EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE DRILL DALAM PEMBELAJARAN DIREKSI SISWA SMP N 1 TEMPEL.

(1)

DALAM PEMBELAJARAN MENDIREKSI SISWA SMP N 1 TEMPEL

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta Untuk Memenuhi Persyaratan

Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Disusun Oleh:

Dina Sari Jenny Werrina Pintauli Siagian 09208244054

JURUSAN PENDIDIKAN SENI MUSIK FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA


(2)

Skripsi yang berjudul "EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE DRILL DALAM PEMBELAJARAN DIREKSI SISWA SMP N 1 TEMPEL" yang disusun oleh Dina Sari Jenny W.P. Siagian, NIM 09208244054 ini te1ah disetujui oleh pembimbing untuk diujikan.

Yogyakarta,

\9

Agustus 2016 Pembimbing I

Gセ

Dra. M Widyastuti, M.Sn. NIP. 19600703 1988122001

Pembimbing II

.::o::-=---"

Dr. Hanna Sri Mudjilah, M.Pd. NIP. 19601201 1988032001


(3)

Skripsi yang beIjudul "Efektivitas Penggunaan MetodeDrilldalam Pembelajaran Direksi Siswa SMP N 1 Tempel" ini telah dipertahankan di depan

Dewan Penguji Skripsi Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta pada tanggal. ... Agustus 2016 dan dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh

gelar Sarjana Pendidikan.

DEWAN PENGUJI

Nama Jabatan

Drs. Sritanto, M.Pd. Ketua Penguji Dr. Hanna Sri Mudjilah, M.Pd. Sekretaris Penguji Fu'adi, S.Sn.,M.A. Penguji Utama Dra. MG Widyastuti, M.Sn Penguji Pendamping


(4)

Yang bertanda tangan dibawah ini, saya Nama

NIM

Program Studi Fakultas

: Dina Sari Jenny Werrina Pintauli Siagian : 09208244054

: Pendidikan Seni Musik

: Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta

menyatakan bahwa karya ilmiah ini adalah hasil pekerjaan saya sendiri. Sepanjang pengetahuan saya, karya ihniah ini tidak berisi materi yang ditulis oleh orang lain, kecuali bagian-bagian tertentu yang saya ambil sebagai acuan dengan mengikuti tata cara dan etika penulisan karya ilmiah yang lazim.

Apabila temyata terbukti bahwa pemyataan ini tidak benar, sepenuhnya menjadi tanggungjawab saya.

Yogyakarta, 19 Agustus 2016 Peneliti,

Dina ari Jelmy W.P. Siagian' NIM.09208244054


(5)

Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah,

manusia melihat apa yang di depan mata,

tetapi Tuhan melihat hati.


(6)

Seiring dengan rasa syukur kehadirat Tuhan YME, saya persembahkan karya ini kepada : 1. Kedua orang tuaku tercinta, yang telah memberiku dukungan dan mencurahkan seluruh

kasih sayangnya.

2. Kedua saudariku tersayang Meylena Siagian dan Cinthia Siagian.

3. Sahabatku yang senantiasa mendukungku (Faizah Anggraeni, Dinasti Wijayanti, Vera Fioretti).


(7)

Puji syukur kehadirat Tuhan YME atas karunia-Nya peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan judul ” Efektivitas Penggunaan Metode Drill dalam Pembelajaran Direksi Siswa SMP N 1 Tempel” ini tepat pada waktunya. Penelitian ini terlaksana tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, untuk itu peneliti mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya atas bantuan dan dukungan yang telah diberikan kepada peneliti sampai selesai penulisan skripsi ini. Oleh karena itu peneliti mengucapkan banyak terimakasih kepada:

1. Ibu Dra. MG Widyastuti M, Sn., selaku dosen pembimbing I dan Ibu Dr. Hanna Sri Mudjilah, M. Pd., selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan arahan dalam penyusunan skripsi.

2. Bapak Widada, S.Pd., selaku Kepala SMP N 1 Tempel, yang telah memberikan kesempatan untuk melakukan penelitian.

3. Ibu Rubiah, selaku guru Seni Budaya di SMP N 1 Tempel yang bersedia membantu dan memberikan fasilitas dalam melakukan penelitian ini.

Demikian ucapan terima kasih disampaikan kepada semua pihak yang disebutkan diatas. Semoga segala bantuan yang telah diberikan mendapatkan balasan pahala dari Tuhan YME. Akhirnya dengan segala kerendahan hati, peneliti berharap semoga dengan izin-Nya, skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak.


(8)

(9)

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERNYATAAN ... iv

MOTTO ... v

HALAMAN PERSEMBAHAN ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

ABSTRAK ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 4

C. Batasan Masalah ... 5

D. Rumusan Masalah ... 5

E. Tujuan Penelitian ... 6

F. Manfaat Penelitian ... 6

G. Batasan Istilah ... 7

BAB II KAJIAN TEORI ... 8

A. Deskripsi Teori.. ... 8

1. Tinjauan Tentang Efektivitas ... 8

2. Tinjauan Tentang Mendireksi ... 9

3. Tinjauan Tentang Pembelajaran ... 21

4. Tinjauan Tentang Metode Drill ... 24

B. Kerangka Berpikir ... 27

C. Pengajuan Hipotesis ... 29


(10)

B. Variabel Penelitian ... 32

C. Tempat dan Waktu Penelitian ... 33

D. Populasi dan Sampel Penelitian ... 33

1. Populasi Penelitian ... 33

2. Sampel Penelitian ... 34

E. Teknik Pengumpulan Data ... 34

1. Instrumen Pengumpulan Data ... 35

2.Validitas dan Reliabilitas ... 37

F. Teknik Analisis Data... 39

G. Uji Prasyarat Analisis Data Penelitian ... 39

1. Uji Normalitas Sebaran ... 39

2. Uji Normalitas Variansi ... 40

3. Uji Hipotesis ... 40

H. Hipotesis Statistik ... 41

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 43

A. Deskripsi Hasil Penelitian ... 43

1. Deskripsi Data Skor Pre-test Keterampilan Direksi Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol ... 44

2. Deskripsi Data Skor Post-test Keterampilan Direksi Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol ... 47

3. Uji Prasyarat Analisis ... 51

a. Uji Normalitas Sebaran ... 51

1) Uji Normalitas Sebaran Pre-test Kelompok Eksperimen ... 51

2) Uji Normalitas Sebaran Post-test Kelompok Eksperimen ... 53

3) Uji Normalitas Sebaran Pre-test KelompokKontrol ... 52

4) Uji Normalitas Sebaran Post-test KelompokKontrol ... 52

b. Uji Homogenitas Variansi ... 54

4. Pengajuan Hipotesis ... 54

B. Pembahasan ... 55


(11)

(12)

Tabel 1.Desain Eksperimen ... 30

Tabel 2. Populasi Penelitian ... 33

Tabel 3. Butir-butir Penelitian ... 35

Tabel 4.Rubrik Penilaian ... 35

Tabel 5. Data Statistik Induk Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol ... 43

Tabel 6. Frekuensi Skor Pre-test Kemampuan Direksi Kelompok Eksperimen... . 44

Tabel 7.Frekuensi Skor Pre-test Kemampuan Direksi Kelompok Kontrol ... 46

Tabel 8. Data Perbandingan Skor Pre-test Kemampuan Direksi Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol ... 47

Tabel 9. Hasil Perhitungan Uji- t Pre-test Antarkelas ... 48

Tabel 10.Frekuensi Skor Post-test Keterampilan Direksi Kelompok Eksperimen ... 48

Tabel 11. Frekuensi Skor Post-test Keterampilan Direksi Kelompok Kontrol ... 50

Tabel 12. Hasil Uji Normalitas Sebaran Pre-test Kelompok Eksperimen ... 51

Tabel 13. Hasil Uji Normalitas Sebaran Post-test Kelompok Eksperimen ... 52

Tabel 14.Hasil Uji Normalitas Sebaran Pre- test Kelompok Kontrol ... 53

Tabel 15.Hasil Uji Normalitas Sebaran Post- test Kelompok Kontrol ... 53

Tabel 16.Hasil Uji Homogenitas Variansi ... 54


(13)

Gambar 1.Dasar Pukulan Birama ... 13

Gambar 2. Gerakan Aba-Aba 2 Ketukan ... 14

Gambar 3. Gerakan Aba-Aba 3 Ketukan... 15

Gambar 4. Gerakan Aba-Aba 4 Ketukan... 16

Gambar 5. Contoh Lagu Berbirama 4/4... 18

Gambar 6. Contoh Lagu Berbirama 4/4... 18

Gambar 7. Contoh Lagu Berbirama 4/4... 19

Gambar 8. Contoh Lagu Berbirama 3/4... 19

Gambar 9. Contoh Lagu Berbirama 4/4... 21

Gambar 10. Hubungan Antarvariabel Penelitian... 32

Gambar 11. Histogram Distribusi Skor Pre-test Keterampilan Direksi Kelompok Eksperimen ... 45

Gambar 12.Histogram Distribusi Skor Pre-test Keterampilan Direksi Kelompok Kontrol ... 46

Gambar 13.Histogram Distribusi Skor Post-test Keterampilan Direksi Kelompok Eksperimen ... 49

Gambar 14.Histogram Distribusi Skor Post-test Keterampilan Direksi Kelompok Kontrol ... 50


(14)

DALAM PEMBELAJARAN DIREKSI SISWA SMP N 1 TEMPEL

Dina Sari Jenny W.P. Siagian 09208244054

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan (1) perbedaan nilai yang signifikan antara siswa yang diajar dengan metode drill dan yang diajar dengan menggunakan metode ceramah dan demonstrasi, (2) keefektifitasan penggunaan metode drill dalam pembelajaran direksi.

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu dengan desain

pretest- posttest group. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP N 1 Tempel. Pengambilan sampel menggunakan teknik Random Sampling dan diperoleh kelas VIII D sebagai kelas eksperimen yang berjumlah 34 siswa dan VIII A sebagai kelas kontrol yang berjumlah 33 siswa. Instrumen penelitian yang digunakan adalah tes mendireksi. Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi dan validitas konstruk sedangkan reliabilitas menggunakan

Alpha Cronbach (rtt = 0,982). Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan uji-t.

Hasil penelitian ini menunjukan nilai t-hitung sebesar 2,206 dengan db= 65 yang kemudian dikonsultasikan dengan nilai t- tabel pada taraf signifikansi 5 % dan db = 65 yaitu sebesar 1,669 yang berarti nilai t-hitung lebih besar dari nilai t-tabel. Hal ini menunjukkan perbedaan yang signifikan antara kemampuan mendireksi siswa yang diajar dengan metode drill dan diajar dengan menggunakan metode ceramah dan demonstrasi.


(15)

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pelajaran Seni Budaya di sekolah khususnya pada tingkat SMP mencakup empat mata pelajaran yaitu seni tari, seni rupa, seni teater dan seni musik. Mata pelajaran kesenian tersebut dilaksanakan bertolak dari praktek sedangkan teori lebur didalamnya, termasuk dalam seni musik. Hal tersebut menunjukkan teori-teori dasar yang diajarkan pada siswa terutama mengenai tahap-tahap latihan,penting untuk membentuk pola sikap anak dalam mempelajari mata pelajaran tersebut. Oleh karena itu dituntut kreativitas guru untuk mencapai tujuan pendidikan seni musik dengan menyesuaikan keadaan yang ada.

