133
3 DRAINAGE
168 days Mon 21808 Sun 12708 4
EARTHWORK 273 days Mon 21808
Sun 1409 5
PAVEMENT WIDENING AND SHOULDE 93 days Sat 122008 Sun 32209 8
STRUCTURES 147 days Mon 21808
Sun 2109 9
REINSTATEMENT AND MINOR WORK 168 days Mon 33108 Sun 52409 10
DAYWORK 28 days Mon 41309 Sun 51009
Dari data Bar Chart proyek Jalan Demak Bypass terdapat suatu item kegiatan yang tertunda pelaksanaannya atau tidak dikerjakan secara langsung splitable. Item kegiatan
tersebut diilustrasikan sebagai berikut:
Gambar 5.41. Kegiatan Splitable Pada Bar Chart
Item kegiatan tersebut adalah Pekerjaan Drainase, Earthwork, Structures, dan Reinstatement and Minor Work yang pada pertengahan pelaksanannya terjadi interupsi atau
jeda waktu kemudian baru dilanjutkan kemudian.
5.2.2. Hasil Pembahasan CPM
Hasil diagram Gambar 5.12. CPM Perbaikan dari Proyek Teaching Hospital Gedung A, Gambar 5.13. CPM Proyek Jalan Demak Bypass, Gambar 5.14. CPM
Proyek Graving Dock menunjukkan keseluruhan kegiatan dari penjadwalan dengan metode Bar Chart yang diterapkan dalam metode CPM. Dari diagram tersebut terlihat
hubungan ketergantungan antara satu kegiatan dengan kegiatan yang lain dapat ditunjukkan secara spesifik, yaitu menggunakan hubungan FS Finish to Start dan mudah
untuk di update, serta dapat memperkirakan waktu penyelesaian proyek secara keseluruhan karena mempunyai hitungan matematis.
Selain itu, CPM juga dapat menunjukkan lintasan kritis kegiatan proyek sehingga apabila terjadi keterlambatan proyek, prioritas pekerjaan yang akan dikoreksi menjadi
mudah dilakukan. Misalnya pada proyek Teaching Hospital Gedung A, dengan perhitungan maju dan mundur, lintasan kritis dari diagram CPM proyek Teaching Hospital
Gedung A lihat gambar 5.12 adalah urutan kegiatan yang melalui jalur 1-2-4-6-8-10-12- 14-16-18-20-22-27-29-30-38-39-40-48-49-51-56-57-58-60 yang ditandai dengan anak
panah tebal dengan waktu penyelesaian proyek paling cepat 364 hari. Item-item kegiatan yang melalui lintasan kritis tersebut tidak boleh terlambat agar waktu penyelesaian proyek
secara keseluruhan tidak mengalami keterlambatan. Sedangkan lintasan kritis untuk proyek Jalan Demak Bypass lihat gambar 5.13 adalah urutan kegiatan yang melalui jalur 1-2-20.
134
LANTAI 1
10 5
COLUMN TIE BEAM
6 TION
6 71
297 3
300 364
PREPARATION 255
55 55
FOUNDA- 1
2 45
45 PREPARATION
45
BANGUNAN A
6 65
65 TIE BEAM
10 95
297 10
90 COLUMN
BEAM BEAM
7 9
8 75
75 20
11 SLAB
SLAB 15
90 15
105 297
PEK. STRUKTUR
61 297
FOUNDATION 10
4
Adapun urutan kegiatan yang melalui jalur 1-2-6-9-10-14 adalah merupakan lintasan kritis dari proyek Graving Dock lihat Gambar 5.14.
