30
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
2.5 Tata Kelola
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah memiliki konsekuensi dalam pengelolaan dan penyelenggaraan pendidikan
vokasi karena pengelolaan Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus, Pendidikan Menengah SMA dan SMK dilakukan oleh Pemerintah Provinsi.
Pengelolaan pendidikan anak usia dini, Pendidikan Dasar SD dan SMP dan Pendidikan Masyarakat kursus dan pelatihan dilakukan oleh Pemerintah
KabupatenKota.
Provinsi perlu mempersiapkan diri untuk menerima tanggung jawab pengelolaan SMK dari KabupatenKota, mulai dari aspek perencanaan,
pendanaan, pembinaan, dan evaluasinya. Perpindahan kewenangan Lembaga Kursus dan Pelatihan ke Pemda KabupatenKota juga membutuhkan waktu
penyesuaian. Pemda KabupatenKota harus mulai mendata lembaga kursus dan pelatihan yang ada di wilayahnya dan juga menyiapkan perencanaan,
penganggaran, pembinaan, serta evaluasi pendidikan nonformal bagi lembaga kursus dan pelatihan.
Untuk itu, perlu disusun sistem dan aturan terkait dengan pengelolaan pendidikan vokasi pada jalur pendidikan formal maupun pada jalur pendidikan
nonformal. Pemerintah Provinsi juga harus siap dalam menghadapi perpindahan pengelolaan ini sehingga tidak berpengaruh pada kualitas
belajar-mengajar. Adaptasi perpindahan pengelolaan lembaga pendidikan ini hendaknya juga diikutidengan komitmen peningkatan mutu oleh Pemda
terhadap pengelolaan satuan pendidikan di wilayahnya.
Regulasi juga bisa menjadi tantangan dalam penyelenggaraan pendidikan vokasi. Misalnya dalam penyelenggaraan pendidikan, tidak ada standar
magang yang jelas dalam penyelenggaraan pendidikan di Lembaga Kursus dan Pelatihan dan juga SMALB. Terlihat bahwa tidak ada standardisasi dalam
pendidikan vokasi. Padahal, peserta didik di SMALB dan Lembaga Kursus dan Pelatihan juga membutuhkan magang untuk bisa merasakan praktik kerja
secara langsung di Dunia Usaha dan Dunia Industri DUDI. Hal ini juga sangat berguna untuk pengembangan karakter peserta didik untuk siap masuk DUDI.
Untuk menjamin mutu pelaksanaan magang, diperlukan aturan tentang hal ini untuk menguatkan sistem dan mekanisme yang tepat dalam
mengelola pembelajaran dengan praktik nyata di DUDI. Regulasi hendaknya bersifat teknis melalui peraturan menteri agar 8 delapan Standar Nasional
Pendidikan dapat dicapai dalam pendidikan vokasi. Penetapan kompetensi
31
Revitalisasi Pendidikan Vokasi
II. Sekilas Penyelenggaraan Pendidikan Vokasi