SMP Negeri 1 Tempel merupakan salah satu sekolah yang peduli terhadap seni musik. Salah satu buktinya adalah di sekolah ini terdapat paduan suara yang biasa tampil untuk keperluan upacara bendera setiap hari senin dan pada saat acara-acara tertentu, seperti perlombaan serta upacara peringatan. Paduan suara merupakan salah satu kegiatan yang dapat menunjang pembelajaran seni musik. Menurut Subronto (1985: 12), paduan suara adalah “kelompok penyanyi yang terdidik”. Terdapat paduan suara yang hanya terdiri dari satu suara yaitu paduan suara Unisono. Kata unisono berasal dari bahasa Italia yaitu uni: satu dan sono: suara/bunyi. Paduan suara ini banyak ditemui di sekolah, salah satunya di SMP Negeri 1 Tempel.


(16)

2

Untuk menghasilkan kelompok paduan suara yang baik perlu memperhatikan hal-hal penting seperti homogenitas suara, kualitas suara, keseimbangan bunyi antar suara, ketepatan nada saat bunyi awal dan bunyi akhir, dan kejelasan artikulasi. Oleh karena itu, keberadaan seorang pemimpin paduan suara sangat diperlukan. Dengan adanya dirigen yang terampil diharapkan dapat memimpin paduan suara bernyanyi dengan kompak.

Namun penampilan paduan suara di SMP Negeri 1 Tempel kurang kompak dan cenderung melakukan kesalahan irama ketika menyanyikan lagu. Berdasarkan pengamatan peneliti yang telah dilakukan selama masa KKN-PPL di SMP Negeri 1 Tempel, kesalahan yang sering dilakukan paduan suara ini adalah ketidakajegan tempo dan ritme. Peneliti mengamati bahwa hal tersebutterjadi karena siswa yang menjadi dirigen belum mampu memberi aba-aba atau mendireksi dengan baik dan benar. Kurangnya kemampuan siswa untuk mendireksi disebabkan oleh kurangnya pengetahuan siswa tentang teknik dan pola birama dalam mendireksi paduan suara. Siswa yang menjadi dirigen hanya menggerakkan tangan tanpa mengetahui apakah pola birama yang dipakai sudah sesuai dengan lagu yang dinyanyikan.

Lebih lanjut peneliti mengamati bahwa siswa yang menjadi dirigen belum memahami hitungan masuk yang tepat pada saat lagu dimulai. Lagu-lagu yang dinyanyikan oleh paduan suara memiliki hitungan masuk yang berbeda. Terdapat lagu yang dimulai pada hitungan pertama, kedua dan seterusnya sesuai dengan pola birama lagu. Siswa tampaknya belum memahami hal tersebut


(17)

3

sehingga terkadang siswa memulai mendireksi lagu dengan hitungan yang terlalu cepat ataupun terlalu lambat. Hal ini sering terjadi terutama ketika dirigen memimpin paduan suara tanpa diiringi musik.

Selain itu siswa juga tidak peka terhadap aksen ketukan sehingga gerak mendireksi yang dilakukan tidak sesuai dengan aksen ketukan lagu. Hal ini terlihat dalam beberapa penampilan siswa dapat memulai lagu dengan pola birama yang benar, namun ketika sampai dibagian tertentu pada lagu, siswa mulai melakukan kesalahan dan memberi aba-aba tidak sesuai dengan pola birama lagu. Kesalahan ini tentu mempengaruhi ekspresi lagu, sehingga dirigen belum bisa menampilkan lagu dengan baik.

Hal lain yang menyebabkan siswa kurang mampu mendireksi dengan baik dan benar adalah minat dan perhatian siswa pada saat berlatih mendireksi sangat kurang. Misalnya saat sedang berlatih, siswa cenderung tidak serius dan pasif. Siswa hanya menirukan gerakan pola birama yang diajarkan oleh guru, tanpa berusaha memahami fungsi gerakan tersebut dalam memimpin paduan suara. Siswa tidak memperhatikan penjelasan guru mengapa gerakan mendireksi lagu yang satu dengan lagu yang lain berbeda. Sehingga pola birama untuk semua lagu, yaitu 2/4, 3/4, dan 4/4 menjadi sama. Siswa seperti tidak peduli dan melakukannya hanya karena ditunjuk oleh guru. Kurangnya pengetahuan dan minat siswa dalam paduan suara tentu mengurangi semangat siswa dalam mempelajari direksi.


(18)

4

Penggunaan metode yang tepat sangat dibutuhkan dalam pembelajaran direksi. Metode adalah cara, yang didalamnya berfungsi sebagai alat untuk mencapai suatu tujuan. “Makin baik metode tersebut, maka keefektifan akan lebih cepat dalam penerapan tujuan pembelajarannya” (Surakhmad, 1979: 75). Namun di SMP N 1 TEMPEL, guru belum menggunakan metode yang tepat untuk mengajarkan direksi kepada siswa. Guru hanya menggunakan metode ceramah untuk menunjukkan cara mendireksi. Berdasarkan pengamatan peneliti, dalam mengajarkan direksi guru hanya memberikan contoh pola birama sebuah lagu dan meminta siswa untuk menirukan, namun guru tidak melatih keterampilan tersebut lebih mendalam. Hal ini membuat siswa kurang memahami bagaimana cara mendireksi dengan baik dan benar. Menyikapi hal tersebut, guru/pendidik harus mampu melaksanakan proses pembelajaran direksi dengan menggunakan metode pembelajaran yang efektif dan tepat. Hal itulah yang menjadi dasar pemikiran peneliti untuk melakukan penelitian ini. Peneliti ingin mengetahui apakah metode

drill dapat diterapkan keefektivitasannya untuk digunakan sebagai metode dalam pembelajaran direksi.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka dapat diidentifikasikan beberapa permasalah yaitu sebagai berikut:

1. Kemampuan siswa dalam mendireksi masih kurang. 2. Motivasi dan minat siswa dalam mendireksi masih rendah.


(19)

5

3. Siswa tidak peka terhadap aksen ketukan sehingga sering melakukan kesalahan dalam mendireksi.

4. Siswa cenderung pasif dalam pembelajaran seni musik.

5. Penggunaan metode dalam pembelajaran direksi belum maksimal. 6. Keterampilan direksi belum dilakukan dengan baik.

7. Belum diketahuinya tingkat efektivitas metode drill dalam pembelajaran direksi yaitu, antara pengajaran dengan menggunakan metode drill dan pembelajaran yang menggunakan metode ceramah dan demonstrasi.

C. Batasan Masalah

Mengingat luasnya permasalahan yang berkaitan dengan pembelajaran seni musik dan demi tercapainya hasil pengkajian yang mendalam, maka penulisan ini dibatasi pada masalah tingkat efektivitas penggunaan metode drill

dalam pembelajarandireksi siswa SMP N 1 Tempel.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:

1. Apakah ada perbedaan nilai yang signifikan antara siswa yang diajar dengan menggunakan metode drill dibandingkan dengan siswa yang diajar dengan menggunakan metode ceramah dan demonstrasi?


(20)

6

E. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui perbedaan nilai yang signifikan antara siswa yang diajar dengan menggunakan metode drill dan siswa yang diajar dengan menggunakan metode ceramah dan demonstrasi.

2. Untuk mengetahui efektivitas penggunaan metode drill dalam pembelajaran direksi.

F. Manfaat Penelitian

1. Secara Teoretis

Secara teoretis, memberikan wawasan dan pengetahuan mengenai metode drill

dan penggunaannya dalam meningkatkan kemampuan mendireksi paduan suara SMP Negeri 1 Tempel.

2. Secara Praktis a. Bagi Guru

Memberikan masukan kepada guru khususnya guru Seni Musik di sekolah menengah pertama untuk menggunakan metode yang lebih bervariatif guna memberikan motivasi kepada siswa dalam hal meningkatkan kemampuan mendireksi.


(21)

7

b. Bagi Siswa

Memberikan keterampilan mendireksi musik dan menumbuhkan rasa percaya diri bahwa siswa mampu memimpin paduan suara.

c. Bagi Peneliti

Memberikan masukan agar termotivasi untuk menggunakan metode yang bervariasi khususnya bagi pembelajaran seni musik.

G. Batasan Istilah

Untuk memberikan gambaran mengenai penelitian ini, berikut diuraikan beberapa istilah antara lain:

1. Efektivitas yang dimaksudkan adalah mengenai perolehan nilai yang lebih tinggi pada siswa yang diajar dengan menggunakan metode drill daripada yang diajar menggunakan metode ceramah dan demonstrasi.

2. Mendireksi adalah kegiatan memimpin dan melatih materi musik pada sekelompok paduan suara untuk menghasilkan penampilan yang sebaik-baiknya.

3. Metode drill adalah cara untuk menanamkan suatu keterampilan tertentu terhadap siswa dengan melakukannya secara berulang-ulang, sampai siswa itu mampu melakukannya secara otomatis.

4. Pembelajaran yang dimaksud dalam penelitian ini adalah proses belajar mengajar yang dilaksanakan diluar jam pelajaran atau kegiatan pembelajaran tambahan yang disebut dengan ekstrakurikuler.


(22)

KAJIAN TEORI

A. Deskripsi Teori

1. Tinjauan Tentang Efektivitas

Pengertian efektivitas menurut Ensiklopedi Administrasi karangan Gie, dkk (1989 : 109) adalah

Terjadinya suatu efek atau akibat yang dikehendaki dalam suatu perbuatan. Setiap pekerjaan yang efisien tentu juga bersifat efektif, karena dilihat dari segi hasil, tujuan atau akibat yang dikendaki dengan perbuatan itu telah tercapai bahkan secara maksimal atau mutu atau jumlahnya.

Rai (2008: 24) menyatakan bahwa pengertian efektivitas mengacu pada hubungan antara output dengan tujuan yang ditetapkan, yang berarti suatu organisasi, program atau kegiatan dikatakan efektif apabila output yang dihasilkan dapat memenuhi tujuan yang ditetapkan. Lebih lanjut Zahnd (2006: 200) menyatakan efektivitas yaitu berfokus pada akibat, pengaruh dan efeknya. Dengan kata lain, efektivitas lebih memperhatikan akibat atau dampaknya.

Menurut Bush dan Coleman (dalam terjemahan Fahrurrozi, 2006:151), “efektivitas biasanya diasosiasikan dengan beberapa faktor yang secara langsung memperngaruhi pengajaran dan pembelajaran”. Penelitian tentang efektivitas yang berkaitan dengan pembelajaran disekolah cenderung terkonsentrasi pada indikator-indikator kuantitatif, khususnya yang berkaitan erat dengan hasil belajar. Salah satu gambaran utama yang muncul dari penelitian tentang efektivitas adalah adanya korelasi antara prestasi siswa dan kesempatan


(23)

untuk belajar yang diperolehnya, ini mengacu pada tes apapun yang digunakan untuk mengukur prestasi siswa.

Berdasarkan beberapa definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa efektivitas penggunaan metode drill dalam pembelajaran direksi adalah pengaruh, akibat, efek dari metode drill yang dilakukan agar tujuan dari pembelajaran itu tercapai dengan baik.

