BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Karakteristik Tanaman Kelapa Sawit
Kelapa sawit adalah salah satu tanaman penghasil minyak terbesar di dunia dan secara luas dibudidayakan di daerah tropis seperti Malaysia, Nigeria, Ivory
Coast, Columbia dan Thailand Cha um et al, 2010.
Gambar 1. Budidaya kelapa sawit yang ada di 43 negara di dunia pada tahun 2006.
Sumber: Koh Wilcove 2008a
Jumlah lahan potensial di beberapa wilayah Indonesia menurut “ Fakta Kelapa Sawit Indonesia” ada 22. 914.479 ha tersebar di pulau-pulau di luar Pulau Jawa.
Areal kelapa sawit pada tahun 2012 mencapai 9,1 juta ha Dirjenbun,2013.
Taksonomi kelapa sawit yang umum diterima sekarang adalah sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
Divisi : Tracheophyta Subdivisi : Pteropsida
Klas : Angiospermae Subkelas : Monocotyledoneae
Ordo : Spadiciflorae Arecales Famili : Palmae Arecaceae
Subamilia : Cocoideae Genus : Elaeis
Species : Elaeis guineensis Jacq.Mangoensukarjo, 2003
Gambar 2 . Pohon kelapa sawit
Genus Elaeis, yang termasuk family Arecaceae, yang hanya terdiri dari 2 species tropikal. Elaeis guineensis Jacq berasal dari Afrika dan Elaeis oleifera
berasal dari Amerika Latin. Hanya Elaeis guineensis yang memiliki daya tarik
Universitas Sumatera Utara
ekonomi tinggi, karena tingginya kandungan minyak yang dihasilkan dari bagian mesokarp minyak sawit dan kernel sawit Cochard et al., 2009.
2.2 Morfologi Kelapa Sawit
Tanaman kelapa sawit termasuk tumbuhan monokotil. Bagian kelapa sawit yang penting terdiri dari akar, batang, daun, dan buah.
2.2.1 Daun
Daun kelapa sawit terdiri dari beberapa bagian: a. Kumpulan anak daun leaflets yang mempunyai helaian lamina dan tulang
anak daun midrib. b. Rachis yang merupakan tempat anak daun melekat
c. Tangkai daun petiole yang merupakan bagian antara daun dan batang. d. Seludang daun sheath yang berfungsi sebagai perlindungan dari kuncup dan
memberi kekuatan pada batang. e. Daun dihasilkan dalam urut-urutan yang teratur. Daun termuda yang sudah
mengembang secara sempurna secara konvensional dinamakan daun nomor satu, sedangkan daun yang masih terbungkus seludang dinamakan daun nomor nol.
Keuntungan penomoran daun yaitu daun yang bernomor sama akan mempunyai “umur fisiologis sama “ . Dengan demikian daun berada pada fase yang sama
dalam proses inisiasi sampai senescence Pahan , 2011 Jumlah daun kelapa sawit bertalian dengan jumlah bunga atau tandan yang
dihasilkan. Hal ini karena bunga kelapa sawit muncul di atas pelepah daun. Kesuburan tanah dilaporkan tidak berpengaruh terhadap jumlah daun yang
dihasilkan namun berpengaruh terhadap luas masing-masing anak daun Syamsulbahri, 1996.
Bentuk anak daun panjang dan sempit pinnate dengan sebuah tulang daun dan sejumlah pembuluh yang sejajar dengan tulang tersebut. Kutikula pada anak
daun cukup tebal dan sangat resisten terhadap difusi uap air. Stomata umumnya terletak pada permukaan bawah anak daun saja Pahan , 2011
Universitas Sumatera Utara
Panjang daun kelapa sawit berkisar 5-9 m dengan jumlah anak daun berkisar 125-200 helai dengan panjang 1,2 m. Jumlah daun yang tumbuh setiap tahun
adalah antara 20-30 daun Wahyono, dkk, 1996. Biasanya tanaman kelapa sawit mempunyai 40 hingga 65 daun, jika tidak
dipangkas bisa lebih dari 60 helai. Tanaman kelapa sawit tua membentuk 2-3 daun setiap bulan, sedang yang lebih muda menghasilkan 3-4 daun perbulan.
