Evaluasi Situs Web Perpustakaan UGM, UI, dan ITB Menggunakan WebQual dan Peranan Perpustakaan dalam Meningkatkan Peringkat Perguruan Tinggi dalam Webometrics

(1)

EVALUASI SITUS WEB PERPUSTAKAAN UGM, UI DAN ITB MENGGUNAKAN WEBQUAL DAN PERANAN PERPUSTAKAAN DALAM MENINGKATKAN

PERINGKAT PERGURUAN TINGGI DALAM WEBOMETRICS

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu prasyarat dalam menyelesaikan studi Untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

dalam bidang studi perpustakaan dan informasi

OLEH DIAN UTAMI

090709024

DEPARTEMEN ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

ABSTRAK

Utami, Dian. 2013. Evaluasi Situs Web Perpustakaan UGM, UI, dan ITB Menggunakan WebQual dan Peranan Perpustakaan dalam Meningkatkan Peringkat Perguruan Tinggi dalam Webometrics. Medan: Departemen Ilmu Perpustakaan dan Informasi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

Penelitian ini dilakukan pada Situs Web Perpustakaan Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Indonesia (UI), dan Institut Teknologi Bandung (ITB). Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui: 1) Kualitas situs web Perpustakaan UGM, UI dan ITB menggunakan webqual, 2) Peranan situs web Perpustakaan UGM, UI dan ITB dalam meningkatkan peringkat webometrics, 3) Apakah kualitas suatu web dapat meningkatkan peringkat perguruan tinggi pada webometrics.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif yang bersifat komparatif. Dalam hal ini, penulis dapat membandingkan fenomena-fenomena tertentu sehingga merupakan suatu studi komparatif. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi dengan pengamatan secara online. Untuk mendapatkan data primer dengan cara melakukan penelusuran (searching) pada situs web perpustakaan UGM, UI dan ITB kemudian membuat daftar check list mengenai kualitas situs web berdasarkan instrumen webqual.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa berdasarkan indikator webqual secara keseluruhan, situs web Perpustakaan UGM lebih baik dibandingkan situs web Perpustakaan UI dan ITB dengan perbandingan persentase 82% : 68% : 68%. Selain itu, peranan situs web Perpustakaan UGM, UI dan ITB menunjukkan bahwa kualitas situs web Perpustakaan berdasarkan indikator webqual hanya berperan dalam meningkatkan nilai visibility dan rich files saja. Hal ini menunjukkan bahwa kualitas situs web Perpustakaan Perguruan Tinggi berdasarkan WebQual belum tentu dapat meningkatkan peringkat Perguruan Tinggi pada webometrics.


(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan pada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Evaluasi Situs Web Perpustakaan UGM, UI dan ITB Menggunakan WebQual dan Peranan Perpustakaan dalam Meningkatkan Peringkat Perguruan Tinggi dalam Webometrics”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat kelengkapan studi untuk menyelesaikan Program Sarjana Departemen Studi Perpustakaan dan Informasi pada Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada Ayahanda Samianto dan Ibunda tercinta Masriati yang telah memberikan kasih sayang yang tiada akhir serta dukungan do’a, sehingga penulis memiliki semangat untuk menyelesaikan skripsi sebagai tugas akhir penulis.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dari berbagai pihak. Dalam kesempatan ini penulis juga mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Syahron Lubis, M.A selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya USU. 2. Ibu Dr. Irawaty, A. Kahar, M,Pd. selaku Ketua Departemen Studi Ilmu

Perpustakaan dan Informasi.

3. Bapak Drs. Jonner Hasugian, M.Si. selaku Dosen Pembimbing I yang senantiasa sabar membimbing dan memberikan semangat kepada penulis. 4. Bapak Ishak, SS. M. Hum. selaku Dosen Pembimbing II yang telah

berbaik hati membantu dan memberikan pengarahan kepada penulis. 5. Ibu Himma Dewiyana, ST. M.Hum selaku Dosen Penguji I.

6. Bapak Drs. Belling Siregar, M.lib selaku Dosen Penguji II.

7. Ibu Dra. Zaslina Zainuddin, M.pd selaku Dosen Penasehat Akademik (PA).

8. Seluruh Staff Pengajar Program Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi yang telah memberikan ilmu dalam menyelesaikan studi.


(4)

9. Kepada adik-adik Penulis Dwi Pratiwi dan Arif Tri Laksono, terimakasih untuk do’a dan dukungannya.

10.Kepada Margaretha, Ani dan Renti, terimakasih telah menjadi sahabat terbaik dan selalu menemani dalam suka duka Penulis.

11. Kepada Aisyah, Khalida, Astika, Pargo, dan Heroplin terimakasih untuk kesetiaan kalian membantu dalam menyelesaikan penelitian ini.

12.Kepada semua teman-teman stambuk 2009, yang telah bersama-sama selama masa perkuliahan yang tidak mungkin Penulis sebutkan namanya satu persatu.

13.Kepada seluruh kakanda beserta adik-adik Jurusan Ilmu Perpustakaan dan Informasi Universitas Sumatera Utara, yang telah berbagi dengan penulis selama ini.

Semoga Allah SWT membalas budi baik yang telah mereka berikan kepada Penulis. Akhir kata Penulis berharap agar skripsi ini dapat menambah khazanah ilmu dan bermanfaat bagi semua.

Medan, Juli 2013

Penulis

Dian Utami

090709024


(5)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 4

1.3 Tujuan Penelitian ... 5

1.4 Manfaat Penelitian ... 5

1.5 Ruang Lingkup Penelitian... 6

BAB II KAJIAN TEORITIS ... 7

2.1 Perpustakaan Perguruan Tinggi dan Digitalisasi Dokumen ... 7

2.1.1 Perpustakaan Perguruan Tinggi ... 7

2.1.2 Digitalisasi Dokumen ... 9

2.2 Perpustakaan Digital ... 11

2.3 Dokumen Elektronik (e-document) ... 13

2.4 Situs Web dan Layanan Online pada Perpustakaan Perguruan Tinggi ... 18

2.4.1 Peran Situs Web dalam Layanan Perpustakaan ... 18

2.4.2 Word Wide Web (www) ... 20

2.4.3 Domain dan Subdomain ... 20

2.4.4 Infrastruktur Pendukung Web ... 22

2.5 Evaluasi Situs Web ... 22

2.5.1 Pengertian Evaluasi ... 22

2.5.2 Tujuan Evaluasi Situs Web ... 23

2.5.3 Metode Evaluasi Situs Web ... 24

2.6 Peranan Perpustakaan dalam Meningkatkan Perangkingan Webometrics .. 33

BAB III METODE PENELITIAN ... 37

3.1 Jenis Penelitian ... 37

3.2 Unit Analisis... 37

3.3 Teknik Pengumpulan Data ... 38

3.4 Instrumen Penelitian ... 38

3.5 Kisi-Kisi Check list ... 38


(6)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 41

4.1 Latar Belakang Informasi ... 41

4.1.1 Informasi pengevaluasi... 41

4.1.2 Informasi situs web ... 41

4.2 Hasil Explore Menggunakan Check list ... 42

4.3 Analisis Deskriptif ... 43

4.3.1 Aspek Kemudahan penggunaan (Usability) ... 43

4.3.2 Aspek Kualitas Informasi (Information Quality ... 49

4.3.3 Aspek Kualitas Layanan Interaksi (Service Interaction Quality) ... 54

4.4 Sumber Daya Perpustakaan UGM, UI dan ITB ... 58

4.4.1 Sumber Daya pada Situs Web Perpustakaan UGM ... 60

4.4.2 Sumber Daya pada Situs Web Perpustakaan UI ... 64

4.4.3 Sumber Daya pada Situs Web Perpustakaan ITB ... 66

4.5 Peranan Situs Web Perpustakaan dalam Meningkatkan Perangkingan Webometrics ... 75

4.6 Hasil Perbandingan Situs Web Perpustakaan UGM, UI dan ITB ... 99

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 104

5.1. Kesimpulan ... 104

5.2 Saran ... 105


(7)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Jenis-Jenis Format File ………16

Tabel 2. Dimensi Kemudahan Penggunaan (usability) ……….25

Tabel 3. Dimensi kualitas informasi (information quality) ………...26

Tabel 4. Dimensi Kualitas Interaksi (interaction quality) ………26

Tabel 5. Kriteria Penilaian World Class University menurut Webometrics …….29

Tabel 6. Kisi-Kisi Check List ………39

Tabel 7. Hasil Check List Berdasarkan Indikator ………..42

Tabel 8. Daftar 20 Besar Peringkat Perguruan Tinggi di Indonesia ……….58

Tabel 9. Daftar Koleksi Jurnal UGM ………60

Tabel 10. Statistik Koleksi Berdasarkan Bidang Ilmu ………..61

Tabel 11. Konten Lokal Berdasarkan Jenis Publikasi ………..61

Tabel 12. Daftar Koleksi UI-ana ………...66

Tabel 13. Course material perpustakaan ITB per 28 Juni 2013 ………...67

Tabel 14. Expert Directory Perpustakaan ITB per 28 Juni 2013 ………..67

Tabel 15. General content Perpustakaan ITB per 28 Juni 2013 ………...68

Tabel 16. Gray Literatures Perpustakaan ITB per 28 Juni 2013 ………..68

Tabel 17. IndonesiaDLN Perpustakaan ITB per 28 Juni 2013 ……….69

Tabel 18. Journal Perpustakaan ITB per 28 Juni 2013 ……….70

Tabel 19. Proceedings Perpustakaan ITB per 28 Juni 2013 ……….71

Tabel 20. Regulations Perpustakaan ITB per 28 Juni 2013 ………..72

Tabel 21. Research Reports Perpustakaan ITB per 28 Juni 2013 ………72

Tabel 22. S1-Final Project Perpustakaan ITB per 28 Juni 2013 ………..73

Tabel 23. S2-Theses Perpustakaan ITB per 28 Juni 2013 ……….74

Tabel 24. S3-Dissertations Perpustakaan ITB per 28 Juni 2013 ………..75

Tabel 25. Persamaan Situs Web Perpustakaan UGM, UI dan ITB Berdasarkan Webqual ………99

Tabel 26. Perbedaan Situs Web Perpustakaan UGM, UI dan ITB Berdasarkan Webqual ..………..…………100


(8)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Hubungan disiplin antara Infor-biblio-/sciento-/cyber-/webo-metrics …28

Gambar 2. Home Situs web milik Hatta Corner – Perpustakaan (UGM) …………62

Gambar 3. Naskah dalam format html dan jpeg ………62

Gambar 4. Naskah dalam bentuk flipping book ……….63

Gambar 5. Naskah dalam bentuk galeri foto ……….63

Gambar 6. Nilai Visibility lib.ugm.ac.id ………...77

Gambar 7. Nilai Visibility i-lib.ugm.ac.id ………..77

Gambar 8. Nilai Rich Files lib.ugm.ac.id dalam format PDF ………78

Gambar 9. Nilai Rich Files i-lib.ugm.ac.id dalam format PDF………..78

Gambar 10. Nilai Rich Files lib.ugm.ac.id dalam format PS ………..…….79

Gambar 11. Nilai Rich Files i-lib.ugm.ac.id dalam format PS ..………...79

Gambar 12: Nilai Rich Files lib.ugm.ac.id dalam format DOC ………79

Gambar 13: Nilai Rich Files i-lib.ugm.ac.id dalam format DOC ……….80

Gambar 14: Nilai Rich Files lib.ugm.ac.id dalam format PPT ………..80

Gambar 15: Nilai Rich Files i-lib.ugm.ac.id dalam format PPT ………...81

Gambar 16: Nilai Size lib.ugm.ac.id ………..82

Gambar 17: Nilai Size i-lib.ugm.ac.id ………....82

Gambar 18: Nilai Scholar lib.ugm.ac.id ………...……….83

Gambar 19: Nilai Scholar i-lib.ugm.ac.id ………..83

Gambar 20: Nilai Visibility lib.ui.ac.id ………..………85

Gambar 21: Nilai Visibility digilib.ui.ac.id ………...….85

Gambar 22: Nilai Rich Files lib.ui.ac.id dalam format PDF ……….86

Gambar 23: Nilai Rich Files digilib.ui.ac.id dalam format PDF ………..86

Gambar 24: Nilai Rich Files lib.ui.ac.id dalam format PS ………....87

Gambar 25: Nilai Rich Files digilib.ui.ac.id dalam format PS ……….87

Gambar 26: Nilai Rich Files lib.ui.ac.id dalam format DOC ………...87

Gambar 27: Nilai Rich Files digilib.ui.ac.id dalam format DOC ………...88

Gambar 28: Nilai Rich Files lib.ui.ac.id dalam format PPT ……….…88

Gambar 29: Nilai Rich Files digilib.ui.ac.id dalam format PPT ……….…..89


(9)

