Pengaruh Aplikasi Nitrogen dan Magnesium Terhadap Tebal daun mm. Pengaruh Aplikasi Nitrogen dan Magnesium Terhadap Jumlah Klorofil µgml Kelapa Sawit.

Gambar 4.3.1 . Diameter girth tertinggi Pengaruh magnesium terhadap diameter girth dapat dijelaskan sebagai berikut, Nutrisi mineral adalah elemen yang penting dan mempunyai fungsi khusus dalam metabolisme tanaman yang mempengaruhi pertumbuhan normal dan produksi hasil. Pemberian magnesium pada konsentrasi sedang optimum menunjukkan pengaruh terhadap diameter girth tertinggi kelapa sawit. Di samping pupuk nitrogen dan magnesium diperlukan pupuk posfor dan kalium untuk memberikan efek positif terhadap diameter girth kelapa sawit. Ilori E.G.U et al, 2012.

4.4 Pengaruh Aplikasi Nitrogen dan Magnesium Terhadap Tebal daun mm.

Respon morfologi yaitu tebal daun menunjukkan, aplikasi pupuk nitrogen dan magnesium konsentrasi rendah diperoleh tebal daun dengan hasil yang tertinggi. Hasil tertinggi berdasarkan penghitungan yang dilakukan terhadap kelapa sawit dapat dilihat pada Gambar 4.4: Universitas Sumatera Utara Gambar 4.4. Grafik Hubungan Perkiraan Selisih Rata-Rata Tebal Daun dengan Kadar Nitrogen dan Magnesium yang Berbeda Berdasarkan analisa sidik ragam Anova diperoleh pupuk nitrogen dan magnesium tidak menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap tebal daun kelapa sawit pada taraf alpha 5. Interaksi keduanya juga tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap tebal daun kelapa sawit. Tebal daun tertinggi diperoleh pada perlakuan dengan pemberian nitrogen dan pemberian magnesium pada konsentrasi rendah Mg= 0 yaitu 0,3199 mm, sedangkan tebal daun kelapa sawit terendah diperoleh pada perlakuan dengan pemberian nitrogen dan pemberian magnesium pada konsentrasi tinggi yaitu 0,2964mm. Gambar 4.4.1 a. Tebal daun yang rendah b. Tebal daun yang tinggi Universitas Sumatera Utara Luas daun dan morfologi daun sangat dipengaruhi oleh tempat tumbuh dan factor lingkungan. Daun terkena cahaya dengan intensitas tinggi dan panas selama perkembangannya dapat mempengaruhi luas permukaan daun yaitu berukuran lebih kecil dan lebih tebal Salisbury dan Ross, 1992; Fitter dan Hay, 1981. Faktor lingkungan dalam hal ini jenis tanah diduga mempengaruhi ketebalan daun. Jenis tanah alluvial berkembang dari endapan berulang dari luapan sungai, mempunyai susunan berlapiskadar organik tak teratur, kadar fraksipasir, 60 pada kedalaman 25-100 cm dari permukaan tanah mineral Firmansyah, 2006. Gambar 4.4.2 Jenis tanah Alluvial hidromorfik

