47
Gambar 23. Efek perlakuan senyawa 1-
4’-bromofenil -3-4-hidroksi-3- metoksifenil-2-propen-1-on,
doksorubisin, dan
kombinasi keduanya terhadap ekspresi Bcl-2 pada sel T47D. a. Kontrol sel
tanpa perlakuan sampel yang tidak dicat dengan antibodi, b Kontrol sel tanpa perlakuan sampel yang dicat dengan antibodi,
c Perlakuan tunggal 1- 4’-bromofenil -3-4-hidroksi-3-
metoksifenil-2-propen-1-on 11,25 M, d Perlakuan tunggal
doksorubisin 46,25 nM, dan e Perlakuan kombinasi keduanya. Pengamatan dibawah mikroskop cahaya perbesaran 400x Bcl-2
positif panah penuh , negatif panah putus-putus --- .
B. PEMBAHASAN
Senyawa 1- 4’-bromofenil-3-4-hidroksi-3-metoksifenil-2-propen-1-on
BHM merupakan senyawa derivat kalkon yang mengandung gugus bromo pada cincin nomor 4’; gugus hidroksil pada cincin nomor 4 atau posisi para; gugus
metoksi pada cincin nomor 3 meta; serta memiliki gugus karbonil dengan ikatan tidak jenuh
Senyawa dengan rumus molekul C
16
H
13
O
3
Br ini memiliki titik lebur 103-106
o
C Arty dkk., 2012. Senyawa dasar kalkon 1,3-difenilpropen-1- on telah banyak diteliti aktivitasnya sebagai antitumor, antibakterial, dan anti-
inflamatory Afzal et al., 2008. Penelitian tentang sifat sitotoksik dari senyawa 1-
4’-bromofenil-3-4-hidroksi-3-metoksifenil-2-propen-1-on secara in vitro masih terbatas pada kultur sel kanker HeLa. Hasil uji sitotoksik pada sel HeLa
menunjukkan senyawa ini bersifat toksis dengan nilai IC
50
sebesar 9,6 gmL
Senyawa 1-
4’-bromofenil-3-4-hidroksi-3-metoksifenil-2-propen-1-on juga memiliki sifat antioksidan yang sangat kuat, yaitu 10,14
gmL. Bila ditinjau dari
a b
c d
e
48 struktur senyawanya, aktivitas antioksidan dan antikanker ini kemungkinan besar
berasal dari adanya kontribusi gugus hidroksil dan bromide yang bersifat elektronegatif. Arty dkk, 2012.
Gambar 24. Efek perlakuan senyawa 1-
4’-bromofenil -3-4-hidroksi-3- metoksifenil-2-propen-1-on,
doksorubisin, dan
kombinasi keduanya terhadap ekspresi Bax pada sel T47D. a. Kontrol sel
tanpa perlakuan sampel yang tidak dicat dengan antibodi, b Kontrol sel tanpa perlakuan sampel yang dicat dengan antibodi,
c Perlakuan tunggal 1- 4’-bromofenil -3-4-hidroksi-3-
metoksifenil-2-propen-1-on 11,25 M, d Perlakuan tunggal
doksorubisin 46,25 nM, dan e Perlakuan kombinasi keduanya. Pengamatan dibawah mikroskop cahaya perbesaran 400x Bax
positif panah penuh , negatif panah putus-putus --- .
Hasil penelitian ini menunjukkan senyawa 1- 4’-bromofenil-3-4-
hidroksi-3-metoksifenil-2-propen-1-on mempunyai aktivitas sitotoksik terhadap sel kanker leher rahim HeLa dan sel payudara T47D. Perlakuan senyawa ini
memberikan efek sitotoksik cukup tinggi yaitu IC
50
= 50 M 16,65 gmL pada
sel HeLa dan IC
50
= 45 M 14,98 gmL pada sel T47D. Ueda 2002
menyatakan bahwa senyawa dapat dinyatakan poten jika memiliki nilai IC
50
kurang dari 100 gmL. Dengan demikian penelitian ini menunjukkan bahwa 1-
4’-bromofenil-3-4-hidroksi-3-metoksifenil-2-propen-1-on merupakan senyawa yang poten sebagai antikanker.