Gambar 31: Nilai Size digilib.ui.ac.id ………...…….90

Gambar 32: Nilai Scholar lib.ui.ac.id ………...…….91

Gambar 33: Nilai Scholar digilib.ui.ac.id ………..…91

Gambar 34: Nilai Visibility lib.itb.ac.id ……….93

Gambar 35: Nilai Visibility digilib.itb.ac.id ………...93

Gambar 36: Nilai Rich Files lib.itb.ac.id dalam format PDF ……….…..94

Gambar 37: Nilai Rich Files digilib.itb.ac.id dalam format PDF ……….94

Gambar 38: Nilai Rich Files lib.itb.ac.id dalam format PS ……….…..95

Gambar 39: Nilai Rich Files digilib.itb.ac.id dalam format PS ……….95

Gambar 40: Nilai Rich Files lib.itb.ac.id dalam format DOC ……….……….95

Gambar 41: Nilai Rich Files digilib.itb.ac.id dalam format DOC ………....96

Gambar 42: Nilai Rich Files lib.itb.ac.id dalam format PPT ………96

Gambar 43: Nilai Rich Files digilib.itb.ac.id dalam format PPT ………..96

Gambar 44: Nilai Size lib.itb.ac.id ……….………97

Gambar 45: Nilai Size digilib.itb.ac.id ……….………..98

Gambar 46: Nilai Scholar lib.itb.ac.id ………...98


(10)

ABSTRAK

Utami, Dian. 2013. Evaluasi Situs Web Perpustakaan UGM, UI, dan ITB Menggunakan WebQual dan Peranan Perpustakaan dalam Meningkatkan Peringkat Perguruan Tinggi dalam Webometrics. Medan: Departemen Ilmu Perpustakaan dan Informasi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

Penelitian ini dilakukan pada Situs Web Perpustakaan Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Indonesia (UI), dan Institut Teknologi Bandung (ITB). Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui: 1) Kualitas situs web Perpustakaan UGM, UI dan ITB menggunakan webqual, 2) Peranan situs web Perpustakaan UGM, UI dan ITB dalam meningkatkan peringkat webometrics, 3) Apakah kualitas suatu web dapat meningkatkan peringkat perguruan tinggi pada webometrics.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif yang bersifat komparatif. Dalam hal ini, penulis dapat membandingkan fenomena-fenomena tertentu sehingga merupakan suatu studi komparatif. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi dengan pengamatan secara online. Untuk mendapatkan data primer dengan cara melakukan penelusuran (searching) pada situs web perpustakaan UGM, UI dan ITB kemudian membuat daftar check list mengenai kualitas situs web berdasarkan instrumen webqual.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa berdasarkan indikator webqual secara keseluruhan, situs web Perpustakaan UGM lebih baik dibandingkan situs web Perpustakaan UI dan ITB dengan perbandingan persentase 82% : 68% : 68%. Selain itu, peranan situs web Perpustakaan UGM, UI dan ITB menunjukkan bahwa kualitas situs web Perpustakaan berdasarkan indikator webqual hanya berperan dalam meningkatkan nilai visibility dan rich files saja. Hal ini menunjukkan bahwa kualitas situs web Perpustakaan Perguruan Tinggi berdasarkan WebQual belum tentu dapat meningkatkan peringkat Perguruan Tinggi pada webometrics.


(11)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang demikian pesat menjadikan website sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari suatu perpustakaan. Aplikasi Teknologi Informasi di perpustakaan sering menjadi tolok ukur kemajuan dan modernisasi dari suatu perpustakaan, demikian pula pada perpustakaan perguruan tinggi. Perpustakaan Perguruan Tinggi sering diibaratkan sebagai jantungnya Perguruan Tinggi (the heart of university).

Perpustakaan perguruan tinggi merupakan salah satu unit pelaksana teknis yang membantu perguruan tinggi dalam melaksanakan program Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Oleh karena itu perpustakaan perguruan tinggi dituntut untuk memenuhi kebutuhan informasi sivitas akademik perguruan tinggi yang menaunginya. Keberadaan perpustakaan akan sangat berperan jika informasi yang diberikan tidak hanya berkualitas akan tetapi juga mudah diakses oleh penggunanya. Kemudahan ini hanya dapat didukung oleh penerapan teknologi informasi di perpustakaan dengan mengembangkan pelayanan digital dan penyediaan bahan digital melalui internet.

Hadirnya internet sebagai jaringan komunikasi elektronik yang populer dalam kehidupan masyarakat global telah mendukung terbentuknya perpustakaan digital. Selain memudahkan dalam menyebarkan dan menerima informasi, teknologi internet juga dapat meningkatkan efisiensi dan kemampuan organisasi, mempercepat penyebarluasan informasi, mempercepat pengolahan data, meningkatkan kualitas informasi, memungkinkan pemanfaatan bersama sumber daya informasi (resource sharing), dan penggunaan komputer yang lebih luas. Salah satu bentuk pemanfaatan internet adalah Situs Web (Web Site). Saat ini telah banyak situs web yang terdapat di internet, di antaranya adalah Situs Web Perguruan Tinggi dan Situs Web Perpustakaan. Dengan adanya situs web perpustakaan, diharapkan pengguna khususnya pengguna sivitas akademika dapat memperoleh informasi yang efektif dan efisien.


(12)

Di era teknologi digital saat ini banyak koleksi perpustakaan dalam bentuk elektronik yang kemudian dihimpun dalam situs web perpustakaan. Dari sekian banyak koleksi perpustakaan atau informasi yang disediakan tersebut tidak selalu dapat dimanfaatkan oleh pencari informasi karena sering adanya informasi tidak dapat diakses oleh pencari informasi. Kata kemudahan mengakses (accessibility) sebenarnya sudah menjadi bagian yang tak terlepaskan dari keterpakaian atau kebergunaan (usability). Namun terkadang kemudahan akses tidak selalu diperoleh pada situs web perpustakaan perguruan tinggi. Seringkali didapati informasi yang tersedia sulit untuk diakses, sehingga pengguna tidak dapat menggunakan informasi yang tersedia pada situs web perpustakaan tersebut. Dalam hal ini selengkap dan sebagus apapun informasi yang terhimpun dalam website perpustakaan apabila tidak digunakan dan tidak dapat diakses maka informasi tersebut tidak akan berguna.

Pemanfaatan sumberdaya informasi elektronik dapat dilakukan tidak hanya oleh pengguna dari internal institusi saja, akan tetapi dapat dimanfaatkan oleh masyarakat luas dari manca negara apabila sumberdaya tersebut dipublikasikan secara terbuka melalui Website Perpustakaan. Pemanfaatan dan kemudahan akses akan berdampak pada kualitas web perpustakaan tersebut.

Evaluasi terhadap kualitas web perpustakaan dapat memberikan gambaran serta untuk memberikan masukan dalam pencapaian kualitas website yang lebih baik. Pentingnya melakukan evaluasi juga merupakan langkah awal untuk pengembangan situs web serta pengembangan sumber daya informasi secara online yang lebih baik dan berkualitas sehingga mampu berkembang secara global.

Dengan berkembangnya situs web perguruan tinggi secara global, suatu kelompok penelitian yang berpusat di Madrid, Consejo superior de investigaciones cientificas (CSIC) merupakan suatu lembaga penelitian terbesar di Spanyol telah mendirikan Webometrics untuk mengumpulkan data dari web kemudian membangun indikator untuk perangkingan. Hal ini membuka peluang bagi perguruan tinggi untuk meraih status World Class University (WCU) dan dikenal secara global. Webometrics hanya fokus pada pemanfaatan TIK, dimana pengembangan situs web perguruan tinggi sebagai proxy-nya.


(13)

Konsep penilaian dari Webometrics, dimana perguruan tinggi akan menduduki peringkat atas jika perguruan tinggi tersebut berbagi pengetahuan dan informasi melalui situs masing-masing perguruan tinggi. Dengan kata lain semakin banyak informasi yang ditampilkan dalam situs perguruan tinggi, maka semakin besar kemungkinan akan masuk dalam peringkat atas versi Webometrics.

Webometrics adalah pemeringkatan situs web perguruan tinggi seluruh dunia, dalam pemeringkatan webometric utamanya memperhatikan dua hal yaitu keterkenalan dan isi. Berdasarkan data hasil dari Webometrics pada Januari 2013 menjelaskan bahwa UGM menempati urutan pertama universitas terbaik di Indonesia. Selain itu UGM juga menempati urutan ke 440 universitas terbaik di dunia. ITB menyusul dengan mempati urutan kedua yang juga menempati urutan 497 peringkat dunia. Urutan ketiga disusul oleh UI yang juga menempati urutan dunia yang ke 581.

Berdasarkan data di atas, timbul pertanyaan dari permasalahan yang ada, yaitu UI sebagai universitas yang paling tua di Indonesia yang sudah ada pada tahun 1849 dengan nama Dokterdjawaschool Batavia bisa menempati pringkat paling rendah diantara ITB dan UGM. Kemudian ITB yang berdiri sejak 1920 dengan nama De Techniche Hoogeschool te Bandung bisa menempati peringkat dibawah dari UGM yang baru berdiri pada tahun 1946 dengan nama Balai Perguruan Tinggi Gadjah Mada. Bukankah seharusnya UI mempunyai sumber daya informasi yang lebih banyak yang berarti juga memiliki sumber daya elektronik jauh lebih banyak dibandingkan dengan ITB dan UGM?. Begitu juga dengan ITB yang jauh lebih lama berdiri dibandingkan dengan UGM.

Banyak penelitian mengenai pengukuran jasa layanan perpustakaan yang menempatkan tanggapan pengguna sebagai bagian dari penelitian evaluasi kualitas web perpustakaan secara keseluruhan. Salah satu metode yang mengukur kualitas situs web perpustakaan yaitu webqual. WebQual merupakan salah satu metode atau teknik pengukuran kualitas website. WebQual disusun berdasarkan penelitian pada 3 dimensi kualitas yaitu pertama, dimensi kemudahan penggunaan (usability) adalah mutu yang berhubungan dengan rancangan site, sebagai contoh penampilan, navigasi dan gambaran yang disampaikan kepada pengguna. Kedua, dimensi kualitas informasi (information quality) adalah mutu dari isi yang


(14)

terdapat pada site, pantas tidaknya informasi bagi pengguna seperti akurasi, format dan keterkaitannya. Ketiga, dimensi kualitas layanan interaksi (service interaction quality) adalah mutu dari interaksi pelayanan yang dialami oleh pengguna ketika mereka menyelidiki ke dalam site lebih dalam, yang terwujud dengan kepercayaan dan empati, sebagai contoh isu dari keamanan transaksi dan informasi, pengantaran produk, personalisasi dan komunikasi dengan pemilik site. Oleh karena itu penulis ingin meneliti pengukuran kualitas layanan yang ada pada situs web perpustakaan UGM, UI dan ITB menggunakan WebQual. Agar penulis mengetahui peran perpustakaan UGM, UI dan ITB dalam memberikan informasi kepada pengguna melalui web perpustakaan yang telah dibuat. Dari sisi manakah UGM dapat mengungguli ITB dan UI pada peringkat dunia webometric? Apakah pada usability?, kemudahan akses?, atau banyaknya sumberdaya elektronik yang ditampilkan pada situs web?. Serta bagaimana kualitas ketiga web perpustakaan tersebut dalam menyediakan informasi yang dapat berperan dalam meningkatkan peringkat Webometrics.

