33
Revitalisasi Pendidikan Vokasi
III. Revitalisasi Pendidikan Vokasi
3.1 Pentingnya Revitalisasi Pendidikan Vokasi
Dalam kaitan dengan eisiensi eksternal, peran dan fungsi pendidikan vokasi harus memiliki dampak dan pengaruh terhadap peningkatan kualitas
hidup dan produktivitas kehidupan masyarakat di berbagai bidang kehidupan. Lembaga pendidikan, baik formal, nonformal, dan informal, dituntut mampu
menyiapkan sumber daya manusia yang kompeten, berkarakter, dan profesional untuk memberikan daya dorong dan daya dukung terhadap
kegiatan pembangunan di berbagai sektor usaha dan industri.
Secara pragmatis, pendidikan vokasi harus mampu menyiapkan lulusan yang siap bekerja secara profesional danatau mampu berwirausaha untuk
menggerakkan pembangunan bangsa menuju masyarakat yang adil, makmur, dan sejahtera. Lulusan berbagai lembaga pendidikan akan menjadi angkatan
kerja yang siap memasuki pasar tenaga kerja untuk mendukung proses pembangunan dan sekaligus memenuhi kebutuhan hidup dan kehidupannya.
Ada 6 enam urgensi dilakukan revitalisasi pendidikan vokasi, yaitu sebagai berikut.
1. Amanah Nawacita dan SDGs 2030
Nawacita 6 menyatakan bahwa “..kami akan membangun sejumlah Science dan Techno Park di daerah-daerah, politeknik dan SMK-SMK dengan prasarana
dan sarana dengan teknologi terkini…”
Sementara itu, Sustainable Development Goals 2030 menyatakan bahwa “By 2030, substantially increase the number of youth and adults who have relevant
skills, including technical and vocational skills, for employment, decent jobs and entrepreneurship…”
pada 2030 terjadi peningkatan pemuda dan orang dewasa yang memiliki keterampilan relevan termasuk keterampilan vokasi
dan teknikal untuk bekerja dan berwirausaha
2. Pemenuhan 58 Juta Tenaga Kerja Terampil Sampai 2030
Ekonomi Indonesia dengan peluang bisnisnya yang besar membutuhkan tenaga kerja dengan keterampilan dan sikap kerja yang tepat. Perekonomian
bab iii
revitalisasi pendidikan vokasi
34
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Indonesia memiliki potensi yang sangat besar dengan kondisi yang relatif stabil. Pada tahun 2030, Indonesia berpotensi untuk menjadi negara ke-7
dengan tingkat ekonomi terbesar di dunia. Ini merupakan loncatan yang signiikan dari posisinya di peringkat ke-16 pada tahun 2012. Dalam jangka
waktu 15 tahun ke depan, akan terjadi lonjakan kebutuhan tenaga kerja dari 55 juta pada saat ini menjadi 113 juta pada tahun 2030. Peluang
bisnis sebesar 1.8 triliun US Dollar—antara lain di bidang jasa, pertanian, dan perikanan—juga diproyeksikan akan tercipta McKinsey, 2012. Oleh
sebab itu, tersedianya sumberdaya manusia tenaga kerja dalam jumlah memadai dan dengan keterampilan yang tepat bisa membuat Indonesia
menjadi tempat yang menarik bagi investasi yang bisa menggerakkan pembangunan lihat juga Gambar. 3,1
Gambar 3.1 Proyeksi Ekonomi Indonesia pada 2030
3. Persaingan di Tingkat Regional dan Global
Dalam lingkup regional adanya kesepakatan Masyarakat Ekonomi ASEAN ASEAN Economic Community memberikan kemungkinan adanya lapangan
kerja terbuka sampai tahun 2025, yaitu sebesar 14 juta lapangan kerja.
Selain itu, terdapat 20 jenis kompetensi yang dapat dimasuki para lulusan pendidikan vokasi. Kedua puluh kompetensi yang dimaksud adalah
pariwisata, manufakturmekatronikaelektro,
pertanianperikanan perkebunan, konstruksi, bisnis dan perdagangan, industri kreatif, food
and beverage , otomotif, welding, kimia industri, akuntansi, kewirausahaan,
buildingcomplex engineering, entertainment, sound and lighting engineering ,
35
Revitalisasi Pendidikan Vokasi