Metode Pengambilan Data Metode Analisis Data Untuk Hipotesis 1

22 Menurut Gay dan Diehl dalam Kuncoro 2003, jumlah sampel minimal yang dapat diterima tergantung dari jenis studi yang dilakukan. Untuk studi deskriptif, sampel 10 dari populasi dianggap merupakan jumlah minimal dan untuk studi korelasional dibutuhkan minimal 30 sampel untuk menguji ada tidaknya hubungan. Maka, penentuan sampel proportional berdasarkan data diatas sebagai berikut: Tabel 3. Jumlah Sampel Terpilih dari Konsumen Setiap Pedagang Lokasi Pedagang Rata-rata Konsumen Jumlah Sampel10 SD Swasta Pelangi 30 3 Perguruan Al-Ulum 40 4 Simpang Jln. Durung 100 10 MTS Teladan, 30 3 SMP Neg. 17 SDN 064976 40 4 SMA,SMP,SD Budi Satrya 60 6 SMA Neg. 11 Medan 60 6 SMA Swasta Teladan, 40 4 Perguruan Swasta Jambi 30 3 Simpang Jln.Bersama,gg Jawa 20 2 SMP,SMA, SMK Swasta Prayatna 60 6 Pasar Jln. Baru 20 2 TOTAL 530 53

3.3 Metode Pengambilan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer yaitu berupa penelusuran jumlah pedagang bakso bakar di daerah penelitian dan kuesioner dari hasil wawancara kepada konsumen bakso bakar di daerah penelitian dengan membuat daftar pertanyaan yang telah disiapkan sebelumnya. Data sekunder yang meliputi data kependudukan dan keadaan lokasi daerah penelitian diperoleh dari instansi terkait yaitu Badan Pusat Statistika Provinsi Sumatera Utara. Universitas Sumatera Utara 23

3.4 Metode Analisis Data Untuk Hipotesis 1

Digunakan analisis deskriptif, dimana yang dianalisis adalah karakteristik konsumen yang membeli bakso bakar di Kecamatan Medan Tembung. Untuk Hipotesis 2 Digunakan analisis korelasi Rank Spearman dengan menganalisis faktor umur, pendapatan dan tingkat pendidikan terhadap frekuensi pembelian dan jumlah pembelian bakso bakar. rs = 1 – ∑ t hitung = rs t α = α2 ; db n-2 Keterangan: rs = Koefisien Korelasi Rank Spearman di = selisih antara peringkat n = jumlah sampel. α = derajat nyata db= derajat bebas Kriteria uji hipotesa: Jika t hitung ≤ t α2 berarti terima Ho dan tidak terima H 1 Jika t hitung t α2 berarti terima H 1 dan tidak terima Ho Universitas Sumatera Utara 24 Ho = tidak ada hubungan H 1 = ada hubungan Dengan menggunakan SPSS, korelasi rank spearman dapat ditentukan dengan nilai signifikansi pada hasil SPSS. Keriteria pengambilan keputusan adalah: Ho diterima jika nilai signifikansi α H 1 diterima jika nilai signifikansi α Tingkat koefisien korelasi menurut Sarwono dalam Ramadhina 2011 sebagai berikut:  0 : Tidak ada korelasi antara dua variabel  0-0,25 : Korelasi sangat lemah  0,25-0,5 : Korelasi cukup  0,5-0,75: Korelasi kuat  0,75-0,99: Korelasi sangat kuat  1 : Korelasi sempurna Koefisien korelasi ialah pengukuran statistik kovarian atau asosiasi antara dua variabel. Koefisien korelasi menunjukkan kekuatan hubungan linear dan arah hubungan dua variabel acak. Untuk Hipotesis 3 Digunakan analisis deskriptif, dimana yang dianalisis adalah preferensi konsumen terhadap atribut produk, yaitu: rasa, jenis, bentuk, jumlah per tusuk, ukuran, tekstur, suhu dan aroma. Dan dianalisis perhatian konsumen dengan uji koefisien konkordansi Kendall’s. Universitas Sumatera Utara 25 Secara manual, nilai Kendall’s dapat dihitung dengan rumus: S ∑ Ri = ∑ , Dimana: W= Nilai Kendall’s S = Jumlah kuadrat dari deviasi rangking R = Rata-rata rangking Ri= Total ranking m = Jumlah orang yang memberikan nilai peringkat n = Jumlah objek yang dinilai Untuk mengetahui keselarasan pendapat responden dilakukan uji Chi-square terhadap koefisien Kendall’s W. Nilai Chi-square dihitung menggunakan rumus: Hipotesis yang diajukan adalah Ho : R Kendall = 0 tidak ada kecocokan H 1 : R Kendall ≠ 0 ada kecocokan Kriteria pengambilan keputusan adalah: Universitas Sumatera Utara 26 Ho diterima jika ; H 1 diterima jika ; Supriana,2010

3.5 Definisi dan Batasan Operasional