Konsep Belajar dan Pembelajaran

13 pembelajaran musik. Angklung merupakan salah satu alat musik yang termasuk dalam musik kesenian khas daerah.

4. Angklung

Angklung merupakan alat musik yang terbuat dari bambu yang berasal dari Jawa Barat. Menurut Ubun 1994 secara etimologi angklung berasal dari kata ‘angka’ nada dan ‘lung’ patahhilang. Oleh karena itu bunyi atau nada yang dihasilkan angklung terdengar patah-patah. Angklung termasuk dalam kategori idiophone. Menurut Sach, Mahillon dan Horbostel dalam Banoe 2006: 61 “idiophone adalah jenis alat musik yang sumber bunyinya berasal dari sentuhan atas badan alat musik itu sendiri.” Pada awalnya angklung menghasilkan nada pentatonik slendro, namun pada perkembangannya Daeng Soetigna seorang guru di Kuningan Jawa Barat berhasil mengembangkan angklung dari skala nada pentatonik slendro ke skala nada diatonik kromatik pada tahun 1938, Wiramihardja: 2010. Menurut Wiramihardja 2010: 10-11 Daeng menilai bahwa angklung sangatlah tepat dijadikan sebagai alat pendidikan, kesimpulan tersebut diambil berdasarkan beberapa pertimbangan, antara lain : a Pertama, ditinjau dari segi harga, angklung terbilang “murah” sehingga tidak akan trlalu menjadi beban, bila sekolah berminat memilikinya. Lain halnya dengan alat musik diatonic lain sepert gitar, biola apalagi piano yang pada waktu itu tahun 30-an merupakan produk impian yang sudah pasti harganya pun diatas harga alat musik angklung. Dengan demikian hanya sekolah-sekolah tertentu saja yang memilikinya. b Kedua, alat musik angklung dapat dimainkan dengan mudah oleh setiap anak pemain, dalam artian tidak memerlukan manipulasi tangan dan jari yang sulit fingering, berbeda dengan alat musik lainnya, cukup dengan memegang dan menggoyangkannya maka angklung akan 14 berbunyi. Deng demikian angklung dapat dimainkan oleh anak mulai dari usia 5 tahun dan orang yang usianya 80 tahun c Ketiga, musik ini dapat dimainkan secara massal sehingga anak-anak di dalam kelas dapat ikut berperan serta, tidak ada pembatasan jumlah pemain sepanjang alatnya tersedia yang penting adalah pengaturan dan pengorganisasiannya. d Keempat, di dalam permainan musik angklung ini pun terkandung unsur mendidik antara lain : disiplin, tanggung jawab, kerja sama gorong royong, tahu tugas dan kewajiban, solidarits, demokrasi, konsentrasi, dan etos kerja. e Kelima adalah menarik karena ternyata musik angklung ini tlah berhasil menarik minat dan rasa kagum tidak hanya anak-anak, tetapi juga orang dewasa, karena dari alat musik yang sederhana dapat memainkan lagu- lagu. Dari keterangan di atas oleh Pak Daeng ke “5 lima M” tersebut dijadikan Motto Angklung Padaeng, yaitu: Mudah, Murah, Massal, Mendidik, Menarik. Angklung Padaeng adalah angklung yang dikembangkan oleh Daeng Soetigna, agar mudah dikenali maka disebut angklung Padaeng yang berasal dari kata ‘pak’ dan ‘daeng’. Angklung Padaeng terdiri atas dua kelompok besar yaitu angklung melodi dan angklung pengiring Wiramihardja: 2010. Berikut adalah penjelasannya: a Angklung Melodi, angklung ini memiliki dua atau tiga tabung yang menghasilkan nada yang berbeda, nada-nada tersebut antara satu dengan yang lain memiliki interval satu oktaf. Gambar 1. Angklung Melodi dokumen Thomas, 2015