Analisis tanah Analisis jaringan daun

1. Hasil Analisa tanah 2. Hasil Analisa Daun 3. Gejala defisiensi hara dan kondisi di lapangan 4. Produktifitas kelapa sawit 5. Kondisi iklim Sugiyono et al, 2005

2.4 Diagnosis Kebutuhan Pupuk

Diagnosis kebutuhan pupuk dilakukan untuk mengetahui jumlah pupuk yang harus diaplikasikan. Kemampuan tanah dalam menyediakan hara mempunyai perbedaan sangat berbeda tergantung pada jumlah hara yang tersedia, adanya proses fiksasi dan mobilisasi, serta kemudahan hara tersedia secara kimia untuk mencapai zona perakaran tanaman Pahan , 2011

2.4.1 Diagnosis secara visual

Diagnosis secara visual dilakukan dengan pengamatan langsung dengan memperhatikan: a. Perbandingan warna hijau daun dengan warna hijau yang baku hijau-gelap b. Adanya tanda dan gejala symptom defisiensi hara c. Membandingkan pertumbuhan tanaman dengan plot tanaman yang tidak mendapat pemupukan tehnik window. Warna daun yang hijau-gelap merupakan ciri keadaan hara tanaman yang baik. Cara paling mudah untuk melihat tanda dan gejala defisiensi adalah dengan membandingkan daun dengan foto tanaman yang mengalami defisiensi Pahan, 2011.

2.4.2 Diagnosis Secara Kimia

Diagnosis secara kimia dilakukan dengan melakukan analisis tanah dan analisis jaringan. Diagnosis secara kimia lebih presisi dan ilmiah jika dibandingkan dengan diagnosis secara visual.

2.4.2.1 Analisis tanah

Sebagian besar areal tanaman kelapa sawit di Indonesia dikembangkan di tanah mineral yang terdiri atas berbagai jenis tanah. Setiap jenis tanah mempunyai Universitas Sumatera Utara tingkat kesuburan yang berbeda baik fisik maupun kimia, yang merupakan faktor penting dalam menentukan produktivitas kelapa sawit Sukarji et al., 2000. Analisis tanah mempunyai peranan yang sangat penting untuk menentukan jenis dan dosis pupuk. Berdasarkan analisis tanah tersebut dapat diketahui sifat kimia yang menjadi faktor pembatas bagi pertumbuhan tanaman kelapa sawit. Perbaikan kesuburan tanah atau status tanah ke tingkat cukup dan berimbang, serta bebas dari unsur yang bersifat racun seperti Al akan memberikan peluang tercapainya produksi kelapa sawit yang tinggi Sugiyono et al, 2005

2.4.2.2 Analisis jaringan daun

Kandungan hara di dalam jaringan tanaman memberikan informasi tentang status hara tanaman. Dengan melihat status hara tersebut diperoleh gambaran jumlah pupuk yang harus ditambahkan di masa yang akan datang umumnya dalam periode 1 tahun.Umumnya, dibuat berdasarkan pada kandungan hara di dalam daun dan membandingkannya dengan konsentrasi hara yang kritis nilai kritis atau dengan metode yang lebih canggih, misalnya dengan mempertimbangkan kandungan hara yang aktif mobil seperti pada unsur Ca dan Fe. Selain itu, dapat juga digunakan rasio hara kompleks dan hara sederhana.Pada nilai kritis kandungan hara, biasanya tingkat produksi yang diharapkan berkisar 80- 100 dari potensi produksi yang sebenarnya. Analisis daun dapat memberikan informasi tentang ketidakseimbangan hara Pahan, 2011. Analisis daun sangat tepat dilaksanakan pada tanaman kelapa sawit karena tanaman kelapa sawit memproduksi daun dan tandan sepanjang tahun secara teratur sehingga memudahkan tim pengambil daun untuk pengumpulan daun pada umur fisiologis tertentu IOPRI,1997. Menurut penelitian sebelumnya, pemberian pupuk K cenderung menurunkan kadar Mg di dalam daun, namun secara statistik tidak berbeda nyata. Kadar hara Mg daun kelapa sawit pada tanah gambut tergolong tinggi berkisar 0,49-0,53 Mg, sedangkan kadar hara Mg daun pada tanah mineral hanya sekitar 0,25 Mg Sugiyono et al., 1999 Universitas Sumatera Utara

2.5 Sistem Pengambilan Contoh Daun

Dokumen yang terkait

Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.)pada Berbagai Perbandingan Media Tanam Sludge dan Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) di Pre Nursery

4 102 53

Respons Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Terhadap Pemberian Kompos Sampah Pasar dan Pupuk NPKMg (15:15:6:4) di Pre Nursery

6 79 69

Pengaruh Pemberian Limbah Kalapa sawit (Sludge) dan Pupuk Majemuk NPK Terhadap Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit (Elaeis guinsensis Jacq) di Pembibitan Awal

0 25 95

Respon Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit (Elaeis guineensis jacq) Terhadap Pupuk Cair Super Bionik Pada Berbagai Jenis Media Tanam di Pembibitan Utama

0 30 78

Respon Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit Terhadap Pupuk Zeorea Pada Berbagai Jenis Media Tanam Di Main Nursery

6 38 97

Respon Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit Terhadap Pemberian Pupuk Mutiara 15-15-15 dan Dolomit Pada Media Tanah Gambut Di Pembibitan Utama

0 47 83

Respons Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Pada Konsentrasi dan Interval Pemberian Pupuk Daun Gandasil D Pada Tanah Salin Yang Diameliorasi Dengan Pupuk Kandang

1 28 184

Respon Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq) di Main Nursery Terhadap Komposisi Media Tanam dan Pemberian Pupuk Posfat

6 92 114

Ketahanan Papan Komposit Dari Limbah Batang Kelapa Sawit (Elaeis guinensis Jacq) dan Plastik Polipropilena Terhadap Cuaca

1 54 74

Pertumbuhan Mucuna Bracteata L. Dan Kadar Hara Kelapa Sawit (Elais guinensis Jacq.) Dengan Pemberian Pupuk Hayati

3 63 66