28
sulit. Latihan bisa dilakukan secara berulang-ulang sehingga materi yang dilatih dapat tertanam dengan baik pada siswa. Dengan kegiatan seperti itu dapat
mendorong para siswa untuk lebih giat berlatih pola birama 24, 34 dan 44 dan mengetahui fungsi pola birama tersebut pada lagu yang akan dinyanyikan. Dalam
hal ini, peningkatan mendireksi siswa lebih ditekankan. Hal tersebut berbeda dengan siswa yang diajar dengan metode ceramah.
Metode ceramah yang digunakan belum dapat menanamkan pemahaman tentang pola birama dalam mendireksi. Siswa dapat merasa bosan, jenuh dan berlaku pasif
dalam menerima materi yang disampaikan. Bila hal ini terjadi terus menerus, maka kemampuan mendireksi siswa tidak akan meningkat. Dengan demikian,
siswa yang diajar dengan menggunakan metode drill akan dapat meningkatan kemampuan mendireksi yang lebih tinggi dibandingkan siswa yang diajar dengan
metode ceramah dan demonstrasi.
2. Penggunaan metode drill lebih efektif daripada menggunakan metode
ceramah dan demonstrasi pada pembelajaran direksi.
Penggunaan metode drill lebih efektif dalam pembelajaran direksi karena dapat membantu siswa untuk memahami fungsi dari gerak mendireksi.
Melalui pembelajaran direksi, guru dapat mengetahui kemampuan mendireksi siswa dan materi yang sulit dipahami oleh siswa. Melalui metode drill, guru dapat
mengetahui tingkat kemampuan untuk mendireksi lagu sesuai dengan pola birama yang telah diberikan.
Metode drill merupakan salah satu metode yang diharapkan sesuai dengan pembelajaran keterampilan direksi. Metode drill lebih efektif digunakan
karena guru hanya perlu mengulang bagian-bagian yang menurut siswa sulit untuk
29
dipahami dan dipraktekkan. Siswapun menjadi tahu dan dapat melakukannya secara otomatis. Dengan demikian metode drill lebih efektif digunakan dalam
pembelajaran direksi.
C. Pengajuan Hipotesis
Berdasarkan deskripsi teori dan kerangka berpikir yang diuraikan di atas, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah :
1. Terdapat perbedaan nilai yang signifikan siswa kelas VIII SMP Negeri 1
Tempel yang diajar dengan menggunakan metode dan yang diajar dengan metode ceramah dan demonstrasi.
2. Penggunaan metode drill lebih efektif daripada penggunaan metode
ceramah dan demonstrasi dalam pembelajaran direksi siswa kelas VII SMP Negeri 1 Tempel.
30
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Desain Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan penelitian eksperimen. Penelitian ini termasuk dalam Quasi Eksperimental Design
dengan desain pre-test and post-test design. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian eksperimen merupakan
“jenis penelitian yang membagi subjek yang diteliti menjadi dua kelompok, yaitu kelompok yang mendapat perlakuan dan kelompok yang tidak mendapatkan
perlakuan ” Syamsuddin dan Damaianti, 2007: 23. Dalam hal ini, peneliti
mengamati perbedaan kemampuan mendireksi siswa setelah diberikan perlakuan yaitu berupa metode drill dengan kelompok yang tidak menggunakan metode drill
sebagai kelompok kontrol pembanding pada pembelajaran mendireksi. Desain penelitian ini adalah Pretest- Posttest Control Group Design
dengan satu perlakuan Setiyadi, 2006 : 143 yang digambarkan sebagai berikut :
Tabel 1: Desain Eksperimen Group
Pre- test Perlakuan
Post- test
E T1
X T2
K T1
O T2
Keterangan : E
: simbol untuk kelas eksperimen K
: simbol untuk kelas kontrol X
: perlakuan pada kelas eksperimen O
: tidak ada perlakuan pada kelas kontrol
31
T1 : pre- test yang sama untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol
T2 : post-test yang sama untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol
Dalam penelitian eksperimen terdapat prosedur atau tahap yang dilakukan dalam penelitian ekperimen dan prosedur penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini terdiri dari 3 tahap, yaitu:
1. Pra Eksperimen
Tahap ini merupakan tahap persiapan sebelum dilaksanakannya eksperimen, yang meliputi penentuan sampel dari populasi dan memilih sampel
yang akan dijadikan kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pemilihan dilakukan dengan cara Simple Random Sampling yakni dengan mengambil secara acak kelas
yang akan dijadikan penelitian.
2. Eksperimen
Pada tahap eksperimen terdiri dari pre-test, pemberianperlakuanatau treatment
, dan post-test . a. Tes awalatau pre-test
Tes ini dilakukan untuk mengetahui tingkat keterampilan mendireksi siswa dan diberikan sebelum dilakukan treatment atau perlakuan pada kelas
eksperimen. b. Perlakuanatautreatment
Pemberian treatment atau perlakuan pembelajaran keterampilan mendireksi dengan menggunakan metode drill yang dilaksanakan pada kelas
eksperimen, sedangkan pada kelas kontrol pembelajaran mendireksi tidak menggunakan metode drill. Namun kelas kontrol, peneliti mengajar dengan
menggunakan metode ceramah.