79
5.1.1. Analisa Hubungan Logika Ketergantungan Pada Proyek Teaching Hospital
Gedung A
Data awal yang diperoleh dari proyek Teaching Hospital Gedung A ini adalah berupa metode Linked Bar Chart, yang merupakan hasil dari metode PDM dengan
menggunakan bantuan Software Microsof Project. Dari data metode penjadwalan tersebut terlihat bahwa hubungan logika ketergantungan yang digunakan antara satu item kegiatan
dengan item kegiatan yang lain banyak menggunakan hubungan SS Start to Start daripada 3 hubungan logika ketergantungan yang lain yaitu; SF Start to Finish, FS
Finish to Start, FF Finish to Finish. Lihat Gambar 5.2 di bawah ini:
Gambar 5.2. Linked Bar Chart Teaching Hospital Gedung A Hubungan logika ketergantungan SS ini memiliki kelemahan apabila tidak ada
hubungan logika ketergantungan pengunci di akhir item kegiatan tersebut. Karena ada potensi keterlambatan yang tidak dapat terdeteksi oleh hubungan logika ketergantungan SS
ini. Misalnya pada pekerjaan Column dan Beam Slab pada lantai satu yang sama-sama memiliki durasi 30 hari dengan hubungan logika ketergantungan SS+10 hari. Lihat gambar
5.2. Linked Bar Chart Column, Beam Slab Lantai 1.
ID Task Name
Duration Start
Finish Predecessors
1 2
INTEGRATED DIPONEGORO UNIVERSITY DEVELOPMENT 477 days
Thu 21209 Fri 7910
3 START
0 days Thu 21209
Thu 21209
4
TEACHING HOSPITAL 477 days
Thu 21209 Fri 7910
5 PREPARATION
300 days Thu 21209
Tue 12809 3SS
6 TEACHING HOSPITAL BUILDING A
319 days Sun 32909
Wed 21010
7 STRUCTURE WORK
155 days Sun 32909
Sun 83009
8 1st Floor
60 days Sun 32909
Wed 52709
9 FOUNDATION
16 days Sun 32909
Mon 41309 5SS+45 days 10
TIE BEAM 16 days
Wed 4809 Thu 42309 9SS+10 days
11 COLUMN
30 days Sat 41809
Sun 51709 10SS+10 days 12
BEAM SLAB 30 days
Tue 42809 Wed 52709 11SS+10 days
13 2nd Floor
50 days W ed 51309
Wed 7109
14 COLUMN
30 days Wed 51309
Thu 61109 12SS+15 days 15
GIRDER 30 days
Sat 52309 Sun 62109 14SS+10 days
16 BEAM SLAB
30 days Tue 6209
Wed 7109 15SS+10 days 17
3rd Floor 50 days
W ed 61709 Wed 8509
18 COLUMN
30 days Wed 61709
Thu 71609 16SS+15 days 19
GIRDER 30 days
Sat 62709 Sun 72609 18SS+10 days
20 BEAM SLAB
30 days Tue 7709
Wed 8509 19SS+10 days 21
Roof plan 40 days
W ed 72209 Sun 83009
22 GIRDER
30 days Wed 72209
Thu 82009 20SS+15 days 23
SLAB BEAM 30 days
Sat 8109 Sun 83009 22SS+10 days
212 212
128
329 413
48 423
418 517
428 527
513 611
523 621
62 71
617 716
627 726
77 85
722 820
81 830
M-1 M2
M4 M6
M8 M10
M12 M14
M16 M18
Qtr 1, 2009 Qtr 3, 2009
Qtr 1, 2010 Q
80 Gambar 5.3. Efek Perubahan Durasi Linked Bar Chart Column,
Beam Slab Lantai 1 Dengan Hubungan SS
Apabila terjadi keterlambatan pada pekerjaan Column lantai 1, misalnya dari 30 hari menjadi 55 hari, maka hubungan logika ketergantungan antara Column dan Beam Slab
menjadi tidak logis lihat gambar 5.3, karena pekerjaan Beam Slab dapat selesai lebih dulu sebelum pekerjaan Column selesai. Atau dengan kata lain, efek keterlambatan pada
pekerjaan Column tidak dapat terdeteksi secara langsung oleh jadwal. Hal ini disebabkan karena tidak ada hubungan logika ketergantungan pengunci di akhir item pekerjaan
Column dengan Beam. Slab. Selain itu, ada kelemahan lain di dalam paket software ini, di mana tidak boleh ada
2 hubungan logika ketergantungan antara predecessor pekerjaan yang mendahului dan successor pekerjaan yang mengikuti pada item pekerjaan yang sama. Misalnya tidak
boleh ada hubungan SS dan FF sekaligus antara pekerjaan Column dan Beam Slab. Sehingga apabila terjadi keterlambatan tidak dapat terdeteksi secara langsung. Kelemahan
tersebut dapat dilihat pada pesan yang ditampilkan pada gambar di bawah ini.
Gambar 5.4. Kelemahan Paket Software MS Project
329 413
48 423
418 611
428 527
FOUNDATION 16 days
TIE BEAM 16 days
COLUMN 55 days
BEAM SLAB 30 days
418 517
428 527
COLUMN 30 days
BEAM SLAB 30 days
81 Isi dari pesan yang ditampilkan tersebut adalah “There was a problem linking these task.
You cannot link a predecessor task twice to the same successor task”. Oleh karena itu, akan lebih baik apabila menggunakan hubungan logika
ketergantungan FS daripada SS. Karena dengan FS efek dari keterlambatan kegiatan yang mendahului akan langsung dapat terdeteksi oleh kegiatan yang mengikutinya. Lihat
ilustrasi di bawah ini
Gambar 5.5. Efek Perubahan Durasi Linked Bar Chart Column, Beam Slab Lantai 1 Dengan Hubungan FS
Dari gambar 5.5 di atas dapat dilihat bahwasannya, hubungan logika ketergantungan FS memperlihatkan hasil yang lebih baik daripada hubungan logika
ketergantungan SS lihat gambar 5.3. Di mana efek dari keterlambatan pada item kegiatan yang mendahului dapat terdeteksi secara langsung oleh kegiatan yang mengikutinya.
Sebagaimana ilustrasi di atas pekerjaan Beam Slab juga akan ikut terlambat ketika pekerjaan Column terlambat. Oleh karena itu, agar efek dari keterlambatan dapat terdeteksi
secara langsung maka lebih baik apabila menggunakan hubungan logika ketergantungan FS daripada SS.
Task Name Duration
1st Floor 60 days
FOUNDATION 16 days
TIE BEAM 16 days
COLUMN 30 days
BEAM SLAB 30 days
Task Name Duration
1st Floor 85 days
FOUNDATION 16 days
TIE BEAM 16 days
COLUMN 55 days
BEAM SLAB 30 days
Predecessors 5SS+45 days
9SS+10 days 10SS+10 days
11FS-20 days
329 413
48 423
418 517
428 527
M2 M4
M6 Qtr 1, 2009
Predecessors 5SS+45 days
9SS+10 days 10SS+10 days
11FS-20 days
329 413
48 423
418 611
523 621
M2 M4
M6 Qtr 1, 2009
Q
82
5.1.2. Elaborasi Metode Perencanaan dan Penjadwalan Proyek dengan Bar Chart