2 Unit Analisis
Pada umumnya setiap peneliti selalu berhubungan dengan masalah populasi dan sampel. Disamping itu masih ada unit analisis sebagai bagian dari
populasi dan sampel. Arikunto 2006: 143 menyatakan bahwa yang dimaksud dengan unit analisis dalam penelitian adalah “satuan tertentu yang diperhitungkan
sebagai subjek penelitian”. Berdasarkan pendapat di atas maka penulis mengambil unit analisis dalam penelitian ini adalah situs web perpustakaan UGM, UI dan
ITB. Dalam hal ini penulis akan meneliti pada subdomain berikut: -
www.lib.ugm.ac.id -
www.lib.ui.ac.id -
www.lib.itb.ac.id Subdomain tersebut dipilih karena Perpustakaan merupakan pusat
pengumpulan dan penyebaran informasi, yang berhubungan erat dengan publikasi ilmiah yang menjadi parameter penilaian Webometrics.
Universitas Sumatera Utara
38
3.3 Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan langkah yang sangat penting, karena pada umumnya data yang telah dikumpulkan tersebut digunakan untuk keperluan
penelitian. Pada penelitian ini, data yang diambil adalah data primer yang dilakukan dengan cara :
1. Melakukan penelusuran searching di situs web perpustakaan yang
diteliti. 2.
Membuat daftar check list mengenai kualitas situs web berdasarkan instrumen Webqual.
3.4 Instrumen Penelitian
Untuk dapat mengumpulkan data yang dibutuhkan, dalam suatu penelitian dibutuhkan alat instrumen penelitian. Instrumen penelitian menurut Arikunto
2005: 101 adalah “alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar kegiatan yang dilakukannya menjadi sistematis dan
dipermudah olehnya”. Instrumen penelitian digunakan untuk mengukur variabel masalah yang diteliti.
Instrumen penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah Check list. Setiap daftar check list terdiri atas indikator-indikator yang akan diteliti berkaitan
dengan instrumen Webqual yaitu dimensi kemudahan penggunaan, dimensi kualitas informasi, dan dimensi kualitas layanan interaksi.
3.5 Kisi-Kisi Check list
Daftar check list disusun dari berbagai indikator. Untuk membangun daftar check list sebagai alatinstrumen penelitian yang sistematis diperlukan kisi-kisi.
Menurut Arikunto 2006: 162, “kisi-kisi adalah sebuah tabel yang menunjukkan hubungan antara hal-hal yang disebutkan dalam baris dengan hal-hal yang
disebutkan dalam kolom”. Kisi-kisi ini dibuat untuk mengontrol dan memudahkan pengkoreksian. Kisi-kisi check list dapat dilihat pada tabel berikut dan daftar
check list yang dibangun dapat dilihat pada bagian lampiran.
Universitas Sumatera Utara
39
Tabel 6. Kisi-Kisi Check List
No. Variabel
Indikator yang diukur No.item
check list Jumlah
item
1. Evaluasi situs web
perpustakaan menggunakan
Webqual. 1.
Aspek Kemudahan Penggunaan
Usability. 1, 2, 3, 4, 5,
6,7, 8. 8
2. Aspek kualitas
informasi Information Quality.
9, 10, 11, 12, 13, 14, 15.
7
3. Aspek kualitas layanan
interaksi Service Interaction Quality.
16, 17, 18, 19, 20, 21,
22 7
Jumlah 22
3.6 Analisis Data
Data diambil dengan melakukan penelusuran searching pada situs web perpustakaan UGM, UI dan ITB. Masing-masing website diobservasi dengan
menggunakan daftar check list yang telah dibangun sehingga didapat data yang diperlukan.
Check list dibangun berdasarkan standar evaluasi situs web berdasarkan metode webqual. Dalam menggunakan tabel check list penulis menggunakan
tanda centang √ pada kolom ”ya” apabila indikator check list dimiliki oleh situs
web yang diteliti, sebaliknya penulis menggunakan tanda centang √ pada kolom
”tidak” apabila indikator check list tidak dimiliki oleh situs web tersebut. Setelah data check list dikumpulkan, data yang telah diperoleh diolah dan
dianalisa secara statistik deskriptif. Menurut Sugiyono 1998: 112, “Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data yang telah
terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi”.
Indikator yang dimiliki oleh situs web perpustakaan UGM, UI dan ITB, akan ditabulasi dengan total indikator yang harus dipenuhi dan diakumulasikan
sehingga diperoleh sehingga diperoleh persentase indikator yang dimiliki.
Universitas Sumatera Utara
40
Persentase kepemilikan indikator masing-masing website akan dibandingkan sehingga diperoleh gambaran website perpustakaan mana yang lebih unggul.
Untuk menghitung persentase jawaban check list, penelitian ini menggunakan rumus, sebagai berikut:
P =
Keterangan : P : Persentase
F : Jumlah jawaban n : Jumlah Pertanyaan
Untuk menafsirkan besarnya Persentase yang dibuat dari tabel tabulasi data, penulis mengutip pendapat Rachman 2004: 76-69, yakni:
1-20 : Sangat Kurang
21-40 : Kurang
41-60 : Cukup
61-80 : Baik
81-100 : Sangat Baik
Universitas Sumatera Utara
41
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Dalam melakukan penelitian, penulis memakai standar evaluasi situs web menggunakan Webqual. Standar evaluasi situs web tersebut kemudian
diterjemahkan dan diaplikasikan dengan membangun daftar chek list yang didasarkan pada standar evaluasi tersebut. Berdasarkan metode Webqual, dalam
mengevaluasi suatu situs web, ada beberapa kriteria evaluasi yaitu : 1. Kemudahan penggunaan situs web Usability
2. Kualitas informasi Information quality 3. Kualitas layanan interaksi Service interaction quality
Berikut ini akan dijabarkan evaluasi situs web Perpustakaan UGM, UI dan ITB berdasarkan kriteria evaluasi yang disebutkan di atas.
4.1 Latar Belakang Informasi
Latar belakang informasi ini diperlukan untuk mengetahui kondisi dan perlengkapan dalam melakukan evaluasi situs web. Dengan adanya informasi ini
maka hasil evaluasi akan lebih objektif dan mudah untuk dimengerti.
4.1.1 Informasi pengevaluasi. - Informasi nama, jabatan dan kontak pengevaluasi.