Klasifikasi Sambungan Uraian Materi 4 1. SAMBUNGAN

61 Teknologi Dasar Otomotif Paku Tembak Blind Rivet Spesial Rivet spesial adalah rivet yang pemasangan kepala bawahnya tidak memungkinkan menggunakan bucking bar. Penggunaan rivet jenis ini dikarenakan terlalu sulit kondisi tempat pemasangan bucking bar pada sisi shop headnya, sehingga sewaktu pembentukan kepala shopnya tidak dapat menggunakan bucking bar. Dari kenyataannya inilah diperlukan rivet spesial yang pemasangan hanya dilakukan pada salah satu sisi saja. Kekuatan rivet spesial ini tidak sepenuhnya diperlukan dan rivet tipe ini lebih ringan beratnya dari rivet-rivet yang lain. Rivet spesial diproduksi oleh pabrik dengan karakteristik tersendiri. Demikian pula untuk pemasangan dan pembongkarannya memerlukan perlatan yang khusus atau spesial. Komposisi rivet spesial ini mengandung 99,45 aluminium murni, sehingga kekuatannya tidak menjadi faktor utama. Dimensi rivet spesial ini dapat dilihat pada tabel berikut menurut standar diamond brand. Tabel Dimensi Spesial Blind Rivet Tabel 4.1 dimensi spesial blind rivet 1 Diamond Brand Rivet, 2005 62 Teknologi Dasar Otomotif Bentuk dari rivet special dapat dilihat dari gambar berikut: Teknik dan prosedur riveting Teknik dan prosedur pemasangan rivet pada konstruksi sambungan meliputi langkah-langkah sebagai berikut : Membuat gambar layout pada pelat yang akan di bor dengan menandai setiap lobang pengeboran menggunakan centerpunch. Mata bor yang digunakan harus tajam sesuai dengan ketentuan sudut mata bor untuk setiap jenis bahan yang akan dibor . Pengeboran komponen-komponen yang dirakit harus dibor dengan posisi tegak lurus terhadap komponen yang akan dirivet. Komponen yang dibor sebaiknya dijepit, untuk menghindari terjadinya pergeseran komponen selama pengeboran. Pengeboran awal dilakukan sebelum pengeboran menurut diameter rivet yang sebenarnya. Pre hole lobang awal yang dikerjakan ukurannya lebih kecil daripada diameter rivet Teknik pemasangan rivet. Pemasangan rivet countersink Pemasangan rivet tipe countersink ini dapat dilakukan dengan machine countersink atau dimpling. Pengerjaan dengan mesin countersink umumnya Gambar 4.4 paku tembakblind rivet 63 Teknologi Dasar Otomotif digunakan untuk pelat pelat yang tebal. Dan pengerjaan dimpling digunakan pada pelat-pelat yang relatif tipis. Pemasangan rivet dengan mesin countersink. Pembentukan sisi pelat yang akan disambung pada rivet countersink ini dapat digunakan alat pilot countersink atau dengan contersink drill bit. Kedua alat ini dapat dipasang pada mesin bor atau pada bor tangan. Penggunaan alat countersink ini dilakukan setelah pelat yang akan disambung dideburring terlebih dahulu. Dimpling Pelat-pelat yang tipis penggunaan rivet countersink dapat dilakukan dengan cara dimpling. Penggunaan dimpling ini dapat dilihat pada gambar dibawah ini. Pemasangan rivet spesial Prosedur awal pemasangan rivet spesial ini sama halnya dengan pemasangan rivet lainya. Tetapi pada pemasangan rivet spesial ini menggunakan alat yakni tang penembak rivet gun rivet. Pada gambar di samping berikut dapat dilihat pemasangan rivet ini. Gambar 4.5 pemasangan rivet countersink Gambar 4.6 gun blind rivet 64 Teknologi Dasar Otomotif Langkah awal pemasangan rivet ini adalah dengan mengebor terlebih dahulu kedua pelat yang akan disambung, Lobang dan penggunaan mata bor disesuaikan dengan diameter rivet yang digunakan. Bersihkan serpihan bekas pengeboran pada pelat.Masukan rivet diantara kedua pelat . Tarik rivet dengan memasukan inti rivet pada penarik yang ada di gun rivet. Penarikan dilakukan dengan menekan tangkai gun secara berulang-ulang sampai inti rivet putus. Jenis jenis kampuh pada pengelingan Kampuh sambungan keling dibuat menurut kebutuhan kekuatan dan kerapatan yang dikehendaki. Gambar 4.7 pemasangan paku tembak Gambar 4.8 proses pemasangan 65 Teknologi Dasar Otomotif