Dari penjelasan di atas, terlihat penting adanya evaluasi berkala situs web perpustakaan perguruan tinggi agar tujuan strategis perguruan tinggi dapat berjalan secara efektif. Dalam melakukan evaluasi situs dapat dilakukan dengan menggunakan suatu metode dimana antara metode satu dengan lainnya bersifat saling menutupi kelebihan dan kekurangannya. Dengan melakukan penilaian dan pengukuran situs web tersebut dapat dilakukan pula pemeringkatan universitas untuk dunia versi webometrics.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul “Evaluasi Situs Web Perpustakaan UGM, UI dan ITB Menggunakan Webqual dan Peranan Perpustakaan dalam Meningkatkan Peringkat Webometrics”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut dapat diketahui bahwa pentingnya dilakukan evaluasi situs web perpustakaan perguruan tinggi secara berkala, agar tujuan strategis perguruan tinggi dapat berjalan secara efektif. Evaluasi situs web perpustakaan tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan metode Webqual yang dilihat melalui dimensi kemudahan penggunaan situs web (usability),


(15)

kualitas informasi yang terdapat pada situs web (information quality), dan kualitas layanan interaksi yang dialami oleh pengguna (service interaction quality). Dengan melakukan penilaian dan pengukuran kualitas situs web perpustakaan tersebut, dapat pula dilihat peran perpustakaan dalam menunjang peringkat perguruan tinggi dalam webometrics.

Maka rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu:

1) Bagaimanakah kualitas situs web Perpustakaan UGM, UI dan ITB ditinjau dari kemudahan pengunaan situs web (usability), kualitas informasi (information quality), dan kualitas layanan interaksi (service interaction quality)?

2) Bagaimana peranan situs web perpustakaan UGM, UI dan ITB dalam meningkatkan peringkat webometrics?

3) Apakah kualitas suatu web dapat meningkatkan peringkat Perguruan Tinggi pada webometrics?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dilakukannnya penelitian ini yaitu:

1) Mengetahui kualitas situs web perpustakaan UGM, UI dan ITB ditinjau dari kemudahan penggunaan situs web (usability), kua litas informasi (information quality) dan kualitas layanan interaksi (service interaction quality).

2) Mengetahui peranan situs web perpustakaan UGM, UI dan ITB dalam meningkatkan peringkat webometrics.

3) Mengetahui apakah kualitas suatu web dapat meningkatkan peringkat Perguruan Tinggi pada webometrics.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1) Sebagai masukan bagi pengambil keputusan dan pengelola perpustakaan dalam upaya meningkatkan pelayanan di Perpustakaan.

2) Sebagai masukan bagi Perpustakaan UGM, UI dan ITB untuk melihat fenomena Webometric Ranking of World University sebagai acuan penilaian status Universitas Kelas Dunia (World Class University).


(16)

3) Bagi Peneliti, dapat menjadi bahan rujukan untuk penelitian selanjutnya. Hasil evaluasi juga dapat dijadikan acuan untuk membangun website yang baik. 4) Bagi penulis, untuk menambah wawasan pemahaman penulis mengenai

evaluasi situs web perpustakaan dan informasi. 1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah mengenai perpustakaan digital yang terfokus pada situs web. Pengukuran kualitas situs web perpustakaan UGM, UI dan ITB berdasarkan instrument dalam WebQual yaitu kemudahan penggunaan (usability), kualitas informasi (information quality), dan kualitas interaksi (interaction quality). Serta mengkaji peranan situs web perpustakaan dalam meningkatkan peringkat webometrics.


(17)

BAB II

KAJIAN TEORITIS

2.1 Perpustakaan Perguruan Tinggi dan Digitalisasi Dokumen 2.1.1 Perpustakaan Perguruan Tinggi

Secara sederhana perpustakaan perguruan tinggi adalah perpustakaan yang dikelola oleh perguruan tinggi dengan tujuan tercapainya tujuan perguruan tinggi. Reitz (2004) yang dikutip oleh Hasugian (2009: 79) mendefinisikan perpustakaan perguruan tinggi sebagai berikut, “a library or library system established, administered, and funded by a university to meet the information, research, and curriculum needs of its students, faculty, and staff”. Definisi ini menyatakan bahwa perpustakaan perguruan tinggi adalah suatu perpustakaan atau sistem perpustakaan yang dibangun dan didanai oleh suatu universitas untuk memenuhi kebutuhan informasi, penelitian dan kurikulum dari mahasiswa, fakultas dan stafnya.

Perpustakaan perguruan tinggi sebagai perpustakaan akademik telah dan akan terus memainkan peran yang sangat penting dalam kehidupan suatu perguruan tinggi. Perpustakaan perguruan tinggi sangat diperlukan untuk penelitian, pengajaran dan pembelajaran. Pengertian Perpustakaan perguruan tinggi menurut Siregar (2004: 1) yaitu:

Perpustakaan perguruan tinggi adalah organ pusat dari suatu perguruan tinggi, nilai suatu perguruan tinggi dipengaruhi oleh kondisi perpustakaannya, karena keberadaan perpustakaan perguruan tinggi sangat strategis dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Dari pendapat Siregar di atas diketahui bahwa perpustakaan perguruan tinggi merupakan bagian yang sangat penting dari suatu perguruan tinggi, nilai suatu universitas bergantung pada perpustakaannya.

Perpustakaan pada dewasa ini telah berkembang sedemikian pesatnya. Perkembangan perpustakaan dalam beberapa dasawarsa ini telah banyak dipengaruhi oleh perkembangan Teknologi Informasi (TI). Perpustakaan sebagai salah satu “aktor” yang berperan dalam pengumpulan, pengolahan dan pendistribusian informasi mau tidak mau harus berhadapan dengan apa yang dinamakan TI ini. Tidak sedikit orang yang beranggapan bahwa tanpa adanya


(18)

sentuhan TI, perpustakaan dianggap sebagai suatu institusi yang ketinggalan jaman, kuno dan tidak berkembang. Teknologi Informasi di perpustakaan sering menjadi tolak ukur kemajuan dan modernisasi dari suatu perpustakaan.

Penerapan TI dalam perpustakaan atau khususnya layanan perpustakaan tidak terlepas juga berbicara mengenai transformasi perpustakaan tradisional menuju perpustakaan digital, perpustakaan elektronik, atau perpustakaan virtual. Namun dari sekian banyak konsep yang berkembang tersebut sebetulnya saat ini konsep yang berkembang cukup pas dan mungkin dalam beberapa dasawarsa ke depan masih relevan adalah apa yang dinamakan dengan Perpustakaan Hybrid.

Perpustakaan hybrid menurut Pinfield (1998: 1) yaitu, “The hybrid library is on the continuum between the conventional and digital library, where electronic and paper-based information sources are used alongside each other”. Dari pengertian tersebut dapat dinyatakan bahwa yang dimaksud dengan perpustakaan “hybrid” adalah bentuk perpaduan antara perpustakaan tradisional dan perpustakaan digital/elektronik, dimana sumber-sumber informasi baik tercetak maupun elektronik digunakan secara bersama satu sama lain. Perpustakaan hybrid memiliki koleksi tercetak yang permanen dan setara dengan koleksi elektronik atau digitalnya. Perpustakaan hybrid bermaksud mempertahankan koleksi tercetak, bukan menggantikan semuanya dengan koleksi elektronik atau digital.

Selain itu pada Perpuspedia (2011: 1) diketahui bahwa, “Perpustakaan hybrid memperluas konsep dan cakupan jasa informasi, sehingga penambahan koleksi elektronik dan digital serta penggunaan teknologi komputer tidak dipisahkan dari jasa berbasis koleksi tercetak”. Jasa koleksi tercetak diperluas dan dikelola secara lebih beragam lewat bantuan komputer. Dengan kata lain, perpustakaan hybrid bukan hanya perpustakaan tercetak dan elektronik, melainkan gabungan keduanya secara menyeluruh sehingga koleksi tercetak kini dimanfaatkan dengan cara berbeda dibandingkan sebelum ada komputer.

Perpustakaan perguruan tinggi saat ini secara tidak langsung telah mengembangkan konsep perpustakaan hybrid. Menurut Surachman (2009: 1), “konsep perpustakaan hybrid adalah mengelola koleksi tercetak dan koleksi digital”. Artinya selain mempertahankan perpustakaan dalam bentuk konvensional


(19)

perpustakaan hybrid juga mengembangkan perpustakaan digital. Dalam perpustakaan hybrid, selain memanfaatkan koleksi tercetak pengguna juga dapat memanfaatkan koleksi yang dapat diakses secara elektronik atau virtual. Ada sinergi antara koleksi tercetak dengan elektronik atau virtual, artinya konsep tradisional dan elektronik kedudukannya saling melengkapi satu dengan lain, tidak terpisah dan terintegrasi.

Dalam rangka membangun perpustakaan hybrid atau digital, maka digitalisasi sangat diperlukan oleh perpustakaan. Untuk itu, perpustakaan yang sedang menuju perpustakaan digital maupun hybrid sebaiknya mulai membuka satu unit khusus untuk scanning koleksi cetak yang sudah ada seperti: skripsi/tesis/disertasi mahasiswa, hasil penelitian dosen, makalah presentasi sivitas akademika, prosiding, jurnal dan terbitan lokal lainnya.

2.1.2 Digitalisasi Dokumen

Digitalisasi informasi semakin laju berkembang pada akhir tahun delapan puluhan, dan berlanjut hingga saat ini. Secara berangsur-angsur perkembangan format elektronik semakin popular. Perkembangan digitalisasi informasi tersebut dipengaruhi oleh laju pertumbuhan informasi, serta meningkatnya kemampuan teknologi informasi khususnya komputer. Digitalisasi informasi ini menyebabkan terjadinya berbagai perubahan di berbagai pusat pengelolaan informasi, termasuk pada perpustakaan.

Menurut Hasugian (2003: 1) dalam artikelnya menyatakan bahwa:

Digitalisasi informasi di berbagai perpustakaan dan pusat informasi, mulai dilakukan ketika sejumlah perpustakaan mulai menggunakan komputer sebagai sarana penyimpanan dan pengolah informasi. Kemapanan kertas sebagai media informasi yang selama ribuan tahun menjadi primadona koleksi perpustakaan, kini ditantang oleh media magnetik dan optik atau media elektronik lainnya yang menawarkan cara yang berbeda dalam menyimpan dan menemukan kembali informasi.

Oleh karena itu, berbagai perpustakaan dan pusat informasi lainnya, telah memperkaya koleksinya dengan berbagai sumber informasi digital. Digitalisasi informasi diperkirakan akan semakin meningkat, seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.


(20)

Kemajuan yang luar biasa dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, mengakibatkan berlimpahnya informasi. Informasi yang ada pada saat ini, rasanya tidak mungkin lagi tertampung secara fisik pada suatu perpustakaan atau pusat dokumentasi manapun. Untuk menangani masalah tersebut yang dapat dilakukan oleh perpustakaan yaitu dengan membangun koleksi digital.

Salah satu cara yang umum dilakukan dalam membangun koleksi digital adalah dengan mengubah bahan pustaka tercetak yang dimiliki ke bentuk digital. Menurut Pendit (2007: 241), “Digitalisasi merupakan suatu proses yang mengubah sinyal analog menjadi bentuk digital dari sinyal tersebut. Dalam dunia perpustakaan, proses digitalisasi adalah suatu proses yang mengubah dokumen tercetak menjadi dokumen digital”.