a
e c
b
d
49 Adanya gugus OH pada posisi para dari senyawa 1-
4’-bromofenil-3- 4-hidroksi-3-metoksifenil-2-propen-1-on diperkirakan memberikan kontribusi
pada sifat toksisitas senyawa terhadap sel HeLa dan T47D. Pada beberapa hasil penelitian tentang aktivitas senyawa derivat kalkon, adanya substitusi gugus
metoksi pada cincin A dan substitusi fluoro, kloro, bromo dan cincin B mampu meningkatkan penghambatan aktivitas NF-
B, suatu faktor transkripsi yang berperan dalam pengembangan dan progresi kanker Folmer, et.al., 2006, dan
Kim, et. al., 2007. Selain itu adanya gugus karbonil tak jenuh -
unsaturated carbonyl yang terdapat pada kalkon juga memberikan kontribusi
pada aktivitas sitotoksik pada sel HeLa dan T47D. Menurut Srinivasan, et al, 2009 adanya ikatan tak jenuh
yang bersifat sangat elektrofilik dapat menimbulkan radikal thiyl yang mengarah ke pengurangan alkena melalui adisi
Michaelis kovalen dari nukleofil, seperti SH dari cystin dari DNA, yang mengikat NF-
B. Perlakuan senyawa 1-
4’-bromofenil-3-4-hidroksi-3-metoksifenil-2- propen-1-on juga menunjukkan perubahan morfologi sel yang signifikan seiring
meningkatnya konsentrasi senyawa yang diberikan. Perubahan morfologi sel tersebut menyebabkan menurunnya viabilitas sel HeLa dan T47D.
Hasil uji doubling time menunjukkan bahwa senyawa 1- 4’-bromofenil-
3-4-hidroksi-3-metoksifenil-2-propen-1-on bersifat antiproliferasi, baik pada sel HeLa maupun sel T47D. Perlakuan senyawa 1-
4’-bromofenil-3-4-hidroksi-3- metoksifenil-2-propen-1-on sebesar 12,5
M pada sel HeLa mampu menghambat laju pertumbuhan sel tersebut, namun sel masih dapat berkembang hingga 72 jam.
Perlakuan di atas konsentrasi tersebut, yaitu 25, 50 dan 75 M menyebabkan sel
tidak dapat berkembang. Pada sel T47D, perlakuan senyawa dengan konsentrasi 11,25 dan 22,5
M menghambat laju pertumbuhan sel, dimana sel masih dapat berkembang hingga jam ke 48, kemudian mengalami penurunan jumlah sel dan
akhirnya mati. Pada konsentrasi senyawa 45 dan 67,5 M menyebabkan sel tidak
dapat berkembang. Bila dibandingkan dengan nilai IC
50
doksorubisin, senyawa 1- 4’-
bromofenil-3-4-hidroksi-3-metoksifenil-2-propen-1-on memiliki aktivitas lebih rendah. Doksorubisin merupakan agen kemoterapi yang banyak digunakan dalam
50 terapi berbagai kanker epitel. Doksorubisin dapat berinterkelasi dengan DNA
sehingga fungsi DNA sebagai template dan pertukaran sister chromatid terganggu pada pita DNA terputus. Obat ini juga dapat bereaksi dengan sitokrom P450
reduktase dengan adanya NADPH membentuk zat perantara yang akan bereaksi dengan oksigen menghasilkan radikal bebas yang dapat menghancurkan sel. Pada
penelitian ini diperoleh nilai IC
50
doksorubisin terhadap sel HeLa sebesar 6 M
dan 185 nM pada sel T47D. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kombinasi senyawa 1-
4’- bromofenil-3-4-hidroksi-3-metoksifenil-2-propen-1-on dengan doksorubisin
mampu meningkatkan aktivitas sitotoksik baik pada sel HeLa maupun sel T47D, dibandingkan dengan perlakuan tunggal. Perlakuan kombinasi pada sel HeLa
dibawah konsentrasi IC
50
menghasilkan efek dari sinergi saling menguatkan hingga sinergi kuat. Viabilitas sel terendah terjadi pada kombinasi senyawa 1-
4’- bromofenil-3-4-hidroksi-3-metoksifenil-2-propen-1-on 25
M dan dokso- rubisin 3
M. Pada sel T47D perlakuan kombinasi dibawah konsentrasi IC
50
menghasilkan efek mendekati aditif pada konsentrasi terendah, dan efek sinergi pada konsentrasi yang lebih tinggi. Viabilitas sel terendah pada sel T47D terjadi
pada kombinasi senyawa 1- 4’-bromofenil-3-4-hidroksi-3-metoksifenil-2-
propen-1-on konsentrasi 22,5 M dan doksorubisin 92,65 nM. Hasil ini
membuktikan bahwa senyawa 1- 4’-bromofenil-3-4-hidroksi-3-metoksifenil-2-
propen-1-on berpotensi untuk digunakan sebagai agen ko-kemoterapi doksorubisin.
