Uji Sitotoksik Terhadap Sel HeLa

29

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

A. HASIL PENELITIAN

1. Uji Sitotoksik

Uji sitotoksik dilakukan untuk mengetahui sifat sitotoksik dari senyawa 1- 4’-bromofenil -3-4-hidroksi-3-metoksifenil-2-propen-1-on, baik pada penggunaan tunggal maupun kombinasinya dengan doksorubisin terhadap sel HeLa dan T47D. Pada penelitian ini uji sitotoksisitas dilakukan menggunakan metode MTT.

a. Uji Sitotoksik Terhadap Sel HeLa

1 Uji sitotoksik senyawa 1- 4’-bromofenil -3-4-hidroksi-3-metoksifenil-2- propen-1-on terhadap sel HeLa Potensi ketoksikan senyawa 1-4 ’-bromofenil -3-4-hidroksi-3- metoksifenil-2-propen-1-on terhadap sel HeLa dinyatakan dalam bentuk grafik hubungan antara konsentrasi dengan prosentase viabilitas sel Gambar 3, dan data selengkapnya disajikan pada Lampiran 1. Berdasarkan hasil pengamatan tersebut menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi senyawa yang diberikan, semakin renah viabilitas sel Hela atau semakin banyak jumlah sel HeLa yang mengalami kematian. Berdasarkan hasil perhitungan Lampiran 1 diperoleh nilai IC 50 dari senyawa ini terhadap sel HeLa sebesar 50 M. Gambar 3. Hubungan konsentrasi senyawa 1- 4’-bromofenil -3-4-hidroksi-3- metoksifenil-2-propen-1-on dengan viabilitas sel HeLa Morfologi sel HeLa karena perlakuan senyawa 1- 4’-bromofenil -3-4- hidroksi-3-metoksifenil-2-propen-1-on disajikan pada Gambar 4. Bila IC 50 = 50 M 30 dibandingkan dengan kontrol sel, nampak bahwa semakin besar konsentrasi penambahan senyawa tersebut, semakin banyak sel yang mengalamai kematian. Gambar 4. Morfologi sel HeLa: a tanpa perlakuan kontrol sel dan dengan perlakuan senyawa1- 4’-bromofenil -3-4-hidroksi-3-metoksifenil- 2-propen-1-on konsentrasi : b 5 M, c 10 M, d 20 M, e 40 M, dan f 60 M. Tanda panah putih menunjukkan sel hidup, dan panah merah menunjukkan sel yang mati. Uji doubling time untuk menunjukkan sifat proliferasi Gambar 5 menunjukkan bahwa senyawa1- 4’-bromofenil -3-4-hidroksi-3-metoksifenil-2- propen-1-on mampu menekan laju pertumbuhan sel. Data selengkapnya disajikan pada Lampiran 2. 2 Uji sitotoksik Doksorubisin terhadap sel HeLa Hasil uji sitotoksik Doksorubisin terhadap sel HeLa disajikan pada Gambar 6 dan data selengkapnya disajikan pada Lampiran 3. Viabilitas sel HeLa semakin menurun dengan meningkatnya konsentrasi Doksorubisin, dari hasil perhitungan, nilai IC 50 Doksorubisin terhadap sel HeLa sebesar 6 M. Perubahan morfologi sel HeLa karena penambahan senyawa Doksorubisin disajikan pada Gambar 7. Bila dibandingkan dengan kontrol sel, a b f c d e 31 nampak bahwa semakin besar konsentrasi penambahan Doksorubisin, semakin banyak sel yang mengalami kematian. Gambar 5. Efek penghambatan proliferasi sel HeLa karena perlakuan senyawa1- 4’-bromofenil -3-4-hidroksi-3-metoksifenil-2-propen- 1-on BHM pada konsentrasi 12, 5; 25; 50; dan 75 M dengan waktu inkubasi 0, 24,48, dan 72 jam . Gambar 6. Hubungan konsentrasi Doksorubisin dengan viabilitas sel HeLa 3 Uji sitotoksik kombinasi senyawa 1- 4’-bromofenil -3-4-hidroksi-3- metoksifenil-2-propen-1-on dan Doksorubisin terhadap sel HeLa Uji sitotoksik kombinasi Doksorubisin dan senyawa 1- 4’-bromofenil -3- 4-hidroksi-3-metoksifenil-2-propen-1-on terhadap sel HeLa dilakukan pada konsentrasi 116; 18; 14; dan 12 dari nilai IC 50 atau dibawah nilai IC 50 . Senyawa 1- 4’-bromofenil -3-4-hidroksi-3-metoksifenil-2-propen-1-on yang digunakan sebesar 3,125; 6,25; 12,5; dan 25 M, sedangkan konsentrasi Doksorubisin sebesar 0,375 ; 0,75; 1,5; dan 3 M . Kombinasi kedua senyawa ini IC 50 = 6 M 32 mampu menurunkan viabilitas sel lebih