Tujuan digitalisasi adalah untuk mendapatkan efisiensi dan optimalisasi dalam banyak hal antara lai dan Rasiman (2011: 2), ada beberapa keuntungan digitalisasi yaitu antara lain:

a) Akses cepat ke item permintaan tinggi dan sering digunakan.

b) Akses mudah ke komponen individual dalam item (contoh: artikel dalam jurnal).

c) Akses cepat ke materi secara remote.

d) Kemampuan untuk mendapatkan materi yang tidak diterbitkan lagi (out of print).

e) Berpotensi untuk menampilkan materi dalam format yang tidak dapat dicapai (contoh: ukuran terlalu besar atau peta).

f) Mengizinkan penyebaran koleksi dan digunakan secara bersama.

g) Berpotensi untuk mempresentasikan benda yang mudah pecah/asli mahal dengan pengganti dalam format yang dapat diakses.

h) Meningkatkan kemampuan penelusuran, termasuk full text. i) Integrasi pada media yang berbeda (gambar, suara, video, dll). j) Mengurangi beban atau ongkos pengiriman.

Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa tujuan digitalisasi adalah untuk perluasan pemanfaatan dan kemudahan akses. Pemanfaatan dan akses terhadap sumberdaya informasi elektronik jauh lebih luas jika dibandingkan dengan bahan tercetak. Sumberdaya informasi elektronik dapat digunakan oleh banyak pengguna (multi user) dalam waktu yang bersamaan dan dapat dimanfaatkan dengan akses jarak jauh (remote access) tanpa harus datang ke perpustakaan.


(21)

Pemanfaatan sumberdaya informasi elektronik dapat dilakukan tidak hanya oleh pengguna dari internal institusi, akan tetapi juga oleh masyarakat luas. Melalui digitalisasi, perpustakaan dapat menyimpan ribuan bahkan jutaan karya local content maupun koleksi lainnya tanpa dibatasi ruang dan waktu.

Perkembangan teknologi membuat transfer informasi dan data dapat menjadi lebih cepat. Selain mempercepat proses dalam aktivitas sehari-hari, format data digital juga mempermudah aktivitas pelayanan kepada masyarakat. Perkembangan teknologi digital serta internet saat ini telah memberi kemudahan untuk melakukan akses serta mendistribusikan berbagai informasi dalam format digital. Menurut Elvina (2010: 1) ada beberapa faktor yang membuat data digital (seperti audio, citra, video dan text) banyak digunakan antara lain :

a) Mudah diduplikasi dan hasilnya sama dengan aslinya. b) Murah untuk penduplikasian dan penyimpanan.

c) Mudah disimpan dan kemudian untuk diolah atau diproses lebih lanjut. d) Serta mudah didistribusikan, baik dengan media disk maupun melalui

jaringan seperti internet.

Digitalisasi koleksi perpustakaan adalah proses pemberian atau pemakaian sistim digital pada koleksi suatu perpustakaan. Proses digitalisasi yang dilakukan perpustakaan saat ini adalah digitalisasi Skripsi, Disertasi, Tesis, Orasi Ilmiah, dan Laporan Penelitian. Pada pelaksanaannya, sering dijumpai kendala dalam proses scaning, diantaranya format kertas yang tidak standard, warna kertas yang sudah menguning, ketebalan kertas yang tidak sesuai, ataupun jenis kertas yang licin, semuanya mempersulit proses scaning. Diperlukan keahlian khusus, ketekunan dan kesabaran dalam melakukan scaning dokumen. Pengelolaan dokumen elektronik yang baik dan terstruktur adalah bekal penting dalam pembangunan sistem perpustakaan digital (digital library).

2.2 Perpustakaan Digital

Tantangan baru teknologi informasi khususnya untuk para penyedia informasi adalah bagaimana menyalurkan informasi dengan cepat, tepat dan global. Perpustakaan sebagai salah satu penyedia informasi yang keberadaannya sangat penting di dunia informasi, harus memikirkan kembali bentuk yang tepat untuk menjawab tantangan ini. Salah satunya adalah dengan mewujudkan perpustakaan digital yang terhubung dalam jaringan komputer.


(22)

Menurut Hasugian (2009: 182) dalam bukunya yang berjudul “Dasar-Dasar Ilmu Perpustakaan dan Informasi”, menyatakan bahwa:

Ada dua terminologi yang sering disebut untuk menyatakan perpustakaan digital. Penyebutan terminologi itu sebenarnya bermula dari munculnya bahan-bahan perpustakaan yang berbeda dengan bahan yang tersedia di perpustakaan sebelumnya. Pertumbuhan pesat di bidang produksi bahan-bahan berbasis elektronik (electronic-based) telah melahirkan ungkapan electronic library atau digital library.

Perpustakaan digital adalah suatu lingkungan perpustakaan dimana berbagai objek informasi (dokumen, images, suara dan video-clips) disimpan dan diakses dalam bentuk digital. Perpustakaan digital menurut Digital Library Federation yang dikutip oleh Hasugian (2009: 185) menyatakan bahwa:

Perpustakaan digital adalah berbagai organisasi yang menyediakan sumberdaya, termasuk pegawai yang terlatih khusus, untuk memilih, mengatur, menawarkan akses, memahami, menyebarkan, menjaga integritas, dan memastikan keutuhan karya digital, sedemikian rupa sehingga koleksi tersedia dan terjangkau secara ekonomis oleh sebuah atau sekumpulan komunitas yang membutuhkannya.

Dari pendapat tersebut dapat dinyatakan bahwa Perpustakaan Digital adalah perpustakaan dimana koleksi-koleksinya menggunakan format digital yang disimpan dan dapat diakses dalam bentuk elektronik serta disebarluaskan dalam bentuk digital.

Pada dasarnya perpustakaan digital sama saja dengan perpustakaan biasa, hanya saja memakai prosedur kerja berbasis komputer dan sumberdaya digital. Perpustakaan digital menawarkan kemudahan bagi para pengguna untuk mengakses sumber-sumber elektronik dengan alat yang menyenangkan pada waktu dan kesempatan yang terbatas.

Menurut Saleh (2010: 4), yang menjadi keunggulan dan kelemahan perpustakaan Digital adalah sebagai berikut:

Beberapa keunggulan perpustakaan digital diantaranya:

1. Long distance service, artinya dengan perpustakaan digital, pengguna bisa menikmati layanan sepuasnya, kapanpun dan dimanapun.

2. Akses yang mudah. Akses pepustakaan digital lebih mudah dibanding dengan perpustakaan konvensional, karena pengguna tidak perlu dipusingkan dengan mencari di katalog dengan waktu yang lama.

3. Murah (cost efective). Perpustakan digital tidak memerlukan banyak biaya. Mendigitalkan koleksi perpustakaan lebih murah dibandingkan dengan membeli buku.


(23)

4. Mencegah duplikasi dan plagiat. Perpustakaan digital lebih “aman”, sehingga tidak akan mudah untuk diplagiat. Bila penyimpanan koleksi perpustakaan menggunakan format PDF, koleksi perpustakaan hanya bisa dibaca oleh pengguna, tanpa bisa mengeditnya.

5. Publikasi karya secara global. Dengan adanya perpustakaan digital, karya-karya dapat dipublikasikan secara global ke seluruh dunia dengan bantuan internet.

Selain keunggulan, perpustakaan digital juga memiliki kelemahan yaitu: 1. Tidak semua pengarang mengizinkan karyanya didigitalkan. Pastinya,

pengarang akan berpikir-pikir tentang royalti yang akan diterima bila karyanya didigitalkan.

2. Masih banyak masyarakat Indonesia yang buta akan teknologi. Apalagi, bila perpustakaan digital ini dikembangkan dalam perpustakaan di pedesaan.

3. Masih sedikit pustakawan yang belum mengerti tentang tata cara mendigitalkan koleksi perpustakaan. Itu artinya butuh sosialisasi dan penyuluhan tentang perpustakaan digital.

2.3 Dokumen Elektronik (e-document)

Koleksi perpustakaan digital tentunya terdiri dari dokumen digital atau dokumen elektronik. Dokumen elektronik dapat berupa buku elektronik (e-book), jurnal elektronik (e-journal), database online atau dokumen lain dalam format elektronik.

1. Buku elektronik (e-book)

Buku elektronik (e-book) adalah buku yang diterbitkan dalam format elektronik. Pada prinsipnya muatan isi (content) buku elektronik sama dengan versi cetaknya. Hanya karena formatnya berbeda maka cara penggunaannya pun berbeda. Buku elektronik dapat dibeli secara utuh seperti halnya dengan buku biasa, terutama yang tersedia terekam dalam CD atau media rekam elektronik lainnya, tetapi ada yang dilanggan secara online.

Buku elektronik terdiri dari dua hal yaitu buku itu sendiri, dan alat bacanya (e-book readers). Ini memang perbedaan utama antara buku konvensional dan buku elektronik. Sebuah buku konvensional, tentu saja sebuah buku, sementara sebuah buku elektronik adalah sebuah buku dan sebuah alat baca. Selain itu, buku elektronik juga mengandalkan Internet untuk penyebaran dan akses, membuatnya semakin berbeda dari buku konvensional. Sebagian buku elektronik hanya dapat dinikmati dengan sistem lisensi lewat Internet. Artinya, pembaca buku elektronik


(24)

tidak sungguh-sungguh “memegang” buku itu secara fisik, melainkan mengaksesnya dalam kurun waktu tertentu.

2.Jurnal elektronik (e-journal)

Jurnal elektronik (e-journal) pada prinsipnya tidak jauh berbeda dengan buku elektronik, muatan isi dalam jurnal eletronik sama dengan versi cetaknya. Akan tetapi pada umumnya jurnal elektronik dilanggan secara online apakah per judul atau dalam bentuk paket. Biasanya bila perpustakaan melanggan jurnal elektronik selalu disertai back issue. Dewasa ini jurnal ilmiah lebih banyak yang diterbitkan dalam format elektronik. Menurut Hasugian (2008: 19), “hal itu disebabkan oleh karena biaya publikasinya lebih murah, manajemen pengelolaannya mudah, penyebaran jauh lebih cepat dan penggunaannya jauh lebih mudah dan cepat jika dibanding dengan versi cetaknya”. Perpustakaan perguruan tinggi di Indonesia sudah banyak yang melanggan jurnal elektronik, karena harganya lebih murah dari cetak, pengelolaan lebih praktis, tidak mengharuskan ruangan yang luas, dan banyak lagi kemudahan yang diakibatkannya.

Banyak pengertian dari jurnal elektronik yang telah dikemukakan oleh beberapa ahli, diantaranya seperti yang dikemukakan oleh Pryterch (2000 : 256) dalam bukunya Harrod’s Librarians Glossary and Reference Book mendefinisikan:

Electronic Journal – a journal for which the full end product ia available on journal in which all aspects of preparation, refereeing, assembly and distribution are carried out electronically. A developing area in which many problems need resolving – copyright, distribution, funding, Peer review, Research assessment – before the electronic journal is accepted by all.

Dari pengertian di atas dapat diketahui bahwa jurnal elektronik merupakan seluruh proses persiapan, pengumpulan, distribusi yang dilakukan secara elektronik. Namun ada beberapa hal yang perlu diselesaikan, seperti hak cipta, pendanaan, peer-review, penilaian penelitian sebelum jurnal elektronik diterima oleh semua pihak.


(25)

3. Dokumen Grey Literature

Grey literature merupakan terbitan yang dihasilkan oleh lembaga

pemerintah, atau lembaga pendidikan dan badan swasta yang pada umumnya tidak didistribusikan secara luas dan tidak diperjualbelikan. Umumnya grey literature berisi berbagai macam hasil penelitian sehingga informasinya sangat diperlukan. Bentuk grey literature meliputi skripsi, tesis, disertasi, artikel, atau laporan penelitian.

Menurut Hirtle yang dikutip oleh Mason (2013: 1), grey literature adalah : The quasi-printed reports, unpublished but circulated papers, unpublished proceedings of conferences, printed programs from conferences, and the other non-unique material which seems to constitute the bulk of our modern manuscript collection.