2. Tinjauan Tentang Mendireksi

Kata direksi berasal dari bahasa latin yaitu dari kata kerja dirigo, direxi, dan directum yang berarti mengarahkan dan memimpin. Pelaku yang mengarahkan atau memimpin sering disebut sebagai dirigen. Dalam bahasa Inggris pelakunya sering disebut sebagai conductor.

“Mendireksi adalah alat komunikasi tanpa kata-kata (non verbal communication) antara dirigen dengan penyanyi-penyanyi paduan suara” (Gorga, 2005: 9). Menurut Subronto (1985: xi), “mendireksi merupakan cabang seni tersendiri dalam musik, dan oleh karena itu tekniknya harus dijelaskan dan harus diajarkan”. Dari uraian tersebut,maka dapat disimpulkan bahwa mendireksi merupakan kegiatan memimpin dan melatih materi musik pada sekelompok paduan suara atau ansambel musik untuk menghasilkan penampilan yang sebaik-baiknya. Namun karena penelitian ini akan dilaksanakan di SMP N 1 Tempel maka tujuan mendireksi pada penelitian ini adalah sebatas dirigen mampu memimpin paduan suara untuk menampilkan lagu dengan tempo dan irama yang benar.


(24)

Adapun kajian yang akan dibahas sehubungan dengan aktifitas mendireksi adalah sebagai berikut:

a. Sikap Badan

Prier (2005: 3) mengatakan,“setiap gerakan badan dan sikap dari seorang dirigen harus mengabdi kepada ekspresi musik”. Pada umumnya bagian atas dari badan sebaiknya bersikap tenang. Agar musik dapat diekspresikan dalam badan maka syaratnya ialah badan harus bersikap relaks. Sikap ini akan tercapai kalau salah satu kaki maju sedikit dengan kedua tangan diikutsertakan dalam memberi aba-aba hingga seluruh badan mejadi seimbang. Sikap badan seluruhnya harus relaks, sikap kepala jangan kaku, pandangannya harus menyeluruh dan berwibawa.

Menurut Subronto(1985: 8), “mata dirigen harus terus-menerus dalam keadaan berjaga-jaga siap untuk membantu gerak tangan, gerak kepaladan gerakan bagian atas tubuh”. Mata dari dirigen yang selalu menjaga, membantu dan menyemangati para penyanyi, maka tidak boleh terikat akan teks. Dirigen harus berdiri dengan kuat di atas kedua kaki. Dan berat badan harus dikuasai sehingga gerakan keseluruhan dapat leluasa dan fleksibel. Secara keseluruhan sikap ini dinamakan dengan sikap “siap”.

Selain hal tersebut diatas, posisi tangan kanan dan tangan kiri juga sangat berperan penting. Pada prinsipnya, tangan kanan adalah memberikan aba-aba patokan. Dalam keadaan biasa, tangan kanan berada setengah lencang kanan namun menghadap kedepan setinggi dada, serta telapak tangan ditekuk kedepan.


(25)

Sedangkan tangan kiri berada diantara tangan kanan dan dada serta letaknya lebih rendah sedikit dari tangan kanan.

Prier (2005 : 6) menjelaskan bahwa tinggi tangan dalam sikap “siap” tergantung dari tempat dirigen. Kalau dirigen berdiri lebih tinggi daripada paduan suara, maka posisi tangan boleh lebih rendah. Kalau tempat dirigen lebih agak rendah atau sejajar dengan para penyanyi, maka posisi tangan boleh lebih tinggi. Sikap tangan pun perlu disesuaikan dengan ekspresi dari lagu yang akan dipimpinnya.

Menurut Subronto (1985: 6), “gerakan tangan dirigen, disamping memberi pukulan birama, juga berfungsi untuk mengingatkan para penyanyi akan hal-hal yang sudah dipelajari dan dilatih”. Hal ini meliputi; memberi isyaratyang tepat untuk mulai, memberi dan menjaga kecepatan (tempo) lagu, menuntun suara-suara dan membantu penyanyi dalam menghadapi kesulitan.

Berkaitan dengan pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa sikap yang meliputi cara berdiri, pandangan dan posisi tangan seorang dirigen merupakan bagian penting dalam mendireksi karena hal ini dapat membantu dirigen terlihat berwibawa dan mengajak seluruh penyanyi paduan suara untuk memusatkan perhatian. Hal-hal tersebut juga membantu dirigen untuk memberipatokan, memberi pukulan birama sekaligus pengingat bagi para penyanyi akan ekspresi yang sudah dilatih sebelumnya.

b. Pola gerakan aba-aba

Seorang dirigen perlu merasakan hadirnya setiap aksen ketukan dan menyelaraskan alunan aksen ketukan melodi itu dengan gerakan tangan dan


(26)

tubuhnya. Setiap lagu selalu mempunyai ketukan yang tetap, ketukan ini hadir secara terus menerus bagaikan denyut jantung manusia. Hadirnya ketukan yang terus menerus ini dapat dibantu dengan menggunakan alat yang disebut metronom, frekuensi hadirnya ketukan ini mempengaruhi tempo lagu.

Menurut Prier (2005), ketukan mempunyai aksen yang keras dan aksen yang ringan sesuai dengan ciri tanda biramanya. Birama 2/4, untuk setiap bar ada 2 ketukan. Ketukan pertama aksen yang berat dan ketukan kedua aksen yang ringan. Lalu birama 3/4, untuk setiap bar ada 3 ketukan. Ketukan pertama berat, kedua ringan dan ketiga ringan. Dan birama 4/4, untuk setiap bar ada 4 ketukan. Ketukan pertama berat, kedua ringan, ketiga agak berat, dan keempat ringan.

Berdasarkan pola aksen di atas maka aksen berat selalu digambarkan dengan gerakan tangan kebawah, sedangkan aksen ringan digambarkan dengan gerakan tangan keatas. Pada dasarnya hanya ada dua gerak penting pukulan birama, yaitu gerak turun dan gerak naik. “Latar belakangnya adalah tarian rakyat Yunani kuno: pada pukulan birama ringan (arsis) kaki diangkat dan pada pukulan birama berat (thesis) kaki dihentakkan ketanah” (Subronto, 1985: 13).


(27)

Gambar 1 : Dasar Pukulan Birama (Subronto, 1985: 13)

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa hanya terdapat dua gerakan pokok: yang pertama ialah pukulan berat yang selalu dilukiskan dengan gerakan ke bawah dan yang kedua ialah pukulan berat kedua yang dilukiskan dengan gerakan keluar. Dalam perkembangannya kemudian kedua gerakan pokok pukulan birama itu mengalami perubahan-perubahan kecil disesuaikan dengan model pola birama lagu yang berbeda. Dalam penelitian ini pola gerakan aba-aba yang akan digunakan adalah pola gerakan untuk lagu-lagu yang berbirama 2/4,3/4, dan 4/4.

1) Pola birama dua

“Dalam satu birama terdapat 2 ketukan dan ketukan pertama lebih kuat dari ketukan kedua” (Pamadhi, 2009: 5.21). Rasa ketukannya adalah teratur seperti orang berbaris, hanya mempunyai 2 hitungan yaitu tu-wa, tu-wa. Aksen berat digambarkan dengan gerakan tangan menuju ke bawah, sedangkan aksen ringan digambarkan dengan gerakan tangan ke atas.


(28)

Gerakan aba-aba ini dimulai dari titik awal, kemudian turun ke bawah untuk dalam bentuk melingkar keluar, lalu naik keatas (setinggi bahu) untuk hitungan satu. Kemudian dari titik tersebut tangan turun kebawah dalam bentuk melingkar kedalam lalu naik keatas menuju titik awal. Aba-aba ini dapat dilatih misalnya dengan lagu lagu: “Apuse” (Irian), “Potong Bebek”, “Ayo Mama”, dan lagu lainnya yang memiliki pola birama 2/4.

Gambar 2: Gerakan aba-aba 2 ketukan (Subronto 1985: 14) 2) Pola birama tiga

Birama pola tiga ketukan memiliki aksen berat pada hitungan pertama dan kemudian aksen ringan pada hitungan kedua dan ketiga. Untuk membedakan ketukan kuat dan ketukan lemah pada umumnya ditunjukkan oleh gerakan yang lebuh tegas. Gerakan aba-aba ini dimulai dari titik awal. Lalu arahkan tangan kebawah dan langsung membentuk ayunan kearah dalam untuk satu ketukan. Kemudian ayunkan gerakan kesamping luar untuk ketukan ke dua dan langsung naik keatas untuk ketukan ketiga menuju ttik awal gerakan. Lagu-lagu yang dapat


(29)

dilatih dengan aba-aba 3 ketukan diantaranya: “Terima kasihku”, “Melati”, “Lisoi” dan lagu lainnya yang memiliki pola birama 3/4.

Gambar 3: Gerakan aba-aba 3 ketukan (Subronto 1985: 15)

3) Pola birama empat

Menurut Prier (2005), gerakan pada pola birama ini merupakan perkembangan dari aba-aba 2 ketukan. Gerakan diawali dari titik awal, lalu tangan bergerak turun sambil diayunkan kesamping untuk hitungan satu. Kemudian naik sedikit dan diayunkan ke dalam untuk hitungan kedua. Lanjutkan dengan menaikkan sedikit ke atas sambil mengayunkan kesamping luar dengan titik beban ayunan baru untuk hitungan ketiga dan terlontar keatas. Lalu ayunkan kedalam untuk hitungan keempat untuk kembali ketitik awal. Lagu-lagu yang dapat dilatih dengan aba-aba 4 ketukan diantaranya: “Indonesia Raya”, “Mengheningkan Cipta”, “Rayuan Pulau Kelapa” dan lagu lainnya yang memiliki pola birama 4/4.


(30)

Gambar 4: Gerakan aba-aba 4 ketukan (Subronto, 1985: 15)

c. Teknik Aba-aba

Mempelajari teknik yang benar sangat diperlukan dalam mendireksi. Menurut Subronto (1985: 6) teknik mendireksi meliputi aba-aba, sikap dan persiapan. Masih menurut Subronto, masalah teknik mendapat perhatian yang paling banyak karena memang teknik inilah yang teramat penting bagi seorang dirigen. Penguasaan teknik akan memungkinkan dirigen membawakan karya musik walau bagaimanapun peliknya karya itu secara ritmik.

Menurut Prier (2005: 20), “aba-aba untuk memulai suatu nyanyian terdiri dari 3 tahap yaitu sikap siap, gerakan pendahuluan dan insetting (saat mulai bernyanyi)”. Semua teknik aba-aba ini sangat penting dalam mendireksi karena merupakan patokan bagi penyanyi paduan suara untuk mulai, bernyanyi dan berhenti menyanyikan lagu.


(31)

1) Gerak pendahuluan (attack)

Dalam Kamus Inggris-Indonesia (2005 : 44), “kata attack berarti serangan;penyerbuan”. Attack dalam teknik mendireksi diartikan sebagai gerak pendahuluan dan dilakukan sebelum insetting. Aba-aba pendahuluan ini tergantung dengan jatuhnya ketukan pertama lagu dimulai. Menurut Subronto (1985: 11), “gerakan pendahuluan ini harus sedemikian jelasnya sehingga penyanyi, sesudah membawakan kata-kata pertama, tanpa ragu-ragu melanjutkan lagu dengan semestinya”.

