36
2. Validitas Instrumen
Arikunto 2002: 211 memiliki pendapat bahwa “sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat
mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat.” Untuk menguji validitas dalam penelitian ini digunakan validitas isi content validity dan validitas
konstruksi construct validity. Penelitian ini menggunakan validitas konstruksi. Validitas Konstruksi construct validity merupakan validitas yang
mempertanyakan apakah butir-butir pertanyaan dalam instrumen itu telah sesuai dengan konsep keilmuan yang bersangkutan Nurgiantoro: 2004. Pengujian
validitas konstruksi terhadap instrumen penelitian ini dilakukan terhadap responden diluar sampel penelitian. Oleh sebab itu peneliti mengambil sampel
siswa kelas IV SD Negeri Bulakan 1 untuk dijadikan responden dalam pengujian instrumen tersebut. Dari 34 siswa di kelas IV terdapat 2 siswa yang tidak hadir
pada pengujian instrumen tersebut. Pengujian instrumen ini menggunakan 2 rater atau dua orang penilai dalam proses penilaian terhadap siswa. Menurut Arikunto
2010 Perhitungan konsistensi antara kedua rater dilakukan dengan rumus cohen-kappa
sebagai berikut,
Keterangan: KK = Koefisien kesepakatan pengamatan
P
o
= Proporsi Frekuensi kesepakatan P
e
= Kemungkinan sepakat
37
3. Reliabilitas Instrumen
“Reliabilitas adalah untuk mengetahui sejauh mana hasil pengukuran tetap konsisten, apabila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang
sama dengan menggunakan alat pengukur yang sama pula” Siregar, 2012: 173. Adapun penghitungan reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan rumus
Alpha-Cronbach sebagaimana terlihat pada rumus berikut Nurgiantoro, 2004:
350,
Keterangan r :
koefisien reliabilitas
k : jumlah butir pertanyaan soal
i
2
: varian butir pertanyaan soal
2
: varian skor tes
E. WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN
Penelitian ini akan dilaksanakan di SD Negeri Bulakan 1 Sukoharjo yang beralamat di Tegal Sari Rt.01 Rw.01, Bulakan, Sukoharjo. Kelas yang akan
digunakan adalah kelas kebutuhan khusus. Waktu penelitian berkisar pada bulan Februari hingga Maret 2016.
F. PROSEDUR PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Bulakan 1 dengan prosedur sebagai berikut,
1. Tahap Pra Eksperimen
Pada tahap ini peneliti melangsungkan kegiatan pembelajaran musik angklung kepada siswa kelas Inklusi dengan waktu yang telah ditentukan untuk
38
melatih siswa memainkan angklung selama bersama-sama. Proses latihan dilakukan tanpa menggunakan media colour signing atau yang dalam eksperimen
ini berfungsi sebagai treatment. Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengetahui keterampilan bermusik angklung siswa sebelum diberikan treatment apakah
berbeda secara signifikan atau tidak. Materi yang digunakan dalam pelatihan awal ini adalah materi yang sama yang nantinya digunakan dalam pre-test dan post-test
yaitu lagu “Ibu Kita Kartini”.
2. Tahap Eksperimen
Tahap ini adalah langkah utama dalam penelitian yang dilakukan. Pada tahap ini peneliti melakukan test awal yaitu pre-test. Pre-test dilakukan dengan
cara memberikan tes keterampilan bermain angklung setelah dilatih tanpa menggunakan media colour signing. Setelah diperoleh nilai pre-test kemudian
peneliti memberikan treatment kepada siswa dengan memberikan latihan kepada siswa namun dibantu dengan menggunakan media colour signing selama waktu
yang telah ditentukan. Kegiatan ini melibatkan media pembelajaran, guru, peserta didik, dan peneliti. Peneliti sebagai pelaku manipulasi dibantu oleh guru dalam
proses pembelajaran serta menggunakan materi yang sama yaitu lagu ‘Ibu Kita Kartini’.
3. Tahap Akhir Eksperimen
Pada tahap ini peneliti melakukan tes akhir post-test untuk mengetahui perbedaan hasil belajar memainkan alat musik angklung terhadap materi lagu “Ibu
Kita Kartini” antara sebelum menggunakan media colour signing dan sesudah menggunakan media colour signing.
39
G. TEKNIK ANALISIS DATA
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji-t t- test
. Uji-t memiliki beberapa tipe, dan yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji-t sampel berpasangan paired t-test. Berikut adalah pengertian sampel
berpasangan menurut Sarwono 2015: 143, Sampel berpasangan mempunyai arti bahwa kita menggunakan sampel
yang sama, tetapi pengujian dilakukan terhadap sampel tersebut dua kali dalam waktu yang berbeda atau dengan menggunakan interval waktu
tertentu. Pengujian dilakukan dengan memberi suatu perlakuan khusus treatment terhadap sampel tersebut. Pengujian pertama dilakukan
sebelum ada perlakuan dan pengujian kedua dilakukan setelah terjadi pemberian perlakuan terhadap sampel tersebut.
Kegunaan utama uji-t sampel berpasangan paired t-test adalah untuk membandingkan rata-rata dua variabel dalam satu kelompok. Syarat uji-t sampel
berpasangan adalah data diambil dari satu sampel, pengujian dilakukan dua kali dalam rentan waktu yang berbeda menggunakan interval waktu tertentu, dan data
harus berdistribusi normal Sarwono: 2015.
H. UJI HIPOTESIS
Uji hipotesis pada penelitian ini dilakukan dengan uji beda atau uji-t t- test
. Uji-t yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji-t sampel berpasangan paired t-test dengan rumus sebagai berikut,