Hubungan Umur dengan Frekuensi Pembelian Bakso Bakar Hubungan Umur dengan Jumlah Pembelian Bakso Bakar Hubungan Pendapatan dengan Frekuensi Pembelian BaksoBakar Hubungan Pendapatan dengan Jumlah Pembelian Bakso Bakar

41

5.3.1 Hubungan Umur dengan Frekuensi Pembelian Bakso Bakar

Berdasarkan hasil pengujian analisis korelasi rank spearman menggunakan SPSS pada lampiran 3maka diperoleh nilai koefisien korelasi -0,238 dengan nilai signifikansi 0,04. Hal ini menunjukkan bahwa nilai signifikansi 0,05, maka H 1 diterima dan Ho ditolak. Artinya ada hubungan umur konsumen dengan frekuensi pembelian bakso bakar dengan korelasi yang sangat lemah dengan koefisien - 0,238 dan berhubungan terbalik dengan nilainya yang negatif, yang artinya semakin tinggi umur, maka nilai frekuensi pembelian bakso bakar akan semakin kecil.

5.3.2 Hubungan Umur dengan Jumlah Pembelian Bakso Bakar

Hasil pengujian analisis korelasi rank spearman menggunakan SPSS pada lampiran 4maka diperoleh nilai koefisien korelasi 0,535 dengan nilai signifikansi 0,00. Hal ini menunjukkan bahwa nilai signifikansi 0,05, maka H 1 diterima dan Ho ditolak. Artinya ada hubungan umur konsumen dengan jumlah pembelian bakso bakar dengan korelasi yang kuat dengan koefisien 0,535 dan berhubungan searah dengan nilainya yang positif, yang artinya semakin tinggi umur, maka nilai jumlah pembelian bakso bakar akan semakin banyak pula.

5.3.3 Hubungan Pendapatan dengan Frekuensi Pembelian BaksoBakar

Berdasarkan hasil pengujian analisis korelasi rank spearman menggunakan SPSS pada lampiran 5maka diperoleh nilai koefisien korelasi -0,215 dengan nilai signifikansi 0,122. Hal ini menunjukkan bahwa nilai signifikansi 0,05, maka H diterima dan H 1 ditolak. Artinya tidak ada hubungan pendapatan konsumen dengan frekuensi pembelian bakso bakar. Universitas Sumatera Utara 42

5.3.4 Hubungan Pendapatan dengan Jumlah Pembelian Bakso Bakar

Hasil pengujian analisis korelasi rank spearman menggunakan SPSS pada lampiran 6maka diperoleh nilai koefisien korelasi 0,437 dengan nilai signifikansi 0,001. Hal ini menunjukkan bahwa nilai signifikansi 0,05, maka H 1 diterima dan Ho ditolak. Artinya ada hubungan pendapatan konsumen dengan jumlah pembelian bakso bakar dengan korelasi yang cukup dengan koefisien 0,437 dan berhubungan searah dengan nilainya yang positif, yang artinya semakin tinggi pendapatan, maka nilai jumlah pembelian bakso bakar akan semakin besar pula.

5.3.5 Hubungan Pendidikan dengan Frekuensi Pembelian Bakso Bakar