15
dilatih  dengan  aba-aba  3  ketukan  diantaranya: “Terima  kasihku”,  “Melati”,
“Lisoi” dan lagu lainnya yang memiliki pola birama 34.
Gambar 3: Gerakan aba-aba 3 ketukan Subronto 1985: 15
3  Pola birama empat Menurut  Prier  2005,  gerakan  pada  pola  birama  ini  merupakan
perkembangan dari aba-aba 2 ketukan. Gerakan diawali dari titik awal, lalu tangan bergerak turun sambil diayunkan kesamping untuk hitungan satu. Kemudian naik
sedikit  dan  diayunkan  ke  dalam  untuk  hitungan  kedua.  Lanjutkan  dengan menaikkan  sedikit  ke  atas  sambil  mengayunkan  kesamping  luar  dengan  titik
beban  ayunan  baru  untuk  hitungan  ketiga  dan  terlontar  keatas.  Lalu  ayunkan kedalam  untuk  hitungan  keempat  untuk  kembali  ketitik  awal.  Lagu-lagu  yang
dapat  dilatih  dengan  aba-aba  4  ketukan  diantaranya: “Indonesia  Raya”,
“Mengheningkan Cipta”, “Rayuan Pulau Kelapa” dan lagu lainnya yang memiliki pola birama 44.
16
Gambar 4:  Gerakan aba-aba 4 ketukan Subronto, 1985: 15
c. Teknik Aba-aba
Mempelajari  teknik  yang  benar  sangat  diperlukan  dalam  mendireksi. Menurut  Subronto  1985:  6  teknik  mendireksi  meliputi  aba-aba,  sikap  dan
persiapan.  Masih  menurut  Subronto,  masalah  teknik  mendapat  perhatian  yang paling  banyak  karena  memang  teknik  inilah  yang  teramat  penting  bagi  seorang
dirigen.  Penguasaan  teknik  akan  memungkinkan  dirigen  membawakan  karya musik walau bagaimanapun peliknya karya itu secara ritmik.
Menurut  Prier  2005:  20, “aba-aba  untuk  memulai  suatu  nyanyian
terdiri dari 3 tahap yaitu sikap siap, gerakan pendahuluan dan insetting saat mulai bernyanyi
”.  Semua  teknik  aba-aba  ini  sangat  penting  dalam  mendireksi  karena merupakan  patokan  bagi  penyanyi  paduan  suara  untuk  mulai,  bernyanyi  dan
berhenti menyanyikan lagu.
17
1 Gerak pendahuluan attack Dalam  Kamus  Inggris-Indonesia  2005  :  44,
“kata  attack  berarti serangan;penyerbuan
”.  Attack  dalam  teknik  mendireksi  diartikan  sebagai  gerak pendahuluan  dan  dilakukan  sebelum  insetting.  Aba-aba  pendahuluan  ini
tergantung    dengan  jatuhnya  ketukan  pertama  lagu  dimulai.  Menurut  Subronto 1985:  11,
“gerakan  pendahuluan  ini  harus  sedemikian  jelasnya  sehingga penyanyi, sesudah membawakan kata-kata pertama, tanpa ragu-ragu melanjutkan
lagu dengan semestinya ”.
Menurut Subronto 1985: 11 ada 2 macam gerakan pendahuluan, yaitu gerakan  yang  dimulai  dengan  hitungan  pertama  misalnya  pada  lagu
“Bangun Pemudi  Pemuda
”  dan  gerakan  yang  dimulai  dengan  nada  yang  bukan  hitungan pertama  contohnya  lagu
“Indonesia Raya”. Sedangkan menurut Prier 2005: 21 “gerakan  pendahuluan  terdiri  dari  gerakan  tangan  selama  satu  pukulan  sebelum
insetting atau  sebelum  lagu  dimulai”.  Bila  suatu  lagu  dimulai  dengan  ketukan
kebawah,  gerak  pendahuluan  attack  hendaknya  digerakkan  dengan  tangan keatas,  bergerak  dari  arah  kanan  luar  menuju  tengah  atas.  Untuk  lebih  jelasnya
berikut  ini  merupakan  contoh-contoh  gerak  pendahuluan  attack.  Gerakan  ini digambarkan dengan garis putus-putus.