a. Kampuh Berimpit

Kampuh berimpit dibentuk dengan memperimpitkan kedua pinggir pelat yang disambung, kemudian dikeling. Kampuh berimpit biasanya untuk kekuatan kecil, sedang dan juga untuk sambungan yang hanya memerlukan kerapatan. Jika diperlukan kerapatan, antara kedua pelat diberi bahan perekat, seperti kain rami yang di basahi cat, gasket, dan lain-lain. Kampuh berimpit ada yang dikeling tunggal gambar 1.1., dikeling ganda gambar 1.2., atau dikeling tiga baris. Diameter paku yang dipilih dengan patokan : d ≈ � − , �� S = tebal pelat cm Jarak antar paku t = 3d + 0,5 cm. Jika dikeling 2 atau 3 baris. Jarak antara baris tengah dengan baris a, diambil 2,5 – 3,5 d. Jarak antar baris paku ke pinggir pelat e = t. Gambar 4.9 kampuh berimpit 66 Teknologi Dasar Otomotif

b. Kampuh Bilah Tunggal

Kampuh bilah tunggal gambar. dibuat untuk sambungan yang tidak terlalu besar, dalam arah seperti pada gambar. Jika gaya F terlalu besar, dapat menyebabkan lengkung bilah dan merenggangnya sambungan gambar.. Tebal bilah S 1 biasanya 0,6 - 0,8S dan maksimal S 1 = S. Seperti halnya kampuh berimpit, kampuh bilah tunggal ada yang dikeling tunggal, dikeling 2 baris atau 3 baris.

c. Kampuh Bilah Ganda

Kampuh bilah ganda banyak digunakan untuk sambungan yang menghendaki kekuatan dan kerapatan pada tekanan tinggi misalnya smbungan memanjang badan ketel uap. Kampuh bilah ganda gambar., seperti halnya kampuh bilah tunggal ada yang dikeling tunggal, dikeling 2 baris atau 3 baris. Macam-macam Penerapan Sambungan Keling a. Sambungan Kuat Sambungan kelingan yang hanya memerlukan kekuatan saja seperti sambungan keling kerangka bangunan, jembatan, blok mesin, dan lain-lain. Gambar 4.10 kampuh bilah tunggal Gambar 4.11 kampuh bilah ganda 67 Teknologi Dasar Otomotif

b. Sambungan Kuat dan Rapat

Sambungan yang memerlukan kekuatan dan kerapatan seperti sambungan keling ketel uap, tangki-tangki muatan tekanan tinggi, dan dinding kapal.

c. Sambungan Rapat

Sambungan yang memerlukan kerapatan seperti sambungan keling tangki-tangki zat cair dan bejana tekanan rendah. Menghitung Kekuatan Sambungan Keling Sederhana Menghitung kekuatan sambungan paku keling, maka seluruh pembebanan dianggap bekerja pada paku kelingnya. Untuk kampuh berimpit dilakukan sebagai berikut: Beban sebesar F bekerja pada penampang A atas dasar geseran gambar . F = n . � � . d 2 . σ g 4F = n . π . d 2 . σ g d 2 = �� � .� .� � d = �� � .� .� � Keterangan : F = beban dalam kg n = jumlah paku d = diameter paku dalam cm σ g = tegangan geser dalam kgcm 2 Gambar 4.12 kekuatan sambungan 68 Teknologi Dasar Otomotif Kemungkinan lain dapat juga terjadi bahwa disebabkan oleh beban F tadi bukannya paku kelingnya putus, melainkan pelatnya akan sobek sepanjang A 1 . Untuk menghindari ini, maka telah ditetapkan bahwa jarak antara sumbu paku dengan sisi pelat adalah: k = 1,5 – 2d Juga disebabkan pembebanan tumpu, maka pelat dibelakang paku akan membesar, untuk menghitungnya berlaku rumus di bawah ini F = n . d . � . σ s Atau � = . . Keterangan: � = tebal pelat cm σ s = tegangan tumpu Penampang a – a dari pelatnya dibebani gaya tarik. Dengan adanya lubang dengan diameter d, maka panjang b menjadi berkurang. Maka rumus lebar pelatnya adalah : gambar F = b – nd . � . σ t b = nd = � � .� � Gambar 4.13 Pelat sobek pada sambungan keling 69 Teknologi Dasar Otomotif b = � � .� � + nd Keterangan: b = lebar pelat dalam cm σ t = tegangan tarik dalam kgcm 2 n = jumlah paku sebaris d = diameter lubang dalam cm Pada kampuh bilah ganda, tiap-tiap paku keling seolah-olah dipotong di dua tempat yang disebabkan oleh beban sebesar F, dengan demikian rumusnya menjadi: F = 2n . . d 2 . σ g d 2 = . . 4F = βn . π . d 2 . σ g d = . . n = jumlah paku keling Besarnya tegangan tarik untuk baja konstruksi adalah: σ t = 1.400 kgcm 2 Besarnya tegangan geser dan tegangan tumbuk tergantung dari jarak antara sumbu paku keling dengan tepi pelat, yaitu: k = 1,5 d σ g = 0,8 σ t = 1.120 kgcm 2 σ s = 1,6 σ t = 2.240 kgcm 2 k = 2 d σ g = 0,8 σ t = 1.120 kgcm 2 σ s = 2 σ t = 2.800 kgcm 2