Pendapat Hirtle di atas dapat diartikan bahwa grey literature adalah laporan dalam bentuk tercetak dan tidak dipublikasikan seperti prosiding suatu konferensi dan seminar, program tercetak dari konferensi dan bahan non-unik lainnya yang digunakan untuk menyusun koleksi manuskrip modern.

Selain pendapat Hirtle di atas, pengertian grey literature menurut Farace (1997) yang dikutip oleh Suminarsih (2011: 5) mendefinisikan bahwa:

Grey Literature is that which is produced at all levels by government, academia, business, and industries, both of in print and electronic formats but which is not controlled by commercial publishing interest and where is the publishing is not the primary activity of the organization.

Hal ini berarti bahwa grey literature merupakan seluruh terbitan yang dihasilkan oleh lembaga pemerintah, lembaga pendidikan, kalangan bisnis dan industri, baik dalam format tercetak maupun format elektronik, tetapi tidak dikendalikan oleh kepentingan komersial dan kegiatan publikasinya bukan merupakan kegiatan utama organisasinya. Contohnya adalah kebijakan pemerintah, laporan suatu perusahaan, skripsi, tesis, disertasi, hasil suatu kajian, studi kelayakan, laporan penelitian dan sebagainya.

Paparan di atas sudah menjelaskan apa yang dimaksud dengan grey literature. Sedangkan dalam materi ini yang dimaksud dengan grey literature pada perpustakaan perguruan tinggi pada umumnya adalah karya ilmiah berupa Disertasi, Tesis, Skripsi, Tugas Akhir, dan/atau Kertas Karya yang dihasilkan oleh mahasiswa, dan karya ilmiah yang dihasilkan dosen berupa kajian, makalah


(26)

seminar/ lokakarya dan temu ramah ilmiah serta laporan penelitian. Rananda (2012: 1) mengemukakan pendapatnya mengenai perbedaan antara skripsi, tesis dan disertasi yaitu:

1. Skripsi merupakan karya tulis ilmiah hasil penelitian dan/atau percobaan yang disusun oleh mahasiswa di bawah bimbingan dosen pembimbing skripsi dan dipertanggung-jawabkan dalam suatu Sidang Ujian Akhir Program untuk memenuhi persyaratan memperoleh derajat kesarjanaan strata satu (S1). Skripsi sebagai salah satu syarat yang harus dipenuhi sebagai bagian untuk mendapatkan gelar sarjana (S1). Skripsi menjadi salah satu pembeda antara jenjang pendidikan sarjana (S1) dan diploma (D3).

2. Tesis adalah salah satu karya ilmiah tertulis yang disusun mahasiswa secara individual berdasarkan hasil penelitian empiris untuk dijadikan bahan kajian akademis. Tesis adalah pernyataan atau teori yang didukung oleh argumen-argumen untuk dikemukakan, merupakan hasil dari studi yang sistematis atas masalah, tesis mengandung metode pengumpulan, analisis dan pengolahan data, dan menyajikan kesimpulan serta mengajukan rekomendasi. Tesis adalah karya ilmiah yang disyaratkan untuk lulus pendidikan jenjang S2.

3. Disertasi adalah karya ilmiah mahasiswa untuk jenjang pendidikan S3 yang berupaya menciptakan suatu teori baru dengan menguji hipotesis yang disusun berdasarkan teori yang sudah ada. Disertasi berupa paparan diskusi yang menyertai sebuah pendapat atau argumen.

Dokumen elektronik mempunyai format bermacam-macam antara lain format html atau hypertext mark up language, Portable Document Format (PDF), Microsoft Word atau Ms-Word, Microsoft Excel terutama untuk dokumen teks. Sedangkan dokumen gambar sering kita jumpai dalam format JPEG, GIF dan sebagainya, seperti tabel di bawah ini:

Tabel 1. Jenis-Jenis Format File

Format File Ekstensi File Keterangan

Dokumen CSV

DOC DOCX ODP ODS ODT PDF PPT PS RTF

Comma Separated Values Microsoft Word Document Microsoft Word 2007 Document OpenDocument presentation OpenDocument spreadsheet OpenDocument Text Document Portable Document Format

Microsoft PowerPoint Presentation Postscript document


(27)

WPD WPS XLS

Wordperfect Document Microsoft Works Document Microsoft Excel Spreadsheet

Gambar BMP

GIF JPG PCX PNG TGA TIFF WBMP Windows bitmap

Compuserve graphics interchange JPEG compliant image

PC Paintbrush Bitmap Graphic Portable Network Graphic Truevision Targa Graphic Tagged image file format Wireless Bitmap File Format

Audio AC3

FLAC MP3 OGG WAV WMA

AC3 Audio File

Free Lossless Audio Codec Compressed audio file

Ogg Vorbis Compressed Audio File Windows audio file

Windows media file

Video AVI

FLV IPOD MOV MP4 MPG

Windows video file Flash Video

MPEG-4 Video File Apple QuickTime Movie MPEG-4 Video File

Moving Picture Experts Group File Sumber: Fileinfo.com

Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan bahwa format-format file dokumen elektronik terbagi atas berbagai jenis. Format dokumen yang paling sering digunakan yaitu PDF. Seperti yang dinyatakan oleh Priyanto (2009: 1) alasan menggunakan PDF yaitu “PDF biasanya mempertahankan tampilan dan bentuk sesuai dengan dokumen asli (legal issues), memiliki kemampuan temu kembali (search) secara full-text, dan memiliki fasilitas untuk security”.

Sementara untuk format file gambar, yang paling sering digunakan yaitu format JPG. Format file ini sering dimanfaatkan untuk untuk menyimpan gambar yang digunakan untuk keperluan halaman website, multimedia dan publikasi elektronik lainnya. Untuk format audio biasanya menggunakan MP3 dengan alasan selain format audio ini yang paling popular, MP3 juga memberikan kualitas suara yang baik serta kapasitas MP3 dapat mengurangi ukuran file dari ukuran file original.


(28)

Semua format file di atas memungkinkan untuk menjadi format dari dokumen elektronik yang menjadi koleksi perpustakaan digital yang dapat diakses oleh pengguna.

Suatu universitas dapat dikatakan baik jika memiliki rata-rata yang tinggi dalam menghasilkan karya ilmiah, jurnal, penemuan, dsb, dan tentu saja hasil– hasil tersebut tentu harus dapat diketahui dan bermanfaat bagi orang banyak sebab percuma jika memiliki banyak hasil penemuan yang baik namun tidak bisa diketahui oleh publik sehingga tidak mendapatkan manfaat apa-apa. Salah satu cara publikasinya adalah tentu saja melalui media elektronik seperti situs web universitas.

2.4 Situs Web dan Layanan Online pada Perpustakaan Perguruan Tinggi 2.4.1 Peran Situs Web dalam Layanan Perpustakaan

Luasnya informasi yang tersedia serta peningkatannya yang terus berlangsung, penyedia informasi harus tetap dapat menyediakan informasi secara konstan dan berkesinambungan dengan memanfaatkan bantuan teknologi informasi untuk penyebaran, penelusuran, dan akses informasi. Dewiyana (2008: 70) mengemukakan bahwa, “penyebaran informasi dapat dilakukan dengan meningkatkan akses dan transfer pengetahuan dengan menggunakan media, salah satunya dengan membangun situs web”.

Website (situs web) atau bisa juga disebut Web adalah halaman yang ditampilkan di internet yang memuat informasi tertentu (khusus). Web pertama kali diperkenalkan pada tahun 1992. Hal ini sebagai hasil usaha pengembangan yang dilakukan CERN di Swiss. Internet dan web adalah dua hal yang berbeda. berupa susunan dari halaman-halaman yang menggunakan teknologi web dan saling berkaitan satu sama lain.

Anshari (2011: 1) mengemukakan pengertian situs web yaitu:

Situs web adalah sekumpulan halaman informasi yang disediakan melalui jalur internet sehingga bisa diakses di seluruh dunia selama terkoneksi dengan jaringan internet. Website merupakan sebuah komponen yang terdiri dari teks, gambar, suara animasi sehingga menjadi media informasi yang menarik untuk dikunjungi oleh orang lain.


(29)

Dari pendapat di atas dapat dinyatakan bahwa yang dimaksud dengan situs web adalah sejumlah halaman informasi yang menyediakan informasi dengan berkas-berkas seperti gambar, video atau jenis berkas lainnya yang dapat diakses secara publik di seluruh dunia melalui jaringan internet.

Perpustakaan sebagai salah satu instansi yang berkecimpung di dunia pelayanan publik selalu diuntut memberikan pelayanan yang maksimal kepada penggunanya. Maka dari itu pengaplikasian Teknologi Informasi mutlak dilakukan oleh Perpustakaan. Bukan saatnya lagi perpustakaan menunggu penggunanya untuk datang. Kreativitas perlu dikedepankan dalam menjemput penggunanya. Perpustakaan tidak cukup dengan menghasilkan produk yang baik saja, tetapi tampilan menarik juga dibutuhkan.

Menjawab tantangan tersebut, telah banyak perpustakaan yang mulai memasukkan piranti TI ke dalam kawasan perpustakaan, salah satunya yaitu situs web dengan tujuan yaitu untuk meningkatkan kemampuannya dalam pelayanan dan penyebarluasan informasi. Dengan adanya situs web perpustakaan tersebut, diharapkan pengguna khususnya sivitas akademika dapat lebih mudah dalam memperoleh informasi secara efektif dan efisien.

Secara lebih rinci manfaat situs web dibagi menjadi dua yaitu manfaat situs web bagi pengguna sivitas akademika dan manfaat bagi perpustakaan. Manfaat situs web bagi pengguna civitas akademika adalah untuk penelusuran informasi guna memenuhi kebutuhan akademik pengguna, sedangkan bagi perpustakaan yaitu dapat dimanfaatkan sebagai media promosi dan penyebarluasan informasi. Selain itu menurut Habib (2012: 1) ada manfaat lain dari penerapan situs web di perpustakaan, yaitu:

1) Sebagai media komunikasi antara perpustakaan dengan dunia luar, bentuk komunikasi yang terjalin diantaranya: komunikasi antara pustakawan dengan pemustaka terkait hal-hal yang menyangkut perpustakaan, komunikasi antara perpustakaan dengan institusi perpustakaan lain.

2) Sebagai media resmi perpustakaan untuk media publikasi informasi resmi ke masyarakat, seperti Pengumuman, Berita resmi perpustakaan. Penerapan situs web di perpustakaan secara tidak langsung telah memberikan peluang baru bagi perpustakaan dalam hal penyajian informasi, karena perpustakaan dengan mudah dapat menyebarluaskan informasi yang


(30)

dikoleksinya, mempublikasikan berbagai informasi tentang perpustakaan, dan kegiatannya.

Di dalam suatu situs web, perpustakaan dapat menyediakan alat temu balik informasi seperti katalog dan juga dapat mempublikasikan bahan yang tidak diterbitkan seperti koleksi deposit perguruan tinggi. Selain itu, melalui situs web dimungkinkan pelayanan perpanjangan, konsultasi antara pengguna dengan pustakawan, penyedia hubungan dengan situs web terkait dan lain sebagainya. 2.4.2 Word Wide Web (www)

World Wide Web atau WWW atau singkatnya web, adalah layanan

penyajian informasi di Internet. Web merupakan layanan Internet yang paling popular saat ini. Web terdiri dari jutaan situs web (web site) dan setiap web site terdiri banyak halaman web (web page). Halaman-halaman web ini tersebar di seluruh dunia di komputer-komputer server yang terhubung dengan Internet. Situs-situs seperti www.yahoo.com adalah web site yang sudah lama ada dan menyediakan banyak sekali fasilitas sehingga halaman dalam situs ini juga sangat banyak.

Menurut Kristanto (2002: 1), “World Wide Web adalah suatu ruang informasi di mana sumber-sumber daya yang berguna diidentifikasi oleh pengenal

global yang disebut

sama denga bagian dari padanya.