Menurut Subronto (1985: 11) ada 2 macam gerakan pendahuluan, yaitu gerakan yang dimulai dengan hitungan pertama misalnya pada lagu “Bangun Pemudi Pemuda” dan gerakan yang dimulai dengan nada yang bukan hitungan pertama contohnya lagu “Indonesia Raya”. Sedangkan menurut Prier (2005: 21) “gerakan pendahuluan terdiri dari gerakan tangan selama satu pukulan sebelum insetting atau sebelum lagu dimulai”. Bila suatu lagu dimulai dengan ketukan kebawah, gerak pendahuluan (attack) hendaknya digerakkan dengan tangan keatas, bergerak dari arah kanan luar menuju tengah atas. Untuk lebih jelasnya berikut ini merupakan contoh-contoh gerak pendahuluan (attack). Gerakan ini digambarkan dengan garis putus-putus.


(32)

a) Gerak pendahuluan (attack) untuk lagu berbirama 4/4 yang dinyanyikan pada hitungan pertama:

Gambar 5: Contoh lagu berbirama 4/4, “Ibu Kita Kartini”

b) Gerak pendahuluan (attack) untuk lagu berbirama 4/4 yang dinyanyikan pada hitungan kedua:


(33)

c) Gerak pendahuluan (attack) untuk lagu berbirama 4/4 yang dinyanyikan pada hitungan ketiga:

Gambar 7: Contoh lagu berbirama 4/4, “Apuse”

d) Gerak pendahuluan (attack) untuk lagu berbirama 3/4 yang dinyanyikan pada hitungan ketiga:

Gambar 8: Contoh lagu berbirama 3/4, “Desaku yang Kucinta” 2) Insetting

Insetting dapat diartikan sebagai gerakan pada saat lagu dinyanyikan (Prier, 2005:20) Gerakan ini terjadi setelah gerakan pendahuluan (attack) dan berlangsung selama lagu dinyanyikan. Gerakan ini bertujuan untuk menahan tempo dan menunjukkan ketukan serta aksen lagu selama dibawakan. Dalam melakukan gerakan ini, dirigen harus memperhatikan pola gerakan sesuai dengan tempo lagu yang dibawakan. Bila tempo berubah dengan tiba-tiba, dirigen harus menggunakan satu gerakan persiapan untuk mengalihkan perubahan tempo ini.


(34)

Dirigen juga harus melakukan gerakan ini sesuai dengan dinamik lagu yang dibawakan. Apabila lagu yang dibawakan merupakan lagu berdinamik keras maka insetting dilakukan dengan memberikan tekanan pada pola gerakan aba-abanya. Demikian sebaliknya apabila lagu yang dibawakan merupakan lagu berdinamik lembut, maka insetting dilakukan dengan ringan sesuai pola gerakan aba-abanya.

3) Gerak Mengakhiri Lagu (release)

Menurut pendapat Pamadhi, dkk (2009 : 5.27):

Untuk mengakhiri suatu lagu dengan baik atau tanpa keragua-raguan bagi pemusik, maka aba-aba penutup harus berlangsung sampai pada nada terakhir selesai. Baru pada hitungan yang berikutnya aba-aba tersebut dihentikan. Menghentikan aba-aba ini adalah dengan menambahkan sedikit gerakan “lingkaran kecil” persis setelah aba-aba nada terakhir selesai.

Menurut Prier (2005: 27):

Setelah mengetahui bagaimana memulai suatu lagu, maka perlu dipelajari bagaimana mengakhirinya. Bahaya pada akhir lagu ialah konsentrasi berkurang sebelum lagu selesai. Maka aba-aba harus berlangsung terus sampai nada terakhir sudah selesai. Baru pada pukulan yang berikutnya aba-aba dihentikan. Atau dengan kata lain, aba-aba itu harus membimbing para penyanyi atau pemain dan menjaga agar ketegangan tidak akan habis sebelum lagunya sungguh selesai. Gerak mengakhiri lagu sering juga disebut gerak release. Gerak ini gunanya untuk menjaga agar jangan sampai nyanyian menjadi mengendor sebelum tiba pada akhir yang sebenarnya. Dari uraian-uaraian diatas dapat disimpulkan bahwa gerakan mengakhiri lagu (release) merupakan bagian dari teknik mendireksi yang juga sangat penting. Karena walaupun gerakan ini merupakan gerakan penutup namun tetap harus dilakukan dengan benar agar para


(35)

penyanyi paduan suara dapat mengakhiri lagu degan baik tanpa terkesan terburu-buru dan dapat berhenti tepat pada ketukan terakhir.

Gerak mengakhiri lagu (release) dapat dilakukan dengan memperpanjang pola gerakan aba-aba jatuhnya ketukan terakhir lagu dinyanyikan,seolah-olah menambahkan beberapa ketuk pada akhir lagu. Untuk lebih jelasnya berikut contoh gerak release. Gerakan ini digambarkan sebagai garis putus-putus dan melengkung seperti ekor diakhirnya.

Gambar 7: Contoh lagu berbirama 4/4, “Indonesia Raya”

Berdasarkan uraian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa teknik aba-aba yang benar sangat diperlukan dalam mendireksi. Penguasaan teknik yang benar akan sangat membantu dirigen dalam menjaga kekompakan paduan suara saat menyanyikan lagu. Dan tiga teknik pokok dalam mendireksi yang harus dikuasai oleh dirigen yaitu gerak pendahuluan (attack), gerak saat lagu dinyanyikan (insetting), dan gerak mengakhiri lagu (release).

3. Tinjauan Tentang Pembelajaran

Belajar adalah “suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya” (Slameto,


(36)

2003:2). Sugandi, dkk (2004:9) menyatakan bahwa pembelajaran terjemahan dari kata “instruction” yang berarti self instruction (dari internal) dan eksternal instructions (dari eksternal). Dalam proses belajar mengajar (PBM) akan terjadi interaksi antara peserta didik dan pendidik. Peserta didik atau anak didik adalah salah satu komponen manusiawi yang menempati posisi sentral dalam proses belajar-mengajar. Dalam proses belajar mengajar (PBM) akan terjadi interaksi antara peserta didik dan pendidik.

Menurut Slameto (2003:123):

Peserta didik atau anak didik adalah salah satu komponen manusiawi yang menempati posisi sentral dalam proses belajar-mengajar. Sedangkan pendidik adalah salah satu komponenmanusiawi dalam proses belajar-mengajar, yang ikut berperan dalam usaha pembentukan sumber daya manusia yang potensial dibidang pembangunan.

Dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar tentunya banyak faktor yang mempengaruhi berhasil atau tidaknya kegiatan belajar mengajar. Faktor yang mempengaruhi belajar dibedakan menjadi dua golongan, yaitu faktor intern dan faktor ekstern. “Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar, sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang berada di luar individu” (Slameto, 2003:54). Yang termasuk faktor Intern antara lain: faktor faktor jasmaniah (faktor kesehatan dan cacat tubuh); faktor psikologis (intelligensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, dan kesiapan); dan faktor kelelahan (kelelahan jasmani dan rohani). Sedang yang termasuk faktor ektern antara lain faktor keluarga (cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, dan latar belakang kebudayaan); faktor sekolah (metode mengajar, kurikulum, relasi


(37)

guru dan siswa, disiplin sekolah, alat pengajaran, standar pelajajaran di atas ukuran, keadaan gedung, metode mengajar, dan tugas rumah); dan faktor masyarakat (kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat.

Ciri–ciri dari pembelajaran dalam bukunya Sugandi, dkk (2000:25) antara lain:

a. Pembelajaran dilakukan secara sadar dan direncanakan secara sistematis;

b. Pembelajaran dapat menumbuhkan perhatian dan motivasi siswa dalam belajar;

c. Pembelajaran dapat menyediakan bahan belajar yang menarik dan menantang bagi siswa;

d. Pembelajaran dapat menggunakan alat bantu belajar yang tepat dan menarik;

e. Pembelajaran dapat menciptakan suasana belajar yang aman dan menyenangkan bagi siswa;

f. Pembelajaran dapat membuat siswa siap menerima pelajaran baik secara fisik maupun psikologis.

Masih menurut Sugandi (2004:25),

tujuan pembelajaran adalah membantu siswa agar memperoleh berbagai pengalaman dan dengan pengalaman itu tingkah laku yang dimaksud meliputi pengetahuan, ketrampilan, dan nilai atau norma yang berfungsi sebagai pengendali sikap dan prilaku siswa.

Tujuan pembelajaran menggambarkan kemampuan atau tingkat penguasaan yang diharapkan dicapai oleh siswa setelah mereka mengikuti suatu proses pembelajaran. Tujuan lain dari pembelajaran adalah agar adanya perubahan perilaku dan tingkah laku yag positif dari peserta didik setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar. Dalam penelitian ini, pembelajaran yang akan diteliti adalah pembelajaran disekolah, tepatnya di SMP N 1 Tempel. Namun pembelajaran yang dimaksudkan dalam penelitian ini bukanlah pembelajaran formal dalam sekolah


(38)

atau intrakurikuler melainkan pembelajaran luar sekolah atau sering disebut ekstrakurikuler.

Berkaitan dengan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran merupakan proses melibatkan guru dengan semua komponen tujuan, bahan, metode dan alat serta penilaian. Jadi proses pembelajaran merupakan suatu sistem yang saling terkait antar komponennya di dalam mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan.

4. Tinjauan Tentang Metode Drill

Menurut Jamalus (1981: 30), metode dalam proses belajar-mengajar ialah “seperangkat upaya yang direncanakan dan disusun dengan tujuan menciptakan suasana belajar mengajar yang menguntungkan”. Siswoyo, dkk (2007: 133), mengatakan bahwa “metode adalah cara yang berfungsi sebagai alat untuk mencapai tujuan”.

Metode pembelajaran berfungsi sebagai salah satu alat untuk mencapai tujuan pendidikan yang sudah ditentukan didalam sebuah lembaga pendidikan. Metode pembelajaran dapat dipandang sebagai sebuah proses usaha untuk menimbulkan dorongan belajar menurut minat dan perhatian siswa. Dengan demikian siswa diharapkan tidak mendapat kesukaran dalam belajar dan sekaligus tercipta hubungan yang serasi antara siswa dan guru.

Metode pembelajaran itu bermacam-macam dan dapat dipilih sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. Menurut Jamalus ( 1981 : 31), terdapat beberapa metode pembelajaran yang dapat digunakan dalam proses belajar mengajar, yaitu:


(39)

metode ceramah, metode tanya jawab, metode demonstrasi, metode latihan (drill), metode bermain peran, dan metode eksperimen.

Metode-metode tersebut memiliki kelemahan dan kelebihan masing-masing. Namun pengajar atau pendidik hendaknya dapat memilih berbagai metode yang tepat untuk menciptakan proses belajar mengajar yang baik. Ketepatan penggunaan metode mengajar tersebut sangat bergantung kepada tujuan, isi, proses belajar, dan kegiatan belajar. Dan penelitian ini, peneliti menggunakan 1metode, yaitu metode latihan (drill).

