Uji apoptosis pada sel HeLa

40 Gambar 17. Morfologi sel T47D: a tanpa perlakuan kontrol sel; b perlakuan senyawa1- 4’-bromofenil -3-4-hidroksi-3-metoksifenil-2-propen-1- on konsentrasi 22,5 M, c perlakuan Doksorubisin 92,5 nM, d perlakuan kombinasi senyawa1- 4’-bromofenil -3-4-hidroksi-3- metoksifenil-2-propen-1-on 22,5 M dan Doksorubisin 92,5 M. Tabel 6. Hasil perhitungan nilai CI pada perlakuan kombinasi senyawa 1- 4’- bromofenil -3-4-hidroksi-3-metoksifenil-2-propen-1-on dan Doksorubisin pada berbagai variasi konsentrasi. Nilai CI Doksorubisin nM 1- 4’-bromofenil - 3-4-hidroksi-3- metoksi-fenil-2- propen-1-on M 11,5625 23,125 46,25 92,65 2,8125 1,043 0,997 0,517 0,416 5,625 0,668 1,028 0,526 0,426 11,25 0,559 0,494 0,392 0,385 22,5 0,533 0,425 0,410 0,517

2. Uji Pengamatan Apoptosis dengan Flowcytometer

a. Uji apoptosis pada sel HeLa

Pengamatan apoptosis dilakukan pada sel HeLa tanpa perlakukan, dengan perlakukan 1- 4’-bromofenil -3-4-hidroksi-3-metoksifenil-2-propen-1- on, dengan perlakuan Doksorubisin, dan kombinasi keduanya pada inkubasi 24 a d b c 41 jam. Hasil pengamatan apoptosis dengan perlakuan senyawa 1- 4’-bromofenil -3- 4-hidroksi-3-metoksifenil-2-propen-1-on selama inkubasi 24 jam pada sel HeLa disajikan pada Tabel 7 dan Gambar 19. Hasil tersebut menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi 1- 4’-bromofenil-3-4-hidroksi-3-metoksifenil-2- propen-1-on semakin banyak sel HeLa yang mengalami apoptosis. Gambar 18. Nilai CI perlakuan kombinasi senyawa 1- 4’-bromofenil -3-4- hidroksi-3-metoksifenil-2-propen-1-on konsen-trasi 2,8125; 5,625; 11,25; dan 22,5 M dan Doksorubisin konsentrasi 11,5625; 23,125; 46,25; dan 92,65 nM pada Sel T47D. Pada perlakuan kombinasi, konsentrasi senyawa 1- 4’-bromofenil -3-4- hidroksi-3-metoksifenil-2-propen-1-on digunakan sebesar 12,5 M ¼ IC 50 dan Doksorubisin sebesar 1,5 M ¼ IC 50 . Hasil pengamatan apoptosis dengan flowcytometer pada sel HeLa disajikan pada Tabel 8. Tabel 7. Pengaruh perlakuan senyawa 1- 4’-bromofenil -3-4-hidroksi-3- metoksifenil-2-propen-1-on terhadap kematian sel HeLa menggunakan Annexin dengan pembacaan Flowcytometer. Perlakuan senyawa 1- 4’-bromofenil -3- 4-hidroksi-3-metoksifenil-2- propen-1-on M Prosentase Sel HeLa Sel Hidup Early Apoptosis Late Apoptosis Nekrosis 94,64 1,32 2,08 2,01 12,5 85,06 8,34 2,73 3,95 25 54,01 27,47 12,34 6,35 50 14,49 25,25 47,17 13,48 42 Gambar 19. Pengaruh perlakuan senyawa 1- 4’-bromofenil -3-4-hidroksi-3- metoksifenil-2-propen-1-on terhadap proses apoptosis pada sel HeLa. Tabel 8. Pengaruh perlakuan senyawa 1- 4’-bromofenil -3-4-hidroksi-3- metoksifenil-2-propen-1-on, Doksorubisin dan kombinasi keduanya terhadap kematian sel HeLa menggunakan Annexin dengan pembacaan Flowcytometer. Perlakuan Prosentase Sel HeLa Sel Hidup Early Apoptosis Late Apoptosis Nekrosis Tanpa Perlakuan 94,64 1,32 2,08 2,01 BHM 12,5 M 85,06 8,34 2,73 3,95 Doksorubisin 1,5 M 58,70 21,61 9,52 10,63 12,5 M BHM + Doksorubisin 1,5 M 56,22 16,32 7,02 21,09 Keterangan : BHM = senyawa 1- 4’-bromofenil -3-4-hidroksi-3-metoksifenil-2-propen-1-on Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa senyawa 1- 4’-bromofenil -3- 4-hidroksi-3-metoksifenil-2-propen-1-on baik senyawa tunggal maupun kombinasi dengan Doksorubisin mampu memacu apoptosis sel Hela dibandingkan tanpa perlakuan. Perlakuan senyawa kombinasi lebih dapat memacu apoptosis dibanding perlakuan secara tunggal. Namun bila dibandingkan dengan perlakuan 43 dengan Doksorubisin tunggal, penambahan senyawa 1- 4’-bromofenil -3-4- hidroksi-3-metoksifenil-2-propen-1-on memacu terjadinya nekrosis.

b. Uji apoptosis pada sel T47D