kegagalan. Menurut Bandura 1989
self efficacy
akan menimbulkan efek sebagai berikut:
1.
Self efficacy
berefek pada tujuan individu itu sendiri. Seseorang yang memiliki
self efficacy
rendah maka akan memiliki tujuan yang lemah pula pada dirinya. Seseorang tidak hanya belajar dari pengalaman
tetapi juga belajar pada hasil level kinerja yang dihasilkan berdasar kepercayaan pada dirinya sendiri.
2.
Self efficacy
berefek pada keberhasilan seseorang dalam mengerahkan dirinya pada pekerjaan.
Self efficacy
yang tinggi akan memancing dirinya untuk bekerja keras pada saat mendapatkan tantangan baru.
3.
Self efficacy
berefek pada kegigihan seseorang pada saat mendapatkan tugas yang sulit.
Self efficacy
yang tinggi membuat saseorang menjadi lebih percaya diri akan tugasnya.
2.2 Penelitian yang Relevan
Berikut ini merupakan penelitian-penelitian yang relevan : 1.
Penelitian oleh Larry, dkk 2010 yang berjudul “
The Influence of
Retail Management’s Use of Social Power on Corporate Ethical
Values, Employee Commitment and Performanc
e ”. Jurnal tersebut
menyebutkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara budaya organisasi dan komitmen karyawan dengan kinerja
berdasarkan sampel dari 225 karyawan perusahaan retail, 2.
Penelitian oleh Baker, dkk 2014 tentang “
Perceived customer showrooming behavior and the effect on retail sales person self
efficacy an performance
. ” Dari hasil penelitian yang dilakukan,
disebutkan bahwa hubungan antara
self efficacy
, dengan kinerja sales saling terkait satu sama lain. Dari penelitiannya disimpulkan bahwa
self efficacy
dapat signifikan dan berpengaruh secara positif. 3.
Penelitian oleh Chasanah 2008 tentang Analisis Pengaruh
Empowerment, Self efficacy
dan Budaya Organisasi terhadap Kepuasan Kerja dalam Meningkatkan Kinerja Karyawan Studi
Empiris pada Karyawan PT. Mayora Tbk Regional Jateng dan DIY. Dari hasil penelitiannya disimpulkan bahwa
empowerment, self efficacy
dan budaya organisasi masing-masing memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja yang dihasilkan karyawan,
sehingga kepuasan kerja kerjanya tinggi.
2.3 Kerangka Berpikir
1. Pengaruh Budaya Organisasi terhadap Kinerja Pramuniaga
Budaya organisasi merupakan filosofi dasar yang memuat keyakinan, norma-norma, dan nilai bersama yang menjadi
karakteristik inti tentang bagaimana cara melakukan sesuatu di dalam organisasi. Pramuniaga yang bekerja di PT Mirota Kampus
Yogyakarta harus bisa memahami budaya organisasi yang ada di perusahaan. Hal ini disebabkan pekerjaan yang rutin dan banyak
membutuhkan kerja keras dalam mengerjakannya. Pramuniaga dituntut agar lebih peka dalam mengantisipasi perubahan lingkungan,
lebih responsif saat melayani pelanggan, lebih profesional dalam