Menurut Roestiyah (1991: 125), metode latihan (drill) adalah:

Suatu teknik yang dapat diartikan sebagai suatu cara mengajar dimana siswa melaksanakan kegiatan-kegiatan latihan, agar siswa memiliki ketangkasan atau keterampilan yang lebih tinggi dari apa yang dipelajari. Latihan yang praktis, mudah dilakukan; secara teratur melaksanakannya membina anak dalam meningkatkan penguasaan keterampilan itu; bahkan mungkin siswa dapat memiliki ketangkasan itu dengan sempurna.

“Metode drill dipakai untuk menanamkan suatu keterampilan tertentu terhadap siswa dengan melakukannya secara berulang-ulang, sampai siswa itu mampu melakukannya secara otomatis” (Jamalus,1981: 34). Dalam pembelajarn mendireksi, drill itu dilakukan dengan menyuruh siswa mengulang pola mendireksi 2/4, 3/4,dan 4/4 selama beberapa kali sampai siswa mampu menerapkannya dalam mendireksi sebuah paduan suara.

Adapun tujuan mengajar dengan menggunakan metode drill menurut Roestiyah (1991: 125), adalah:

a. Memiliki keterampilan motoris/gerak; seperti menghafalkan kata-kata, menulis, mempergunakan alata/membuat suatu benda; melaksanakan gerak dalam olahraga;


(40)

b. Mengembangkan kecakapan intelek, seperti mengalikan, membagi, menjumlahkan, mengurangi, menarik akar dalam hitung mencongak. Mengenal benda/bentuk dalam pelajaran matematika, ilmu pasti, ilmu kimia, tanda baca dan sebagainya.

c. Memiliki kemampuan menghubungkan antara sesuatu keadaan dengan hal lain, seperti hubungan sebab akibat banyak hujan-banjir; antara tanda huruf dan bunyi – ng – ny dan sebagainya; penggunaan lambang/simbol didalam peta dan lain-lain.

Adapun langkah-langkah menggunakan metode drill dalam proses pembelajaran menurut Jamalus (1981: 34), ialah:

a. Guru menetapkan tujuan yang ingin dicapai dalam pembelajaran itu. b. Guru menyusun/memilih materi pembelajaran yang akan

disampaikan kemudian mempertimbangkan bagian mana yang sangat tepat untuk di-drill. Biasanya bagian itu sulit dilakukan kalau tidak dilatih berulang-ulang.

c. Dalam pelaksanaannya dikelas atau dilapangan biasanya guru mulai menerangkan sedikit dengan ceramah. Kemudian tiba pada bagian yang sulit itu, guru mendemontrasikannya dahulu, kemudian siswa menirukannya. Selanjutnya siswa dilatih berulang-ulang, sampai mereka mahir melakukannya secara tepat.

d. Biasanya selesai pelajaran itu, guru masih memberi tugas agar siswa terus berlatih secara teratur supaya keterampilan tadi tidak hilang. Kelebihan metode ini adalah siswa mendapat pengetahuan dan dasar yang tepat untuk melakukan suatu gerakan/perbuatan dan mampu melaksanakannya secara otomatis. Dan untuk pelaksanaan teknik ini perlu diperhatikan pula kelemahan-kelemahannya seperti dalam latihan sering terjadi cara-cara/gerak yang tidak bisa berubah, karena merupakan cara yang telah dibakukan.

Masih menurut Jamalus, hal yang harus diperhatikan dalam melaksanakan metode ini adalah:

a. Tidak boleh dilakukan oleh sembarang orang. Harus dilakukan oleh seorang guru yang ahli atau yang menguasai bidang itu secara baik. b. Dalam beberapa pelajaran tertentu memerlukan ruangan (lapangan


(41)

c. Dalam pelajaran tertentu memerlukan alat pelajaran khusus, misalnya olahraga dan pertukangan.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa metode latihan atau drill

adalah cara yang digunakan guru dalam proses belajar mengajar dengan melakukan kegiatan tertentu berulang-ulang dengan tujuan agar tertanam pada siswa sehingga siswa dapat melakukan hal tersebut secar otomatis. Dalam penelitian ini metode drill dipakai untuk latihan mendireksi. Sehingga siswa dapat mendireksi dengan baik dengan cara mengulang materi latihan pola birama 2/4, 3/4, dan 4/4.

B. Kerangka Berpikir

1. Perbedaan mendireksi siswa yang diajar dengan metode drill dan metode

ceramah serta demonstrasi.

Dalam pembelajaran direksi, siswa membutuhkan metode yang dapat membantu siswa untuk dapat memahami pola birama dan fungsinya dalam mendireksi lagu. Untuk itu peneliti menggunakan metode drill untuk pembelajaran mendireksi siswa. Metode drill adalah suatu metode yang dirancang untuk memudahkan siswa dalam belajar. Penggunaan metode dapat memperjelas materi yang disampaikan oleh guru dan membantu siswa mendapatkan pengetahuan dan dasar yang tepat untuk melakukan gerakan mendireksi dan mampu melakukannya secara otomatis.

Metode drill dapat membantu siswa untuk belajar, khususnya dalam mendireksi. Siswa dapat berlatih bagian tertentu dari mendireksi yang dianggap


(42)

sulit. Latihan bisa dilakukan secara berulang-ulang sehingga materi yang dilatih dapat tertanam dengan baik pada siswa. Dengan kegiatan seperti itu dapat mendorong para siswa untuk lebih giat berlatih pola birama 2/4, 3/4 dan 4/4 dan mengetahui fungsi pola birama tersebut pada lagu yang akan dinyanyikan. Dalam hal ini, peningkatan mendireksi siswa lebih ditekankan.

Hal tersebut berbeda dengan siswa yang diajar dengan metode ceramah. Metode ceramah yang digunakan belum dapat menanamkan pemahaman tentang pola birama dalam mendireksi. Siswa dapat merasa bosan, jenuh dan berlaku pasif dalam menerima materi yang disampaikan. Bila hal ini terjadi terus menerus, maka kemampuan mendireksi siswa tidak akan meningkat. Dengan demikian, siswa yang diajar dengan menggunakan metode drill akan dapat meningkatan kemampuan mendireksi yang lebih tinggi dibandingkan siswa yang diajar dengan metode ceramah dan demonstrasi.

2. Penggunaan metode drill lebih efektif daripada menggunakan metode ceramah dan demonstrasi pada pembelajaran direksi.

Penggunaan metode drill lebih efektif dalam pembelajaran direksi karena dapat membantu siswa untuk memahami fungsi dari gerak mendireksi. Melalui pembelajaran direksi, guru dapat mengetahui kemampuan mendireksi siswa dan materi yang sulit dipahami oleh siswa. Melalui metode drill, guru dapat mengetahui tingkat kemampuan untuk mendireksi lagu sesuai dengan pola birama yang telah diberikan.

Metode drill merupakan salah satu metode yang diharapkan sesuai dengan pembelajaran keterampilan direksi. Metode drill lebih efektif digunakan karena guru hanya perlu mengulang bagian-bagian yang menurut siswa sulit untuk


(43)

dipahami dan dipraktekkan. Siswapun menjadi tahu dan dapat melakukannya secara otomatis. Dengan demikian metode drill lebih efektif digunakan dalam pembelajaran direksi.

C. Pengajuan Hipotesis

Berdasarkan deskripsi teori dan kerangka berpikir yang diuraikan di atas, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah :

1. Terdapat perbedaan nilai yang signifikan siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Tempel yang diajar dengan menggunakan metode dan yang diajar dengan metode ceramah dan demonstrasi.

2. Penggunaan metode drill lebih efektif daripada penggunaan metode ceramah dan demonstrasi dalam pembelajaran direksi siswa kelas VII SMP Negeri 1 Tempel.


(44)

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Desain Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan penelitian eksperimen. Penelitian ini termasuk dalam Quasi Eksperimental Design

dengan desain pre-test and post-test design. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian eksperimen merupakan “jenis penelitian yang membagi subjek yang diteliti menjadi dua kelompok, yaitu kelompok yang mendapat perlakuan dan kelompok yang tidak mendapatkan perlakuan” (Syamsuddin dan Damaianti, 2007: 23). Dalam hal ini, peneliti mengamati perbedaan kemampuan mendireksi siswa setelah diberikan perlakuan yaitu berupa metode drill dengan kelompok yang tidak menggunakan metode drill

sebagai kelompok kontrol (pembanding) pada pembelajaran mendireksi.

Desain penelitian ini adalah Pretest- Posttest Control Group Design

dengan satu perlakuan (Setiyadi, 2006 : 143) yang digambarkan sebagai berikut : Tabel 1: Desain Eksperimen

Group Pre- test Perlakuan Post- test

E T1 X T2

K T1 O T2

Keterangan :

E : simbol untuk kelas eksperimen K : simbol untuk kelas kontrol X : perlakuan pada kelas eksperimen O : tidak ada perlakuan pada kelas kontrol


(45)

T1 : pre- test yang sama untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol T2 : post-test yang sama untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol

Dalam penelitian eksperimen terdapat prosedur atau tahap yang dilakukan dalam penelitian ekperimen dan prosedur penelitian yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 3 tahap, yaitu:

1. Pra Eksperimen

Tahap ini merupakan tahap persiapan sebelum dilaksanakannya eksperimen, yang meliputi penentuan sampel dari populasi dan memilih sampel yang akan dijadikan kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pemilihan dilakukan dengan cara Simple Random Sampling yakni dengan mengambil secara acak kelas yang akan dijadikan penelitian.

2. Eksperimen

Pada tahap eksperimen terdiri dari pre-test, pemberianperlakuanatau

treatment, dan post-test . a. Tes awalatau pre-test

Tes ini dilakukan untuk mengetahui tingkat keterampilan mendireksi siswa dan diberikan sebelum dilakukan treatment atau perlakuan pada kelas eksperimen.

b. Perlakuanatautreatment

Pemberian treatment atau perlakuan pembelajaran keterampilan mendireksi dengan menggunakan metode drill yang dilaksanakan pada kelas eksperimen, sedangkan pada kelas kontrol pembelajaran mendireksi tidak menggunakan metode drill. Namun kelas kontrol, peneliti mengajar dengan menggunakan metode ceramah.


(46)

c. Tes akhiratau post –test

Tes ini diberikan di akhir setelah berakhirnya pemberian perlakuan atau

treatment dengan tujuan untuk mengetahui tingkat pencapaian mendireksi antara kelas yang diberi perlakuan dan kelas yang tidak diberi perlakuan.

3. Pasca Eksperimen

Tahap ini merupakan tahap penyelesaian atau akhir eksperimen. Dalam tahap ini, data pre-test dan post–test dianalisis dengan menggunakan perhitungan secara statistik. Hasil perhitungan tersebut berguna untuk menjawab hipotesis.

B. Variabel Penelitian

Menurut Setiyadi (2006: 101) variabel adalah “sebuah karakteristik dari sekelompok orang, perilakunya ataupun lingkungannya yang bervariasi dari satu individu dengan individu lainnya”. Dalam penelitian ini terdapat 2 jenis variabel yaitu variabel bebas (independent variabel) dan variabel terikat (dependent variabel). Variabel bebas merupakan variabel yang berpengaruh. Dalam penelitian ini, metode drill adalah variabel bebas yang diberi notasi (X). Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi yaitu keterampilan mendireksi dengan notasi (Y).

Hubungan variabel dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 10: Hubungan Antarvariabel Penelitian (Setiyadi 2006: 101)

Y


(47)

Keterangan :

X : Penggunaan metode drill pada pembelajaran mendireksi sebagai variabel bebas.

