Data Skor Pre-test Deskripsi Data

47 Data post-test dari kedua rater tersebut dicari rata-rata skor total antara rater 1 dan rater 2. Rata-rata skor total post-test ini kemudian dibandingkan dengan rata-rata skor total pre-test sebelum treatment diberikan. Berikut adalah tabel rata-rata skor total post-test populasi siswa setelah dilakukan treatment. Tabel 9. Rata-rata skor total post-test setelah treatment Dari data post-test setelah proses treatment tersebut dapat diketahui bahwa peningkatan jumlah skor sudah terlihat. Hanya terdapat satu siswa yang memperoleh skor total 13 dan yang lain sudah melebihi angka 13. Dari data tabel tersebut juga dapat dihitung perolehan distribusi frekuensi, predikat nilai dan statistik deskripsi sebagai berikut. Tabel 10. Distribusi Frekuensi Rata-rata skor total post-test setelah treatment Tabel 11. Statistik Deskripsi rata-rata skor total post-test setelah treatment 48 Tabel 12. Kategori nilai rata-rata skor total post-test setelah treatment Tabel tersebut menunjukkan adanya peningkatan nilai siswa yang semula 4 siswa memiliki nilai dengan predikat cukup menjadi baik. Keseluruhan populasi siswa berkebutuhan khusus memiliki nilai dengan predikat baik, tidak ada siswa yang memiliki nilai dengan predikat sangat kurang, kurang, ataupun cukup. Walaupun masih belum ada siswa yang memiliki nilai dengan predikat sangat baik namun tabel tersebut telah menunjukkan adanya peningkatan nilai pembelajaran musik angklung. Penghitungan distribusi frekuensi data dan statistik deskripsi dari data diperoleh dari hasil olahan data menggunakan SPSS 16.0 for windows. Dari penghitungan tersebut dapat diketahui bahwa skor populasi mengalami peningkatan setelah dilaksanakan treatment terhadap populasi jika dibandingkan dengan skor populasi saat sebelum dilakukan treatment. Hal ini ditunjukkan dengan peningkatan rata-rata skor mean yang semula 12,6 pada pre-test menjadi 15,1818 pada post-test lihat tabel 19. Skor tengah median yang diperoleh sebesar 15, skor yang sering muncul modusmode sebesar 16, skor terendah min sebesar 13, skor tertinggi max sebesar 16, dan standar deviasi sebesar 0,98165. Jumlah skor sum meningkat yaitu sebesar 167 jika dibandingkan dengan sebelumnya yaitu 141. 49

2. Normalitas

Langkah ini bertujuan untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak. Proses pengujian kali ini menggunakan bantuan aplikasi SPSS 16.0 for windows . Data dapat dikatakan berdistribusi normal dengan ketentuan jika nilai signifikansi p 0,05, sedangkan data dikatakan tidak berdistribusi normal bila nilai signifikansi p 0,05. Berikut adalah tabel hasil penghitungan normalitas. Tabel 13. Hasil Tes Normalitas Berdasarkan tabel tersebut diketahui bahwa skor populasi sebelum treatment memiliki nilai signifikansi p 0,05 yaitu sebesar 0,200 pada kolom Kolmogorov-Smirnov a dan sebesar 0,498 pada kolom Shapiro-Wilk. Sedangkan skor populasi setelah treatment memiliki nilai signifikansi p 0,05 yaitu sebesar 0,059 pada kolom Kolmogorov-Smirnov a dan sebesar 0,110 pada kolom Shapiro- Wilk. Keduanya memiliki nilai signifikansi lebih dari 0,05. Berdasarkan output hasil olahan data tersebut dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal.

3. Homogenitas

Uji Homogenitas digunakan untuk mengetahui sama atau tidaknya varian dari kedua data. Dalam penelitian ini menggunakan uji homogenitas berdasarkan teori Lavene’s test, ketentuan data bersifat homogen adalah jika nilai signifikansi