Faktor Penghambat Dalam Implementasi Kebijakan Pendidikan Keaksaraan Dasar

fasilitas tempat pembelajaran, selain itu ada juga dukungan dari lembaga-lembaga sekitar, hal ini sesuai dengan pengamatan peneliti di lapangan, salah satu tempat pembelajaran di PKBM Persada yaitu Griya Baca Widuri Pandan mendapatkan sumbangan berupa bantuan buku bacaan dari LSM Jogja Menyala.

3. Faktor Penghambat Dalam Implementasi Kebijakan Pendidikan Keaksaraan Dasar

Dalam pengimplementasian suatu program tentu terdapat faktor yang menghambat keberhasilan program tersebut. Faktor yang sering menjadi penghambat dalam implementasi kebijakan pendidikan keaksaraan dasar adalah kurangnya sarana dan prasarana dan waktu pelaksanaan pembelajaran yang cenderung bertabrakan dengan pekerjaan warga belajar sehari-hari. Hal ini disampaikan oleh ibu PK yang merupakan tutor keaksaraan dasar dalam wawancara sebagai berikut: “penghambat pertama adalah warga belajar memiliki kesibukan lain seperti bekerja untuk mata pencaharian mereka sehingga program cenderung selasai tidak tepat waktu, selain itu juga jika ada acara atau kegiatan di sekitar tempat pelaksanaan KBM seperti ada hajatan dan acara-acara lainnya. Penghambat lainnya kurangnya sarana seperti meja untuk menulis bagi warga belajar karena kami disini melakukan pembelajaran dengan melantai, kurangnya perangkat untuk pelatihan keterampilan PK, 5 februari 2017. Hal ini juga disampaikan oleh SZ yang juga merupakan tutor keaksaraan dasar dalam wawancara sebagai berikut: “yang menjadi penghambat disini adalah kurangnya meja belajar untuk warga belajar, rak buku yang belum bisa menampung jumlah buku yang ada, dan pembagian waktu belajar dan waktu yang dimiliki oleh masyarakat cenderung bertabrakan karena warga belajar juga memiliki kesibukan lain seperti pekerjaan dan urusan rumah tangga dari warga belajar” SZ, 10 februari 2017. Hal ini berkenaan dengan hasil observasi pada tanggal 18 Desember 2016, dimana warga belajar dalam pembelajaran keaksaraan dasar tidak menggunakan meja sehingga harus melantai, tidak adanya meja untuk menulis menyebabkan warga belajar menjadi kesulitan dalam menulis untuk mengikuti pembelajaran. Pernyataan ibu FR yang merupakan ketua dari PKBM Persada mengenai penghambat dalam pembelajaran pendidikan keaksaraan dasar adalah sebagai berikut: “kehadiran masyarakat yang sering tertunda karena adanya kesibukan lain seperti pekerjaan dan kegiatan-kegiatan lain di desa setempat, sehingga program keaksaraan dasar terlaksana dan selesai tidak tepat waktu” FR, 14 februari 2017. Dari hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa yang menjadi penghambat dalam implementasi kebijakan pendidikan keaksaraan dasar antara lain, kurangnya sarana dan prasarana seperti gedung untuk pembelajaran keaksaraan dasar karena PKBM Persada masih meminjam rumah warga setempat sebagai tempat pembelajaran keaksaraan dasar, selain itu dari segi sarana, tidak adanya fasilitas seperti meja belajar untuk warga belajar sehingga warga belajar yang mengikuti pembelajaran keaksaraan dasar harus melantai saat KBM dilaksanakan, kurangnya bahan ajar untuk pelatihan keterampilan, dan rak buku yang masih belum dapat menampung jumlah buku yang ada. Kemudian penghambat lainnya adalah waktu dari masyarakat yang mengikuti program keaksaraan dasar, sering bertabrakan dengan kesibukan mereka seperti pekerjaan dan urusan rumah tangga daripada warga didik, karena masyarakat yang mengikuti program keaksaraan dasar rata-rata adalah orang yang sudah dewasa dan sudah berkeluarga. Sehingga program keaksaraan dasar terlaksana dan selesainya tidak sesuai dengan waktu yang sudah ditentukan.

C. Pembahasan 1. Implementasi Kebijakan Pendidikan Keaksaraan Dasar di