Y : Keterampilan mendireksi sebagai variabel terikat.

C. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SMP N 1 Tempel yang beralamat di Jalan Magelang, Km. 17 Ngebong, Margorejo, Tempel. Dan penelitian dilakukan tanggal 28 Oktober s/d 18 November 2013.

D. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi Penelitian

Setiyadi (2006 : 38) berpendapat bahwa “seluruh individu yang menjadi target dalam penelitian disebut populasi”. Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah siswa dari 2 kelas VIII SMP N 1 Tempel.

Tabel 2:Populasi Penelitian

Kelas Jumlah Siswa

VIII A 33

VIII B 32

VIII C 32

VIII D 34

VIII E 32

VIII F 31


(48)

2. Sampel Penelitian

“Sampel adalah sekelompok individu yang mewakili seluruh individu yang menjadi bagian dari kelompok target” (Setiyadi, 2006: 38). Dalam pengambilan sampel, peneliti menggunakan cara Simple Random Sampling yaitu “pengambilan sampel secara acak dan memungkinkan setiap individu dalam populasi akan mendapatkan kesempatan yang sama untuk dipilih atau dijadikan sampel penelitian” (Arikunto, 2006: 134). Untuk itu, peneliti memilih dua kelas secara acak untuk dijadikan sebagai sampel dan selanjutnya diundi untuk ditentukan menjadi kelas eksperimen dan kelas kontrol.Pengundian dilakukan dengan mengocok undian kertas yang berisi kelas yang akan dijadikan sampel penelitian. Kelaspertama yang keluar dari hasil pengocokan akan dijadikan sebagai kelas eksperimen, sedangkan kelas kedua yang muncul akan dijadikan sebagai kelas kontrol. Dari hasil pengundian, diperoleh kelas VIII D sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII A sebagai kelas kontrol.

E. Teknik Pengumpulan Data

Metode yang digunakan dalam pengumpulan data yaitu berupa tes. “Tes adalah salah satu alat yang digunakan untuk melakukan pengukuran” (Djiwandono, 1996: 15). Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes mendireksi yang bertujuan untuk mengukur tingkat penguasaan mendireksi siswa.


(49)

1. Instrumen Pengumpulan Data

Menurut Arikunto (2006: 149) instrumen penelitian merupakan “alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan data”. Kualitas instrumen akan menentukan kualitas data yang terkumpul. Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa tes mendireksi yang disertai dengan kriteria penilaian tes. Ketentuan penilaian sebagai berikut;

a. Butir-butir Penilaian

Tabel 3: Butir-butir penilaian

No Penilaian Bobot Nilai

1 GerakAttack 5

2 Pola Gerak 9

3 Tempo 6

4 Release 5

Jumlah 25

Skor Maksimal 100

b. Rubrik Penilaian

Tabel 4: Rubrik Penilaian No. Aspek yang

Dinilai

Rubrik Penilaian Skor Bobo

t Nilai

1. Gerak Attack 1. Gerak Attack dilakukan dengan tepat. 4 5

2. Gerak Attack dilakukan pada ketukan yang tepat, tetapi garis ayunan salah.

3

3. Gerak Attack dilakukan pada ketukan yang tepat, tetapi ragu-ragu.


(50)

4. Gerak Attack tidak dilakukan dengan tepat. 1

2. Pola Gerak 1. Pola gerak dilakukan dengan benar dan teratur selama lagu dinyanyikan.

4 9

2. Pola gerak dilakukan dengan benar dan teratur dari awal lagu, namun pada saat menuju release terjadi kesalahan.

3

3. Pola gerak dilakukan kurang benar dan teratur dari pertengahan lagu hingga release.

2

4. Pola gerak dilakukan tidak benar sesuai dengan aksen selama lagu dinyanyikan.

1

3. Tempo 1. Tempo pada saat mendireksi tetap dan teratur sesuai dengan tempo lagu yang dinyanyikan.

4 6

2. Tempo yang seharusnya berubah pada bagian tertentu lagu tidak dilakukan dengan benar(contohnya pada bagian akhir lagu “Indonesia Raya”)

3

3. Tempo pada saat mendireksi kurang sesuai dengan tempo lagu (terlalu cepat atau terlalu lambat).

2

4. Tempo pada saat mendireksi sangat tidak teratur dan tidak sesuai dengan tempo lagu.

1

4. Release 1. Release dilakukan dengan benar. 4 5

2. Release dilakukan dengan benar tetapi kurang sesuai dengan jumlah ketukan pada akhir lagu.


(51)

3. Release dilakukan kurang sesuai dengan jumlah ketukan pada akhir lagu dan garis ayunan salah.

2

4. Release tidak dilakukan dengan benar. 1

Rumus penilaian adalah sebagai berikut: Nilai = Skor x Bobot Nilai

Adapun contoh penilaiannya: 1. Gerak Attack : 4 x 5 = 20 2. Pola Gerak : 4 x 9 = 36 3. Tempo : 4 x 6 = 24 4. Release : 4 x 5 = 20+

Total Nilai = 100

2. Validitas dan Reliabilitas Instrumen

a. Validitas Instrumen

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat–tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen” (Nurgiyantoro, 2001: 336). Validitas suatu instrumen penelitian, tidak lain adalah derajat yang menunjukkan dimana suatu tes mengukur apa yang hendak diukur (Sukardi, 2003 : 122). Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah.

Validasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah validasi konstruk. Validasi konstruk dalam penelitian ini dilakukan dengan cara mengkonsultasikan


(52)

isi instrumen penelitian kepada ahli (expert) yaitu Tumbur Silaen, S. Mus.,M.Hum.. Ahli tersebut merupakan tenaga akademis di Program Studi Pendidikan Seni Musik Universitas Negeri Yogyakarta. Adapun hasil validasi tersebut terlampir.

b. Reabilitas Instrumen

Reliabilitas digunakan untuk mengetahui tingkat ketepatan, ketelitian atau keakuratan sebuah instrumen. Dalam penelitian ini, reliabilitas instrumen diuji dengan menggunakan Alpha Cronbach dengan bantuan komputer program SPSS.

Adapun rumus Alpha Cronbach (Nurgiyantoro, 2004 : 350) adalah sebagai berikut :

Keterangan :

r : koefisien reliabilitas instrumen yang dicari k : jumlah butir pertanyaan

σi2

: varian butir pertanyaan σ : varians skor instrumen

Instrumen akan diujikan pada sekelompok siswa di luar sampel sebelum diujikan kepada sampel yang diteliti. Dari hasil pengujian didapatkan hasil r = ..., kemudian hasil tersebut dikonsultasikan pada taraf signifikansi 5%. Apabila hasilnya menunjukan bahwa nilai r lebih besar daripada taraf signifikansi 5%, hal itu menunjukan jika instrumen tersebut dinyatakan reliabel ( Burhan Nurgiyantoro, 2004: 349).


(53)

F. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang dipakai dalam penelitian eksperimen ini adalah analisis data uji-t atau t-test. Data yang dianalisis melalui uji-t terwujud dalam bentuk angka. Teknik ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan tingkat pencapaian hasil antara kelas eksperimen yang diberikan perlakuan dan kelas kontrol yang tidak diberikan perlakuan.

G. Uji Prasyarat Analisis Data Penelitian

1. Uji Normalitas Sebaran

Uji normalitas berfungsi untuk mengetahui normal tidaknya sebaran data yang digunakan dalam penelitian ini. Uji normalitas sebaran dalam penelitian ini menggunakan teknik pengujian chi-kuadrat. Pengujian normalitas sebaran data ini dapat dilakukan dengan bantuan komputer SPSS. Adapun rumus teknik pengujian chi-kuadrat (Nurgiyantoro, 2004: 244) adalah sebagai berikut :

Keterangan : X2 : chi-kuadrat

O : Frekuensi observasi E : Frekuensi Harapan

Uji normalitas dilakukan terhadap pre-test kemampuan mendireksi dan post-test kemampuan mendireksi. Kemudian harga chi-kuadrat yang diperoleh dari perhitungan dikonsultasikan dengan harga chi-kuadrat tabel pada taraf


(54)

signifikansi 5 %. Jika harga chi-kuadrat hitung lebih besar dari harga chi-kuadrat

tabel, maka data dinyatakan tidak berdistribusi normal. Sebaliknya, jika harga chi-kuadrat hitung lebih kecil dari tabel, dapat dinyatakan bahwa data berdistribusi normal.

2. Uji Homogenitas Variansi

Uji homogenitas varians ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan yang signifikan antara rata-rata hitung tiap kelompok. Untuk menguji varians data digunakan uji- F (Nurgiyantoro, 2004 : 223) yaitu sebagai berikut:

Keterangan

F : koefisien F

RKA : rata-rata hitung kuadrat antar kelompok RKD : rata-rata hitung kuadrat dalam kelompok

Pengujian ini dilakukan terhadap data-data pre-test kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, serta post-test kelompok eksprimen dan kelompok kontrol. Hasil perhitungan kemudian dikonsultasikan dengan tabel nilai F dengan taraf signifikansi 5% dan db = n-1. Dari uji tabel tersebut dikatakan homogen apabila nilai signifikansi (sig) lebih besar dari 0,05 (sig>0,05). Begitu pula sebaliknya, apabila nilai signifikansi lebih kecil (sig<0,05) maka sampel tersebut tidak homogen.

3. Uji Hipotesis

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan uji-t. Penggunaan teknik analisis ini dimaksudkan untuk menguji perbedaan mendireksi antara kelompok eksperimen yang menggunakan metode


(55)

drill dan kelompok kontrol yang tidak menggunakan metode drill. Dengan demikian dapat diketahui pula perbedaan keefektifan antara keduanya.

Selanjutnya, analisis ini akan dibantu dengan komputer program SPSS. Kriteria pengujian dalam penelitian ini ditetapkan apabila hipotesis nilai t yang diperoleh lebih besar dari nilai t dalam tabel pada taraf signifikansi 5%. Hasil pengolahan data dengan menggunakan rumus uji-ttersebut kemudian dikonsultasikan dengan tabel nilai t pada taraf signifikansi 5 %. Jika t-hitung lebih besar dari pada t-tabel, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan mendireksi kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

Setelah harga t diketahui, kemudian dilanjutkan untuk mengetahui keefektifan pembelajaran mendireksi yang menggunakan metode drill. Jika t-hitung lebih besar dari t-tabel, maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode drill dalm pembelajaran mendireksi lebih efektif dibandingkan dengan pembelajaran tanpa menggunakan metode drill.

H. Hipotesis Statistik

Menurut Creswell (2010: 198-199) ada 2 bentuk hipotesis yaitu hipotesis nol (Ho) dan hipotesis alternatif (Ha). Hipotesis nol menyatakan bahwa tidak adanya perbedaan antara dua variabel atau tidak adanya pengaruh X terhadap variabel Y.Sedangkan pada hipotesis alternatif peneliti membuat suatu prediksi atas hasil yang diharapkan. Rumus hipotesis tersebut sebagai berikut:


(56)

Ho:

μ

1 =

μ

2 Tidak terdapat perbedaan yang signifikan nilai mendireksi siswa antara yang diajar dengan menggunakan metode drill dan yang diajar menggunakan metode ceramah dan demonstrasi.

