Teknik Aba-aba Tinjauan Tentang Mendireksi

20 Dirigen juga harus melakukan gerakan ini sesuai dengan dinamik lagu yang dibawakan. Apabila lagu yang dibawakan merupakan lagu berdinamik keras maka insetting dilakukan dengan memberikan tekanan pada pola gerakan aba- abanya. Demikian sebaliknya apabila lagu yang dibawakan merupakan lagu berdinamik lembut, maka insetting dilakukan dengan ringan sesuai pola gerakan aba-abanya. 3 Gerak Mengakhiri Lagu release Menurut pendapat Pamadhi, dkk 2009 : 5.27: Untuk mengakhiri suatu lagu dengan baik atau tanpa keragua-raguan bagi pemusik, maka aba-aba penutup harus berlangsung sampai pada nada terakhir selesai. Baru pada hitungan yang berikutnya aba-aba tersebut dihentikan. Menghentikan aba-aba ini adalah dengan menambahkan sedikit gerakan “lingkaran kecil” persis setelah aba-aba nada terakhir selesai. Menurut Prier 2005: 27: Setelah mengetahui bagaimana memulai suatu lagu, maka perlu dipelajari bagaimana mengakhirinya. Bahaya pada akhir lagu ialah konsentrasi berkurang sebelum lagu selesai. Maka aba-aba harus berlangsung terus sampai nada terakhir sudah selesai. Baru pada pukulan yang berikutnya aba-aba dihentikan. Atau dengan kata lain, aba-aba itu harus membimbing para penyanyi atau pemain dan menjaga agar ketegangan tidak akan habis sebelum lagunya sungguh selesai. Gerak mengakhiri lagu sering juga disebut gerak release. Gerak ini gunanya untuk menjaga agar jangan sampai nyanyian menjadi mengendor sebelum tiba pada akhir yang sebenarnya. Dari uraian-uaraian diatas dapat disimpulkan bahwa gerakan mengakhiri lagu release merupakan bagian dari teknik mendireksi yang juga sangat penting. Karena walaupun gerakan ini merupakan gerakan penutup namun tetap harus dilakukan dengan benar agar para 21 penyanyi paduan suara dapat mengakhiri lagu degan baik tanpa terkesan terburu- buru dan dapat berhenti tepat pada ketukan terakhir. Gerak mengakhiri lagu release dapat dilakukan dengan memperpanjang pola gerakan aba-aba jatuhnya ketukan terakhir lagu dinyanyikan,seolah-olah menambahkan beberapa ketuk pada akhir lagu. Untuk lebih jelasnya berikut contoh gerak release. Gerakan ini digambarkan sebagai garis putus-putus dan melengkung seperti ekor diakhirnya. Gambar 7: Contoh lagu berbirama 44, “Indonesia Raya” Berdasarkan uraian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa teknik aba- aba yang benar sangat diperlukan dalam mendireksi. Penguasaan teknik yang benar akan sangat membantu dirigen dalam menjaga kekompakan paduan suara saat menyanyikan lagu. Dan tiga teknik pokok dalam mendireksi yang harus dikuasai oleh dirigen yaitu gerak pendahuluan attack, gerak saat lagu dinyanyikan insetting, dan gerak mengakhiri lagu release.

