Uji Saponin Uji Flavonoid Uji Triterpenoid dan Steroid

35 Menurut Suradikusumah 1989, alkaloid umumnya dinyatakan sebagai senyawa basa yang mengandung satu atau lebih atom nitrogen yang merupakan bagian dari sistem siklik. Atom nitrogen ini hampir selalu dalam bentuk gugus amina atau amida. Substituen oksigen umumnya dalam bentuk gugus fenol -OH, metoksil -OCH 3 atau metilendioksi -O 2 CH 3 . Penggunaan pereaksi Dragendorf, Meyer dan Wagner didasarkan pada reaksi oksidasi yang mana logam-logam pada pereaksi merupakan oksidator ya ng membawa elektron sehingga terlepasnya atom H misalnya dari gugus OH dan selanjutnya berikatan dengan gugus amina atau amida yang diindikasikan dengan terbentuknya warna. Warna yang terbentuk tergantung pada logam yang terdapat pada pereaksinya, misalnya Iodida pada pereaksi Dragendorf akan memberikan warna merah. Beberapa pereaksi pengendapan digunakan untuk memisah-misahkan jenis alkaloid. Pereaksi sering didasarkan pada kesanggupan alkaloid untuk bergabung dengan logam yang memiliki berat atom tinggi seperti merkuri, bismut, tungsten, atau jood. Pereaksi Meyer mengandung kalium jodida dan merkuri klorida, pereaksi Dragendorf mengandung bismut nitrat dan merkuri klorida dalam asam nitrit berair, pereaksi Burchard mirip dengan pereaksi Wagner dan mengand ung kalium jodida dan jood. Berbagai pereaksi tersebut menunjukkan perbedaan yang besar dalam hal sensitivitas terhadap gugus alkaloid yang berbeda Sastrohamidjojo 1996.

3.3.4.5 Uji Saponin

Sampel sebanyak 1 gr ditambahkan air secukupnya selanjutnya dipanaskan pada air mendidih water bath selama 5 menit. Setelah proses pemanasan, larutan didinginkan kemudian dikocok. Jika timbul busa yang bertahan lebih dari 10 menit menunjukkan adanya saponin. Busa yang terbentuk secara stabil pada larutan cair disebabkan karena bahan yang diekstrak mengandung surfaktan yaitu senyawa glikosida yang berfungsi sebagai detergen alami. Biasanya saponin memiliki satu atau lebih monosakarida yang mudah terhidrolisis dengan panas dan dalam keadaan dingin bila dikocok mudah membentuk busa yang stabil Rao 1996. 36

3.3.4.6 Uji Flavonoid

Sampel sebanyak 1 gr ditambahkan metanol 30 sampai sampel terendam kemudian dipanaskan sampai didapatkan filtrat yang pekat. Setelah pemanasan, filtrat yang diperoleh ditaruh ke dalam papan uji spot plate, kemudian ditambahkan H 2 SO 4 . Jika pada penambahan asam sulfat terbentuk warna merah maka positif mengandung flavonoid. Flavonoid merupakan golongan senyawa yang memiliki kerangka karbon terdiri dari dua gugus C 6 cincin benzena tersubstitusi disambungkan oleh rantai alifatik tiga-karbon. Penambahan metanol 30 kemudian dipanaskan akan memudahkan reduksi asam sulfat pekat menghasilkan warna merah pada flavonol, flavanon, flavanonol dan xanton Robinson 1995.

3.3.4.7 Uji Triterpenoid dan Steroid

Uji Lieberman Burchard dilakukan berdasarkan asetilasi 3 β hidroksi oleh asam anhidrida dalam H 2 SO 4 . Ester asetil 3 β hidroksi sterol yang mengandung ikatan ganda didalam asam akan mengalami epimerisasi menjadi bentuk 3 α dan reaksi eliminasi yang menimbulkan produk berwarna. Uji triterpenoid ditandai dengan warna ungu atau merah, sedangkan steroid warna hijau atau biru. Sampel sebanyak 2 gr ditambahkan 25 ml etanol 30 kemudian dipanaskan 50 o C dan disaring. Filtrat yang diperoleh diuapkan, selanj utnya ditambahkan eter. Lapisan eter yang terbentuk dipipet dan diletakan pada papan uji spot plate kemudian ditambah pereaksi Lieberman Burchard 3 tetes asam asetat anhidrin dan 1 tetes H 2 SO 4 pekat, selanjutnya diamati warna yang terbentuk.

3.3.5 Isolasi Senyawa Aktif Inhibitor Topoisomerase I