Kegiatan Splitable Kegiatan Non-Splitable Kritikan Terhadap PDM

23 Free Float FF i = Minimum ES j - EF i · Lag, menurut Husen 2008 adalah sejumlah waktu tunggu dari suatu periode kegiatan J terhadap kegiatan I yang telah dimulai, terjadi pada hubungan SS dan SF. · Lead, menurut Husen 2008 adalah sejumlah waktu yang mendahului dari suatu periode kegiatan J sesudah kegiatan I sebelum selesai, terjadi pada hubungan FS dan FF.

2.3.2.3. Kegiatan Splitable

Kegiatan slpitable adalah suatu kegiatan yang mempunyai total float sehingga dapat dihentikan sementara dan kemudian dilanjutkan kembali beberapa saat kemudian Ervianto, 2005 : 252. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 KEGIATAN A KEGIATAN A1 KEGIATAN A2 INTERUPSI Gambar 2.15. Kegiatan Splitable Sumber : Ervianto, 2005 : 252 Adapun hitungan maju dan hitungan mundur untuk kegiatan splitable dapat dilihat pada tabel 2.1. Tabel 2.1. Hitungan Maju dan Mundur Kegiatan Splitable Sumber : Ervianto, 2005 : 253 ESj = EFj - Dj - Interupsi EFj = ESj + Dj + Interupsi EFj - ESj = Dj + Interupsi LSi = LFi - Di - Interupsi LFi = LSi + Di + Interupsi LFi - LSi = Di + Interupsi KEGIATAN SPLITABLE Hitungan Maju Forward Analysis Hitungan Mundur Backward Analysis

2.3.2.4. Kegiatan Non-Splitable

Kegiatan non-slpitable adalah suatu kegiatan yang tidak mempunyai total float sehingga tidak diijinkan untuk berhenti di tengah pelaksanaannya Ervianto, 2005 : 253. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 KEGIATAN A2 KEGIATAN A1 Gambar 2.16. Kegiatan Non-Splitable Sumber : Ervianto, 2005 : 253 Total Float 24 Adapun hitungan maju dan hitungan mundur untuk kegiatan non-splitable dapat dilihat pada tabel 2.2. Tabel 2.2. Hitungan Maju dan Mundur Kegiatan Non-Splitable Sumber : Ervianto, 2005 : 253 EFj - ESj = Dj LFi - LSi = Di ESj = EFj - Dj LSi = LFi - Di EFj = ESj + Dj LFi = LSi + Di KEGIATAN NON-SPLITABLE Hitungan Maju Hitungan Mundur Forward Analysis Backward Analysis

2.3.2.5. Kritikan Terhadap PDM

Menurut Glenwright 2004 PDM adalah merupakan bagian penjadwalan konstruksi yang tidak valid dan menyesatkan. Hal ini disebabkan beberapa alasan sebagai berikut : · Penyalahgunaan Metode Precedence Diagram dengan menggunakan hubungan ketergantungan SS start to start dan FF finish to finish yang berlebihan, nilai- nilai lag and lead, dan tanggal kendala. · Tidak cukup waktu untuk merencanakan jadwal dan pengembangan bagi staf kontraktor untuk menyiapkan jadwal perencanaan dengan baik yang dibutuhkan sebelum pelaksanaan. · Kompromi dari ketentuan kontrak oleh pemilik dan kontraktor. · Penjadwalan sumber daya pembangunan yang tidak layak. Meskipun tampilan PDM lebih sederhana apabila diterapkan pada proyek multiunit jika dibandingkan dengan CPM, namun menurut Uher 1996 PDM tidak dapat mempertahankan kelangsungan sumber daya sehingga untuk kegiatan yang berulang akan banyak dijumpai waktu menganggur atau delay seiring meningkatnya jumlah kegiatan dalam network. Hal itu dapat dilihat pada gambar berikut : 25 24 3 3 3 24 3C 16 B1 19 19 B1 21 21 B1 22 2F 23 H 21 3 3 3 14 3C 13 B1 16 16 B1 18 18 B1 12 2F 13 H 4 3C 15 B1 18 3 3 H 13 B1 15 3 2 2F B1 3 10 13 Gambar 2.17. Diagram Jaringan Kerja PDM Untuk Tiga Unit Berulang Sumber : Laksito, 2005 Gambar 2.18. Bagan Balok Transfer dari Jaringan Kerja PDM Sumber : Laksito, 2005

2.3.3. PERT Project Evaluation and Review Technique