3. Tinjauan Tentang Pembelajaran

Belajar adalah “suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya ” Slameto, 22 2003:2. Sugandi, dkk 2004:9 menyatakan bahwa pembelajaran terjemahan dari kata “instruction” yang berarti self instruction dari internal dan eksternal instructions dari eksternal. Dalam proses belajar mengajar PBM akan terjadi interaksi antara peserta didik dan pendidik. Peserta didik atau anak didik adalah salah satu komponen manusiawi yang menempati posisi sentral dalam proses belajar-mengajar. Dalam proses belajar mengajar PBM akan terjadi interaksi antara peserta didik dan pendidik. Menurut Slameto 2003:123: Peserta didik atau anak didik adalah salah satu komponen manusiawi yang menempati posisi sentral dalam proses belajar-mengajar. Sedangkan pendidik adalah salah satu komponenmanusiawi dalam proses belajar-mengajar, yang ikut berperan dalam usaha pembentukan sumber daya manusia yang potensial dibidang pembangunan . Dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar tentunya banyak faktor yang mempengaruhi berhasil atau tidaknya kegiatan belajar mengajar. Faktor yang mempengaruhi belajar dibedakan menjadi dua golongan, yaitu faktor intern dan faktor ekstern. “Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar, sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang berada di luar individ u” Slameto, 2003:54. Yang termasuk faktor Intern antara lain: faktor faktor jasmaniah faktor kesehatan dan cacat tubuh; faktor psikologis intelligensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, dan kesiapan; dan faktor kelelahan kelelahan jasmani dan rohani. Sedang yang termasuk faktor ektern antara lain faktor keluarga cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, dan latar belakang kebudayaan; faktor sekolah metode mengajar, kurikulum, relasi 23 guru dan siswa, disiplin sekolah, alat pengajaran, standar pelajajaran di atas ukuran, keadaan gedung, metode mengajar, dan tugas rumah; dan faktor masyarakat kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat. Ciri –ciri dari pembelajaran dalam bukunya Sugandi, dkk 2000:25 antara lain: a. Pembelajaran dilakukan secara sadar dan direncanakan secara sistematis; b. Pembelajaran dapat menumbuhkan perhatian dan motivasi siswa dalam belajar; c. Pembelajaran dapat menyediakan bahan belajar yang menarik dan menantang bagi siswa; d. Pembelajaran dapat menggunakan alat bantu belajar yang tepat dan menarik; e. Pembelajaran dapat menciptakan suasana belajar yang aman dan menyenangkan bagi siswa; f. Pembelajaran dapat membuat siswa siap menerima pelajaran baik secara fisik maupun psikologis . Masih menurut Sugandi 2004:25, tujuan pembelajaran adalah membantu siswa agar memperoleh berbagai pengalaman dan dengan pengalaman itu tingkah laku yang dimaksud meliputi pengetahuan, ketrampilan, dan nilai atau norma yang berfungsi sebagai pengendali sikap dan prilaku siswa. Tujuan pembelajaran menggambarkan kemampuan atau tingkat penguasaan yang diharapkan dicapai oleh siswa setelah mereka mengikuti suatu proses pembelajaran. Tujuan lain dari pembelajaran adalah agar adanya perubahan perilaku dan tingkah laku yag positif dari peserta didik setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar. Dalam penelitian ini, pembelajaran yang akan diteliti adalah pembelajaran disekolah, tepatnya di SMP N 1 Tempel. Namun pembelajaran yang dimaksudkan dalam penelitian ini bukanlah pembelajaran formal dalam sekolah 24 atau intrakurikuler melainkan pembelajaran luar sekolah atau sering disebut ekstrakurikuler. Berkaitan dengan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran merupakan proses melibatkan guru dengan semua komponen tujuan, bahan, metode dan alat serta penilaian. Jadi proses pembelajaran merupakan suatu sistem yang saling terkait antar komponennya di dalam mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan.

4. Tinjauan Tentang Metode Drill

Menurut Jamalus 1981: 30, metode dalam proses belajar-mengajar ialah “seperangkat upaya yang direncanakan dan disusun dengan tujuan menciptakan suasana belajar mengajar yang menguntungkan ”. Siswoyo, dkk 2007: 133, mengatakan bahwa “metode adalah cara yang berfungsi sebagai alat untuk mencapai tujuan ”. Metode pembelajaran berfungsi sebagai salah satu alat untuk mencapai tujuan pendidikan yang sudah ditentukan didalam sebuah lembaga pendidikan. Metode pembelajaran dapat dipandang sebagai sebuah proses usaha untuk menimbulkan dorongan belajar menurut minat dan perhatian siswa. Dengan demikian siswa diharapkan tidak mendapat kesukaran dalam belajar dan sekaligus tercipta hubungan yang serasi antara siswa dan guru. Metode pembelajaran itu bermacam-macam dan dapat dipilih sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. Menurut Jamalus 1981 : 31, terdapat beberapa metode pembelajaran yang dapat digunakan dalam proses belajar mengajar, yaitu: 25 metode ceramah, metode tanya jawab, metode demonstrasi, metode latihan drill, metode bermain peran, dan metode eksperimen. Metode-metode tersebut memiliki kelemahan dan kelebihan masing- masing. Namun pengajar atau pendidik hendaknya dapat memilih berbagai metode yang tepat untuk menciptakan proses belajar mengajar yang baik. Ketepatan penggunaan metode mengajar tersebut sangat bergantung kepada tujuan, isi, proses belajar, dan kegiatan belajar. Dan penelitian ini, peneliti menggunakan 1metode, yaitu metode latihan drill. Menurut Roestiyah 1991: 125, metode latihan drill adalah: Suatu teknik yang dapat diartikan sebagai suatu cara mengajar dimana siswa melaksanakan kegiatan-kegiatan latihan, agar siswa memiliki ketangkasan atau keterampilan yang lebih tinggi dari apa yang dipelajari. Latihan yang praktis, mudah dilakukan; secara teratur melaksanakannya membina anak dalam meningkatkan penguasaan keterampilan itu; bahkan mungkin siswa dapat memiliki ketangkasan itu dengan sempurna. “Metode drill dipakai untuk menanamkan suatu keterampilan tertentu terhadap siswa dengan melakukannya secara berulang-ulang, sampai siswa itu mampu melakukannya secara otomatis ” Jamalus,1981: 34. Dalam pembelajarn mendireksi, drill itu dilakukan dengan menyuruh siswa mengulang pola mendireksi 24, 34,dan 44 selama beberapa kali sampai siswa mampu menerapkannya dalam mendireksi sebuah paduan suara. Adapun tujuan mengajar dengan menggunakan metode drill menurut Roestiyah 1991: 125, adalah: a. Memiliki keterampilan motorisgerak; seperti menghafalkan kata- kata, menulis, mempergunakan alatamembuat suatu benda; melaksanakan gerak dalam olahraga;