Walaupun CPM memiliki beberapa kelebihan di atas, metode CPM ini terlihat menjadi tidak efektif dan komplek bila diterapkan pada kegiatan tumpang
tindihoverlaping seperti pada proyek Teaching Hospital gedung A dan kegiatan yang bersifat berulang seperti pada proyek jalan Demak Bypass karena terlalu banyak
mengandung hubungan dan menciptakan kegiatan dummy yang sangat banyak untuk memecah kegiatan. Hal itu disebabkan karena CPM hanya mempunyai satu hubungan
ketergantungan yaitu hubungan finish to start saja. Lihat gambar 5.40 di bawah ini:
Gambar 5.42. Penggunaan Dummy dan Pemecahan Kegiatan Pada CPM
Terlihat dari gambar 5.42 di atas, tiap kegiatan harus dipecah menjadi 2 bagian dan dihubungkan dengan dummy untuk menggambarkan hubungan logika ketergantungan pada
kegiatan yang berulang dan tumpang tindih. Pada gambar 5.6. Bar Chart proyek Teaching Hospital gedung A dapat dianalisa dari 35 item kegiatan yang disajikan dengan
menggunakan metode Bar Chart berubah menjadi 60 event kegiatan dengan menggunakan CPM lihat gambar 5.12. Sedangkan pada proyek jalan Demak Bypass gambar 5.7 dapat
dianalisa dari 9 item kegiatan yang disajikan dengan menggunakan metode Bar Chart berubah menjadi 20 event kegiatan dengan menggunakan CPM lihat gambar 5.13, dan
yang terakhir pada proyek Graving Dock gambar 5.8 terlihat dari 9 item kegiatan yang disajikan dengan menggunakan metode Bar Chart berubah menjadi 14 event kegiatan
dengan menggunakan CPM lihat gambar 5.14. Selain itu, jaringan CPM juga tidak dapat mengindikasikan tingkat produktifitas
kegiatan berulang, sehingga tidak dapat mendetekti inefisiensi penggunaaan alokasi sumber daya yang disebabkan oleh berhentinya suatu pekerjaan. Lihat gambar 5.43 di
bawah ini:
135
OTHERS MASONRY
MA DOOR
245 40
245 238
CEILING PAINTING
PAINTING DOOR
2 MASONRY
MASONRY DOOR
45 193
29 195
WALL 2
19 18
135 MASONRY
30 22
WALL 33
24
LANTAI 2 LANTAI 1
10 5
COLUMN TIE BEAM
6 TION
6
BANGUNAN A
71 297
55 55
FOUNDA-
BANGUNAN A
6 65
65 TIE BEAM
10 95
297 10
90 COLUMN
BEAM BEAM
7 9
8 75
75 20
11 SLAB
SLAB 15
90 15
LANTAI ATAP
GIRDER 105
297
140 SLAB
15 297
17 BEAM
15 130
GIRDER 20
297 COLUMN
155 297
20 GIRDER
GIRDER 10
145 135
20 13
120 14
COLUMN 20
297 110
110 COLUMN
10 GIRDER
10 100
12 100
20 145
SLAB SLAB
165 297
21 BEAM
BEAM 3
148 12
22 148
125
LANTAI 3
125 COLUMN
16 SLAB
15 BEAM
10 WORK
20
257
LANTAI 2
24 BEAM
SLAB 30
BEAM 23
160 10
25
PEK. STRUKTUR PEK. ARSITEKTUR
28 193
WALL 61
297 FOUNDATION
10 4
212 200
LANTAI 1
31 198
32 WINDOW
WINDOW 5
198 245
38 238
20 W
D
WORK 25
WORK FINISHED
40 245
35 238
200 37
218
WALL 45
225
WORK 25
48 5
175 SLAB
15 297
170 267
26 190
297 GIRDER
20 245
39
PAINTING WINDOW
27 200
297
Gambar 5.43. Inefisiensi Sumber Daya Pada CPM
Terlihat dari gambar 5.43 di atas, terdapat jeda waktu pada pekerjaan Column, Girder, Beam Slab dari lantai 2 ke lantai 3. Dengan demikian dari ilustrasi di atas dapat
ditunjukkan bahwa CPM tidak dapat mempertahankan kontinyuitas tingkat produktifitas kegiatan berulang sehingga terjadi inefisiensi penggunaaan alokasi sumber daya akibat
berhentinya suatu pekerjaan. Di samping itu, CPM juga tidak dapat menunjukkan hambatan atau gangguan antar kegiatan di dalam jaringan kerjanya.
Column Girder
Beam Slab
136
300 300
SS 45
45 61
45 61
SS 10
55 71
55 71
SS 10
65 95
65 95
SS 10
75 105
75 105
SS
PREPARATION
2 300
START 1
FOUNDATION
3 16
TIE BEAM
4 16
COLUMN
5 30
BEAM SLAB
6 30
PEK. STRUKTUR BANGUNAN A
LANTAI 1
LANTAI 1
10 5
COLUMN TIE BEAM
6 TION
6 71
297 3
300 364
PREPARATION 255
55 55
FOUNDA- 1
2 45
45 PREPARATION
45
BANGUNAN A
6 65
65 TIE BEAM
10 95
297 10
90 COLUMN
BEAM BEAM
7 9
8 75
75 20
11 SLAB
SLAB 15
90 15
105 297
PEK. STRUKTUR
61 297
FOUNDATION 10
4
5.2.3. Hasil Pembahasan PDM