Hasil pengamatan apoptosis menggunakan flowcytometer menunjukkan bahwa perlakuan senyawa 1-
4’-bromofenil-3-4-hidroksi-3-metoksifenil-2- propen-1-on sebesar 12,5
M 14 IC
50
dengan waktu inkubasi 24 jam menyebabkan 11,07 sel HeLa mengalami apoptosis. Jumlah ini lebih tinggi
dibandingkan dengan sel HeLa tanpa perlakuan 3,4. Pada perlakuan senyawa dengan konsentrasi lebih tinggi, yaitu 25
M 12IC
50
dan 50 M IC
50
menyebabkan lebih banyak sel yang mengalami apoptosis, yaitu berturut-turut sebesar 39,81 dan 72,42. Hasil ini menunjukkan bahwa senyawa 1-
4’- bromofenil-3-4-hidroksi-3-metoksifenil-2-propen-1-on mampu menginduksi
terjadinya apoptosis pada sel HeLa. Perlakuan kombinasi 12, 5 M senyawa ini
51 dengan 1,5
M doksorubisn menyebabkan 23,34 sel HeLa mengalami apoptosis. Jumlah ini lebih tinggi dari perlakuan tunggal senyawa 11,07,
namun lebih rendah dari perlakuan tunggal doksorubisin 31,13. Perlakuan kombinasi mengarahkan sel HeLa ke arah nekrosis. Hal ini dapat dipahami karena
penelitian ini dilakukan secara invitro, sehingga sangat dimungkinkan sel yang mengalami apoptosis selanjutnya akan mengalami nekrosis, karena tidak ada
mekanisme keterlibatan makrofag. Demikian juga pada sel T47D, perlakuan senyawa 1-
4’-bromofenil-3- 4-hidroksi-3-metoksifenil-2-propen-1-on sebesar 11,25
M 14 IC
50
dengan waktu inkubasi 24 jam menyebabkan 6,17 sel T47D mengalami apoptosis.
Jumlah ini lebih tinggi dibandingkan dengan sel T47D tanpa perlakuan 2,18. Pada perlakuan senyawa dengan konsentrasi lebih tinggi, yaitu 22,5
M 12IC
50
dan 45 M IC
50
menyebabkan lebih banyak sel yang mengalami apoptosis, yaitu berturut-turut sebesar 11,44 dan 67,93. Hasil ini menunjukkan bahwa
senyawa 1- 4’-bromofenil-3-4-hidroksi-3-metoksifenil-2-propen-1-on mampu
menginduksi terjadinya apoptosis pada sel T47D. Perlakuan kombinasi senyawa ini pada konsentrasi 11,25
M dan doksorubisn 46,25 nM menyebabkan 11,4 sel T47D mengalami apoptosis. Jumlah ini lebih tinggi dari perlakuan tunggal
senyawa 6,17, dan perlakuan tunggal doksorubisin 7,17. Data ini menunjukkan bahwa kombinasi senyawa ini dengan doksorubisin meningkatkan
kemampuan doksorubisin dalam memacu terjadinya apoptosis. Kemampuan
senyawa ini dalam memacu apoptosis menyebabkan viabilitas sel HeLa dan
T47D menurun. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Hsu et al., 2006 yang menunjukkan bahwa struktur inti dari kalkon mampu menghambat
proliferasi sel pada sel kanker payudara dengan menginduksi apoptosis. Hasil pengamatan ekspresi protein Bcl-2 baik pada sel HeLa maupun sel
T47D menunjukkan
bahwa senyawa
1- 4’-bromofenil-3-4-hidroksi-3-
metoksifenil-2-propen-1-on baik tunggal maupun kombinasinya dengan doksorubisin mampu menurunkan level ekspresi Bcl-2. Dalam kaitannya dengan
proses apoptosis, hal ini menunjukkan bahwa senyawa ini mampu memacu terjadinya apoptosis dengan menurunkan ekspresi Bcl-2.