Produksi daun dipengaruhi oleh faktor-faktor: umur, lingkungan, musim, iklim dan genetik. Produksi daun berdasarkan umur pada palma yang terdapat di Afrika
adalah sebagai berikut. Produksi daun meningkat sampai dengan umur 6-7 tahun, kemudian menurun pada umur 12 tahun, seterusnya produksi daun tetap berkisar
22-24 daun pertahun Sianturi, 1991. Luas daun meningkat secara progresif pada umur 8-10 tahun setelah
tanam. Biasanya, luas daun pada umur yang sama beragam dari satu daerah ke daerah lain, tergantung dari faktor-faktor, seperti kesuburan dan kelembaban
tanah serta tingkat stress penutupan stomata. Aplikasi pupuk N dan K ternyata mampu meningkatkan luas daun Pahan , 2011.
2.2.2 Batang
Penebalan dan pembesaran batang terjadi karena aktivitas”penebalan meristem primer” yang terletak di bawah meristem pucuk dan ketiak daun. Pada
tahun pertama atau kedua pertumbuhan kelapa sawit, pertumbuhan membesar terlihat sekali pada bagian pangkal, dimana diameter batang bisa mencapai 60 cm.
Batang kelapa sawit terdiri dari pembuluh-pembuluh yang terikat secara diskrit dalam jaringan parenkim. Meristem pucuk terletak dekat ujung batang, dimana
pertumbuhan batang sedikit agak membesar. Aktivitas meristem pucuk hanya memberikan sedikit kontribusi terhadap jaringan batang karena fungsi utamanya
yaitu menghasilkan daun dan infloresen bunga. Seperti umumnya tanaman monokotil, penebalan sekunder tidak terjadi pada batang Pahan, 2011.
Pembengkakan pangkal batang bole terjadi karena internodia ruas batang dalam masa pertumbuhan awal tidak memanjang sehiungga pangkal-
pangkal pelepah daun yang tebal berdesakan. Bongkol batang ini membantu
Universitas Sumatera Utara
memperkokoh posisi pohon pada tanah agar dapat berdiri tegak. Dalam satu sampai dua tahun pertama perkembangan batang lebih mengarah ke samping,
diameter batang dapat mencapai 60 cm Mangoensoekarjo, 2003. Batang kelapa sawit berbentuk silinder dengan diameter 25-75 cm tumbuh
tegak lurus dari bonggol. Kelapa sawit dapat mencapai tinggi 20-30 m dengan pertumbuhan meninggi sekitar 35-80 cmtahun Wahyono, dkk, 1996. Batang
mempunyai 3 fungsi utama, yaitu 1 sebagai struktur yang mendukung daun, bunga, dan buah: 2 sebagai sistem pembuluh yang mengangkut air dan hara
mineral dari akar ke atas serta hasil fotosintesis fotosintat dari daun ke bawah; serta 3 kemungkinan juga berfungsi sebagai organ penimbunan zat makanan
Pahan, 2011. Tanaman kelapa sawit yang masih muda, batangnya tidak terlihat karena
tertutup oleh pelepah daun. Pertambahan tinggi batang terlihat jelas setelah tanaman berumur 4 tahun. Tinggi batang bertambah 25-45 cmtahun. Jika kondisi
lingkungan sesuai, pertumbuhan tinggi batang dapat mencapai 100 cmtahun. Tinggi maksimum yang ditanam di perkebunan antara 15-18 m, sedangkan yang
di alam mencapai 30 m dengan pertumbuhan batang tergantung pada jenis tanaman, kesuburan lahan, dan iklim setempat Fauzi, dkk, 2004.
Batang kelapa sawit tumbuh tegak phototropi dibalut oleh pangkal pelepah daun. Bagian bawah umumnya lebih besar gemuk disebut bongkol
batang atau bowl. Sampai tanaman berumur 3 tahun batang belum terlihat karena masih terbungkus pelepah yang belum ditunas Soehardjo, 1984.
