Uji Heteroskedastisitas Uji Multikolinearitas Uji Signifikansi Simultan Uji-F Pengujian Koefisien Determinasi R

data ke dalam bentuk log diharapkan dapat membentuk distribusi yang normal. 2. Lakukan trimming. Trimming adalah membuang data yang outlier. Ketentuan data yang bersifat outlier telah dijelaskan sebelumnya. Nilai outlier bisa juga ditentukan dengan kriteria nilainya lebih kecil dari µ - 2α atau lebih besar µ + 2α. 3. Lakukan winsorizing, yaitu mengubah nilai data yang outlier ke suatu nilai tertentu. Jika data relative sedikit, maka mengatasi pelanggaran asumsi normalitas data dengan cara trimming akan semakin mengecilkan jumlah sampel. Untuk mengatasi masalah ini maka cara yang lebih baik dipilih adalah dengan melakukan winsorizing yaitu mengubah nilai observasi yang outlier menjadi nilai maksimum dan minimum yang diizinkan. Nilai observasi yang lebih kecil dari µ - 2α akan diubah menjadi µ - 2α dan nilai observasi yang lebih besar µ + 2α akan diubah menjadi nilai µ + 2α.

b. Uji Heteroskedastisitas

Pengujian gejala heteroskedastisitas bertujuan untuk melihat apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variable dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas, dan jika berbeda disebut Universitas Sumatera Utara heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas.

c. Uji Multikolinearitas

Uji ini bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Jika variabel independen saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal Ghozali 2007:91. Untuk mendeteksi adanya multikolinearitas, dapat dilihat dari Value Inflation Factor VIF dan nilai Tolerance. Apabila nilai VIF 10, terjadi multikolinieritas. Sebaliknya, jika VIF 10, tidak terjadi multikolinearitas Wijaya, 2009:119. Dan jika kita lihat dari nilai Tolarance, apabila nilai Tol 0,10 tidak terjadi multikoloniearitas dan sebaliknya jika nilai Tol 0,10, maka terjadi multikolonieritas.

d. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan asumsi klasik autokorelasi yaitu korelasi yang terjadi antara residual pada satu pengamatan dengan pengamatan lain pada model regresi. Prasyarat yang harus terpenuhi adalah tidak adanya autokorelasi dalam model regresi. Universitas Sumatera Utara Metode pengujian yang sering digunakan adalah dengan uji Durbin-Watson uji DW dengan ketentuan sebagai berikut: 1 Angka D-W dibawah -2 berarti ada autokorelasi positif, 2 Angka D-W di antara -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi, 3 Angka D-W di atas +2 berarti ada autokorelasi negatif.

3.8.3. Analisis Regresi Berganda

Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan model analisis regresi berganda bertujuan untuk menghitung dua atau lebih variabel bebas terhadap satu variabel terikat dan memprediksi variabel terikat dengan menggunakan dua atau lebih variabel bebas. Model persamaan yang digunakan adalah sebagai berikut: Y = a + b 1 X 1 + b 2 X 2 + b 3 X 3 + b 4 X 4 + e Dimana : Y = Belanja Modal a = Konstanta b 1 - b 4 = Koefisien regresi X 1 = Pendapatan Asli Daerah X 2 = Dana Alokasi Umum X 3 = Dana Alokasi Khusus X 4 = Dana Bagi Hasil Pajak dan Sumber Daya Alam e = Standard error Universitas Sumatera Utara Uji Hipotesis a. Uji Signifikansi Parsial Uji-t Uji t digunakan untuk mengetahui apakah variabel-variabel independen secara parsial berpengaruh nyata atau tidak terhadap variabel dependen. Jika probabilitas variabel bebas lebih besar dari tingkat kesalahannya maka variabel bebas tidak berpengaruh, tetapi jika probabilitas variabel bebas lebih kecil dari tingkat kesalahannya maka variabel bebas tersebut berpengaruh terhadap variabel terikat. Model pengujiannya adalah: 1 Ho : b 1 = 0, artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari masing-masing variabel bebas PAD, DAU, DAK, dan DBH_PSDA terhadap variabel terikat Belanja Modal. 2 Ha : b 1 ≠ 0, artinya secara parsial terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari masing-masing variabel bebas PAD, DAU, DAK_PSDA, dan DBH terhadap variabel terikat Belanja Modal. Kriteria pengambilan keputusannya adalah: Ho diterima jika t hitung t tabel pada α = 5 Ho ditolak jika t hitung ≥ t tabel pada α= 5 Universitas Sumatera Utara

b. Uji Signifikansi Simultan Uji-F

Uji F digunakan untuk mengetahui apakah variabel-variabel independen secara simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Model Pengujiannya : 1 Ho : b1 = b2 = b3 = 0, artinya, secara simultan tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari PAD, DAU, DAK, dan DBH_PSDA terhadap Belanja Modal. 2 Ha : b1 ≠ b2 ≠ b3 ≠ 0, artinya secara simultan terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari PAD, DAU, DAK, dan DBH_PSDA terhadap Belanja Modal. Kriteria pengambilan keputusan : Ho diterima jika F hitung F tabel pada α = 5 Ho ditolak jika F hitung ≥ F tabel pada α = 5

c. Pengujian Koefisien Determinasi R

2 Jika R 2 semakin besar mendekati satu, maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas adalah besar terhadap variabel terikat. Hal ini berarti model yang digunakan semakin kuat untuk menerangkan pengaruh variabel bebas yang diteliti terhadap variabel terikat. Sebaliknya jika R 2 semakin mengecil mendekati nol maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat semakin mengecil, ini berarti model yang digunakan tidak kuat untuk menerangkan pengaruh Universitas Sumatera Utara variabel bebas yang diteliti terhadap variabel terikat Situmorang dan Lufti, 2012:196. Universitas Sumatera Utara BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Kabupaten Kota Propinsi Sumatera Utara