52 Senyawa ini, baik pemakaian tunggal maupun kombinasi dengan
doksorubisin juga mampu meningkatkan level ekspresi Bax pada sel HeLa dan T47D. Bcl-2 dan Bax merupakan Bcl-2-family, yaitu gen yang sangat berperan
dalam jalur pengaturan apoptosis. Protein-protein yang termasuk Bcl-2 family pada umumnya mengatur apoptosis melalui regulasi permeabilitas membrane luar
mitokondria. Penelitian Shen et al, 2007 menunjukkan bahwa kalkon dapat menghambat proliferasi sel dengan menginduksi apoptosis pada sel kanker
kandung kemih manusia, yaitu sel T24 dan HT-1376. Pada kedua sel ini kalkon secara signifikan meningkatkan ekspresi protein p21 dan p27, serta menurunkan
level cyclin B1, cyclin A, dan Cdc2, sehingga menyebabkan cell cycle arrest. Selain itu kalkon meningkatkan ekspresi Bax dan Bak, tetapi menurunkan level
Bcl-2 dan Bcl-XL, sehingga memacu apoptosis melalui jalur mitokondria dengan melepaskan sitokrom dan mengaktivasi caspase-9 dan caspase-3. Induksi jalur
mitokondria dan penghambatan aktivasi NF- B berperan penting dalam
mempengaruhi aktivitas antiproliferasi kalkon pada sel T24 dan HT-1376.
Pada penelitin
ini, senyawa
1- 4’-bromofenil-3-4-hidroksi-3-
metoksifenil-2-propen-1-on merupakan kalkon dengan substitusi gugus hidroksil, metoksi, dan Bromo ternyata juga mampu menghambat proliferasi sel dan
memacu apoptosis. Adanya kemampuan senyawa ini dalam menurunkan level ekspresi Bcl-2 dan meningkatkan level ekspresi Bax, menunjukkan bahwa
senyawa ini mampu memacu apoptosis dengan induksi jalur mitokondria.
53
BAB 6 RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA
Sejauh ini, secara keseluruhan penelitian tahun pertama telah dilaksanakan. Pada tahun kedua akan dilanjutkan dengan kegiatan penelitian
sebagaimana pada Gambar 24, yaitu : 1. Mengkaji
efek perlakuan
senyawa 1-
4’-bromofenil-3-4-hidroksi-3- metoksifenil-2-propen-1-on, Doksorubisin, dan kombinasi keduanya terhadap
daur sel HeLa dan T47D. 2. Mengamati perubahan ekspresi protein regulator daur sel cyclin Dcyclin E
cyclin B pada sel HeLa dan T47D dengan adanya perlakuan senyawa 1- 4’-
bromofenil-3-4-hidroksi-3-metoksifenil-2-propen-1-on, Doksorubisin, dan kombinasi keduanya
Gambar 24. Bagan Alir Penelitian Metode penelitian yang dilakukan adalah :
1. Uji Penghambatan Daur Sel dengan Flowcytometry
a. Alat yang digunakan : Flowcytometer FACSCalibur,pPerlengkapan
perlindungan diri sarung tangan steril, jas lab., waterbath yang telah distel temperaturnya 37°C, Laminar Air Flow Hood LAF, inkubator CO
2
, tissue culture flaskdish, pen marker, mikropipet, tip, rak ampultempat eppendorf,
tissue, alat-alat gelas, flakon, timbangan analitik, mikroskop cahaya, inverted
Uji penghambatan daur sel perlakuan senyawa derivat kalkon
bersubstitusi bromo, Doksorubisin, dan kombinasi keduanya pada sel
HeLa sel T47D sel pada
setiap daur sel
Uji efek senyawa derivat kalkon bersubstutisi bromo, Doksorubisin,
dan kombinasi keduanya terhadap ekspresi protein yang berperan dalam daur sel cycDcyc E cycB
Ekspresi protein cycDcyc E
cycB
TAHUN II