Aktivitas Belajar Landasan Teori

12 Pembelajaran sebagai upaya terjadinya aktivitas belajar hendakya dipersiapkan secara matang, dengan memperhatikan kelengkapan komponen pendukung pembelajaran. Komponen-komponen dalam proses pembelajaran menurut Djamarah dan Zain 2010: 41-51 meliputi: 1 tujuan pembelajaran sebagai arah pencapaian aktivitas pembelajaran; 2 bahan pembelajaran sebagai substansi atau materi yang akan disampaikan dalam proses pembelajaran; 3 kegiatan pembelajaran oleh guru dan siswa sebagai pelaksanaan dari perencanaan pembelajaran yang sudah dibuat; 4 metode sebagai cara yang digunakan guru untuk mencapai tujuan pembelajaran yang yang telah ditetapkan; 5 media atau alat yang berfungsi sebagai pelengkap, penjelas, pembantu, dan perantara dalam komunikasi pembelajaran yang digunakan dalam rangka pencapaian tujuan pembelajaran; 6 sumber bahan ajar sebagai sesuatu yang dipergunakan sebagi tempat di mana bahan ajar terdapat; dan 7 evaluasi sebagai proses yang dilakukan untuk mengetahui keberhasilankegagalan dari suatu proses pembelajaran. Berdasarkan pada beberapa pengertian tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran merupakan kondisi yang sengaja dirancang dengan tujuan agar siswa mampu berinteraksi dengan guru dan sumber belajar lainnya untuk mencapai hasil belajar yang telah ditentukan pada suatu lingkungan belajar.

2.1.3 Aktivitas Belajar

Slameto 2013: 36 berpendapat bahwa dalam proses belajar mengajar, guru perlu menimbulkan aktivitas siswa dalam berpikir maupun berbuat. Aktivitas yang dilakukan siswa dalam proses pembelajaran tersebut akan meninggalkan kesan bagi siswa, siswa tidak akan menghilangkan kesan tersebut begitu saja, tetapi dipikirkan, diolah, kemudian dikeluarkan lagi dalam bentuk yang berbeda. 13 Sejalan dengan pendapat Slameto, Siddiq dkk. 2009: 1-5 menyatakan bahwa aktivitas belajar merupakan proses mental dan emosional atau proses berpikir dan merasakan. Seseorang dikatakan belajar apabila pikiran dan perasaannya aktif. Aktivitas pikiran dan perasaan itu sendiri hanya bisa dirasakan oleh yang bersangkutan, tanpa bisa diamati oleh orang lain. Guru hanya dapat melihatnya melalui kegiatan siswa sebagai akibat adanya aktivitas pikiran dan perasaan siswa. Merujuk pendapat Dierich tt dalam Hamalik 2010: 90-1 ada delapan kelompok aktivitas belajar yang dapat diamati sebagai gejala yang nampak dari aktivitas mental dan emosional siswa, yaitu 1 visual activities, meliputi kegiatan membaca, melihat, mengamati, eksperimen, demonstrasi, dan pameran; 2 oral activities atau kegiatan-kegiatan berbicara, meliputi mengemukakan suatu fakta atau prinsip, menghubungkan suatu kejadian, mengajukan pertanyaan, memberi saran, mengemukakan pendapat, wawancara, diskusi, dan interupsi; 3 listening activities atau kegiatan-kegiatan mendengarkan, meliputi mendengarkan penyajian bahan, percakapan atau diskusi kelompok, permainan, dan radio; 4 writing activities atau kegiatan-kegiatan menulis, meliputi menulis cerita, laporan, memeriksa karangan, membuat rangkuman, mengerjakan tes, dan mengisi angket; 5 drawing activities atau kegiatan-kegiatan menggambar, meliputi menggambar, membuat grafik, chart, diagram peta, dan pola; 6 motor activities atau kegiatan-kegiatan fisik, meliputi melakukan percobaan, memilih alat-alat, melaksanakan pameran, membuat model, menari, berkebun, dan menyelenggarakan permainan; 7 kegiatan-kegiatan mental, meliputi merenungkan, mengingat, memecahkan masalah, menganalisis faktor- faktor, melihat hubungan-hubungan, dan membuat keputusan; 8 kegiatan-kegiatan emosional, meliputi minat, membedakan, berani, tenang, dan lain-lain. 14 Berdasarkan beberapa penjelasan yang telah dipaparkan, dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar adalah segala kegiatan yang dilakukan siswa selama proses pembelajaran baik yang bersifat fisik maupun mental dan akan berpengaruh pada hasil belajar. Kaitannya dengan aktivitas belajar sebagai proses mental dan emosional siswa dalam mencapai kemajuan belajar, maka guru hendaknya berperan sebagai fasilitator dan motor penggerak terjadinya aktivitas belajar siswa.

2.1.4 Hasil Belajar

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MENGAPRESIASI KARYA SENI RUPA MENGGUNAKAN MEDIA KARTU SUSUN ANAK TANGGA PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI MARGADANA 7 KOTA TEGAL

0 10 226

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MENGAPRESIASI KARYA SENI RUPA MELALUI PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN APPRECIATION CARD PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI KRATON 2 KOTA TEGAL

8 38 247

PENERAPAN MODEL GALLERY WALK UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN KARYA SENI RUPA MURNI PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 01 PETANJUNGAN KABUPATEN PEMALANG

3 20 234

PENGEMBANGAN MEDIA KARTU UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS I SD.

0 0 31

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN HASILBELAJAR PKn PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 04 Penggunaan Media Gambar Untuk Meningkatkan Hasil Belajar PKn Pada Siswa Kelas V SD Negeri 04 Mojogedang Kecamatan Mojogedang Kabupaten Karanganyar Tahun Pelajaran

0 1 13

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN HASILBELAJAR PKn PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 04 Penggunaan Media Gambar Untuk Meningkatkan Hasil Belajar PKn Pada Siswa Kelas V SD Negeri 04 Mojogedang Kecamatan Mojogedang Kabupaten Karanganyar Tahun Pelajaran

0 1 12

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR TERHADAP HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS V SD NEGERI DAYUHARJO SLEMAN.

0 0 196

KEEFEKTIFAN MEDIA FILM TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATERI PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA SISWA KELAS V SD NEGERI ARANGTANJUNG KABUPATEN KEBUMEN

0 0 63

APRESIASI KARYA SENI RUPA

0 0 41

BAB I Apresiasi Karya Seni Rupa Dua Dimensi - Apresiasi Karya Seni Rupa 2 Dimensi

0 24 26