34
melalui dinding tabung secara hati-hati. Bila terbentuk lapisan berwarna ungu, berarti positif mengandung karbohidrat karena terjadi reaksi kondensasi antara
furfural dengan alfa-naftol. Bila tidak ada karbohidrat maka akan berwarna hijau. Pada umumnya monosakarida stabil dalam larutan asam yang encer
walaupun dipanaskan, tetapi apabila dipanaskan dengan asam kuat yang pekat seperti asam sulfat pekat, monosakarida membentuk gugus furfural sebagai reaksi
dehidrasi atau pelepasan molekul air dari senyawanya. Gugus furfural yang terbentuk akan memberikan warna ungu bila bereaksi dengan alfa naftol, sehingga
reaksi ini dapat dijadikan sebagai reaksi pengenal untuk karbohidrat.
3.3.4.3 Uji Bradford
Uji ini untuk mengetahui adanya protein dalam suatu bahan. Cara pengujiannya adalah ekstrak 1 ml dimasukkan kedalam tabung kemudian
ditambah dengan 1 ml pereaksi Bradford. Tabung ditutup rapat dengan parafilm dan dikocok dengan cara membalikkan tabung perlahan-lahan beberapa kali.
Kemudian didiamkan selama lima menit atau paling lama satu jam. Bila terbentuk warna biru, berarti positif mengandung protein.
Protein merupakan molekul kompleks yang terdiri dari asam-asam amino dan dihubungkan dengan ikatan peptida. Secara umum, rumus molekul protein
terdiri atas sebuah atom karbon C yang mengikat sebuah gugus ami da -NH
2
, sebuah gugus karboksil COO
-
, sebuah atom hidrogen H dan sebuah gugus alkil R. Apabila sebuah molekul protein diberi pereaksi bradford yang terdiri dari
larutan kupriasetat dan asam asetat dalam air maka ion logam Cu akan direduksi oleh protein gugus COO
-
sehingga terbentuk Cu
2
O yang diindikasikan dengan terbentuknya warna biru.
3.3.4.4 Uji Alkaloid
Cuplikan sampel ditambah kloroform dan beberapa tetes amonia. Fraksi kloroform dipisahkan dan diasamkan dengan 10 tetes H
2
SO
4
2M. Fraksi asam diambil kemudian ditambahkan pereaksi Dragendorf, Meyer, dan Wagner.
Adanya alkaloid ditandai dengan terbentuknya endapan putih untuk pereaksi Meyer, endapan merah untuk pereaksi Dragendorf dan endapan coklat untuk
pereaksi Wagner.
35
Menurut Suradikusumah 1989, alkaloid umumnya dinyatakan sebagai senyawa basa yang mengandung satu atau lebih atom nitrogen yang merupakan
bagian dari sistem siklik. Atom nitrogen ini hampir selalu dalam bentuk gugus amina atau amida. Substituen oksigen umumnya dalam bentuk gugus fenol -OH,
metoksil -OCH
3
atau metilendioksi -O
2
CH
3
. Penggunaan pereaksi Dragendorf, Meyer dan Wagner didasarkan pada reaksi oksidasi yang mana logam-logam pada
pereaksi merupakan oksidator ya ng membawa elektron sehingga terlepasnya atom H misalnya dari gugus OH dan selanjutnya berikatan dengan gugus amina atau
amida yang diindikasikan dengan terbentuknya warna. Warna yang terbentuk tergantung pada logam yang terdapat pada pereaksinya, misalnya Iodida pada
pereaksi Dragendorf akan memberikan warna merah. Beberapa pereaksi pengendapan digunakan untuk memisah-misahkan jenis
alkaloid. Pereaksi sering didasarkan pada kesanggupan alkaloid untuk bergabung dengan logam yang memiliki berat atom tinggi seperti merkuri, bismut, tungsten,
atau jood. Pereaksi Meyer mengandung kalium jodida dan merkuri klorida, pereaksi Dragendorf mengandung bismut nitrat dan merkuri klorida dalam asam
nitrit berair, pereaksi Burchard mirip dengan pereaksi Wagner dan mengand ung kalium jodida dan jood. Berbagai pereaksi tersebut menunjukkan perbedaan yang
besar dalam hal sensitivitas terhadap gugus alkaloid yang berbeda Sastrohamidjojo 1996.
3.3.4.5 Uji Saponin