2.4.3 Domain dan Subdomain

Domain adalah nama unik yang diberikan untuk mengidentifikasi nama

ataupun Internet Protocol (IP), yang berdasarkan kepada Domain Name System (DNS).

Menurut Widiyatmoko (2008: 22-25), struktur domain terbagi atas:

a. Top Level Domain (TLD), adalah deretan kata di belakang nama domain seperti:

- .com : menerangkan jenis domain komersial. - .net : menerangkan jenis domain layanan internet. - .org : menerangkan jenis domain organisasi. - .edu : menerangkan jenis domain pendidikan.


(31)

- .mil : menerangkan jenis domain militer. - .gov : menerangkan jenis domain pemerintahan.

- .co.id : menerangkan jenis domain komersial yang berasal dari Indonesia.

- .co.uk : menerangkan jenis domain komersial yang berasal dari Inggris.

- .ac.id : menerangkan jenis domain akademik yang berasal dari Indonesia.

Ada dua macam Top Level Domain, yaitu Global Top Level Domain (gTLD) dan Country Code Top Level Domain (ccTLD). gTLD seperti pada list di atas dan ccTLD adalah TLD yang diperuntukkan untuk kode asal negara. Berikut domain yang disediakan untuk masing-masing negara seperti:

- .id : Indonesia - .sg : Singapura - .my : Malaysia - .uk : Inggris

- .us : Amerika Serikat

Untuk Indonesia terbagi menjadi beberapa sub domain seperti : - .ac.id : digunakan untuk lingkungan akademik atau perguruan

tinggi.

- .co.id : digunakan untuk organisasi komersial. - .go.id : digunakan untuk instansi pemerintah. - .sch.id : digunakan untuk sekolah.

- .net.id : digunakan untuk organisasi pemegang izin penyelenggara jasa telekomunikasi.

- .or.id : digunakan untuk organisasi. - .mil.id : digunakan untuk kalangan militer

b. Second Level Domain (SLD) adalah nama domain yang didaftarkan. Misalnya ddd.com, maka ddd adalah SLD dan .com-nya adalah TLD. c. Third Level Domain adalah nama sebelum Second Level Domain dan

Top Level Domain. Misalnya ddd.com, maka dapat menambahkan nama lain sebelum ddd, yaitu mail.ddd.com atau search.domainku.com.

Dari nama-nama domain di atas dapat diidentifikasi bahwa dengan mengetahui nama domain maka dapat diketahui bahwa suatu situs web tersebut apakah milik organisasi, pemerintahan, internet provider atau milik perguruan tinggi. Selain itu dengan mengetahui nama domain dapat diketahui pula apakah suatu web digunakan untuk kepentingan komersial, kepentingan organisasi, kepentingan pendidikan atau digunakan untuk kepentingan militer. Selain untuk kepentingan di atas dapat diketahui pula negara asal suatu situs web tersebut.


(32)

2.4.4 Infrastruktur Pendukung Web

Untuk malakukan layanan elektronik di Perpustakaan dibutuhkan ketersediaan infrastruktur layanan. Adapun infrastruktur yang dibutuhkan untuk layanan elektronik berbasis web pada dasarnya mencakup komputer server, komputer persona (PC), software (program aplikasi), jaringan internet yang terhubung ke salah satu provider (Telkom, Indosat, dsb) dan dokumen elektronik. 2.5 Evaluasi Situs Web

2.5.1 Pengertian Evaluasi

Evaluasi merupakan kegiatan yang membandingkan antara hasil implementasi dengan kriteria dan standar yang telah ditetapkan untuk melihat keberhasilannya. Dari evaluasi kemudian akan tersedia informasi mengenai sejauh mana suatu kegiatan tertentu telah dicapai sehingga bisa diketahui bila terdapat selisih antara standar yang telah ditetapkan dengan hasil yang bisa dicapai. Tanpa evaluasi, maka tidak akan diketahui bagaimana kondisi objek evaluasi tersebut dalam rancangan, pelaksanaan serta hasilnya.

Pengertian evaluasi menurut Thoha (2003: 3) adalah “Evaluasi merupakan kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaan suatu obyek dengan menggunakan instrument dan hasilnya dibandingkan dengan tolak ukur untuk memperoleh kesimpulan”.

Dari pengertian menurut Thoha di atas, evaluasi dapat diartikan suatu kegiatan yang terencana untuk mengetahui suatu keadaan suatu obyek yang kemudian hasilnya dijadikan sebagai tolak ukur untuk memperoleh kesimpulan.

Sedangkan Arikunto (2006: 1) mengemukakan pengertian evaluasi yaitu: Evaluasi adalah kegiatan untuk mengumpulkan informasi tentang bekerjanya sesuatu, yang selanjutnya informasi tersebut digunakan untuk menentukan alternatif yang tepat dalam mengambil keputusan. Fungsi utama evaluasi dalam hal ini adalah menyediakan informasi-informasi yang berguna bagi pihak decision maker untuk menentukan kebijakan yang akan diambil berdasarkan evaluasi yang telah dilakukan.

Evaluasi merupakan bagian penting dari sistem pengendalian mutu pengelolaan. Dalam proses evaluasi terdapat tahap pengukuran dan penilaian. Situs web merupakan suatu aplikasi yang terdapat di dalam teknologi internet. Jadi, evaluasi situs web adalah kegiatan pengukuran dan pemberian nilai terhadap


(33)

suatu situs web berdasarkan kriteria atau standar tertentu guna mengetahui kualitas dari situs web tersebut.

Melakukan evaluasi terhadap hasil pencarian penting untuk memastikan bahwa informasi yang didapat benar dan berasal dari sumber yang terpercaya. Jika informasi yang digunakan tidak benar, maka informasi yang diolah dan disajikan tidak benar juga dan itu akan membawa masalah terhadap penyebaran informasi yang salah, dan hal ini harus dihindari.

Evaluasi situs juga dapat dilakukan dengan cara mengevaluasi antar muka situs yaitu jembatan yang mempertemukan pengguna dengan informasi, yang dikenal dengan nama uji ketergunaan atau usability testing. Badre yang dikutip oleh Dewiyana (2008: 70) memberikan defenisi usability testing atau uji ketergunaan sebagai berikut, “usability testing has traditionally meant testing for efficiency, ease of learning, and the ability to remember how to perform interactive tasks without difficulty or errors” (uji ketergunaan adalah mengukur efisiensi, kemudahan dipelajari, dan kemampuan untuk mengingat bagaimana berinteraksi tanpa kesulitan atau kesalahan).

2.5.2 Tujuan Evaluasi Situs Web

Setiap kegiatan yang dilaksanakan pasti mempunyai tujuan, demikian juga dengan evaluasi. Menurut Arikunto (2006: 13), ada dua tujuan evaluasi yaitu “tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum diarahkan kepada program secara keseluruhan, sedangkan tujuan khusus lebih difokuskan pada masing-masing komponen”.

Pada dasarnya tujuan akhir evaluasi adalah untuk memberikan bahan-bahan pertimbangan untuk menentukan/ membuat kebijakan tertentu, yang diawali dengan suatu proses pengumpulan data yang sistematis.

Tujuan akhir evaluasi situs adalah untuk kepuasan pengguna. Dengan terpenuhinya kebutuhan informasi pengguna yang didapat dalam suatu situs tentu mereka akan puas, dan hal ini tentu akan membawa mereka kembali untuk mengunjungi situs tersebut. Dan ini memberi kesan yang baik kepada pengelola situs yang bersangkutan serta menunjukkan bahwa tujuan pengelola untuk membuat situs tersebut telah tercapai.


(34)

Untuk mengetahui apakah situs web digunakan dalam pemenuhan kebutuhan informasi dapat dilakukan melalui analisis teknik pendekatan yang berpusat pada pengguna yang bertujuan antara lain untuk mengetahui tujuan mereka menggunakan situs, frekwensi kunjungan mereka pada situs, relevansi/keakuratan informasi pada situs, pola pemanfaatan situs, evaluasi situs, dan lain-lain.

Evaluasi situs web merupakan kegiatan pengukuran dan pemberian nilai terhadap suatu situs web. Berdasarkan evaluasi situs, mereka membuat perbaikan dalam website yang pada akhirnya membantu dalam memenuhi tujuan utamanya. Evaluasi situs membantu dalam menemukan kelemahan dan kesalahan dalam situs dan dalam menemukan cara yang berbeda untuk meningkatkan efektivitas situs.

2.5.3 Metode Evaluasi Situs Web 2.5.3.1 Webqual

Kualitas web akan sangat berpengaruh terhadap tingkat kepuasan pengguna. Semakin tinggi kualitas suatu web, maka akan semakin banyak pengguna yang mengakses web tersebut. Hal ini sesuai dengan penelitian Tarigan (2008: 34) yang menyatakan bahwa “dengan melakukan pengukuran suatu website mengunakan webqual dengan indikator kualitas informasi web, kualitas desain web serta kualitas penggunaan pada e–library mempengaruhi tingkat kepuasan pengguna”. Penelitian Tarigan mengenai e-library dengan metode webqual juga menyatakan bahwa suatu website dalam lingkungan akademis akan sangat berpengaruh terhadap kepuasan pengguna apabila faktor – faktor yang terdapat pada webqual atau kualitas website terutama kualitas penggunaan memiliki kualitas yang baik.

Pada dasarnya tercapainya kualitas website yang sempurna akan mendorong terciptanya kepuasan pengguna, karena kualitas website merupakan sarana untuk mewujudkan kepuasan pengguna dalam akses kedalam situs web. Kualitas website tentu dapat diwujudkan dengan menampilkan website yang sesuai dengan kriteria metode webqual sebagai alat ukur agar tercapainya kepuasan bagi pengguna.


(35)

Menurut Barnes (2002: 114) “WebQual merupakan salah satu metode atau teknik pengukuran kualitas website berdasarkan persepsi pengguna”. Metode ini merupakan pengembangan dari ServQual Zeithaml yang sebelumnya banyak digunakan pada pengukuran kualitas jasa. WebQual sudah mulai dikembangkan sejak tahun 1998. WebQual disusun berdasarkan penelitian pada tiga area yaitu; (1) Usability dari human computer interaction.

Usability adalah suatu atribut kualitas yang menjelaskan atau mengukur seberapa mudah penggunaan suatu antar muka (interface).

Usability juga mengacu kepada metode untuk meningkatkan kemudahan

penggunaan selama proses perancangan.

Menurut Barnes (2002: 115), “Usability adalah mutu yang berhubungan dengan rancangan site, sebagai contoh penampilan, kemudahan penggunaan, navigasi dan gambaran yang disampaikan kepada pengguna”. Adapun dimensi kemudahan penggunaan situs web (usability), dapat diketahui pada tabel di bawah ini:

Tabel 2. Dimensi Kemudahan Penggunaan (usability)

No. Deskripsi Indikator

1. Pengguna merasa mudah untuk mempelajari pengoperasian website 2. Interaksi antara website dengan pengguna jelas dan mudah dipahami 3. Pengguna merasa mudah untuk bernavigasi dalam website

4. Pengguna merasa website mudah untuk digunakan 5. Website memiliki tampilan yang menarik

6. Desain sesuai dengan jenis website 7. Website mengandung kompetensi

8. Website menciptakan pengalaman positif bagi pengguna Sumber: Barnes (2002: 115)

(2) Kualitas informasi dari penelitian system informasi (Information Quality) Kualitas dari suatu informasi (quality of information) pada dasarnya tergantung dari tiga hal, yaitu informasi harus akurat (accurate), tepat pada waktunya (timely basis), dan relevan (relevance).

Menurut Barnes (2002: 115), “Information Quality adalah mutu dari isi yang terdapat pada site, pantas tidaknya informasi untuk tujuan pengguna seperti akurasi, format dan keterkaitannya”. Adapun dimensi kualitas


(36)

informasi (information quality) tersebut, dapat diketahui pada tabel di bawah ini:

Tabel 3. Dimensi kua litas informasi (information quality)

No. Deskripsi Indikator

1. Menyediakan informasi yang akurat

2. Menyediakan informasi yang dapat dipercaya 3. Menyediakan informasi yang tepat waktu 4. Menyediakan informasi yang relevan

5. Menyediakan informasi yang mudah dipahami

6. Memberikan informasi pada tingkat detail yang tepat 7. Menyajikan informasi dalam format yang sesuai

Sumber: Barnes (2002: 115)

(3) Interaksi dan kualitas layanan dari penelitian kualitas system informasi (Service Interaction Quality).

