69
diujikan, semuanya mempunyai
XY
r
tabel
r sehingga tujuh butir soal tersebut
dinyatakan valid. Untuk contoh perhitungan selengkapnya terdapat pada lampiran 33 halaman 169.
3.5.3.3 Analisis Daya Pembeda
Analisis daya pembeda yang digunakan untuk mengetahui kemampuan soal tersebut dalam membedakan peserta didik yang pandai dengan peserta didik
yang kurang pandai. Menurut Arifin 1991:141, rumus yang digunakan untuk menghitung daya pembeda soal berbentuk uraian menggunakan rumus uji t
sebagai berikut:
⎟ ⎟
⎠ ⎞
⎜ ⎜
⎝ ⎛
− +
− =
∑ ∑
1
2 2
2 1
i i
n n
x x
ML MH
t
dimana: MH
= rata-rata kelompok atas, ML
= rata-rata kelompok bawah,
2 1
∑
x = jumlah kuadrat deviasi individual kelompok atas,
2 2
∑
x = jumlah kuadrat deviasi individual kelompok bawah,
i
n = 27 x N, dimana N adalah jumlah peserta tes,
Nilai t yang diperoleh dikonsultasikan dengan
tabel
t dengan dk = n1-
1+n2-1 dan α = 5, jika
tabel
t t
maka daya beda soal tersebut signifikan Arifin, 1991: 141.
70
Berdasarkan hasil uji coba dari 7 butir soal uraian, semuanya mempunyai
tabel
t t
sehingga ketujuh butir soal tersebut mempunyai daya pembeda yang signifikan. Untuk contoh perhitungan selengkapnya terdapat pada lampiran 34
halaman 171.
3.5.3.4 Tingkat Kesukaran Butir Soal
Jawaban hasil perhitungan butir soal bentuk essai secara teoritis tidak ada yang salah mutlak, sehingga derajat kebenaran jawaban tersebut akan
berperingkat sesuai dengan jawaban masing-masing peserta didik. Untuk mengetahui tingkat kesukaran butir soal uraian adalah dengan
menghitung berapa persen testi yang gagal menjawab benar atau ada di bawah batas lulus passing grade untuk tiap-tiap item. Untuk menginterprestasikan nilai
tingkat kesukaran itemnya dapat digunakan tolak ukur sebagai berikut: 1
jika jumlah testi yang gagal mencapai 27, termasuk mudah; 2
jika jumlah testi yang gagal antara 28 sampai dengan 72, termasuk sedang;
3 jika jumlah testi yang gagal 72 ke atas, termasuk sukar;
4 batas lulus ideal 63 untuk skala 0-100.
Oleh karena skor butir item bersifat tidak mutlak, maka ketentuan yang benar dan yang salah juga bersifat tidak mutlak. Ketidakmutlakan tersebut dapat
ditentukan oleh penyusun tes atau penguji sendiri Arifin, 1991: 135. Dari hasil analisis tingkat kesukaran item soal terdapat 3 item soal yang
kriteria mudah yaitu soal nomor 3, 6, dan 7. Soal dengan kriteria sedang yaitu soal
71
nomor 1 dan 2. Soal dengan kriteria sukar, yaitu soal nomor 4 dan 5. Untuk contoh perhitungan selengkapnya terdapat pada lampiran 35 halaman 173.
3.6 Metode Analisis Data