21 Apresiasi sebagai suatu aksi merupakan pelatihan terhadap perkembangan
mental yang dilakukan melalui studi apresiasi yang meliputi kegiatan pengamatan, mengenal perbedaan, meningkatkan pemahaman kontekstual, dan penilaian.
Apresiasi sebagai aksi menuntut apresiator agar terlibat aktif dalam kegiatan apresiasi seni dalam kehidupan sehari-hari dan berlangsung secara alamiah dalam
interaksi, rekonstruksi, dan keberlangsungannya. Agar proses apresiasi sebagai suatu aksi berjalan dengan lancar, aktif, dan komunikatif, diperlukan pengetahuan,
pemahaman, serta wawasan seni yang luas dari seorang apresiator.
2.1.8.3 Proses Apresiasi Seni
Menurut Syafi‟i 2002: 2.73, proses apresiasi seni rupa dapat diawali dengan kegiatan melihat, mengamati, menghayati, dan selanjutnya memasuki proses menilai
dan menghargai. Melihat adalah kegiatan yang paling awal dilakukan oleh apresiator. Selanjutnya, melalui penginderaan tersebut, apresiator mulai memasuki proses
psikologis yang lebih dalam yang disebut dengan penghayatan. Dalam proses inilah apresiator mulai memahami karya seni. Kemudian dilanjutkan dengan proses
penilaian dan penghargaan. Penilaian dan penghargaan merupakan pengambilan keputusan dengan pertimbangan-pertimbangan tertentu yang bernilai atau berharga.
Pada proses inilah apresiator mulai menentukan keputusan apakah sukatidak suka, indahtidak indah, cocoktidak cocok, sesuai dengan pengetahuan, pemahaman, serta
wawasan seni yang dimiliki. Aktivitas apresiasi dapat dilakukan secara langsung berhadapan dengan karya
seni rupa yang ada pada pameran, museum, studio, galeri, dan pusat-pusat senikerajinan itu dibuat. Namun jika tidak memungkinkan, aktivitas apresiasi dapat
juga dilakukan dengan mengamati objek secara tidak langsung melalui gambar pada buku, foto, slide, film, atau sumber lain.
22
2.1.8.4 Tujuan dan Fungsi Apresiasi Seni
Derlan 1987 dalam Sukarya dkk. 2008: 5.1.3, mengungkapkan bahwa apresiasi seni pada hakekatnya bertujuan untuk mendapatkan apa yang disebut
dengan “pengalaman estetis”. Pengalaman tersebut dapat diperoleh melalui proses penikmatan seni yang terarah, sadar, dan bertujuan. Sedangkan tujuan apresiasi seni
dalam kurikulum pendidikan adalah untuk memperkenalkan siswa terhadap seni dan lebih jauhnya dapat memahami nilai dan norma dalam kehidupan budayanya.
Kegiatan apresiasi seni memiliki dua fungsi Sukarya dkk. 2008: 5.1.4, fungsi pertama adalah agar dapat meningkatkan dan memupuk kecintaan kepada
karya bangsa sendiri dan sekaligus kecintaan kepada sesama manusia. Sedangkan fungsi kedua bersifat lebih khusus, yaitu fungsi penikmatan, penilaian, empati, dan
hiburan.
2.1.8.5 Apresiasi Seni dalam Konteks Pendidikan