Ekstraksi Senyawa Biokatif Komposisi Kimia Dan Aktivitas Inhibitor Topoisomerase I Dari Kerang Mas Ngur (Atactodea striata)

prekusor serotonin dan nikotinamid vitamin B. Tirosin merupakan prekusor tirosin katekolamin, melanin dan tiroksin.

2.5 Ekstraksi Senyawa Biokatif

Prinsip ekstraksi suatu komponen dengan menggunakan pelarut adalah dengan sistem kepolarannya. Senyawa polar akan larut dalam pelarut polar, demikian juga senyawa non polar akan larut dalam pelarut non polar. Dalam suatu proses ekstraksi yang baik, pemilihan pelarut berdasarkan pada kemampuannya untuk mengekstraksi komponen yang diinginkan dalam jumlah besar dan melarutkan sesedikit mungkin komponen lain yang tidak diinginkan. Metode ekstraksi tergantung pada polaritas senyawa yang akan diekstrak. Suatu senyawa menunjukkan kelarutan yang berbeda-beda dalam pelarut yang berbeda. Hasil ekstraksi yang diperoleh akan tergantung pada kandungan komponen yang terdapat pada sampel dan jenis pelarut yang dipakai. Prinsip kelarutan yang dipakai dalam metode ekstraksi ini adalah like dissolve like artinya pelarut polar akan melarutkan senyawa polar, sedangkan pelarut nonpolar akan melarutkan senyawa nonpolar Khopkar 1990. Proses ekstraksi yang umum digunakan ada tiga macam yaitu maserasi, refluks dan perkolasi. Pada dasarnya prinsip refluks disamakan dengan cara soxhlet karena menggunakan sistem pemanasan pada suhu tertentu. Ekstraksi dapat dilakukan menggunakan pelarut non polar heksana, sikloheksana dan toluen, pelarut semi polar kloroform, diklorometana, dietil eter dan etil asetat dan dengan pelarut polar metanol, etanol dan air. Ekstraksi dapat dilakukan secara bertahap dengan menggunakan satu jenis pelarut atau kombinasi beberapa pelarut Houghton dan Rahman 1998 dalam Heryani 2002. Pemilihan pelarut untuk proses ekstraksi tergantung dari sifat komponen yang akan diekstrak. Salah satu sifat yang penting adalah polaritas suatu senyawa. Suatu senyawa polar diekstrak dengan menggunakan pelarut polar, demikian juga untuk senyawa semi polar dan non polar. Derajad polaritas bergantung pada besarnya tetapan dielektrik, makin besar tetapan dielektrik makin polar pelarut tersebut Houghton dan Rahman 1998 dalam Heryani 2002. Hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan pelarut adalah selektivitas, kemampuan untuk mengekstrak, toksisitas, kemudahan untuk diuapkan dan harga pelarut. Ketaren 1987 menyatakan bahwa jenis dan mutu pelarut yang digunakan sangat menentukan keberhasilan proses ekstraksi. Pelarut yang digunakan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut : harus dapat melarutkan zat yang diinginkan, mempunyai titik didih yang cukup rendah, titik didihnya seragam, murah, tidak toksik dan tidak mudah terbakar. Secara umum ekstraksi bertingkat dilakukan berturut-turut dimulai dengan pelarut nonpolar kloroform atau heksana, lalu dengan pelarut yang kepolarannya menengah etil asetat, kemudian dengan pelarut polar metanol atau etanol. Dengan demikian akan diperoleh ekstrak awal crude extract yang mengandung berturut-turut senyawa nonpolar, kepolaran menengah dan polar Hostettmann et al. 1997. Alkaloid pada umumnya sebagai basa tidak larut atau larut sebagian dalam air, larut dalam pelarut non polar heksana, tolue n dan sikloheksana, pelarut organik yang agak polar kloroform, dietil eter, etil asetat dan dalam larutan hidroalkohol. Sedangkan alkaloid dalam bentuk garam umumnya larut dalam air polar dan alkohol tetapi tidak larut dalam pelarut organik Bruneton 1993. Alkaloid lebih mudah diekstraksi oleh pelarut polar seperti air yang diasamkan, atau pada kondisi basa menggunakan natrium karbonat dan basa bebas. Filtrat yang diperoleh selanjutnya diekstraksi dengan pelarut organik seperti eter dan pelarut yang bersifat polar Robinson 1995. Steroid dan alkaloid terpenoid memiliki sifat sama seperti alkaloid lainnya, lebih mudah larut dalam pelarut polar metanol, etanol dalam suasana basa dari pada dalam suasana asam. Sebagian besar terpenoid dan steroid merupakan senyawa nonpolar dan karena itu dapat diekstraksi dari komponennya yang polar dengan menggunakan pelarut seperti benzena, eter, dietil eter, etil asetat yang bersifat semi polar Robinson 1995. Saponin dapat diekstraksi dengan beberapa pelarut polar seperti meta nol dan air. Campuran pelarut metanol dan air digunakan untuk mengekstraksi saponin yang bersifat polarasam saponin triterpenoid, dan campuran pelarut metanol dan diklorometana digunakan untuk mengekstraksi saponin yang bersifat netral saponin steroid Beutler et al. 1997.

2.6 DNA dan Inhibitor Topoisomerase