19 mengekspresikan keartistikan karya seni rupa terapan melalui gambar ilustrasi; 2
mengapresiasi dan mengekspresikan keunikan karya seni rupa murni melalui pembuatan relief; 3 mengapresiasi dan mengekspresikan keunikan karya seni rupa
Nusantara dengan motif hias melalui gambar dekoratif dan ilustrasi, serta 4 mengapresiasi dan mengekspresikan keunikan karya seni rupa Nusantara dengan
motif hias melalui pembuatan benda kreatif yang sesuai dengan potensi daerah setempat.
2.1.8 Konsep Dasar Apresiasi Seni
Sobandi 2008: 44 menyebutkan bahwa ada 3 tiga cakupan substansi materi yang dipelajari dari pendidikan seni, yaitu konsepsi, kreasi dan apresiasi.
Pembelajaran konsepsi dilakukan untuk membekali siswa mengetahui materi ilmu seni, kegiatan berolah senikreasi dilakukan untuk memberikan pengalaman dan
kemahiran mencipta seni, dan kegiatan apresiasi dilakukan untuk memberi pengalaman dalam proses menghargai karya seni.
2.1.8.1 Pengertian Apresiasi Seni
Istilah apresiasi berasal dari kata appreciation; to appreciate kk yang berarti menentukan nilai, mengerti atau menikmati sepenuhnya dengan jalan benar. Bastomi
2003: 28 mendefinisikan apresiasi sebagai suatu aktivitas dalam rangka menikmati dan merasakan nilai-nilai yang ada pada suatu karya seni dengan didahului oleh
minat estetik. Sedangkan Sudarso tt dalam Bastomi 2003: 28 mengungkapkan bahwa apresiasi merupakan proses mengerti dan menyadari sepenuhnya seluk beluk
suatu karya seni, serta menjadi sensitif terhadap segi-segi estetiknya, sehingga mampu menikmati dan menilai karya seni rupa dengan semestinya.
20 Pendapat lain oleh Bahari 2008: 148 menyatakan bahwa apresiasi
merupakan proses sadar yang dilakukan oleh seseorang dalam menghadapi dan memahami karya seni. Dalam memahami karya seni sebaiknya terlebih dahulu
mengenal struktur bentuk karya seni, pengorganisasian atau penyusunan elemen- elemen seni yang digunakan, kemudian menafsirkan makna yang terkandung dari
karya seni yang sedang diapresiasi. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa apresiasi merupakan proses
pengenalan nilai-nilai seni untuk menghargai dan menafsirkan makna yang terkandung dalam suatu karya seni rupa melalui kegiatan pengamatan dan
penghayatan yang menimbulkan respon terhadap stimulus yang berasal dari karya seni, sehingga menimbulkan rasa keterpesonaan yang diikuti dengan penikmatan
serta pemahaman bagi pengamatnya.
2.1.8.2 Dimensi Apresiasi Seni
Osborn tt dalam Sobandi 2008: 108 membagi apresiasi menjadi dua dimensi yaitu, apresiasi sebagai suatu sikap attitudes dan apresiasi sebagai suatu
aksi actions. Apresiasi sebagai suatu sikap sering didefinisikan sebagai suatu kebiasaan
habits dan keahlian skills. Harold tt dalam Sukarya dkk. 2008: 5.1.2 mengungkapkan bahwa dalam mengapresiasi, harus mengandung suatu sikap atau
perasaan tentang seni yang membawa individu kepada suatu pengalaman tentang seni, sehingga diharapkan dapat mengembangkan kebiasaan mental berupa perhatian
attentions dan ketertarikan interest. Jadi dapat dikatakan bahwa apresiasi sebagai suatu sikap dapat tumbuh dari pengulangan dan perhatian dari pengalaman yang akan
menciptakan suatu kebiasaan dan keahlian dalam mengapresiasi.
21 Apresiasi sebagai suatu aksi merupakan pelatihan terhadap perkembangan
mental yang dilakukan melalui studi apresiasi yang meliputi kegiatan pengamatan, mengenal perbedaan, meningkatkan pemahaman kontekstual, dan penilaian.
Apresiasi sebagai aksi menuntut apresiator agar terlibat aktif dalam kegiatan apresiasi seni dalam kehidupan sehari-hari dan berlangsung secara alamiah dalam
interaksi, rekonstruksi, dan keberlangsungannya. Agar proses apresiasi sebagai suatu aksi berjalan dengan lancar, aktif, dan komunikatif, diperlukan pengetahuan,
pemahaman, serta wawasan seni yang luas dari seorang apresiator.
2.1.8.3 Proses Apresiasi Seni