Konsep kualitas layanan pada dasarnya adalah suatu standar kualitas yang harus dipahami di dalam memberikan pelayanan yang sebenarnya tentang pemasaran dengan kualitas layanan.

Barnes (2002: 115) mengemukakan pengertian service interaction quality yaitu:

Service Interaction Quality adalah mutu dari interaksi pelayanan yang dialami oleh pengguna ketika mereka menyelidiki kedalam site lebih dalam, yang terwujud dengan kepercayaan dan empati, sebagai contoh isu dari keamanan transaksi dan informasi, pengantaran produk, personalisasi dan komunikasi dengan pemilik site.

Adapun dimensi Kualitas Interaksi (interaction quality) tersebut, dapat diketahui pada tabel di bawah ini:

Tabel 4. Dimensi Kualitas Interaksi (interaction quality)

No. Deskripsi Indikator

1. Website memiliki reputasi yang baik

2. Pengguna merasa aman untuk melakukan transaksi 3. Pengguna merasa aman terhadap informasi pribadinya 4. Website memberi ruang untuk personalisasi

5. Website memberikan ruang untuk komunitas

6. Website memberikan kemudahan untuk berkomunikasi dengan organisasi

7. Pengguna merasa yakin bahwa barang/jasa akan dikirim sebagaimana yang telah dijanjikan


(37)

2.5.3.2 Webometrics

Sistem perangkingan universitas di seluruh dunia ada beberapa macam jenis dan Webometrics adalah salah satunya. Webometrics merupakan sistem perangkingan universitas sedunia berbasis web. Supradono (2010: 10) mengemukakan bahwa:

Webometrics Rangking of Word University (WRWU) secara resmi

diluncurkan pada tahun 2004. Peringkat Webometric ini diterbitkan dua kali setahun (Januari dan Juli), oleh Laboratorium Cybermetric milik The Consejo Superior de Investigaciones Cientificas (CSIC). CSIC merupakan lembaga penelitian terbesar di Spanyol. Mencakup lebih dari 18.000 Institusi Pendidikan Tinggi di seluruh dunia. Kehadiran webometric yang dapat mengukur aktivitas dan visibilitas dari institusi serta merupakan indikator yang baik yang berdampak pada prestise universitas. Pemeringkatan merangkum kinerja global Universitas, memberikan informasi bagi calon mahasiswa dan cendekiawan, dan mencerminkan komitmen untuk penyebaran pengetahuan ilmiah.

Webometric adalah salah satu perangkat untuk mengukur kemajuan

perguruan tinggi melalui Websitenya. Sebagai alat ukur (Webomatric) sudah mendapat pengakuan dunia termasuk di Indonesia. Peringkat Webometric dapat diakses dengan cara mudah, dan terbuka, ada di

Menurut Thelwall (2009) yang dikutip oleh Muntashir (2012: 40), “Webomerics berkaitan dengan aspek-aspek pengukuran web, situs web, halaman web, bagian dari halaman web, kata-kata dalam halaman web, hyperlink, hasil pencarian dari mesin pencari web”. Perkembangan ini diikuti oleh fenomena web sebagai media komunikasi dan dokumen yang terekam dalam format web. Analisis webometrics merupakan salah satu alat penting yang digunakan untuk mengukur secara kuantitatif dari aktivitas suatu web. Kajian webometrics sering juga disebut analisis kuantitatif dari fenomena web.

Kajian webometrics mengadopsi metode yang digunakan oleh ilmu perpustakaan dan informasi terutama pendekatan bibliometrika. Pernyataan ini menunjukan kajian Webometrics merupakan kajian yang mengunakan metode dari berbagai disiplin termasuk metode bibliometrika yang digunakan dalam kajian ilmu perpustakaan dan informasi. Bjorneborg dan Ingwersen menggambarkan keterkaitan antara kajian ilmu perpustakaan dan informasi dari Informetrics,


(38)

Bibliometrics, Scientometrics hingga webometrics. Serta menggambarkan ketumpang tindihan dari bidang kajian tersebut.

Gambar 1. Hubungan disiplin antara Infor-biblio-/sciento-/cyber-/webo-metrics.

Sumber: Thelwall: 2005

Dari gambar di atas menunjukkan bahwa webometrics merupakan bagian kajian informetrics, dengan memanfaatkan metode bibliometrics serta scientometrics. Cybermetrics merupakan kajian yang lebih luas dibandingkan dengan webometrics.

a. Tujuan Webometrics

Tujuan dari peringkat ini adalah untuk mempromosikan kehadiran web akademik, mendukung inisiatif Open Access untuk meningkatkan secara signifikan transfer pengetahuan ilmiah dan budaya yang dihasilkan oleh perguruan tinggi. Tujuannya bukan untuk mengevaluasi website, desain atau kegunaan atau popularitas isinya sesuai dengan jumlah kunjungan atau pengunjung. Indikator web dianggap sebagai proxy dalam evaluasi, benar komprehensif, mendalam kinerja global Universitas, dengan mempertimbangkan kegiatan dan output dan relevansi dan dampaknya

Web merupakan objek dalam kajian Webometrics, dengan demikian gabungan dari kontruksi serta sisi penggunaan dari web menjadi bahan kajian.

b. Lingkup kajian Webometrics


(39)

Ada empat cakupan penelitian dalam Webometrics yang dikemukakan oleh Bjorneborn dan Ingwersen yang dikutip oleh Muntashir (2012: 41) yaitu ;

1) Analisis konten halaman web, 2) Analisis struktur link web,

3) Analisis penggunaan web (memasukan log file dari pemakai, pencarian dan prilaku penelusuran),

4) Analisis teknologi Web (termasuk kemampuan mesin pencari).

Dalam merangking, webometrics melibatkan beberapa search engine antara lain: mesin pencari umum Google, Yahoo, Live (MSN)/Bing, Exalead, dan ilmiah khusus database Google Scholar dengan memperhatikan kriteria-kriteria sebagai berikut:

Tabel 5. Kriteria Penilaian World Class University menurut Webometrics

No. Kriteria Definisi Bobot

(%)

1 Size (Ukuran) Jumlah halaman elektronik dalam suatu

website universitas yang terindeks oleh 4 (empat) mesin pencari yaitu: Yahoo, Google, Live Search dan Exalead.

20

2 Visibility

(Keternampakan)

Jumlah link ekternal yang berkaitan dengan universitas dan seluruh sivitas akademiknya yang dapat diakses melalui mesin pencari di atas.

Visibility bukan berarti hit, tapi jumlah total link yang dibuat oleh situs lain yang menunjuk ke suatu situs.

50

3 Rich Files (Dokumen)

Ketersediaan dokumen-dokumen dari artikel akademik suatu universitas yang dapat diekstrak dari internet, baik dalam format: Word Document (.doc); Adobe Acrobat (.pdf); Microsoft power Point (.ppt) maupun Adobe Postcript (.ps).

15

4 Scholar (Pakar) Jumlah publikasi elektronik baik berupa jurnal, academic report dan academic item lainnya dari suatu website universitas dan terindeks oleh google scholar.

15

Total 100

Sumber: Taryana (2011: 1)

Berikut merupakan metode pengukuran Webometric (Webometric rank) menggunakan perhitungan (Wahono, 2008 : 1):


(40)

Handayani (2013: 1) mengemukakan pendapatnya mengenai parameter Visibility, Size, Rich Files dan Scholar sebagai berikut:

1. Parameter Visibility (V)

Visibility adalah Jumlah link ekternal yang berkaitan dengan universitas dan seluruh sivitas akademiknya yang dapat diakses melalui mesin pencari. Visibility bukan berarti hit, tapi jumlah total link yang dibuat oleh situs lain yang menunjuk ke suatu situs.

Untuk memperoleh nilai visibility dapat dilakukan dengan mengetikan keyword: linkdo main:[alamat domain][spasi]-site:[alamatdomain] Contoh: “ugm.ac.id” -site:ugm.ac.id

“ui.ac.id” -site:ui.ac.id “itb.ac.id” -site:itb.ac.id 2. Parameter Size (S)

Size adalah banyaknya halaman dalam suatu domain yang diindeks oleh mesin pencari Google, Yahoo, Bing/ Live Search, Exalead. Terdapat empat search engine utama yang digunakan dalam perangkingan, dimana cara memperoleh nilai Size adalah dengan mengetikkan keyword: site:[alamat domain]

Contoh: site:ugm.ac.id. site:ui.ac.id site:itb.ac.id 3. Parameter Rich Files (R)

Rich files (R) adalah banyaknya file PDF, PS, DOC, dan PPT dalam suatu domain yang diindeks oleh Google.

Cara memperoleh nilai Rich Files dari search engine adalah dengan mengetikkan keyword: site:domain (spasi) filetype:format dokumen Contoh: site:ugm.ac.id filetype:pdf.

site:ui.ac.id filetype:pdf site:itb.ac.id filetype:pdf 4. Parameter Scholar (Sc)

Scholar (Sc) adalah banyaknya karya ilmiah dalam suatu domain yang diindeks oleh Google Scholar. Cara mengukur : Masuk ke url: http://scholar. google.com. Ketikan parameter berikut: site:[alamat domain] parameter : articles and patents, since 1992, dan includes citations.

Namun mulai Webometrics Juli 2012, parameter penilaian berubah. Menurut Hidayat (2012: 1), ada empat komponen yang menjadi indikator utama dari penilaian Webometrics ini, yaitu: Presence (20%), Impact (50%), Openness (15%), dan Excellence (15%).

1) Excellence (Keunggulan) merupakan jumlah artikel-artikel ilmiah publikasi perguruan tinggi yang bersangkutan yang terindeks di Scimago Institution Ranking dan di Google Scholar. Pada versi sebelumnya disebut Scholar.


(41)

2) Presence (Keberadaan) adalah banyaknya jumlah halaman website (html) dan halaman dinamik yang ada pada sebuah domain ataupun subdomain dari suatu universitas yang terindeks oleh mesin pencari (Google). Pada edisi sebelumnya disebut Size.

3) Impact (Dampak) merupakan jumlah eksternal link yang unik (jumlah backlink) yang diterima oleh domain web universitas (inlinks) yang tertangkap oleh mesin pencari (Google). Versi sebelumnya disebut Visibility. Data link visibilitas diperoleh dari dua penyedia informasi ini, yaitu Majestic SEO dan Ahrefs.

4) Openness (Keterbukaan) merupakan jumlah file dokumen jurnal, artikel ilmiah ataupun penelitian yang yang online di bawah domain website universitas yang tertangkap oleh mesin pencari (Google Scholar). Memperoleh status World Class University adalah impian setiap perguruan tinggi, untuk mewujudkan impian tersebut tentu saja terdapat kriteria dan lembaga pengekreditasinya. Saat ini beberapa institusi yang telah mantap dan diakui dunia sebagai lembaga pengakreditasi world class university antara lain:

1. The Times Higher Education - Quacquarelli Symonds (THE-QS)

Quacquarelli Symonds (QS) World University Rankings adalah salah satu institusi yang menerbitkan daftar universitas peringkat dunia secara periodik selain Shao Jiao Tong University (SJTU), Webometrics, dan Times Higher Education Supplements (THES). QS World University Rankings dikelola oleh Quacquarelli Symonds Limited. Lembaga ini pada awalnya menerbitkan peringkat universitas dunia bersama Times Higher Education (THE) dengan tajuk THE-QS World University Rankings.

