9
BAB 2 KAJIAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
Sebuah penelitian membutuhkan seperangkat teori pendukung agar penelitian yang akan dilakukan mempunyai dasar teori yang kuat. Definisi teori menurut
Kerlinger 1978 dalam Sugiyono 2013: 83 adalah seperangkat konstruk konsep, definisi, dan proposisi yang berfungsi untuk melihat fenomena secara sistematik,
melalui spesifikasi hubungan antar variabel, sehingga dapat berguna untuk menjelaskan dan meramalkan fenomena. Landasan teori yang digunakan dalam
penelitian ini meliputi hakikat belajar, pembelajaran, aktivitas belajar, hasil belajar, performansi guru, pendidikan seni di Sekolah Dasar, apresiasi seni, dan media
pembelajaran.
2.1.1 Hakikat Belajar
Belajar menurut pendapat W.S Winkel 2002 dalam Susanto 2014: 4 merupakan suatu aktivitas mental yang berlangsung dalam interaksi aktif antara
seseorang dengan lingkungan belajar, dan menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan dan nilai sikap yang bersifat relatif
konstan dan berbekas. Sejalan dengan pendapat W.S Winkel, definisi belajar menurut Gagne dan
Berliner 1983 dalam Ri fa‟i dan Anni 2011: 82 adalah proses di mana suatu
organisme mengubah perilakunya karena hasil dari pengalaman. Pengalaman dalam pengertian belajar dapat berupa pengalaman fisik, psikis, dan sosial. Belajar
10 merupakan sebuah sistem yang didalamnya terdapat berbagai unsur yang saling
berkaitan sehingga menghasilkan perubahan perilaku. Unsur-unsur yang dimaksud yaitu: 1 siswa, dapat diartikan sebagai warga belajar yang sedang melakukan
kegiatan belajar; 2 rangsangan stimulus, merupakan peristiwa yang merangsang penginderaan siswa; 3 memori, berisi berbagai kemampuan berupa pengetahuan,
keterampilan, dan sikap yang dihasilkan dari kegiatan sebelumnya; dan 4 respon, yaitu tindakan yang dihasilkan dari aktualisasi memori.
Pengertian belajar menurut Slameto 2013: 2 adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru
secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Perubahan tingkah laku dalam pengertian belajar memiliki ciri-ciri:
1 terjadi secara sadar; 2 bersifat kontinu dan fungsional; 3 bersifat positif dan aktif; 4 bukan bersifat sementara; 5 memiliki tujuan atau terarah; dan 6
mencakup semua aspek tingkah laku. Ditambahkan lagi oleh Slameto 2013: 54-72, bahwa kegiatan belajar
dipengaruhi oleh beberapa faktor yang memberikan kontribusi terhadap proses dan hasil belajar seseorang. Faktor tersebut meliputi faktor internal dan ekternal siswa.
Faktor internal mencakup: 1 faktor fisik, seperti kesehatan tubuh; 2 faktor psikis, seperti kemampuan intelektual, perhatian, bakat, minat, kesiapan, motif, dan
kematangan; serta 3 faktor sosial, seperti kemampuan bersosialisasi dengan lingkungan. Sedangkan faktor eksternal siswa meliputi: 1 faktor keluarga, seperti
cara orang tua dalam mendidik, suasana rumah, keadaan ekonomi, sosial, dan budaya dalam keluarga; 2 faktor sekolah, seperti, kurikulum, variasi dan tingkat kesulitan
materi belajar, metode dan media pembelajaran yang digunakan guru, tempat belajar,
11 iklim, suasana lingkungan, dan budaya belajar; dan 3 faktor masyarakat yang
mencakup media masa, teman bergaul, dan bentuk kehidupan dalam masyarakat. Dari sekian banyak faktor dari luar diri siswa yang mampu mempengaruhi hasil
belajar siswa, kualitas pengajaran adalah hal yang paling dominan dalam mempengaruhi hasil belajar siswa di sekolah. Yang dimaksud dengan kualitas
pengajaran ialah sejauh mana keefektifan poses pembelajaran yang dilakukan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang ditentukan Sudjana 2013: 40.
Berdasarkan beberapa pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan sebuah sistem yang saling terkait antara subjek yang mengalami kegiatan
belajar, stimulus, memori, rangsangan, serta interaksi dalam lingkungannya sehingga terjadi suatu perubahan perilaku.
2.1.2 Hakikat Pembelajaran