18
a  Gerak  pendahuluan  attack  untuk  lagu  berbirama  44  yang  dinyanyikan  pada hitungan pertama:
Gambar 5: Contoh lagu berbirama 44, “Ibu Kita Kartini”
b Gerak pendahuluan attack untuk lagu berbirama 44 yang dinyanyikan pada hitungan kedua:
Gambar 6: Contoh lagu berbirama 44, “Nyiur Hijau”
19
c Gerak pendahuluan attack untuk lagu berbirama 44 yang dinyanyikan pada hitungan ketiga:
Gambar 7: Contoh lagu berbirama 44, “Apuse”
d  Gerak  pendahuluan  attack  untuk  lagu  berbirama  34  yang  dinyanyikan  pada hitungan ketiga:
Gambar 8: Contoh lagu berbirama 34, “Desaku yang Kucinta”
2 Insetting Insetting
dapat  diartikan  sebagai  gerakan  pada  saat  lagu  dinyanyikan Prier,  2005:20  Gerakan  ini  terjadi  setelah  gerakan  pendahuluan  attack  dan
berlangsung  selama  lagu  dinyanyikan.  Gerakan  ini  bertujuan  untuk  menahan tempo  dan  menunjukkan  ketukan  serta  aksen  lagu  selama  dibawakan.  Dalam
melakukan gerakan ini, dirigen harus memperhatikan pola gerakan sesuai dengan tempo  lagu  yang  dibawakan.  Bila  tempo  berubah  dengan  tiba-tiba,  dirigen  harus
menggunakan satu gerakan persiapan untuk mengalihkan perubahan tempo ini.
20
Dirigen juga harus melakukan gerakan ini sesuai dengan dinamik lagu yang dibawakan. Apabila lagu yang dibawakan merupakan lagu berdinamik keras
maka  insetting  dilakukan  dengan  memberikan  tekanan  pada  pola  gerakan  aba- abanya.  Demikian  sebaliknya  apabila  lagu  yang  dibawakan  merupakan  lagu
berdinamik  lembut,  maka  insetting  dilakukan  dengan  ringan  sesuai  pola  gerakan aba-abanya.
3 Gerak Mengakhiri Lagu release Menurut pendapat Pamadhi, dkk 2009 : 5.27:
Untuk  mengakhiri  suatu  lagu  dengan  baik  atau  tanpa  keragua-raguan bagi  pemusik,  maka  aba-aba  penutup  harus  berlangsung  sampai  pada
nada  terakhir  selesai.  Baru  pada  hitungan  yang  berikutnya  aba-aba tersebut  dihentikan.  Menghentikan  aba-aba  ini  adalah  dengan
menambahkan sedikit gerakan “lingkaran kecil” persis setelah aba-aba nada terakhir selesai.
Menurut Prier 2005: 27: Setelah  mengetahui  bagaimana  memulai  suatu  lagu,  maka  perlu
dipelajari  bagaimana  mengakhirinya.  Bahaya  pada  akhir  lagu  ialah konsentrasi  berkurang  sebelum  lagu  selesai.  Maka  aba-aba  harus
berlangsung  terus  sampai  nada  terakhir  sudah  selesai.  Baru  pada pukulan  yang  berikutnya  aba-aba  dihentikan.  Atau  dengan  kata  lain,
aba-aba itu harus membimbing para penyanyi atau pemain dan menjaga agar ketegangan tidak akan habis sebelum lagunya sungguh selesai.
Gerak  mengakhiri  lagu  sering  juga  disebut  gerak  release.  Gerak  ini
gunanya  untuk  menjaga  agar  jangan  sampai  nyanyian  menjadi  mengendor sebelum  tiba  pada  akhir  yang  sebenarnya.  Dari  uraian-uaraian  diatas  dapat
disimpulkan  bahwa  gerakan  mengakhiri  lagu  release  merupakan  bagian  dari teknik  mendireksi  yang  juga  sangat  penting.  Karena  walaupun  gerakan  ini
merupakan gerakan penutup namun tetap harus dilakukan dengan benar agar para