Tanaman kelapa sawit umumnya memiliki batang yang tidak bercabang. Titik tumbuh kelapa sawit terletak di pucuk batang, terbenam di dalam tajuk daun.
Di batangnya terdapat pangkal pelepah-pelepah daun yang melekat kukuh dan sukar terlepas walaupun daun telah kering dan mati. Pada tanaman tua, pangkal-
pangkal pelepah yang masih tertinggal di batang akan terkelupas, sehingga batang kelapa sawit tampak berwarna hitam beruas Sunarko,2007
Universitas Sumatera Utara
2.2.3 Akar, Bunga, dan Buah
Akar terutama sekali berfungsi untuk menunjang struktur batang di atas tanah. Kelapa sawit merupakan tanaman monocius berumah satu. Artinya
bunga jantan dan bunga betina terdapat pada satu pohon, tetapi tidak pada tandan yang sama. Secara botani, buah kelapa sawit digolongkan sebagai buah drupe,
terdiri dari pericarp, yang terbungkus oleh exocarp kulit dan mesokarp, endokarp Pahan, 2011
2.2.4 Phylotaxis
Filotaksis adalah pola susunan daun-daun pada batang dan kelapa sawit dan polanya sangat jelas dan dapat diamati dari bekas. Pada kelapa sawit,
primordial daun dihasilkan dalam pola spiral mulai dari titik tumbuh apex. Susunan spiral mengikuti deret Fibonacci. Setiap angka pada susunan spiral ini
merupakan penjumlahan dari dua angka sebelumnnya. Pada batang kelapa sawit dewasa, susunan 8 daun umumnya biasa ditemui Pahan, I., 2011
Jumlah kedudukan pelepah daun pada batang kelapa sawit disebut juga phylotaxis yang dapat ditentukan berdasarkan perhitungan susunan duduk daun,
yaitu dengan menggunakan rumus duduk daun 18. Artinya, setiap satu kali berputar melingkari batang, terdapat duduk daun pelepah sebanyak 8 helai.
Pertumbuhan melingkar duduk daun mengarah ke kanan atau ke kiri menyerupai spiral. Pada tanaman yang normal, dapat dilihat dua set spiral berselang 8 daun
yang mengarah ke kanan dan berselang 13 daun mengarah ke kiri Fauzi, dkk, 2004.
Daun yang telah tua patah di dekat pangkal pelepahnya, sedangkan pangkal pelepah daun ini tidak akan lepas dari batangnya. Akibatnya, permukaan
batang tidak licin seperti pohon kelapa pada umumnya. Di bagian pangkal pelepah daun terdapat duri-duri yang sangat tajam. Setiap tahun, tanaman kelapa sawit
bisa mengeluarkan 20-24 lembar daun Sastrosayono, 2003.
