Aksioma dan Teorema Kedudukan Titik, Garis dan Bidang

31 matematika. Berpikir kritis dalam matematika merupakan kemampuan berpikir kritis dalam menyelesaikan masalah matematika. Berdasar pada definisi-definisi berpikir kritis yang dikemukakan para ahli dan sesuai dengan pendapat Watson Glaser dalam Rohayati, 2005, dalam penelitian ini dikembangkan indikator berpikir kritis matematis yang diklasifikasikan atas lima komponen berpikir kritis, yaitu kemampuan inferensi, kemampuan dalam pengenalan asumsi, kemampuan dalam deduksi, kemampuan interpretasi, kemampuan evaluasi argumen.

2.1.5 Tinjauan Tentang Materi Dimensi Tiga

Dimensi Tiga adalah salah satu cabang matematika yang mempelajari hal–hal yang berhubungan dengan ruang Sembiring, 2002: 103.

2.1.5.1 Aksioma dan Teorema

Beberapa aksioma yang berkaitan dengan garis dan bidang: Aksioma 1 Aksioma 2 Aksioma 3 Berdasarkan aksioma-aksioma di atas, selanjutnya dapat diturunkan teorema-teorema untuk menentukan sebuah bidang. Melalui dua buah titik yang berbeda hanya dapat ditentukan sebuah garis. Jika sebuah garis dan sebuah bidang mempunyai dua titik persekutuan, maka garis itu terletak pada bidang. Melalui setiap tiga buah titik yang tidak segaris dapat dibuat sekurang- kurangnya satu bidang. 32 Teorema 1 Bukti: Misal titik A, B, dan C yang tidak segaris. Menurut aksioma 3, melalui titik A, B, dan C dapat dibuat sebuah bidang V. Jadi, sebuah bidang dapat dibuat oleh tiga buah titik sebarang yang tidak segaris. Teorema 2 Bukti: misal sebuah garis g dan titik A tidak terltak pada g. Menurut aksioma 1, garis g dapat dihasilkan dari dua buah titik yang berbeda, misal titik K dan titik L. Jelas diperoleh tiga buah titik yang tak segaris. Jadi menurut aksioma 3, melalui titik A, K, dan L dapat ditentukan sebuah bidang V. Jadi, sebuah bidang dapat bangun oleh sebuah garis dan titik yang tidak terletak pada garis tersebut. Teorema 3 Bukti : Misalkan titik potong antara garis g dan l adalah T. Akan dibuktikan melalui garis g dan l dapat dibuat sebuah bidang V. Ambil sebarang titik A pada g dan titik B pada l. Menurut teorema 1, melalui titik T, A, dan B dapat dibuat sebuah bidang V. Melalui tiga buah titik yang tidak terletak pada satu garis, hanya dapat dibuat satu bidang. Melalui suatu garis dan suatu titik yang tidak terletak pada garis itu, hanya dapat dibuat satu bidang. Melalui dua buah garis berpotongan hanya dapat dibuat satu bidang. 33 Jika T pada g dan V, A pada g dan V, maka g pada V aksioma 2. Jika T pada l dan V, B pada l dan V, maka l pada V aksioma 2. Karena g pada V, l pada V dan g dan l berpotongan, maka melalui garis g dan l dapat dibuat sebuah bidang V. Jadi, sebuah bidang dapat dibangun oleh dua buah garis yang berpotongan.

2.1.5.2 Kedudukan Titik, Garis dan Bidang

2.1.5.2.1 Kedudukan Titik Kemungkinan kedudukan titik terhadap garis adalah terletak pada garis atau tidak terletak pada garis. Perhatikan gambar 1 dan 2 berikut: Kemungkinan kedudukan titik terhadap bidang adalah terletak pada atau tidak terletak pada bidang. Perhatikan gambar 3 dan 4 berikut: Gambar 1: A terletak pada l Gambar 2: A tidak terletak pada l l A Gambar 3: A terletak pada V V l A Gambar 4: A tidak terletak pada V l V P A A l 34 Contoh: Pada gambar 5 di samping mewakili kubus ABCD.EFGH, terlihat bahwa titik A terletak pada bidang ABCD, sedangkan titik E tidak terletak pada bidang ABCD. Sembiring, 2002: 109-110. 2.1.5.2.2 Kedudukan Garis Kemungkinan kedudukan garis terhadap garis adalah berimpit, berpotongan, sejajar, atau bersilangan. Perhatikan gambar 6, 7, 8, dan 9 berikut: l = g Gambar 7: l berimpit g l g T Gambar 8: l berpotongan g l g Gambar 9: l bersilangan g l g Gambar 6: l sejajar g Gambar 5: A terletak pada ABCD E tidak terletak pada ABCD A B C D E F G H 35 Contoh : Pada gambar 10 di samping mewakili kubus ABCD.EFGH, garis BD: 1 berimpit dengan garis BD. 2 berpotongan dengan garis AC. 3 sejajar dengan garis FH. 4 bersilangan dengan garis CG. Sembiring, 2002: 110-111. Kemungkinan kedudukan garis terhadap bidang adalah terletak pada, berpotongan menembus, atau sejajar. Perhatikan gambar 11, 12, dan 13 berikut: A B C D E F G H Gambar 10: BD berimpit BD BD berpotongan AC BD sejajar FH BD bersilangan CG Gambar 13: l menembus U l U Gambar 12: l sejajar U l U U l Gambar 11: l terletak pada U 36 Contoh : Pada gambar di samping mewakili kubus ABCD.EFGH, garis AB: 1 terletak pada bidang ABCD. 2 menembus bidang BCGF. 3 sejajar bidang CDHG. Sembiring, 2002: 111. 2.1.5.2.3 Kedudukan Bidang Kemungkinan kedudukan bidang terhadap bidang adalah berimpit, sejajar, atau berpotongan. Perhatikan gambar 15, 16, dan 17 berikut: U V Gambar 15: U sejajar V U = V Gambar 16: U berimpit V A B C D E F G H Gambar 14: AB pada ABCD AB sejajar CDHG AB menembus BCGF Gambar 17: U berpotongan V U V 37 Contoh : Pada gambar di samping mewakili kubus ABCD.EFGH, bidang ABCD: 1 Berimpit dengan bidang ABCD. 2 Sejajar dengan bidang EFGH. 3 Berpotongan dengan bidang BCGF. Sembiring, 2002: 111.

2.1.5.3 Jarak pada Bangun Ruang

Dokumen yang terkait

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS DI TRANS TV (Studi Pada Ibu Rumah Tangga RW 6 Kelurahan Lemah Putro Sidoarjo)

8 209 2

ANALISIS PROSPEKTIF SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PT MUSTIKA RATU Tbk

273 1263 22

PENERIMAAN ATLET SILAT TENTANG ADEGAN PENCAK SILAT INDONESIA PADA FILM THE RAID REDEMPTION (STUDI RESEPSI PADA IKATAN PENCAK SILAT INDONESIA MALANG)

43 322 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25