4.5 Pengaruh Aplikasi Nitrogen dan Magnesium Terhadap Jumlah Klorofil µgml Kelapa Sawit.

Respon fisiologi yaitu kandungan klorofil menunjukkan, aplikasi pupuk nitrogen dan magnesium konsentrasi sedang diperoleh kandungan klorofil dengan hasil yang tertinggi. Hasil tertinggi berdasarkan penghitungan yang dilakukan terhadap kelapa sawit dapat dilihat pada Gambar 4.5: Universitas Sumatera Utara Gambar4.5. Grafik Hubungan Perkiraan Selisih Rata-Rata Jumlah Klorofil dengan Kadar Nitrogen dan Magnesium yang Berbeda Dari analisis sidik ragam Anova diperoleh bahwa nitrogen memberikan pengaruh yang signifikan terhadap jumlah klorofil sedangkan magnesium tidak menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap jumlah klorofil pada taraf alpha 5 . Interaksi nitrogen dan magnesium tidak menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap jumlah klorofil pada daun kelapa sawit. Jumlah klorofil tertinggi diperoleh pada perlakuan dengan pemberian nitrogen dan pemberian magnesium pada konsentrasi sedang 1 menunjukkan hasil klorofil tertinggi 48,34µgml, sedangkan jumlah klorofil terendah diperoleh pada perlakuan tanpa pemberian nitrogen dan magnesium pada konsentrasi 0 yaitu 39,75 µgml. Hasil yang diperoleh sesuai dengan keberadaaan nitrogen sebagai unsur pembentuk klorofil. Pengaruh ketersediaan pupuk magnesium dan nitrogen dapat diuraikan sebagai berikut: Produksi tanaman adalah proses unik yang sangat tergantung pada kehadiran klorofil dalam kloroplas. Klorofil adalah pigmen yang memberikan Universitas Sumatera Utara tanaman karakteristik warna hijau , berperan dalam proses fisiologi, produktifitas dan nilai ekonomis dari tanaman hijau termasuk Elaeis guineensis Jacq. Kuantitas dari klorofil dalam setiap unit area sebuah indikasi dari kemampuan fotosintesis dan produktifitas tanaman. Oleh karena itu, jumlah klorofil dalam jaringan daun dipengaruhi oleh ketersediaan nutrien Onwurah, INE, 2010. Walaupun magnesium tidak menunjukkan pengaruh yang signifikan tetapi dari grafik dapat dilihat aplikasi magnesium yang optimum Konsentrasi sedang menghasilkan jumlah klorofil tertinggi. Pengaruh aplikasi nitrogen dan magnesium dapat dilihat dari struktur klorofil sebagai berikut: Gambar 4.5.1 Struktur Klorofil Di samping aplikasi pupuk nitrogen dan magnesium, cahaya juga mempengaruhi jumlah klorofil pada daun kelapa sawit. Fotosintesis memerlukan energi sinar matahari dan kapasitas klorofil dalam menyerap sinar matahari memegang peranan penting. Di pusat reaksi, klorofil menyerap cahaya pada 675 nm dan quantum pada panjang gelombang ini adalah 1,84 elektron volts. Hal ini menjelaskan bahwa reduksi kandungan klorofil secara proporsional mempengaruhi kuantitas Universitas Sumatera Utara dan kualitas material produk yang dihasilkan oleh tanaman hijau seperti kelapa sawit. Onwurah, INE, 2010. Pada cahaya yang kuat , photon melimpah, konsisten dengan kapasitas substansial untuk proses energi pada daun ratio klorofil ab tinggi. Pada cahaya yang kurang, ratio klorofil ab lebih rendah dibandingkan pada cahaya yang kuat. Cha um et al, 2010. Gambar 4.5.2 Morfologi kelapa sawit dengan klorofil tinggi

4.6 Pengaruh Aplikasi Nitrogen dan Magnesium Terhadap Kerapatan Stomata nmm

Dokumen yang terkait

Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.)pada Berbagai Perbandingan Media Tanam Sludge dan Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) di Pre Nursery

4 102 53

Respons Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Terhadap Pemberian Kompos Sampah Pasar dan Pupuk NPKMg (15:15:6:4) di Pre Nursery

6 79 69

Pengaruh Pemberian Limbah Kalapa sawit (Sludge) dan Pupuk Majemuk NPK Terhadap Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit (Elaeis guinsensis Jacq) di Pembibitan Awal

0 25 95

Respon Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit (Elaeis guineensis jacq) Terhadap Pupuk Cair Super Bionik Pada Berbagai Jenis Media Tanam di Pembibitan Utama

0 30 78

Respon Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit Terhadap Pupuk Zeorea Pada Berbagai Jenis Media Tanam Di Main Nursery

6 38 97

Respon Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit Terhadap Pemberian Pupuk Mutiara 15-15-15 dan Dolomit Pada Media Tanah Gambut Di Pembibitan Utama

0 47 83

Respons Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Pada Konsentrasi dan Interval Pemberian Pupuk Daun Gandasil D Pada Tanah Salin Yang Diameliorasi Dengan Pupuk Kandang

1 28 184

Respon Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq) di Main Nursery Terhadap Komposisi Media Tanam dan Pemberian Pupuk Posfat

6 92 114

Ketahanan Papan Komposit Dari Limbah Batang Kelapa Sawit (Elaeis guinensis Jacq) dan Plastik Polipropilena Terhadap Cuaca

1 54 74

Pertumbuhan Mucuna Bracteata L. Dan Kadar Hara Kelapa Sawit (Elais guinensis Jacq.) Dengan Pemberian Pupuk Hayati

3 63 66