Format Time Chainage Diagram

37 merekomendasikan warna grafis untuk membedakan antara kegiatan yang tumpang tindih. Neale dan Neale 1989 menyebutkan bahwa LoB bisa menunjukkan dengan jelas hanya pada jumlah informasi dan tingkat kompleksitas yang terbatas, terutama bila menggunakan teknik ini untuk memantau kemajuan. Al Sarraj 1990 memberi review penelitian sebelumnya yang menunjukkan bahwa metode LoB adalah tidak diformalkan dalam bentuk pemakaian secara umum, sehingga yang digunakan pada industri konstruksi sangat terbatas.

2.4.2. Time Chainage Diagram

Time Chainage Diagram adalah merupakan salah satu metode dari penjadwalan linear. Nama lain dari Time Chainage Diagram adalah Space Time Diagram. Time Chainage Diagram adalah variasi lain dari LoB Mawdesley et al., 1989. Metode ini juga dikenal sebagai Time Distance Chart yaitu merupakan perluasan sederhana dari metode Bar Chart yang dikenal luas oleh pengguna sistem perencanaan. Pada proyek yang bersifat linear seperti proyek jalan raya dan pipeline, chainage distance adalah salah satu parameter yang penting. Sedangkan pada proyek yang besifat repetitive seperti pada proyek perumahan dan gedung bertingkat di mana banyak terdapat sejumlah kegiatan yang sama, maka menjadi sangat beralasan jika jumlah pekerjaan yang berulang repetition number menjadi parameter yang penting juga dalam perencanaan. Jadi di dalam Time Chainage Diagram ada dua parameter penting yaitu distance dan repetition number Mawdesley et al., 1997 : 22. Sebagai alat komunikasi seperti bar chart, time chainage diagram juga dapat digunakan sebagai alat perencanaan. Misalnya untuk membantu mencegah perselisihanpenumpukan sumber daya dengan cara mengisolasimemisahkan wilayah pekerjaan sumber daya selama waktu tertentu Mawdesley et al., 1997 : 24.

2.4.2.1. Format Time Chainage Diagram

Biasanya format dari Time Chainage Diagram adalah sumbu horizontal untuk waktu Time, sedangkan sumbu vertikal untuk space atau distance unit number. Tetapi di dalam prakteknya, banyak perencana yang memilih untuk proyek yang bersifat linear seperti proyek jalan raya dan pipeline, sumbu horizontal digunakan untuk chainage sedangkan sumbu vertikal untuk Time. 38 Adapun bentuk umum dari Time Chainage Diagram adalah sebagai berikut : Gambar 2.31. Bentuk Umum dari Metode Time Chainage Diagram Sumber : Mawdesley et al., 1997 : 23 Penggunaan plotting waktu ke bawah dan lima bentuk dasar yang sering digunakan dalam time chainage diagram diperlihatkan pada gambar di atas. Adapun interpretasi dari masing-masing bentuk tersebut adalah sebagai berikut : · Garis Horisontal, merupakan perencanaan kegiatan yang terjadi seketika itu atau yang harus segera selesai secara signifikan selama proyek berlangsung. Misalnya pekerjaan traffic yang biasanya dikerjakan pada hari libur atau tanggal tertentu. · Garis Vertikal, merupakan suatu perencanaan kegiatan yang berada pada jarak tertentu atau menempati jarak yang relatif pendek sepanjang potongan longitudinal proyek. Misalnya pekerjaan jembatan, dan drainage outfall. · Garis Miring, digunakan jika suatu pekerjaan linear mempunyai durasi relatif yang dapat diabaikan, pada lokasi yang khusus, dan dijadwalkan untuk progress selama proyek berlangsung. Seperti pekerjaan drainase dan marka jalan. · Kotak Miring, merupakan suatu jajaran genjang yang digunakan jika suatu kegiatan menempati jarak yang signifikan dari suatu proyek dan dijadwalkan untuk progress selama proyek berlangsung. Seperti pekerjaan surfacing dan topsoil. Week Week ending 0 100 200 300 400 500 600 700 800 number 106 1 176 2 246 3 17 4 87 5 157 6 227 7 Construction Limited Distance Space Chainage Amo Drawn by : Date : Sample time-chainage diagram showing basic representations 39 · Kotak Persegi, digunakan untuk pekerjaan yang menempati jarak yang signifikan pada suatu proyek, dan mengindikasikan suatu pekerjaan yang mungkin terjadi pada beberapa lokasi sepanjang jarak yang ditentukan serta beberapa waktu pada area pekerjaan. Misalnya pekerjaan tanah. Bentuk-bentuk dasar yang biasa digunakan tersebut adalah suatu bentuk penyederhanaan dari tujuan perencanaan, biasanya berdasarkan atas pertimbangan yang mendekati kenyataan. Adapun pertimbangan tersebut adalah sebagai berikut Mawdesley et al., 1997 : 24 : · Progress pekerjaan pada kisaran yang sama di semua lokasi · Adanya sejumlah pekerjaan spesifik yang sama yang dikerjakan pada tiap lokasi · Tipe spesifik dari pekerjaan yang mengambil waktu yang sama pada tiap lokasi Selain bentuk-bentuk di atas, masih dimungkinkan untuk menggunakan bentuk- bentuk lain, seperti jajaran genjang yang terdistorsi dan bentuk kurva. Hal itu dimungkinkan karena untuk mengilustrasikan adanya perbedaan tingkat kesulitan sejumlah pekerjaan yang sama pada lokasi yang berbeda. Gambar 2.32. Contoh Metode Time Chainage Diagram Pada Gedung Bertingkat Sumber : www.cadstation.com.au 40

2.4.2.1. Kritikan Terhadap Time Chainage Diagram