rendah daripada penggunaan masing- masing senyawa secara tunggal sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 2 . Gambar 7. Morfologi sel HeLa : a tanpa Perlakuan kontrol sel dan dengan perlakuan Doksorubisin konsentrasi : b 0,625 M, c 1,25 M, d 2,5 M, e 5 M, f dan 10 M. Tanda panah putih menunjukkan sel hidup, dan panah merah menunjukkan sel yang mati. Tabel 2. Persen viabilitas sel HeLa pada perlakuan kombinasi senyawa 1- 4’- bromofenil -3-4-hidroksi-3-metoksifenil-2-propen-1-on dan Doksorubisin pada berbagai variasi konsentrasi. Viabilitas Sel Doksorubisin M 1- 4’- bromofenil -3- 4-hidroksi-3- metoksi-fenil- 2-propen-1-on M 0,375 0,75 1,5 3 100 72,39 69,05 58,55 50,09 3,125 95,80 67,39 63,87 58,12 51,20 6,25 96,85 64,73 67,14 57,07 47,87 12,5 80,54 53,55 53,86 26,87 11,12 25 50,71 9,20 5,93 5,99 5,44 Penurunan viabilitas sel tersebut juga nampak pada Gambar 8. Pada penelitian ini viabilitas sel terendah diperoleh pada kombinasi konsentrasi Doksorubisin sebesar 3 M. dan senyawa 1- 4’-bromofenil -3-4-hidroksi-3- metoksifenil-2-propen-1-on sebesar 25 M. a b c f e d 33 Gambar 8. Profil viabilitas sel HeLa perlakuan kombinasi senyawa 1- 4’- bromofenil-3-4-hidroksi-3-metoksifenil-2-propen-1-on konsen- trasi 3,125; 6,25; 12,5; dan 25 M dan Doksorubisin konsentrasi 0,375 ; 0,75; 1,5; dan 3 M . Morfologi sel karena pengaruh perlakuan 1- 4’-bromofenil -3-4- hidroksi-3-metoksifenil-2-propen-1-on tunggal, Doksorubisin tunggal dan kombinasinya disajikan pada Gambar 9. Gambar 9. Morfologi sel HeLa: a tanpa perlakuan kontrol sel; b perlakuan senyawa1- 4’-bromofenil -3-4-hidroksi-3-metoksifenil-2-propen-1- on konsentrasi 25 M, c perlakuan Doksorubisin 3 M, d perlakuan kombinasi senyawa1- 4’-bromofenil -3-4-hidroksi-3- metoksifenil-2-propen-1-on 25 M dan Doksorubisin 3 M. a d c b 34 Selain itu sitotoksik kombinasi juga ditetapkan dengan menghitung indeks interaksi antara agen kemoterapi dengan 1- 4’-bromofenil -3-4-hidroksi- 3-metoksifenil-2-propen-1-on menggunakan persamaan : Combination IndexCI = D1Dx1 + D2Dx2 D1 dan D2 adalah konsentrasi sampel yang digunakan dalam perlakuan kombinasi. Dx1 dan Dx2 adalah konsentrasi tunggal yang dapat menghasilkan efek sebesar yang ditimbulkan perlakuan kombinasi Reynols and Maurer,2005. Angka CI yang diperoleh diinterpretasikan sebagaimana Tabel 3, sedangkan hasil perhitungannya disajikan pada Tabel 4 dan Gambar 10, sedangkan data selengkapnya di sajikan pada Lampiran 4. Tabel 3. Interpretasi nilai indeks kombinasi CI Nilai CI Interpretasi 0,1 sinergi sangat kuat 0,1 - 0,3 sinergis kuat 0,3 - 0,7 sinergis 0,7 - 0,9 sinergis ringan-sedang 0,9 - 1,1 mendekati aditif 1,1 - 1,45 antagonis ringan-sedang 1,45 - 3,3 antagonis 3,3 antagonis kuat-sangat kuat Tabel 4. Hasil perhitungan nilai CI pada perlakuan kombinasi senyawa 1- 4’- bromofenil -3-4-hidroksi-3-metoksifenil-2-propen-1-on dan Doksorubisin pada berbagai variasi konsentrasi terhadap sel HeLa. Nilai CI Doksorubisin M 1- 4’-bromofenil - 3-4-hidroksi-3- metoksi-fenil-2- propen-1-on M 0,375 0,75 1,5 3 3,125 0,364 0,495 0,583 0,633 6,25 0,384 0,716 0,608 0,549 12,5 0,350 0,443 0,201 0,144 25 0,244 0,232 0,235 0,239 Berdasarkan perhitungan nilai CI, terlihat bahwa pada kombinasi senyawa 1- 4’-bromofenil -3-4-hidroksi-3-metoksifenil-2-propen-1-on dan 35 Doksorubisin, memberikan interprestasi sinergi nilai CI 0,3 – 0,7 hingga sinergi kuat nilai CI antara 0,1-0,3. Hasil ini membuktikan bahwa senyawa 1- 4’-bromofenil -3-4-hidroksi-3-metoksifenil-2-propen-1-on berpotensi untuk digunakan sebagai agen ko-kemoterapi Doksorubisin pada sel HeLa.

b. Uji Sitotoksik Terhadap Sel T47D