Undang-Undang No. 33 Tahun 2004 Pasal 1 menyebutkan bahwa Pendapatan Asli Daerah adalah penerimaan yang diperoleh daerah dari
sumber-sumber di dalam daerahnya sendiri yang dipungut berdasarkan peraturan daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku. Pendapatan Asli Daerah merupakan sumber penerimaan daerah yang asli digali di daerah yang digunakan untuk modal.
Secara teoritik, PAD merupakan suatu sumbangan nyata yang diberikan oleh masyarakat setempat guna mendukung status otonom yang
diberikan kepada daerahnya. Tanda dukungan dalam bentuk besarnya perolehan PAD penting artinya bagi suatu pemerintah daerah agar
memiliki keleluasaan yang lebih dalam melaksanakan pemerintahan sehari-hari maupun pembangunan yang ada di wilayahnya. Seorang pakar
dari World Bank berpendapat bahwa batas 20 perolehan PAD merupakan batas minimum untuk menjalankan otonomi daerah. Sekiranya
PAD kurang dari angka 20 tersebut, maka daerah tersebut akan kehilangan kredibilitasnya sebagai kesatuan yang mandiri.
PAD bertujuan memberikan kewenangan kepada Pemerintah Daerah untuk mendanai pelaksanaan otonomi daerah sesuai dengan
potensi Daerah sebagai perwujudan Desentralisasi.
2.1.4.2.1. Klasifikasi Pendapatan Asli Daerah PAD
Menurut Halim 2007: 96 kelompok Pendapatan Asli Daerah dipisahkan menjadi empat jenis pendapatan:
Universitas Sumatera Utara
1. Pajak Daerah.
Sesuai UU Nomor 34 Tahun 2000 jenis pendapatan pajak untuk kabupatenkota terdiri dari:
- pajak hotel, - pajak restoran,
- pajak hiburan, - pajak reklame,
- pajak penerangan jalan, - pajak pengambilan bahan galian golongan C,
- pajak parkir.
2. Retribusi Daerah.
Retribusi daerah merupakan pendapatan daerah yang berasal dari retribusi. Terkait dengan UU Nomor 34 Tahun 2000 jenis
pendapatan retribusi untuk kabupatenkota meliputi objek pendapatan sebagai berikut :
- retribusi pelayanan kesehatan - retribusi pelayanan persampahankebersihan
- retribusi penggantian biaya cetak KTP - retribusi penggantian biaya cetak akte catatan sipil
- retribusi pelayanan pemakaman - retribusi pelayanan pengabuan mayat
- retribusi pelayanan parkir di tepi jalan umum - retribusi pelayanan pasar
- retribusi pengujian kendaraan bermotor - retribusi pemeriksaan alat pemadam kebakaran
- retribusi penggantian biaya cetak peta - retribusi pengujian kapal perikanan
- retribusi pemakaian kekayaan daerah - retribusi jasa usaha pasar grosir atau pertokoan
- retribusi jasa usaha tempat pelelangan - retribusi jasa usaha terminal
- retribusi jasa usaha tempat khusus parkir - retribusi jasa usaha tempat penginapanpesanggrahanvilla
- retribusi jasa usaha penyedotan kakus - retribusi jasa usaha rumah potong hewan
- retribusi jasa usaha pelayanan pelabuhan kapal - retribusi jasa usaha tempat rekreasi dan olahraga
- retribusi jasa usaha penyebrangan di atas air - retribusi jasa usaha pengolahan limbah cair
- retribusi jasa usaha penjualan produksi usaha daerah - retribusi izin mendirikan bangunan
- retribusi izin tempat penjualan minuman beralkohol - retribusi izin gangguan
- retribusi izin trayek
Universitas Sumatera Utara
3. Hasil pengelolaan kekayaan milik daerah yang dipisahkan.
Hasil pengelolaan kekayaan milik daerah yang dipisahkan merupakan penerimaan daerah yang berasal dari pengelolaan
kekayaan daerah yang dipisahkan. Jenis pendapatan ini dirinci menurut objek pendapatan yang mencakup:
- Bagian laba atas penyertaan modal pada perusahaan milik
daerahBUMD. - Bagian laba atas penyertaan modal pada perusahaan milik
negaraBUMD. - Bagian laba penyertaan modal pada perusahaan milik swasta
swasta atau kelompok usaha masyarakat. 4.
Lain-lain PAD yang sah. Pendapatan ini merupakan penerimaan daerah yang berasal dari
lain-lain milik Pemda. Rekening ini disediakan untuk mengakuntansikan penerimaan daerah selain yang disebut di atas.
Jenis pendapatan ini meliputi objek pendapatan berikut: - hasil penjualan aset daerah yang tidak dipisahkan,
- jasa giro, - pendapatan bunga,
- penerimaan atas tuntutan ganti kerugian daerah, - penerimaan komisi, potongan, ataupun bentuk lain sebagai
akibat dari penjualan pengadaan barang, dan jasa oleh daerah, - penerimaan keuangan dari selisih nilai tukar rupiah terhadap
mata uang asing, - pendapatan denda atas keterlambatan pelaksanaan pekerjaan,
- pendapatan denda pajak, - pendapatan denda retribusi,
- pendapatan eksekusi atas jaminan, - pendapatan dari pengembalian,
- fasilitas sosial dan umum, - pendapatan dari penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan,
- pendapatan dari angsurancicilan penjualan.
Sedangkan menurut Erlina 2012 : 150, Lain-lain pendapatan daerah yang sah dibagi menurut jenis pendapatan yang terdiri dari :
1. Hibah; Pendapatan hibah yang masuk dalam kategori ini adalah
dalam bentuk kas dan setara kas. Kelompok pendapatan hibah berasal dari pemerintah lainnya, badanlembagaorganisasi swasta
dalam negeri, kelompok masyarakat perorangan dan lembaga luar negeri yang tidak mengikat.
2. Dana Darurat; Kelompok dana darurat berasal dari pemerintah dalam
rangka penanggulangan korbankerusakan akibat bencana alam.
Universitas Sumatera Utara
3. Dana Bagi Hasi Pajak dari Provinsi dan Pemerintah Daerah lainnya;
Kelompok dana bagi hasil dari provinsi pemerintah daerah lainnya terdiri dari dana bagi hasil pajak dari provinsi, dana bagi hasil pajak
dari kabupaten, dan dana bagi hasil pajak dari kota.
4. Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus.
5. Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemerintah Daerah lainnya.
Kelompok bantuan keuangan dari provinsi atau pemerintah daerah lainnya terdiri dari bantuan keuangan dari provinsi, bantuan
keuangan dari keuangan dari kabupaten, dan bantuan keuangan dari kota.
2.1.5. Dana Perimbangan