Ha :

μ

1 >

μ

2 .Penggunaan metode drill dalam pembelajaran direksi lebih efektif daripada pembelajaran yang menggunakan metode ceramah dan demonstrasi.


(57)

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian

Data hasil penelitian ini terdapat dua jenis data yaitu data mendireksi awal yang diperoleh melalui nilai tes awal (pre-test) dan data mendireksi yang diperoleh melalui nilai tes akhir (post-test). Data statistik induk kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dapat dilihat melalui tabel berikut:

Tabel 5: Data Statistik Induk Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Sumber N X X2 Rerata Peningkatan SB Kelompok

Eksperimen

34

Pre- test 2248 5 053 504 66,12 12, 47

Post- test 2649 7 017 201 77,91 11,79 6, 30

Kelompok Kontrol

33

Pre- test 2232 4 981 824 67,64 11, 68

Post- test 2425 5 880 625 73, 48 5,85 9,79

Pada awalnya, skor pre-test kelas eksperimen sebesar 2248 dan skor post-test sebesar 2649. Pada kelas eksperimen diperoleh rerata skor keterampilan mendireksi awal sebesar 66,12 dan rerata skor keterampilan mendireksi akhir sebesar 77,91. Kelas kontrol memperoleh rerata nilai mendireksi awal sebesar 67,04 dan nilai akhir sebesar 73,48. Kelas eksperimen mempunyai rerata nilai akhir yang lebih tinggi dari rerata nilai awal dengan mean difference sebesar


(58)

11,79. Sedangkan kelas kontrol juga mempunyai reratanilai akhir yang lebih tinggi dari rerata nilai awal dengan mean difference hanya sebesar 5,85.

1. Deskripsi DataSkor Pre-test Pembelajaran Direksi Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol

a. Berdasarkan Data Skor Pre-test Pembelajaran Direksi Kelompok Eksperimen

Berdasarkan data pengukuran tes awal atau pre-test kelompok eksperimen dari subjek yang berjumlah 34 orang siswa, diperoleh nilai tertinggi sebesar 84 yang diraih oleh 1 orang siswa dan nilai terendah sebesar 38 yang diraih oleh 2 orang siswa. Rata-rata (mean) sebesar 66,12, median sebesar 68, modus sebesar 78, dan simpangan baku (SB) sebesar 12, 47.

Untuk distribusi skor pre-test keterampilan direksi dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 6: Frekuensi Skor Pre-test Keterampilan Direksi Kelompok Eksperimen

NO Interval F %

1 83 - 100 1 2,9 %

2 65 - 82 20 58, 8 %

3 47 - 64 11 32, 4 %

4 28 - 46 2 5,9 %


(59)

Selanjutnya apabila dinyatakan dengan grafik histogram yaitu sebagai berikut:

Gambar 9: Histogram Distrubusi Skor Pre-test Keterampilan Direksi Kelompok Eksperimen

b. Berdasarkan Data Skor Pre- test Keterampilan Direksi Kelompok Kontrol

Berdasarkan data pengukuran tes awal (pre-test) kelompok kontrol dari subjek yang berjumlah 33 orang siswa, diperoleh nilai tertinggi sebesar 84 yang diraih oleh 2 orang siswa dan nilai terendah 39 yang diraih oleh 2 orang siswa. Rata-rata (mean) sebesar 67,64, median sebesar 68, modus sebesar 80, dan simpangan baku (SB) 11, 68.

0 5 10 15 20 25

83 - 100 65 - 82 47 - 64 28 - 46

F


(60)

Untuk distribusi skor pre-test keterampilan direksi dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 7: Frekuensi Skor Pre-test Keterampilan Direksi Kelompok Kontrol

NO Interval F %

1 83 – 100 2 6, 1 %

2 65 – 82 20 60, 6 %

3 47 – 64 8 24, 2 %

4 28 – 46 3 9,1 %

Jumlah 33 100 %

Selanjutnya apabila dinyatakan dengan grafik histogram yaitu sebagai berikut:

Gambar 10: Histogram Distribusi Skor Pretest Keterampilan Direksi Kelompok Kontrol

0 5 10 15 20 25

83 - 100 65 - 82 47 - 64 28 - 46

F


(61)

c. Deskripsi Data Perbandingan Skor Pre-test Keterampilan Direksi Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol

Setelah dilakukan analisis tes awal atau pre-test, kemudian dilakukan pengolahan data dengan menggunakan rumus uji-t yang bertujuan untuk mengetahui perbedaan tingkat keterampilan direksi antara kelompok ekperimen dan kontrol.

Tabel 8: Data Perbandingan Skor Pre-test Keterampilan Direksi Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol

No Data N ƩX Mean Modus Median

1 Skor tes awal kelompok eksperimen

34 2248 66,12 87 68

2 Skor tes awal kelompok kontrol

33 2232 67,64 84 68

Dari pengolahan data tersebut, diperoleh hasil t-hitung sebesar -0, 514 dengan db= 65 . Nilai tersebut kemudian dikonsultasikan dengan nilai t tabel dengan taraf signifikansi 5%, yang menunjukan nilai t tabel sebesar 1,669. Dengan demikian, nilai t hitung lebih kecil dari nilai t tabel. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Hasil perhitungan dapat dilihat pada lampiran. Adapun perhitungan uji- t sebagai berikut.


(62)

Tabel 9: Hasil Perhitungan Uji- t Pre-test Antarkelas

2. Deskripsi DataSkor Post-test Keterampilan Direksi Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol

a. Berdasarkan Data Skor Post-test Keterampilan Direksi Kelompok Eksperimen

Berdasarkan data pengukuran tes akhir (post- test) kelompok eksperimen dari subjek yang berjumlah 34 orang siswa, diperoleh skor tertinggi sebesar 88 yang diraih 2 oleh orang siswa dan skor terendah 68 yang diraih oleh 4 orang siswa. Rata-rata (mean) sebesar 77,91, median sebesar 80, modus sebesar 84, dan simpangan baku (SB) sebesar 6, 30.

Untuk distribusi skor post- test keterampilan direksi dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 10: Frekuensi Skor Post-test Keterampilan Direksi Kelompok Eksperimen

NO Interval F %

1 83 - 100 8 23,5 %

2 65 - 82 26 76,5 %

3 47 - 64 0 0 %

4 28 - 46 0 0 %

Jumlah 34 100 %

Data t- hitung t- tabel db Keterangan Pre- test -0, 514 1,669 65 t h < t t = tidak ada


(63)

Selanjutnya apabila dinyatakan dengan grafik histogram yaitu sebagai berikut:

Gambar 11: Histogram Distrubusi Skor Post-test Keterampilan Direksi Kelompok Eksperimen

b. Berdasarkan Data Skor Post-test Keterampilan Direksi Kelompok Kontrol

Berdasarkan data pengukuran tes akhir (post-test) kelompok kontrol dari subjek yang berjumlah 33 orang siswa, diperoleh skor tertinggi sebesar 84 yang diraih oleh 9 orang siswa dan skor terendah 48 yang diraih oleh 1 orang siswa. Rata-rata (mean) sebesar 73,48, median sebesar 74, modus sebesar 84, dan simpangan baku (SB) sebesar 9, 79.

0 5 10 15 20 25 30

83 - 100 65 - 82 47 - 64 28 - 46

F


(64)

Untuk distribusi skor post-test keterampilan direksi dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 11: Frekuensi Skor Post- test Keterampilan Direksi Kelompok Kontrol

NO Interval F %

1 83 - 100 9 27,3 %

2 65 - 82 18 54,5 %

3 47 - 64 6 18,2 %

4 28 - 46 0 0 %

Jumlah 33 100 %

Selanjutnya apabila dinyatakan dengan grafik histogram yaitu sebagai berikut:

Gambar 12: Histogram Distribusi Skor Post-test Keterampilan Direksi Kelompok Kontrol

0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20

83 - 100 65 - 82 47 - 64 28 - 46

F


(65)

3. Uji Prasyarat Analisis a. Uji Normalitas Sebaran

Data pada uji normalitas sebaran ini diperoleh dari data pre-test dan post-test, baik dari kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol dengan bantuan program SPSSyang menunjukkan bahwa x2 h < x2 t yang berarti sebaran data kedua kelompok tersebut normal.

1)Uji Normalitas Sebaran Pre- test Kelompok Eksperimen

Hasil perhitungan uji normalitas dengan pre-test kelompok eksperimen menunjukkan bahwa nilai x2 hitung sebesar dengan db=2. Nilai x2 tersebut kemudian dikonsultasikan dengan nilai x2 tabel pada taraf signifikansi α = 0,05 yaitu sebesar dengan demikian x2 hitung pre-test kelompok eksperimen lebih kecil daripada x2 tabel (x2 h < x2 t = 3,36 < 5,991) yang berarti bahwa sebaran data pre-test kelompok tersebut adalah normal.

Adapun rangkuman hasil uji normarlitas sebaran data pre-test kelompok eksperimen disajikan dalam tabel berikut:

Tabel 12: Hasil Uji Normalitas Sebaran Pre-test Kelompok Eksperimen

Kai Hitung Kai Tabel db Keterangan


(66)

2)Uji Normalitas Sebaran Post-test Kelompok Eksperimen

Hasil perhitungan uji normalitas dengan post-test kelompok eksperimen menunjukkan bahwa nilai x2 hitung sebesar dengan db = 2. Nilai x2 tersebut kemudian dikonsultasikan dengan nilai x2 tabel pada taraf signifikansi α = 0,05 yaitu sebesar dengan demikian x2 hitung post-test kelompok eksperimen lebih kecil daripada x2 tabel (x2 h < x2 t = 4,77 < 5,991) yang berarti bahwa sebaran data post-test kelompok tersebut adalah normal.

Adapun rangkuman hasil uji normarlitas sebaran data post-test kelompok eksperimen disajikan dalam tabel berikut:

Tabel 13: Hasil Uji Normalitas Sebaran Post-test Kelompok Eksperimen

Kai Hitung Kai Tabel db Keterangan

4,77 5, 991 2 Normal

3)Uji Normalitas Sebaran Pre- test Kelompok Kontrol

Hasil perhitungan uji normalitas dengan pre-test kelompok kontrol menunjukkan bahwa nilai x2 hitung sebesar dengan db = 2. Nilai x2 tersebut kemudian dikonsultasikan dengan nilai x2 tabel pada taraf signifikansi α = 0,05 yaitu sebesar dengan demikian x2 hitung pre-test kelompok eksperimen lebih kecil daripada x2 tabel (x2 h < x2 t = 5,16 < 5, 991) yang berarti bahwa sebaran data pre-test kelompok tersebut adalah normal.


(67)

Adapun rangkuman hasil uji normarlitas sebaran data pre-test kelompok kontrol disajikan dalam tabel berikut:

Tabel 14: Hasil Uji Normalitas Sebaran Pre-test Kelompok Kontrol

Kai Hitung Kai Tabel db Keterangan

5,16 5, 991 2 Normal

4)Uji Normalitas Sebaran Post- test Kelompok Kontrol

Hasil perhitungan uji normalitas dengan post-test kelompok kontrol menunjukkan bahwa nilai x2 hitung sebesar dengan db= Nilai x2 tersebut kemudian dikonsultasikan dengan nilai x2 tabel pada taraf signifikansi α = 0,05 yaitu sebesar dengan demikian x2 hitung pre-test kelompok eksperimen lebih kecil daripada x2 tabel (x2 h < x2 t = 4,08 < 5, 991) yang berarti bahwa sebaran data post-test kelompok tersebut adalah normal.