Tujuan dari adanya Time Higher Education Supplement (THES) World Universty Rangking ini ialah mengetahui dan mengenali universitas-universitas sebagai organisasi multidimensi serta untuk menyediakan perbandingan secara global agar menjadi universitas berkelas dunia. Adanya World Class University ini tentu dirasakan manfaatnya bagi universitas-universitas di seluruh dunia. Suatu universitas akan lebih dikenal oleh dunia internasional yang imbasnya bisa pada berbagai hal. Misalnya, dengan adanya peringkat ini, banyak calon mahasiswa asing yang ingin belajar di universitas top dunia tersebut. Selain itu, peringkat universitas ini akan berimbas pada peningkatan kualitas dari universitas itu sendiri. Dengan adanya peringkat universitas ini, banyak upaya yang dilakukan universitas-universitas di seluruh dunia agar universitas-universitas tersebut dapat berstandar internasional. Penelitian-penelitian dalam berbagai bidang pun


(42)

digalakkan, pembenahan kualitas dosen dan mahasiswa melalui metode pengajaran yang selalu diperbaiki pun dilakukan. Peringkat dalam World Class University ini seharusnya dapat bermanfaat bagi perkembangan pendidikan terutama di universitas di seluruh dunia tidak hanya menjadi suatu kebanggaan atau ‘gelar bergengsi’ semata.

Menurut Melisa (2008: 1), ada empat pilar kunci dari pendekatan universitas kelas dunia, yaitu:

1. Kualitas Penelitian (Research quality) ialah indikator yang menunjukkan seberapa baik publikasi hasil penelitian suatu universitas. Jika suatu universitas merupakan pusat keunggulan dari multidisiplin ilmu maka universitas tersebut akan dikenal oleh seluruh dunia karena telah berkontribusi bagi kemajuan ilmu pengetahuan. Indikator ini juga dapat dilihat dari kualitas peneltian, produktivitas (banyaknya paper yang dipublikasikan), penghargaan yang diperoleh, bahkan awards seperti penerima hadiah Nobel atau fields medals.

2. Kualitas Pengajaran (Teaching quality) ialah seberapa baik metode pengajaran yang dilakukan termasuk fasilitas pengajaran.

3. Kesiapan Kerja Lulusan (Graduate employability) ialah indikator yang menunjukkan seberapa baik lulusan universitas dapat bekerja dalam berbagai bidang serta seberapa besar gaji mereka.

4. Pandangan Internasional (International outlook) ialah indikator yang menunjukkan apakah universitas tertentu dapat berkontribusi tidak hanya bagi negaranya tetapi juga bagi negara lain yang dilihat dari proporsi mahasiswa asing, staf asing, mahasiswa pertukaran pelajar, serta kekuatan hubungan internasional dengan universitas lainnya di seluruh dunia.

2. Academic Ranking of World Universities (ARWU)

Academic Ranking of World Universities

perangkingan yang dilakukan oleh Institute of Higher Education, Shanghai Jiao Tong University (IHE-SJTU) Cina. Termasuk salah satu sistem perangkingan universitas yang cukup valid, dengan teknik dan metodologi yang diakui oleh dunia akademisi internasional. Kerja dari tim ARWU ini melahirkan study group bernama International Rankings Expert Group serta konferensi bertaraf internasional bernama International Conference on World-Class Universities. ARWU mulai mempublikasikan rangking universitas di tahun 2003, dan mengupdate setiap tahun rangking universitas di dunia. Pada tahun 2007, fitur perangkingan mulai ditambahi dengan rangking universitas di lima bidang ilmu yaitu Natural Sciences and Mathematics (SCI), Engineering/Technology and


(1)

Pinfield, S [et.al]. (2008). Realizing the Hybrid Library. D-Lib Magazine.

17 Maret 2013.

Prytherch, R. (2000). Harrod’s Librarians Glossary and Reference Book. 9th. Ed. Aldershot : Gower.

Priyanto, S. (2009). Digitalisasi Dokumen. Pelatihan Repository Penelitian Bagi Pustakawan Undip.

Retrieved 17 Maret 2013.

Rachman, M. (2004). Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta: Rineka Cipta.

Rananda, Y. (2012). Perbedaan Skripsi, Tesis dan Disertasi.

Rasiman. (2011). Digitalisasi local content: Perluasan pemanfaatan dan akses layanan perpustakaan. Medan: USU Press.

Saleh, A.R. (2010). Membangun Perpustakaan Digital: Step by Step. Jakarta: Sagung Seto.

Setiawati, U. (2006). Pengembangan Local Content: (Pengalaman di Perpustakaan Unikom). Bandung: FIKOM, UNPAD.

Siregar, A.R. (2004). Perpustakaan Energi Pembangun Bangsa. Medan: USU Press.

Subrata, G. (2009). Perpustakaan Digital. Pustakawan Perpustakaan UM. Sugiyono. 1998. Metode penelitian Administratif. Bandung: Alfabeta.

Suminarsih, E.M. (2011). Pengembangan Perpustakaan Digital untuk Meningkatkan Pemanfaatan Grey Literature di Indonesia. Retrieved 01 juni 2013.

Supradono, B. (2010). Strategi Meningkatkan kinerja Web Universitas Muhammadiyah Semarang Menuju Peringkat Webometrics. Media Elektrika, Vol. 3 (1).

Surachman, A. (2009). Konsep Perpustakaan Hybrid.


(2)

Thelwall, M; Vaughan, L., & Bjorneborn, L. (2006). Webometrics. Annual Review of Information Science and Technology, vol 39 (1).

Thoha, M.. (2003). Teknik Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo persada. Wahono, R. (2007). Teknik Perangkingan Universitas ARWU.

---. (2007). Teknik Perangkingan Universitas Thes-QS.

Widiyatmoko, J., & Hermawan, E. (2008). Mengenal Lebih Dekat Internet. Yogyakarta: Citra Aji Parama.


(3)

Lampiran 1: Hasil pengumpulan data untuk seluruh kriteria aspek evaluasi situs web berdasarkan Webqual

No. Indikator

Situs Web Perpustakaan

UGM

Situs Web Perpustakaan

UI

Situs Web Perpustakaan

ITB Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Kriteria Evaluasi Aspek Kemudahan Penggunaan Situs Web

1 Apakah pengoperasian situs web

mudah dipelajari? √ - - √ - √

2 Apakah interaksi antara website dengan pengguna jelas dan mudah

dipahami? √ - - √ - √

3 Apakah pengguna merasa mudah

untuk bernavigasi dalam website? √ - √ - √ - 4 Apakah website mudah digunakan?

√ - √ - - √

5 Apakah website memiliki tampilan

yang menarik? √ - √ - √ -

6 Apakah desain sesuai dengan

website? √ - √ - √ -

7 Apakah website mengandung

kompetensi? √ - √ - √ -

8 Apakah website menciptakan

pengalaman positif bagi pengguna? √ - √ - √ - Kriteria Evaluasi Aspek Kualitas Informasi

9 Apakah situs web menyediakan

informasi yang akurat? √ - √ - √ -

10 Apakah situs web menyediakan

informasi yang dapat dipercaya? √ - √ - √ -

11 Apakah situs web menyediakan


(4)

No. Indikator

Situs Web Perpustakaan

UGM

Situs Web Perpustakaan

UI

Situs Web Perpustakaan

ITB Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak 12 Apakah situs web menyediakan

informasi yang relevan? √ - √ - √ -

13 Apakah situs web menyediakan

informasi yang mudah dipahami? √ - √ - √ -

14 Apakah situs web menyediakan informasi pada tingkat detail yang

tepat? - √ √ - √ -

15 Apakah situs web menyediakan informasi dalam format yang

sesuai? √ - √ - √ -

Kriteria Evaluasi Aspek Kualitas Layanan Interaksi 16 Apakah situs web memiliki reputasi

yang baik? √ - √ - √ -

17 Apakah pengguna merasa aman

terhadap informasi pribadinya? √ - √ - √ -

18 Apakah situs web memberikan

ruang untuk personalisasi? - √ - √ - √

19 Apakah situs web memberikan

ruang untuk komunitas? - √ - √ - √

20 Apakah situs web memberikan kemudahan untuk berkomunikasi

dengan organisasi? √ - √ - √ -

21 Apakah pengguna merasa aman

untuk melakukan transaksi? - √ - √ - √

22 Apakah pengguna merasa yakin bahwa barang/ jasa akan dikirim


(5)

Lampiran 2: Perbandingan Indikator WebQual yang Terdapat pada Parameter Webometrics

No. Indikator WebQual Parameter Webometrics

Aspek Kemudahan Penggunaan V S Rf Sc

1 Apakah pengoperasian situs web mudah

dipelajari? √

2 Apakah interaksi antara website dengan

pengguna jelas dan mudah dipahami? √ 3 Apakah pengguna merasa mudah untuk

bernavigasi dalam website? √ 4 Apakah website mudah digunakan?

5 Apakah website memiliki tampilan yang menarik?

6 Apakah desain sesuai dengan website? 7 Apakah website mengandung kompetensi? 8 Apakah website menciptakan pengalaman

positif bagi pengguna?

9 Apakah situs web menyediakan informasi yang akurat?

10 Apakah situs web menyediakan informasi yang dapat dipercaya?

11 Apakah situs web menyediakan informasi secara tepat waktu?

Aspek Kualitas Informasi

12 Apakah situs web menyediakan informasi yang relevan?

13 Apakah situs web menyediakan informasi yang mudah dipahami?


(6)

15 Apakah situs web menyediakan informasi

dalam format yang sesuai? √

Aspek Kualitas Layanan Interaksi 16 Apakah situs web memiliki reputasi yang

baik?

17 Apakah pengguna merasa aman terhadap informasi pribadinya?

18 Apakah situs web memberikan ruang untuk personalisasi?

19 Apakah situs web memberikan ruang untuk komunitas?

20 Apakah situs web memberikan kemudahan untuk berkomunikasi dengan organisasi? 21 Apakah pengguna merasa aman untuk

melakukan transaksi?

22 Apakah pengguna merasa yakin bahwa barang/ jasa akan dikirim sebagaimana yang telah dijanjikan?


Dokumen yang terkait

Evaluasi Situs Web Perpustakaan Universitas Gunadarma dan Universitas Brawijaya menggunakan Metode Webqual

18 136 79

Peranan Perpustakaan dalam Meningkatkan Peringkat Dunia Universitas Sumatera Utara Berdasarkan Perangkingan Webometrics Studi Deskriptif pada Situs Web Perpustakaan USU

2 42 110

Peranan Perpustakaan dalam Peningkatan Peringkat Webometrics Universitas Negeri Medan

0 0 10

Peranan Perpustakaan dalam Peningkatan Peringkat Webometrics Universitas Negeri Medan

0 0 2

Peranan Perpustakaan dalam Peningkatan Peringkat Webometrics Universitas Negeri Medan

0 6 6

BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Perpustakaan Perguruan Tinggi dan Digitalisasi Dokumen 2.1.1 Perpustakaan Perguruan Tinggi - Evaluasi Situs Web Perpustakaan UGM, UI, dan ITB Menggunakan WebQual dan Peranan Perpustakaan dalam Meningkatkan Peringkat Perguruan Ti

0 0 30

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Evaluasi Situs Web Perpustakaan UGM, UI, dan ITB Menggunakan WebQual dan Peranan Perpustakaan dalam Meningkatkan Peringkat Perguruan Tinggi dalam Webometrics

0 0 6

EVALUASI SITUS WEB PERPUSTAKAAN UGM, UI DAN ITB MENGGUNAKAN WEBQUAL DAN PERANAN PERPUSTAKAAN DALAM MENINGKATKAN PERINGKAT PERGURUAN TINGGI DALAM WEBOMETRICS SKRIPSI

0 0 9

BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Pengertian Perpustakaan Perguruan Tinggi - Evaluasi Situs Web Perpustakaan Universitas Gunadarma dan Universitas Brawijaya menggunakan Metode Webqual

0 0 21

Evaluasi Situs Web Perpustakaan Universitas Gunadarma dan Universitas Brawijaya menggunakan Metode Webqual

0 0 13