Universitas Sumatera Utara
2.3 Budidaya Kelapa Sawit
Kelapa sawit dapat tumbuh pada jenis tanah podzolik, latosol, hidromorfik kelabu, alluvial, atau regosol, tanah gambut saprik, dataran pantai dan muara
sungai. Tingkat keasaman atau pH yang optimum untuk sawit adalah 5,0 – 5,5. Kelapa sawit menghendaki tanah yang gembur, subur, datar, berdrainase baik dan
memiliki lapisan solum cukup dalam 80 cm tanda lapisan padas. Kemiringan lahan pertanaman kelapa sawit sebaiknya tidak lebih dari 15
. Lama penyinaran matahari yang baik untuk kelapa sawit 5-7 jamhari. Tanaman ini memerlukan
curah hujan tahunan 1500-4000mm, temperatur 24-28
Tanaman kelapa sawit membutuhkan intensitas cahaya matahari yang cukup tinggi untuk melakukan fotosintesis, kecuali pada kondisi juvenile di pre
nursery. Pada kondisi langit cerah di daerah zona katulistiwa, intensitas cahaya matahari bervariasi 1.410-1.540 Jcm
C. Ketinggian tempat yang ideal untuk sawit antara 1-500 dpl. Kelembaban optimum sekitar 80-90 dan
kecepatan angin berada pada 5-6 kmjam untuk membantu proses penyerbukan Kiswanto et al, 2008
2
hari. Intensitas cahaya matahari sebesar 1.410 terjadi pada bulan Juli dan Desember, sedangkan 1.540 terjadi pada bulan
Maret dan September. Dengan semakin menjauhnya suatu daerah dari khatulistiwa – misalnya pada daerah 10
o
LU – intensitas cahaya akan turun dan berkisar 1.218-1.500 Jcm
2
Evaluasi lahan bagi tanaman kelapa sawit merupakan aktivitas menilai kecocokan potensi sumber daya lahan yang meliputi faktor iklim, tanah dan
bentuk wilayah dengan persyaratan tumbuh tanaman kelapa sawit. Karakteristik lahan merupakan dasar dalam penentuan layak tidaknya suatu areal untuk
perkebunan kelapa sawit dan tinggi atau rendahnya intensitas faktor penentu suatu areal. Kelas kesesuaian lahan KKL ditetapkan berdasarkan jumlah dan intensitas
faktor pembatasnya. hari. Intensitas 1.218 terjadi pada bulan Desember,
sedangkan 1.500 terjadi pada periode Maret-September Pahan, 2011.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 1. Klasifikasi kesesuaian lahan untuk tanaman kelapa sawit
KELAS KESESUAIANLAHAN KRITERIA
KELAS S1 Unit lahan yang memiliki tidak lebih dari
sangat sesuai satu pembatas ringan optimal
KELAS S2 Unit lahan yang memiliki lebih dari
Sesuai satu pembatas ringan dan atau tidak
tidak memiliki satu pembatas sedang KELAS S3
Unit lahan yang memiliki satu pembatas agak sesuai
sedang dan atau tidak memiliki satu pembatas berat
KELAS N1 Unit lahan yang memiliki dua atau lebih
tidak sesuai pembatas berat yang masih dapat diperbaiki
Bersyarat KELAS N2
Unit lahan yang meiliki pembatas berat yang tidak sesuai permanen
tidak dapat diperbaiki
Bambang et al, 1998. Karena ketersediaan lahan sangat terbatas, tanah pada areal pengembangan
tanaman kelapa sawit pada umumnya memiliki tingkat kesuburan yang rendah baik sifat fisik maupun kimianya. Kandungan hara dalam tanah baik makro
maupun mikro pada areal pengembangan tanaman kelapa sawit relatif beragam Sugiyono et al., 2004
Unsur hara makro N,P,K,S,Ca dan Mg dibutuhkan tanaman dalam jumlah besar yang kandungan kritisnya antara 2-30 gkg berat kering tanaman.
Unsur hara makro tersebut terdiri dari unsur hara utama N,P,K dan unsur hara sekunder S,Ca,Mg. Unsur hara utama diberikan dalam bentuk pupuk pada
seluruh jenis tanaman dan seluruh jenis tanah. Sementara unsur hara sekunder hanya diberikan pada beberapa jenis tanaman dan pada jenis tanah tertentu
Pahan, 2011 Jenis pupuk yang umum digunakan dalam perkebunan kelapa sawit adalah
pupuk anorganik dan pupuk organik. Dalam aplikasi di lapangan diperlukan rekomendasi pemupukan yang baik agar biaya pupuk yang mahal dapat
memberikan keuntungan tinggi baik melalui peningkatan produksi maupun penggunaan pupuk yang lebih efektif dan efisien. Pemupukan kelapa sawit
memerlukan beberapa pertimbangan:
Universitas Sumatera Utara
1. Hasil Analisa tanah 2. Hasil Analisa Daun
3. Gejala defisiensi hara dan kondisi di lapangan 4. Produktifitas kelapa sawit
5. Kondisi iklim Sugiyono et al, 2005
2.4 Diagnosis Kebutuhan Pupuk