Adapun rangkuman hasil uji normarlitas sebaran data post-test kelompok eksperimen disajikan dalam tabel berikut:

Tabel 15: Hasil Uji Normalitas Sebaran Post-test Kelompok Kontrol

Kai Hitung Kai Tabel db Keterangan


(1)

84

KELAS VIII A

SMP N 1 TEMPEL

NO

NAMA SISWA

KEHADIRAN

1

NAWA MAULANA PUTRA AJI

2

ALVIN SHOLEH MAULANA

3

ANA RIZKITA

4

ANGGI YUSMAWATI

5

BERLIANA MUFTIYASARI

6

DIAH AYU ELVINAMARTHA

7

DIMAS DWI SAPUTRO

8

DWI FATIMAH

9

ERIKA ASTRIANA

10

ERLAMBANG DWIATMOKO

11

FEBRIAN ARDIANTO

12

HANDAYANI

13

IBNU HERLAMBANG WICAKSONO

14

IRVAN BAGUS SETIYAWAN

15

KRISNU RATRI MARIESTA

16

MAJID NURRAHIM

17

MIFTA AYU LISTYAN WINARNO

18

MISBAH NAJIB ROMADHON

19

MUHAMMAD FEBRIANSYAH A.

20

MUHAMMAD NAZAL JADID ARDONI

21

MUNIF MURTADHO

22

NURLIANA FATIMAH

23

OKTA PUJI ASTUTI

24

PUTRI SAYEKTI

25

REZA PUTRI OCTAVIA

26

RISA NOVITA

27

RISKA NUR WULAN

28

SEPTI VINA ANGGRAENI

29

SHOLEH YULIANTORO

30

TRIYONO

31

TUBAGUS AHMAD RIFA’I

32

WAYAN ALVINDO


(2)

1\.I:.It'II:.NII:.IiIAN t"I:.NUIUIIVtN VAN I\l:.lSUUA l'AAN

IJNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

FAKUITAS BAHASA DAN SEN)

Alamat: KarangmaJang, Yogyakarta S5281if(0274) 5SIJB43, 548207Fax.(tJ274) '548207 http://www.fbs.uny.ac.id//

FRM/FBS/33-01 10Jan2011 Nomor

Lampiran Hal

0996a/UN.34.12/DT/X/2013 1 Berkas Proposal

Permohonan Izin Penelitian

17Oktober2013

Kepada Yth.

Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta c.q. Kepala Biro Administrasi Pembangunan Sekretariat Daerah Provinsi DIY

Kompleks Kepatihan-Danurejan, Yogyakarta55213

Kami beritahukan dengan hormat bahwa mahasiswa kami dari Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta bernlaksud mengadakanPenelitian" untuk memperoleh data guna menyusun Tugas Akhir Skripsi (TAS)/Tugas Akhir Karya Seni (TAKS)/Tugas Akhir Bukan Skripsi (TABS), dengan judul:

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE DRILL D_4LAM PEMBELAJARAN DIREKSI SISWA SMP NEGERI 1 TEMPEL

Mahasiswa dimaksud adalah : Nama

NIM

Jurusanj Program Studi . Waktu Pelaksanaan

Lokasi Penelitian

: DINA SARI JENNY WERRINA PINTAULI SIAGIAN : 09208244054

: Pendidikan Seni Musik : Oktober - November 2013 : SMP Negeri 1 Tempel

Untuk dapat terlaksananya maksud tersebut, kami mohon izin dan bantuan seperlunya. Atas izin dan kerjasama Bapakjlbu, kami sampaikan terima kasih.

Tembusan:


(3)

,,'

e·"

I . . l

\ f

セNG ...セ ...

...

,

PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YO·GYAKARTA SEKRETARIA'· DAERAH

Kompleks Kepatihan. Danurejao. Telepon '(0274) -562811 - 562·814 (Hunting) YOGYAKA'RTA 55213

SURAl KElERANGAN IJIN 070IRe9.1VI 7478 /10 12013

M,embacaSurat DEKAN FAK. BAHASA DAN SENIUNY Nomar :099'6A/UN.34.12/DT/X/2013

1. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2006 tentang Pcrizinanbagi Perguruan Tinggi ASing, lembaga Penelitian dan Pengembangan Asing. Badan Usaha Asing dan Orang Asing dalam Melakukan Kegiatan Penelitian dan Pengembangan di

iョ、ッセ・ウゥ。Z

2. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2011 tentang Pedeman Penelilian dan Pengem-bangan di lingkungan Kementerian Dalam Negeri dan Pemerintah Daerah;

3. Peraturan Gubemur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomer37tahun 2008 tentang Rindan Tugas dan FungsiSatuan Organisasi di Ungkungan Sekretariat Daerah dan Sekretariat Dewan Perwa·kilan Rakyat Daerah;

4. Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor18Tahun2009tentang Pedoman Pelayanan Perizinan, Rekomendasi Pefaksanaan Surveil Penelitian, Pendataan. Pengemtangan, Pengkajian dan Studi lapangandiOaerah Istimewa Yogyakarta. Tanggal

Mengingat

17OKTOBER2013 Perihal .Ijin Penelitian

DIIJINKAN untukュ・ャ。ォオォセョ kegiatan survei/penelitian/opengembangan,'pc;ngkajian/studi lapangan kepada:

Nama Alamat

DINA SARI JENNY WERRINA PINTAULI .5 KARANGMALANG,YOGYAKARTA

NIP/NIM :09208244054

Judul EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE

DRILL DALAM

PEMBELAJARAN

SISWA SMP NEGERI 1 TEMPEL

Lokasi KAB. SLEMAN

Waklu 21 OKTOBER 2013 sId 21JANUARI 2014

Oengan Ketentuan

1. Menyerahkan surat keterangan/ijin surveilpenelitian/pendataan/penge,nbangan/pengkajian/5tudi lapangan*) dari Pemerintah Daerah DIY kepada BupatilWalikota melalui institusi yang bel\Nenang mengeluarkan ijin dimaksud:

2. MenyerahkansoftcopyhasH penelitiannya baik kepada Gubernur Daerah Istimewa Yogyakartaュ・ャセャオゥ Biro Administrasi Pembangunan Setda DIY dalam bentukcompact disk(CD)maupunュ・ョァセョァァ。ィ (upload)melalui website:adbang.jogjaprov.go.iddan -menunjukkan naskah cetakan asli yang sudah di syahkan dan di bubt::licapinstitusi;

3. Ijin ini hanya dipergunakan untuk keperluan ilmiah. dan pemegang ijin wajib mentatati ketentuan yang berlaku di lokasi kegiatan: 4.ljin penelitian dapat diperpanjang maksimal 2 (dua) kali denganュ・ョオョェャャォャセ。ョ surat ini kembali sebelum berakhir waktunya setelah

mengajukan perpanjanganmelaluiwebsite: adbang.iogjaprov.go.id:

5. Ijin yang diberikan dapat dibatalkan sewaktu-waktu apabila pemegangijin Initidak me,nenuhi ketentuan yang berlaku.

..

Dikeluarkan di Yogyakarta

Pada 1a09gal 21OKTOBER2013

owati SH. 1-98'503.2003 Tembusan:

1 Yth.GubernurOaera-hlstimewa Yogyakarta .(scbagailaporan)

Gャセゥ BupatiSlemanCQKa.S&ppeda

3 Ka.Dinas Pendidikan Pemuda danOlah RagaDIY

4 Zjセkan FAK.SAHASADANSENI UNY

5 YangBersangkutan

An. Sekretaris Daerah

セセセセ・セォッョッュゥ。ョ、。ョ Peog,em'bangan

Vb.


(4)

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

Jalan Parasamya Nomor 1 Beran, Tridadi, Sleman, Yogyakarta 55511

Telepon (0274) 868800, Faksimilie (0274) 868800 Website: slemankab.go.id.E-mail: bappeda@slemankab.go.id

SURAT IZIN

Nomor: 070IBappedaI31 '55 I 2013

TENTANG

PENELITIAN

KEPALABADANPERENCANAANPEMBANGUNANDAERAH

Dasar Keputusan Bupati Sleman Nomor :55/Kep.KDH/A/2003tentang Izin Kuliah Kerja Nyata, Praktek Kerja Lapangan, dan Penelitian.

Menunjuk Surat dari Sekretariat Daerah Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta

Nomor :070/Reg/V/7478/10/2013 Tanggal : 21 Oktober 2013 Hal : Izin Penelitian

MENGIZINKAN:

Kepada Nama No.Mhs/NIM/NIP/NIK Program/Tingkat Instansi/Perguruan Tinggi

Alamat instansi/Perguruan Tinggi Alamat Rumah

No. Telp/HP Untuk

Lokasi Waktu

DINA SARI JENNY WERRINA PINTAULI S. 09208244054

SI

Universitas Negeri Yogyakarta Karangmalang, Yogyakarta

Gejayan, Gg. Bayu No. 16, Mrican, Sleman, Yogyakarta 085726966146

Mengadakan PenelitianIPra SurveyI Uji ValiditasIPKL denganjudul EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODEDRILL DALAM PEMBELAJARAN DIREKSI SISWA SMP NEGERI 1 TEMPEL

SMP Negeri 1 Tempel

Selama 3 bulan mulai tanggal: 21 Oktober 2013

sid

21 Januari 2014

Dengan ketentuan sebagai berikut :

1. Wajib melapor diri kepada Pejabat Pemerintah setempat (Camat/ Kepala Desa) atau Kepala Instansi untuk mendapat petunjuk seperlunya.

2. Wajib menjaga tata tertib dan mentaati ketentuan-ketentuan setempat yang berlaku. 3. Izin tidak disalahgunakan untuk kepentingan-kepentingan di luar yang direkomendasikan.

4. Wajib menyampaikan laporan hasil penelitian berupa1(satu) CD format PDF kepada Bupati diserahkan

melaluiセ・ー。ャ。 Badan Perencanaan Pembangunan Daerah.

5. Izin ini dapat dibatalkan sewaktu-waktu apabila tidak dipenuhi ketentuan-ketentuan di atas.

Demikian ijiniI!,idikeluarkan untuk digunakan sebagaimana mestinya, diharapkan pejabat pemerintah/non pemerintah setempat-me'mberikan bantuan seperlunya.

Setelah selesai pelaksanaan penelitian Saudara wajib menyampaikan laporan kepada kami 1(satu) bulan -setelah berakhimya penelitian.

Dikeluarkan di Slernan

Pada Tanggal : 21 Okto,ber 2013

a.n. Kepala Badan Perencanaan Pernbangunan JLJ ...n.M-...

Sekretaris u.b.

PIt. Kepala Bidang Pengendalian dan Evaluasi Tembusan:

1. Bupati Sleman (sebagai laporan)

2. Kepala Kantor Kesatuan Bangsa Kab. Slernan

J

3. Kepala Dinas Dikpora Kab. Slernan . 4. Kabid. Sosial Budaya Bappeda Kab. Slernan

5. Calnat Tempel

6. Kepala SMP Negeri 1 Tempel

7.

Dekan Fak. Bahasa &Seni -

UNY


(5)

(6)