dalam proses pembelajaran untuk mencapai hasil tujuan yang telah ditetapkan. Dalam penelitian ini, indikator efektivitas pembelajaran dilihat dari ketuntasan
hasil belajar siswa setelah melakukan proses pembelajaran.
2.2 Metode Discovery
Siswa yang belajar menemukan sesuatu dikatakan siswa tersebut belajar melalui penemuan. Sedangkan jika guru mengajar siswa tidak dengan
memberitahu tetapi memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan sendiri, cara guru mengajar demikian dinamakan metode penemuan atau
“discovery learning” Husain, 2012. Metode discovery diperkenalkan pertama kali oleh tokoh pendidikan yang
bernama Burner. Burner meyakini bahwa penerapan metode discovery dalam proses pembelajaran dapat memberikan jaminan bagi kematangan peserta didik
dalam mengikuti materi pelajaran yang dapat memperkuat intelektual peserta didik Illahi, 2012: 41. Metode discovery merupakan salah satu metode mengajar
yang menitikberatkan kepada aktivitas siswa dalam proses belajar Rahman, 2014. Menurut Suryosubroto 2009: 178 metode discovery adalah metode
dimana dalam proses pembelajaran guru memperkenankan siswa-siswanya menemukan sendiri informasi yang secara tradisional biasa diceramahkan saja.
Sedangkan menurut Van Joolingen 1999: 385 pembelajaran discovery adalah jenis pembelajaran dimana peserta didik membangun sendiri pengetahuan dengan
melakukan percobaan dan menyimpulkan aturan dari hasil percobaannya. Metode discovery bertujuan agar peserta didik mampu memecahkan
masalah dan menarik kesimpulan dari permasalahan yang sedang dipelajari.
Metode discovery lebih menekankan pada pengalaman langsung. Pembelajaran dengan metode discovery lebih mengutamakan proses daripada hasil belajar.
Untuk mempermudah penerapan metode discovery, dibutuhkan langkah-langkah yang harus dilakukan terlebih dahulu, diantaranya sebagai berikut:
1 Adanya masalah yang akan dipecahkan.
2 Sesuai dengan tingkat kemampuan kognitif anak didik.
3 Konsep atau prinsip yang ditemukan harus ditulis secara jelas.
4 Harus tersedia alat atau bahan yang diperlukan.
5 Suasana kelas harus diatur sedemikian rupa.
6 Guru memberi kesempatan anak didik untuk mengumpulkan data.
7 Harus dapat memberikan jawaban secara tepat sesuai dengan data
yang diperlukan anak didik. Illahi, 2012: 83-86
Menurut, Supardi 2013: 204 peran guru didalam proses pembelajaran menggunakan metode discovery ini lebih banyak sebagai fasilitator dan
pembimbing saja dan penyajian bahan pelajaran oleh guru tidak dalam bentuk finalnya, melainkan siswa diberi kesempatan untuk mencari dan menemukan
sendiri dengan menggunakan teknik pendekatan pemecahan masalah. Disamping itu, siswa bertugas untuk menyimpulkan suatu karakteristik melalui percobaan
berdasarkan simulasi yang telah dilakukan Jong dan Joolingen, 1998: 180. Sehingga, hal tersebut dapat memberikan manfaat terhadap pengetahuan dan
kecakapan siswa dan dapat menumbuhkan motivasi, karena siswa merasa puas atas usahanya menggali permasalahan dan mencari pemecahannya sendiri.
2.3 Media Match Card