Teknik Perhitungan PDM PDM Precedence Diagram Method

21

2.3.2.2. Teknik Perhitungan PDM

Metode PDM adalah jaringan kerja yang termasuk klasifikasi Activity On Node AON. Di sini kegiatan dituliskan dalam node yang umumnya berbentuk segi empat, sedangkan anak panah hanya sebagai penunjuk hubungan antara kegiatan-kegiatan yang bersangkutan Soeharto. 1999 : 279. ES JENIS EF LS KEGIATAN LF NO. KEG. DURASI Gambar 2.12. Lambang Kegiatan PDM Sumber : Ervianto, 2005 : 249 Jika kegiatan awal terdiri dari sejumlah kegiatan dan diakhiri oleh sejumlah kegiatan pula maka dapat ditambahkan kegiatan awal dan kegiatan akhir yang keduanya merupakan kegiatan fiktifdummy. START FINISH A D I H G F E C B Gambar 2.13. Dummy Start dan Finish Pada PDM Sumber : Ervianto, 2005 : 250 Adapun untuk menentukan kegiatan yang bersifat kritis dan lintasan kritis dapat dilakukan melalui perhitungan maju Forward Analysis dan perhitungan mundur Backward Analysis sebagai berikut Ervianto, 2005 : 250: Keterangan : ES : Earliest Start LS : Latest Start EF : Earliest Finish LF : Latest Finish 22 FF ij FS ij SS ij SF ij NO. KEG. DURASI i ES EF LS LF KEGIATAN JENIS ES JENIS EF NO. KEG. DURASI LS KEGIATAN LF j Gambar 2.14. Hubungan Kegiatan i dan j Sumber : Ervianto, 2005 : 251 · Perhitungan maju dilakukan untuk mendapatkan Earliest Start ES dan Earliest Finish EF, jika lebih dari satu anak panah yang masuk dalam kegiatan maka diambil yang terbesar. Kegiatan I adalah kegiatan predecessor, sedangkan kegiatan J adalah kegiatan yang dianalisis. Besarnya ES j dan EF j adalah sebagai berikut : ES j = ES i + SS ij atau ES j = EF i + FS ij EF j = ES i + SF ij atau EF j = EF i + FF ij atau ES j + D j Jika tidak ada FS ij atau SS ij dan kegiatan non-splitable maka ES j = EF j - D j . · Perhitungan mundur dilakukan untuk mendapatkan Latest Start LS dan Latest Finish LF, jika lebih dari satu anak panah yang keluar dari kegiatan maka diambil yang terkecil. Kegiatan J adalah kegiatan successor, sedangkan kegiatan I adalah kegiatan yang dianalisis. Besarnya LS i dan LF i adalah sebagai berikut : LS i = LS j - SS ij atau LS i = LF j - SF ij atau LF i – D i LF i = LF j - FF ij atau LF i = LS j - FS ij Jika tidak ada FF ij atau FS ij dan kegiatan non-splitable maka LF i = LS i + D i . · Adapun lintasan kritis ditandai oleh beberapa keadaan sebagai berikut : ES = LS atau EF = LF atau LF – ES = Durasi kegiatan · Float : sejumlah waktu yang tersedia dalam suatu kegiatan sehingga kegiatan tersebut dapat ditunda atau diperlambat dengan sengaja atau tidak, tanpa menyebabkan keterlambatan penyelesaian proyek. Ada dua jenis float, yaitu : ü Total float : sejumlah waktu yang tersedia untuk penundaan suatu kegiatan tanpa memengaruhi penyelesaian proyek secara keseluruhan. Total Float TF i = Minimum LS j - EF i ü Free float : sejumlah waktu yang tersedia untuk penundaan suatu kegiatan tanpa memengaruhi dimulainya kegiatan yang langsung mengikutinya. 23 Free Float FF i = Minimum ES j - EF i · Lag, menurut Husen 2008 adalah sejumlah waktu tunggu dari suatu periode kegiatan J terhadap kegiatan I yang telah dimulai, terjadi pada hubungan SS dan SF. · Lead, menurut Husen 2008 adalah sejumlah waktu yang mendahului dari suatu periode kegiatan J sesudah kegiatan I sebelum selesai, terjadi pada hubungan FS dan FF.

2.3.2.3. Kegiatan Splitable